Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KEGAWATDARURATAN MATERNAL

NEONATAL DAN BASIC LIFE SUPPORT


BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

Dosen Pembimbing:
Fara Imelda Theresia Patty, M.Tr.Keb.

Disusun Oleh:
1. Desi Natalia Barbara M. P07224218010
2. Ferika Rafaris P07224219017
3. Husnul Khatimah P07224219021
4. Meri Andani P07224219024
5. Yuspita Sari M. P07224219039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR
PRODI D-III KEBIDANAN SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena


telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga,
pada hari ini kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR)".

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal sehingga dapat


memperlancar proses pembuatannya sendiri. Untuk itu, kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada Ibu Fara Imelda Theresia Patty, M.Tr.Keb.selaku
dosen pengampu mata kuliah Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Basic Life
Support..

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Samarinda, 18 Maret 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Teori..............................................................................................6
1. Definisi..............................................................................................................6
2. Etiologi..............................................................................................................7
3. Patofisiologi.......................................................................................................8
4. Manifestasi Klinis..............................................................................................9
5. Komplikasi........................................................................................................10
6. Penatalaksanaan.................................................................................................10
2.2 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan....................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................21
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................30
4.2 Saran.....................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................32

BAB I

iii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah
satu factor resikoyang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi
khususnya pada masa perinatal. Selainitu bayi berat lahir rendah dapat
mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuhkembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu
hamil yang menderitaenergy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk.
BBLR berkaitan dengan tingginyaangka kematian bayi dan balita, juga
dapat berdampak serius pada kualitas generasimendatang, yaitu akan
memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta berpengaruh
pada penurunan kecerdasan.Salah satu indikator untuk mengetahui derajat
kesehatan masyarakat adalah angkakematian bayi (AKB). Angka kematian
bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi,maka kematian bayi di
Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003.
Inimemang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila
di bandingkandengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi
terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara
itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14%yaitu sekitar
459.200-900.000 bayi (Depkes RI 2005).

Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari
5 juta kematianneonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan
rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalahBBLR yaitu berat badan kurang
dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25
juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hamp
ir semua terjadi di Negara berkembang.

1.2 Rumusan Masalah

iv
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan
pokok peneliti dapat dirumuskan dalam pertanyaan “Bagaimana Gambaran
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah?”

1.3 Tujuan Umum


Memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir
rendah menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan Varney.

1.4 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tinjauan teori tentang BBLR


2. Untuk mengetahui manajemen asuhan kebidanan tentang BBLR
a. Dapat melakukan pengkajian pada bayi dengan BBLR
b. Dapat melakukan interpretasi data dasar pada bayi dengan BBLR
c. Dapat melakukan identifikasi diagnosis dan masalah potensial pada
bayi dengan BBLR
d. Dapat melakukan identifikasi tindakan segera pada bayi dengan
BBLR
e. Dapat melakukan perencanaan (intervensi) pada bayi dengan BBLR
f. Dapat melaksanakan implementasi pada bayi dengan BBLR
g. Dapat melakukan evaluasi pada bayi dengan BBLR

v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori

1. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
lahir kurang dari 2500gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang
berat badan lahir kurang atau sama dengan2500 gram disebut
premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada
kongresEuropean Perinatal Medicine II di London (1970), telah
disusun definisi sebagai berikut:
1. Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan
masa kehamilan kurang dari37 minggu (259 hari)
2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan
mulai 37 minggu sampaidengan 42 minggu (259-293 hari)
3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan
mulai 42 minggu atau lebih(294 hari atau lebih)

World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan


bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama
dengan 2500 gram disebut low birth weightinfant (bayi berat badan
lahir rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus
tidakhanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat
kematangan (maturitas) bayitersebut. Definisi WHO tersebut dapat
disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badanlahir rendah adalah
bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500
gram. Klasifikasi BBLR:

a. Berdasarkan BB lahir:
1. BBLR: BB <2500gr
2. BBLSR: BB 1000-1500gr
3. BBLASR: BB <1000gr
b. Berdasarkan umur kehamilan:

vi
1. Prematur: adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang
dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan
berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus
Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK).
2. Dismaturitas: adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masakehamilan, dismatur dapat
terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini
dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa
Kehamilan (NKB-KMK), Neonatus Cukup Bulan-Kecil
Masa Kehamilan ( NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan-
KecilMasa Kehamilan ( NLB- KMK )

2. Etiologi

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran


premature. Faktor ibu yanglain adalah umur, parietas, dan lain-lain.
Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilankembar/ganda,
serta factor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.BBLR
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor Ibu:
a. Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Trauma fisik dan psikologis
4) Nefitris akut
5) Diabetes mellitus
b. Usia Ibu:
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan Sosial:
1) Golongan sosial ekonomi rendah

vii
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab Lain:
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotika

2. Faktor Janin:
a. Hidromnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom

3. Faktor Lingkungan:
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun

3. Patofisiologi

Pusat pengaturan panas di otak bayi memiliki kemampuan untuk


meningkatkan produksi panas sebagai respons terhadap stimulus yang
diterima dari reseptor suhu (termoreseptor). Akan tetapi, ini bergantung
pada peningkatan aktivitas metabolik yang menggangu kemampuan
bayi untuk mengontrol suhu tubuh, terutama dalam kondisi lingkungan
yang buruk. Bayi memiliki kemampuan terbatas untuk menggigil dan
tidak mampu meningkatkan aktifitas volunter otot untuk menghasilkan
panas. Oleh sebab itu, bayi harus bergantung pada kemampuannya
sendiri untuk menghasilkan panas melalui metabolisme (Fraser dan
Cooper, 2012).

Hipotermia cenderung terjadi pada masa transisi pada bayi baru


lahir. Masa transisi bayi merupakan masa yang sangat kritis pada bayi
dalam upaya untuk dapat bertahan hidup. Bayi baru lahir harus
beradaptasi dengan kehidupan diluar uterus yang suhunya jauh lebih

viii
dingin bila dibandingkan suhu didalam uterus yang relatif lebih hangat
sekitar 37 0 C. suhu ruangan yang normalnya 250C – 270C berarti ada
penurunan sekitar 100C. Kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam
mengendalikan suhu secara adekuat, bahkan jika bayi lahir saat cukup
bulan dan sehat sehingga sangat rentan untuk kehilangan panas (Jurnal
Kesehatan Andalas, 2014).

4. Manifestasi Klinis
a. Gambaran klinis BBLR secara umum adalah:
 Berat <2500 gram
 Panjang <45 cm
 Lingkar dada <30 cm
 Lingkar kepala <33 cm
 Umur kehamilan <37 minggu
 Kepala lebih besar
 Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
 Otot hipotonik lemah
 Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
 Ekstremitas: paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus
 Kepala tidak mampu tegak
 Pernapasan 40-50x/menit, Nadi 100-140x/menit

b. Gambaran klinis BBLR secara khusus adalah:


Tanda-tanda bayi prematur:
 BB kurang dari 2500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala
kurang dari 33 cm, lingkardada kurang 30 cm.
 Umur kehamilan kurang dari 37 mg
 Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.
 Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.
 Kepala mengarah ke satu sisi.

ix
 Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang
,
 Sering tampak peristaltik usus.
 Tulang rawan dan daun telinga imatur.
 Puting susu belum terbentuk dengan baik.
 Pergerakan kurang dan lemah.

5. Komplikasi BBLR
1. Hipoglikemiaasidosis metabolik, karena vasokonstriksi perifer
dengan metabolisme anaerob.
2. Kebutuhan oksigen yang meningkat.
3. Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
4. Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan
pulmonal yang menyertai hipotermia berat.
5. Shok (Rahardjo dan Marmi, 2015).

6. Penatalaksanaan BBLR

Kontak kulit dengan kulit Kontak kulit dengan kulit adalah cara
yang sangat efektifuntuk mencegah hilangnya panas pada BBL, baik
pada bayi-bayi aterm maupun preterm. Dada atau perut ibu, merupakan
tempat yang sangat ideal bagi BBL untuk mendapatkan lingkungan
suhu yang tepat. Apabila oleh karena sesuatu hal melekatkan BBL ke
dada atau ke perut ibunya tidak dimungkinkan, maka bayi yang telah
dibungkus dengan kain hangat dapat diletakkan dalam dekapan
lenganibunya(SaifuddinAB, 2014: 368).

Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh


dan. Mencegahkehilangan panas dan anjurkan ibu untuk menyusui
bayinya segera setelah lahir sebaiknya pemberian ASI harus dimulai
dalam waktu satu jam pertama kelahiran. Bayi diletakkan telungkup di
dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk
menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada di

x
dalam satu pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut
sebagai Metoda Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakanpakaian longgar
berkancing depan (SaifuddinAB, 2014).

Pathway BBLR:

xi
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada BBLR
I. PENGKAJIAN

xii
A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama :
Umur/Tanggal lahir :1jam-4minggu
(soepardan,2009)
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS :
Dia gnosa Medis :
b. Identitas orang tua
Nama ayah :
Nama ibu :
Usia ayah/ibu :
Pendidikan ayah/ibu :
Pekerjaan ayah/ibu :
Pekerjaan erat kaitannya dengan
status ekonomi dimana status
ekonomi berperan terhadap
timbulnya BBLR. Kejadian tertinggi
terdapat pada golongan sosial
ekonomi rendah. Hal ini disebabkan
oleh keadaan gizi kurang baik
(malnutrisi) (Soepardan,
Suryani.2009)
Agama :
Suku/bangsa :
Alamat :

xiii
2. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kehamilan sekarang
a. Factor Ibu :
1. Ibu multigravida jarak kelahiran yang terlalu
dekat lebih beresiko melahirkan anak dengan
BBLR. (Surasmi 2003)
2. Gizi kurang atau malnutrisi
3. Trauma
4. Kelelahan
5. Merokok
6. Kehamilan yang tak diinginkan
b. Faktor janin :
a.Hidramnion
 b.Kehamilan ganda
c.Kelainan kromosom
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Pola Fungsional Kesehatan

Kebutuhan Dasar Keterangan


PolaNutrisi Pemberian minum bayi sekitar 3 jam
setelah lahir, Permulaan cairan
diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari
dan terus dinaikkan sampai mencapai
sekitar 200 cc/kg BB/ hari. (Mochtar,
Rustam.1998).
Pola Eliminasi
Pada bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) penting mengkaji pola

xiv
eliminasi, sebab pada bayi BBLR
kebutuhan nutrisi yang diberikan
berbeda dengan bayi yang berat
badannya normal, oleh sebab itu akan
berpengaruh juga pada frekuensi BAB
dan BAK nya setiap harinya.
(Soepardan, Suryani. 2009)
Pola Istirahat Bayi yang mengalami berat badan lahir
rendah (BBLR) memiliki pola tidur
yang lebih banyak dari bayi normal,
sebab nutrisi yang dikonsumsi sangat
cukup dan memiliki frekuensi yang
ditetapkan setiap jam, sehingga bayi
lebih sering tertidur nyenyak dengan
nutrisi yang cukup.
( Soepardan, Suryani.2009)
Pola Personal Pada bayi dengan berat badan lahir
Hygiene rendah (BBLR) personal hygine juga
perlu dikaji sebab kebersihan pada bayi
sangat diutamakan untuk pencegahan
infeksi.
(Soepardan, Suryani.2009)
Pola Aktivitas Bayi lebih banyak tidur.
(Soepardan,Suryani. 2009)

b. Riwayat Psikososiokultural Spiritual :

xv
Faktor lingkungan
c. a.Tempat tinggal dataran tinggi 
d. b.Radiasi
e. c.Zat-zat racun.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Compos mentis sampai samnolen
Tanda Vital :

 Nadi : Nadi apical mungkin cepat dan/atau


tidak teratur dalam batas normal (120-160 dpm)
(Doengoes,2001)

 Pernafasan : Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur,


pernafasan diafragmatik intermiten atau periodic (40-
60x/mnt) (doengoes,2001)
 Suhu :
Antropometri :
 BB : <2500 gram
 PB : >45 cm
 LK : > 33 cm
 LD : > 30 cm.
(doengoes, 2001)

2. Pemeriksaan Fisik

xvi
Inspeksi
Kepala :
 keadaan kepala tidak
mampu tegak, rambut tipis,
halus
 Ukuran kepala agak besar
dalam hubungannya dengan
tubuh. fontanel mungkin besar
atau terbuka (dongoes, 2001)
Kulit :
Wajah :
Wajah mungkin memar, mungkin ada
kaput sucedaneum (doengoes, 2001)

Mata :
 Edema kelopak mata mungkin
terjadi, mata mungkin merapat
(tergantung usia gestasi)
(doegoes,2001)
 Bayi dengan BBLR dapat
mengalami retinopathy of
prematurity (RoP) yang disebabkan
karena ketidakmatangan retina.

xvii
Telinga : Tulang rawan telinga belum
terbentuk (Depkes, 2005)

Hidung :
Mulut : Pada BBLR bibir atas tipis, dagu
maju, reflek menelan dan
menghisap lemah. (Sarwono, 2002)

Leher :
Dada :
Abdomen : Abdomen agak gendut
(doegoes,2001)
Genetalia eksterna :
 Perempuan : Labia minora wanita
lebih besar dari labia mayora, dan
klitoris menonjol.
 Laki-Laki : testis pria mungkin
tidak turun, rugae mungkin
banyak atau tidak ada pada
scrotum. (sarwono, 2002)
Ekstremitas :
Kuku jari tangan dan kaki belum
mencapai ujung jari, Tampak edema.
Garis telapak kaki tidak ada pada
semua atau sebagian telapak.
(doengoes, 2001)

Pemeriksaan Neurologis/Refleks

xviii
Reflek refleks masih lemah dan belum sempurna.
(doengoes, 2001)

 Pemeriksaan Penunjang
GDO, PCO2. HB.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik
Diagnosis : NCB KMK dengan BBLR
Masalah :
Kebutuhan :

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


- hipotermi
- hipoglikemi
- infeksi
- Ikterus

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


—         Perawatan dalam incubator
—         Perawatan bayi denngan metode kanguru, diselimuti dan
diberi topi kepalanya
—         Pemberian ASI eksklusif
—         Pencegahan infeksi dan personal hygiene
—         Kolaborasi dengan dr. SpA dan tim medis lain

xix
V. INTERVENSI
Yang perlu diperhatikan pada perawatan bayi berat badan
lahir rendah adalah pengaturan suhu lingkungan,
pemberian makanan, dan siap sedia dengan tabung
oksigen. Pada bayi premature makin pendek masa
kehamilan, makin sulit dan banyak persoalan yang akan
dihadapi, dan makin tinggi angka kematian perinatal.
Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan,
infeksi, cacat bawaan, dan trauma pada otak.( synopsis
obsetri,2004)

1. Tempatkan bayi pada incubator.


Rasional : mempertahankan lingkungan termonetral,
membantu mencegah stress dingin
(Hipotermia). ( Doegoes,2001)
2. Pantau system pengaturan suhu dan penyebaran hangat.
(ambil teori dlm bntuk celcius)
Rasional : Hipertermia dapat terjadi akibat peningkatan
pada laju metabolisme sehingga kebutuhan
oksigen dan glukosa meningkat, kehilangan
air juga dapat terjadi bila suhu lingkungan
yang terlalu tinggi. (dongoes,2001)
3. Kolaborasi dengan dr.SpA dalam pemberian oksigen.
Rasional : Perbaikan kadar oksigen dan karbon dioksida
dapat meningkatkan fungsi pernafasan.
(doengoes,2001)

xx
4. Kolaborasi dengan dr. SpA dalam pemberian nutrisi
Rasional : menentukan metode pemberian makanan yang
tepat untuk bayi (dengoes,2001)
5. Kolaborasi dengan dr.SpA dalam pemberian makanan
dengan selang nasogastik atau orogastrik sebagai
pengganti pemberian makan dengan ASI.
Rasional : menurunkan resiko aspirasi karena
perkembangan reflek yang buruk.
(dongoes,2001)
6. Pantau pertumbuhan dengan membuat pengukuran berat
badan setiap hari dan setiap minggu mengukur panjang
badan dan lingkar kepala.
Rasional : pertumbuhan dan peningkatan berat badan
adalah kriteria untuk penentu kebutuhan
kalori, untuk menentukan frekuensi pemberian
makanan. Pertumbuhan mendorong
peningkatan kebutuhan kalori dan kebutuhan
protein. (dongoes,2001)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh
klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

xxi
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP

xxii
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI NY. A DENGAN BBLR

Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2021


Waktu Pengkajian : 15.30 wita                        
Tempat Pengkajian : Rsud A
Nama Pengkaji : Kelompok 5

A. PENGKAJIAN DATA,
1. Identitas
a. Identitas Bayi
Nama Bayi : By. Ny. A
Usia Bayi: 4 jam
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Identitas Orang Tua
Nama Ayah/Ibu : Ny. A/Tn.BUmur Ayah/Ibu : 24 thn/28 thn
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan Ayah/Ibu : S1PGSD /SMKPekerjaan Ayah/Ibu :
PNS/IRT
Alamat : Jl. Anggur

2 Alasan masuk dan Keluhan Utama


a. Alasan Masuk :
Segera setelah lahir bayi dengan berat badan lahir rendah
b. Keluhan Utama :
Tubuh bayi mengalami sianosis dan berat badan lahir rendah
3. Riwayat Kesehatan Klien
a). Riwayat Kesehatan Sekarang

xxiii
Ibu mengatakan bayinya sedikit lambat untuk
menghisap.
b). Riwayat Kesehatan yang lalu
 Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Riwayat Antenatal :
Umur kehamilan : 40 minggu
Imunisasi TT  : 2 kali
 TT 1 23 April 2020, TT 2 tanggal 19
Mei 2020
Kenaikan BB     : 9 kg
    Obat/jamu: Ibu mengatakan tidak pernah
minum obat lain selain yang
diberikan oleh Bidan dan tidak
pernah minum jamu.
Ibu mengatakan tidak merokok dan
meminum minuman alcohol dan bukan
pecandu narkotika.
Riwayat persalinan
DJJ   : 128x / menit
TBJ   :  2.300 gram
Ketuban pecah : lama 1 jam,
warna Jernih
Jenis persalinan  : Lahir secara spontan
Penolong  : Bidan A di ruang
mawar/kamar 2 Bidan A
Riwayat Imunisasi
Bayi Telah mendapatkan HB0
Riwayat Alergi
Tidak ada alergi pada bayi
Riwayat Operasi/Pembedahan
Tidak ada Operasi pada bayi
Riwayat Tumbuh Kembang
Belum Terbentuk

xxiv
c.) Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat Penyakit Menular :

Di dalam keluarga tidak ada yang memiliki


riwayat penyakit Menular

Riwayat Penyakit Menurun :


Di dalam keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit Menurun
Riwayat Penyakit Menahun :
Di dalam keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit Menahun
4.  Keadaan bayi baru lahir
Lahir tanggal : 13 Januari 2021 jam 11.30 Wita
Masa gestasi : 40  minggu
BB/PB lahir : 2100 g / 43 cm
Nilai APGAR : 5/5
No Kriteria 1 menit 5 menit
1 Denyut Jantung 1 1
2 Usaha nafas 1 1
3 Tonus otot 1 1
4 Reflek 1 1
5 Warna kulit 1 1
TOTAL 5 5

5. Pola Fungsional Kesehatan

Kebutuhan Dasar Keterangan

xxv
Pola Nutrisi Bayi malas menyusu saat IMD karena
lemahnya reflex menghisap dan
menelan

Pola Eliminasi Bayi BAK 1 kali, BAB sudah keluar


mekonium

Pola Istirahat Bayi lebih banyak tidur

Belum dimandikan, pakaian bayi


Pola Personal diganti setelah bayi BAK
Hygiene

Pola Aktivitas Bayi kurang bergerak aktif.

d). Riwayat Psikososiokultural Spiritual


1. Komposisi, Fungsi dan Hubungan Keluarga
(Genogram)
Bayi tinggal dengan keluarga dan
perkawinan ibu dan ayah bukan keluarga dekat
(Konsanguinasi) Ini merupakan pernikahan yang
SAH dan ini kehamilan pertama Ibu.
2. Keadaan Lingkungan Rumah dan Sekitar
Keluarga Bayi tinggal di lingkungan dengan
kebiasaan merokok dan minum minuman keras.

xxvi
3.KulturdanKepercayaan yang mempengaruhi
kesehatan
Tidak Ada adat istiadat dalam keluarga yang
dapat memberikan dampak negatif atau
merugikan bagi kesehatan bayi.

    O.
1.  Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
1) TTV :
 Nadi : 120x/menit
 Pernapasan : 40x/menit
 Suhu : 35, 5°C
2) Antropometri
 Panjang badan : 43 cm
 Berat badan :2100 gram
 LiLA : 8 cm
 Lingkar kepala :circumferentina sub occiput
bregmatika (lingkarankepalakecil) 28cm,
circumferentina fronto occipitalis (lingkaran sedang
kepala) 30 cm, circumferentina mento occipitalis
(lingkaran besar kepala) 32 cm.
 Lingkar dada : 27,5 cm

2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala              : Tampak lebih besar dari tubuh,
Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutur
a lebar.

xxvii
b.       Muka                 : Simetris, kulit tampak sianosis, tidak
ikterus, tidak syndrome down
c.      Mata                  : Simetris kiri kanan, konjungtiva merah
muda, sklera putih, tidak ada kotoran
e.       Hidung              : Simetris kiri kanan, tidak ada sekret, tidak
ada lesi,
f.        Telinga           : Simetris kiri kanan, belum terbentuk tulang
rawan, bersih tidak ada serumen
g.       Mulut             : Bibir atas tampak tipis, tidak ada lesi, bibir
pucat, tidak stomatitis, palatum tertutup, tidak
palatoskisis, Dagu agak maju.
h.       Leher                : Simetris kiri kanan, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe dan tonus
otot leher lemah.
i.         Dada     : Simetris kiri kanan,
Puting susu belum terbentuk dengan baik.
j.       Abdomen         : Tidak simetris, bising usus 1x/mnt
hipertimpani, tali pusat terawat dan tidak ada
tanda-tanda infeksi
k.      Punggung       : Tidak ada spine bifida, tidak ada
pembengkakan atau cekungan
l.     Ekstremitas         :  Tidak ada edema. CRT kembali dalam 3
detik
n.       Genetalia              :Untuk wanita labia minora tampak lebih
besar dari labia mayora
o.       Anus                    : bersih, tidak ada atresia ani

3. Pemeriksaan Neurologis atau Refleks


Refleks Morro : Positif(+) lemah
Refleks Tonic Neck : Positif(+) lemah
Refleks Rooting : Positif(+) lemah
Refleks Sucking : Positif(+) lemah)
Refleks swallowing : Positif(+) lemah
Refleks Babinsky : Positif(+) lemah
Refleks Graft : Positif(+) lemah

xxviii
4.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan GDO, PCO2. HB.

A.
Diognosis : NCB-KMK Usia 4 Jam dengan BBLR

 Masalah :Reflek hisap bayi kurang

 Diagnosis Potensial : 1. Hipotermia


2. Hipoglikemia
3. Asfiksia
Masalah Potensial : Terjadinya hipotermia dan infeksi pada bayi.

Kebutuhan Tindakan Segera :Melaksanakan metode kanguru kepada


ibu dan bayi (skin to skin)

P.
1. Tanggal: tanggal 13 Januari 2021, jam 15.30 wita
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi bayi saat ini
dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Berat badan lahir
bayinya yaitu 2100 gram, sehingga harus mendapatkan
penanganan yang lebih khusus yaitu dengan menjaga
kehangatan suhu badan bayi, dan harus banyak mendapatkan
ASI.
3. Menganjurkan ibu untuk meneteki bayinya, karena bayi harus
mendapatkan cukup ASI dan melakukan bonding attachment
sesegera mungkin.
4. Mempertahankan suhu tubuh bayi untuk mencegah terjadinya
hipotermi dengan cara:
5. Kontak kulit bayi dengan kulit ibu.
6. Mengeringkan badan bayi dengan kain bersih dan kering.

xxix
7. Membungkus bayi dengan selimut yang kering dan hangat.
8. Memakaikan topi bayi.
9. Memastikan bayi tetap hangat.
10.Menempatkan bayi pada tempat yang hangat yaitu meletakan
bayi di rongga dada ibu/kanguru mother care.
11.Menunda memandikan bayi sampai 6 jam kemudian.
1. Melakukan metoda kanguru mother care setelah kurang
lebih satu jam yaitu dengan cara bayi diletakkan
telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung
antara ibu dan bayi untuk menjaga agar bayi tetap hangat.
2. Melakukan teknik pencegahan infeksi dengan mencuci
tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi, menjaga
tali pusat tetap bersih, dan memberikan anti infeksi
berupa obat tetes mata eritromisin 0,5%.
3. Mengawasi pemenuhan nutrisi bayi dengan mencatat
frekuensi minum bayi.
4. Mengawasi tanda-tanda bahaya pada bayi seperti malas
menetek, perdarahan tali pusat, bayi tidur terus, sulit
bernafas dan kulit membiru.
5. Melakukan penimbangan setiap habis mandi pada pagi
hari
6. Mendokumentasikan setiap tindakan yang dilakukan pada
lembar asuhan kebidanan.

EVALUASI tanggal 13 Januari 2021, jam 15.30 wita   


                                                                                                     
1. Ibu dan keluarga mengetahui dan mengerti tentang keadaan
bayi.
2. Ibu sudah mulai meneteki bayinya, sudah nampak pengeluaran
kolostrum, tetapi reflek hisap bayi kurang kuat.

xxx
3. Bayi sudah dalam keadaan kering dan hangat dengan pakaian
dan selimut, bayi tidak nampak hipotermia.
4. Metoda kanguru mother care telah dilaksanakan
5. Teknik pencegahan infeksi sudah dilakukan dengan mencuci
tangan setiap sebelum dan sesudah memegang bayi, tali pusat
bayi bersih.
6. Kebutuhan nutrisi bayi sudah diawasi dengan memantau
frekuensi minum bayi.
7. Tidak terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi, KU baik, tidak
terjadi perdarahan tali pusat, berat badan bayi tetap 2100 gram,
vita sign dalam batas normal yaitu: suhu 36,5oC, respirasi:
40x/menit, nadi: 120 kali/menit.
8. Tindakan penimbangan berat badan dilakukan pada tanggal: 13
Januari 2021 pada sianghari pukul 11.30, dengan berat 2100
gram.
9. Semua tindakan telah didokumentasikan dalam rekam medis
pada lembar asuhan kebidanan.

xxxi
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bayi dengan berat badan lahir rendah adalah berat badan kurang dari
2500 gr yaitu karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu (259
hari )atau bayi yang beratnya kurang dari seharusnya umur kehamilan.
Macam-macam BBLR dapat dibagi menjadi 2 gologngan yaitu :
1. Prematuritas Murni
2. Dismaturitas
Factor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan dengan berat
badan lahir rendah adalah :
1. Gizi saat hamil yang kurang
2. Umur <20 tahun dan >35 tahun
3. Jarak kehamilan dan persalinan terlalu dekat
4. Kehamilan ganda
5. Hidramnion
6. Cacat bawaan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan
masa yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga
gejala penyakit spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat
dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi
pada usia minggu-minggu pertama. Kelainan yang timbul banyak yang
berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu
penanganan segera dan khusus.
Gambaran Klinis pada BBLR diantaranya yaitu berat badan, panjang
badan, lingkaran dada, lingkaran kepala, dan usia kehamilan yang kurang
dan biasanya reflek pada BBLR belum sempurna atau masih lemah.

xxxii
Kemudian penyakit atau penyulit pada BBLR diantaranya yaitu asfiksia
Hiperbilirubin, mudah terjadi infeksi, pneumonia, perdarahan, suhu tubuh
yang tidak stabil dan masih banyak lagi penyakit yang dapat menyerang.
Penatalaksaan pada BBLR yaitu pengaturan suhu lingkungan,
pengaturan makanan ataupun asupan bayi BBLR, serta menghindari
infeksi dan melakukan resusitasi.

3.2 Saran
1. Bagi Petugas
a. Seorang petugas harus mengetahui gejala Pertumbuhan Janin
Terhambat ( PJT ) secara dini agar dapat di identifikasi
b. Meningkatkan konseling kepada masyarakat tentang tanda dan
gejala PJT
c. Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan (ANC).
2. Bagi Klien
a. Klien memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya
sesuai jadwal yang di tentukan dan sebagai tenaga kesehatan kita
patut menginformasikan hal tersebut kepada klien.
b. Cepat tanggap terhadap sesuatu yang dirasakan kurang nyaman.
c. Tetap memperhatikan pola istirahat, kondisi kesehatan tubuh

xxxiii
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam.1998, synopsis obstetric. Jakarta :EGC


Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2007. Buku acuan
nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta
Wong, donna,L.2004 . Pedoman klinis keperawatan pediatric.
Jakarta : EGC
Dochterman, J.M., Bulecheck, G.N. 2004. Nursing Interventions
Classification (NIC) 4th Edition. Missouri: Mosby.Herdman, T.H.
2009. NANDA Nursing Diagnoses Definition and Classification
2009-2011. UK: Wiley-Blackwell.
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian 3. Edisi 12. Jakarta:
EGC.
Wilson, M.N. dan Price, A.S. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC

xxxiv

Anda mungkin juga menyukai