PENGUPAHAN INSENTIF
Pendahuluan :
Evaluasi jabatan adalah : Dimasudkan adalah untuk menentukan upah atau gaji dasar bagi suatu
jabatan.
Upah insetif adalah: merupakan suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang.
Upah Insentif merupakan tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu
yang prestasinya diatas prestasi standar. Upah insentif ini merupakan alat yang dipergunakan
pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.
Sedangkan pengupahan insetip dimaksudkan untuk memberikan upah atau gaji yang
berbeda karena memang prestasi kerjanya berbeda.
Jadi dengan adanya upah insetif bisa dua orang karyawan yang mempunyai jabatan sama bisa
menerima upah yang berbeda karena prestasi kerjanya yang berbeda pula, sedangkan upa/ gaji
dasar mereka adalah sama, tetapi prestasinyalah yang berbeda. Misalnya : Yang satu bekerja
diatas standar produksi, maka ia akan menerima tambahan upah (bonus) karena prestasi
kerjanya.
Menurut Handoko (2002:176), menyatakan bahwa pengertian insentif adalah :
―Perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau
lebih tinggi dari standar-standar yang telah ditetapkan‖. Pemberian intensif tehadap karyawan
merupakan upaya untuk memelihara karyawan agar dapat bekerja lebih baik dan maksimal.
Insentif juga dikatakan sebagai imbalan atas prestasi, semakin tinggi prestasi karyawan maka
seharusnya perusahaan juga meberikan imbalan lebih kepada karyawanya
Program insentif yang efektif Sebuah system insentif biasanya akan memiliki
kesempatan sukses yang lebih besar jika semua karyawan didalam organisasi diberi
kesempatan berpastisipasi. Jika beberapa karyawan dikucilkan, mereka akan menjadi iri dan
benci kepada orang- orang yang memiliki kesempatan memperoleh bayaran insentif ekstra, dan
akibatnya akan kurang mau bekerja sama secara maksimal.
Program insentif yang dirancang dengan baik akan berjalan karena program tersebut
didasarkan pada dua prinsip psikologis yang diterima dengan baik, yaitu : (1) Motivasi yang
meningkatkan menyebabkan melejitnya kinerja. (2)Dan pengakuan merupakan faktor utama
dalam motivasi.
Sayangnya, banyak program insentif yang dirancang secara tidak tepat, dan program
tersebut akhirnya tersendat.
Sistem pengupahan insentif dapat berhasil apabila berapa sifat dasar yang harus
diperhatikan. Sifat dasar tersebut adalah:
1. Pembayaran hendaknya sederhana sehingga dapat dimengerti dan dapat dihitung oleh
karyawan.
2. Penghasilan yang diterima Karyawan hendaknya langsung menaikkan penghasilan dan
efisiensi
3. Pembayaran hendaknya dilakukan secepat mungkin
4. Standart kerja hendaknya ditentukan secara hati – hati, sedangkan standart kerja yng
terlalu tinggi/ rendah sama tidak baiknya.
Pemberian upah insentif dapat kita berikan kepada antara lain :
1. Bagian penjualan
2. Bagian produksi
3. Bagian pimpinan
4. Bagian karyawan umum
SISTEM UPAH INSETIF UNTUK KARYAWAN PRODUKSI. (BLUE COLLAR
WORKERS)
Untuk karyawan produksi dimana hasil produksinya mudah diukur, maka berbagai
system pengupahan yang bisa di gunakan adalah berdasarkan atas :
A. Piece Rate (unit yang dihasilkan).
B. Time bonuses (premi berdasarkan waktu).
A. Piece Rate (unit yang dihasilkan) dapat dibagi berdasarkan:
1. Strategi piece/ Work Plan (upah perpotongan Proporsional ).
System ini menentukan waktu standart gunanya untuk melindungi karyawan kurang
mampu berprestasi
Misalnya :
Waktu standart 8 jam, menghasilkan 100 unit. Upah perhari Rp. 3000,-
Maka tarip perpotong/unitnya = 3.000 : 100 = Rp. 30,-
Pekerja A bisa menghasilkan 150 unit dalam 8 jam. Maka A akan mendapatkan upah = 150
x Rp. 30,- = Rp. 4.500,-
Dengan demikian maka upah insentifnya:
Rp. 4500,- — Rp. 3000,- = Rp. 1.500,-
Sedangkan pekerja B dalam 8 jam dapat menghasilkan 80 unit, maka ia tetap menerima
upah minimal yaitu = Rp. 3.000,-
Cara ini untuk melindungi karyawan yang kurang mampu
Sedangkan A dalam satu hari kerja menyelesaikan pekerja sebanyak 150 unit, maka
upah yang diterima menurut system ini:
Upah pokok Rp. 3.000,-
Premi 150 – 100 x Rp. 3.000,- Rp. 1.000,-
150
Upah yang diterima Rp. 4.000,-
b. Emerson Plan
Unruk system ini menggunakan indek efisiensi . indek efisiensi dibuat biasanya
berdasarkan pengalaman.
Soal waktu standart 8 jam menghasilkan 100 unitt tarip per unit Rp. 30,-
Tarip per jam Rp. 375,-
Pekerja A menghasilkan 150 unit.
Oleh karena itu dalam mengembangkan system pengupahan insentip untuk selesman, pihak
menejemen perlu mempertimbangkan terhadap usaha yang telah memberikan hasil penjualan
yang langsung.