S DENGAN CRITICAL
LIMB ISCHEMIA (CLI) DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN KEAMANAN DI RUANG
LAIKA WARAKA BEDAH RSUD
BAHTERAMAS KENDARI
OLEH :
ILUH ARIANI
NIM. POO320018023
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat,
rahmat dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan Critical Limb Ischemia
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. terkhusus dosen pembimbing I dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan
3. Kepala Ruangan Laika Waraka Bedah RSUD Bahteramas Kendari beserta Staf
melakukan penelitian.
5. Ibu Nurfantri, S.Kep, Ns, M.Sc selaku pembimbing I dan Ibu Dali, SKM.,
6. Ibu Dr. Lilin Rosyanti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji I, Bapak Sahmad,
S.Kep, Ns., M.Kep selaku penguji II, Bapak Samsuddin, S.Kep., Ns., M.Kep
v
selaku penguji III yang telah memberikan arahan dan masukan-masukan
8. Kepada kedua orangku Ibu tercinta Wayan Mudiari terimakasih atas cinta dan
kasih sayang yang di berikan kepada penulis, yang senantiasa selalu mendoakan
dukungan, dan memberikan semangat, dan untuk Ayah tercinta Made Sukarmo
terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis, saya
ucapkan terimakasih banyak karena sudah merawat penulis, berkat usaha dan
kerja keras ayah juga sehingga penulis bisa menempuh pendidikan lebih tinggi.
9. Kepada adik saya tercinta Tia Armila, Tri Ayu Damayanti, Ketut Wijaya
Nanda, dan kekasih saya Pratu Dewa Komang Pandu Winata serta keluarga
semangat, kepada penulis sampai detik ini dan dalam setiap proses yang penulis
lalui.
10. Tak lupa juga saya mengucapkan banyak terimakasih kepada sahabat, teman
keperawatan angkatan 2018. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
Penulis
RIWAYAT HIDUP
vi
I.INDENTITAS
4. Agama : Hindu
II. PENDIDIKAN
vii
MOTTO
Ibu dan ayah telah melalui banyak perjuangan dan rasa sakit
Tapi saya berjanji tidak akan membiarkan semua itu sia-sia
Saya ingin melakukan yang terbaik untuk setiap kepercayaan yang telah
diberikan oleh orang tua saya
Saya akan tumbuh, untuk menjadi yang terbaik yang saya bisa
Pencapaian ini adalah persembahan istimewa saya untuk ayah dan ibu saya
ILUH ARIANI
viii
ABSTRAK
Kata Kunci : CLI, Perawatan Kaki Dan Kuku, Asuhan Keperawatan, RSUD
Bahteramas Kendari.
Daftar Pustka : 25 literatur (2006 – 2019)
ix
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Critical Limb Ischemia (CLI) adalah nyeri pada daerah ekstremitas yang
ekstremitas yang terkena. Meskipun ciri penyakit oklusi arteri perifer adalah
masalah suplai darah, yaitu aliran darah yang tidak memadai untuk mensuplai
oksigen vital yang diminta oleh ekstremitas, CLI terjadi setalah kekurangan
menyebabkan nyeri pada saat istirahat atau lesitrofik pada tungkai, atau
Tanda dan geala Gejala dan tanda patognomonik CLI diantaranya : pain
Pada kasus CLI terjadi penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang
penyakit CLI. Dalam beberapa tahun terakhir hasil penelitian yang berorientasi
1
2
multisenter prospektif besar yang terdiri dari 1586 pasien CLI dan mengamati
tingkat amputasi 6 bulan sebesar 12% dan angka kematian 1 tahun sebesar
dengan CLI mengungkapkan bahwa dalam 1 tahun, hanya 50% dari pasien
sedangkan 25% akan membutuhkan amputasi besar. 25% sisanya akan mati.
sirkulasi adalah perawatan kaki dan kuku. (Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018).
Perawatan kaki dan kuku merupakan aktivitas yang dilakukan sehari-hari oleh
pasien diabetes melitus yang terdiri dari deteksi dini kelainan kaki diabetes,
Hal ini didasarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh (Arianti, Yetti &
meliputi : 1) Mencuci kaki secara rutin setiap hari dan mengeringkan seluruh
kalus. Hal-hal ini jika dilakukan dengan baik akan sangat mendukung untuk
antara perawatan kaki mandiri dengan risiko ulkus kaki diabetes. Perawatan
kaki mandiri yang baik merupakan variabel yang paling berhubungan dalam
didapatkan insidensi kasus CLI berkisar 500-1000 kasus per satu juta
penduduk dalam satu tahun di populasi Eropa dan Amerika Utara dengan
3:1). Dari penelitian yang sama ditemukan adanya 150.000 kasus per tahun di
Amerika Serikat. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Medicare dan Medicaid
pada tahun 2003 sampai 2008 menemukan bahwa prevalensi terjadinya CLI
dalam satu tahun yaitu 2,35% dan insidensi tahunan kasus CLI mencapai
0,35% pada kelompok populasi di atas 40 tahun (Quedarusman & Lasut, 2019).
Kendari pada tahun 2020 adalah sebanyak 3 kasus (Data RSUD Bahteramas
Kendari).
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2. Masyarakat
penyakit CLI
4. Penulis
1. Pengertian Keamanan
keadaan aman. Selamat yaitu terhindar dari bencana, sejahtera, sehat, tidak
Lingkungan yang aman yaitu lingkungan yang bebas dari kecelakaan dan
Keamanan adalah kedaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau
berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Potter & perry, 2006).
itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas, dan
6
7
a. Keselamatan fisik
seperti infiksi, oleh karena itu bergantung pada professional dalam sistem
b. Keselamatan psikologis
dan tidak dikenal. Orang dewasa yang sehat secara umum mampu
8
orang yang sakit atau cacat lebih rentan untuk terkena kesejahteraan fisik
klien.
a) Kebutuhan fisiologis
1) Oksigen
karbondioksida.
2) Kelembaban
3) Nutrisi
9
4. Macam-macam bahaya/kecelakaan
a. Di rumah
b. Di RS : Mikroorganisme
c. Cahaya
d. Kebisingan
e. Cedera
f. Kesalahan prosedur
h. Kebersihan lantai
i. Prosedur tindakan
bebas dari cedera fisik dan psikologis. Keselamatan adalah suatu keadaan
menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pada pasien, perawat, atau
a. Emosi
b. Status mobilitas
penglihatan.
d. Keadaan imunitas
e. Tingkat kesadaran
dengan baik.
diprediksi sebelumnya.
i. Status nutrisi
penyakit tertentu.
j. Usia
k. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
l. Kebudayaan
mengatasi nyeri.
darah yang terdiri dari vena dan arteri bukan di dada atau perut (yaitu di
lengan, tangan, tungkai, dan kaki). Arteri perifer memasok darah beroksigen
12
Sirkulasi darah terjadi melalui satu lengkungan arteri dan vena yang
atau sistemik vakuler perifer, meliputi arteri, vena, venula dan kapiler.
Sistem ini membawa darah dari jantung ke seluruh organ dan jaringan lain
(Jones, 2009)
a. Arteri
13
arteriol, dan bantalan kapiler menuju seluruh organ dan jaringan. Arteri
tersusun atas otot polos yang tebal dan serat elastis. Serat yang kontraktil
bahu, punggung, dan sistem saraf pusat. Arteri iliaka mengalirkan darah
(Jones, 2009)
14
1) Arteri-arteri di lengan
2) Arteri-arteri di kaki
betis dan kaki bagian bawah dan bercabang menjadi arteri plantaris
b. Vena
perbedaan mayor antara sistem arteri dan sistem vena di leher dan
16
ekstremitas: satu superficial dan satu lagi terletak lebih dalam. Vena
dan membantu untuk mengukur suhu tubuh. Saat suhu tubuh menjadi
superior, vena kava inferior , dan vena jungularis. Vena kava superior
menerima darah dari jaringan dan organ di kepala, leher, dada, bahu, dan
besar organ yang terletak di bawah diafragma. Darah vena dari kepala
leher.(Jones, 2009)
17
(Jones, 2009)
1) Vena-vena dilengan
bawah, dimana vena-vena ini menjadi vena radialis dan vena ulnaris.
Saat vena ulnaris dan radialis mencapai fosa kubiti (yaitu lipatan
Saat vena brakhialis meluas melalui lengan atas, vena ini bergabung
rongga toraks. Vena subklavia membawa darah dari lengan dan area
(Jones, 2009)
2) Vena-vena dikaki
kaki dari arkus vena dorsalis menuju vena poplitea dan femoralis.
(Jones, 2009)
(Jones, 2009)
c. Kapiler
2009)
darah ke dalam kapiler di atur oleh sel otot polos sfingter prekapiler, yang
tidak diatur oleh sistem saraf namun dengan konstriksi atau dilatasi yang
dalam tubuh untuk mengisi seluruh kapiler pada saat yang sama, sfingter
19
2009)
sinusoid, yang lebih luas dan lebih permeabel daripada kapiler lain.
8. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas klien
3) Keluhan utama
20
4) Riwayat keperawatan
(RAI0, Fall Risk Assessment Tools, Henrich Faal Risk Model, dan
lain-lain.
b) Riwayat imunisasi
g) Status nutrisi
IMT pasien.
bantu
5) Pemeriksaan fisik
adanya luka, scar, dan lesi, kaji tingkat perawatan diri kulit klien
tulang klien, kaji range of motion klien, kaji kekuatan otot klien,
6) Pemeriksaan penunjang
pathogen.
1. Pengertian
yang paling berat dimana didapatkan nyeri iskemik saat istirahat, dan
22
ulserasi akibat insufisiensi arteri atau gangren. Lesi iskemik atau gangren
iskemik pada saat istirahat yang terjadi dalam waktu lebih dari dua minggu.
Pada CLI dapat ditemukan adanya luka atau ulkus yang tidak dapat sembuh
bahkan dapat timbul gangren pada salah satu atau kedua tungkai bawah.
Diagnois CLI dibuat berdasarkan adanya gejala dan bukti terjadinya suatu
2. Etiologi
signifikan mengurangi aliran darah ke tangan dan atau kaki. CLI merupakan
kaki. Penyebab yang dapat menyebabkan CLI, seperti emboli arteri (30%) ,
(20%). Dalam studi lain kejadian etiologi untuk CLI adalah 46% untuk
emboli arteri, 24% untuk trombosis, 20% untuk faktor kompleks dan 10%
untuk trombosis terkait stent atau graf. Penyebab emboli potensial yang
23
terjadi dalam pengaturan plak aterosklerotik yang parah dan rumit. Pada
setelah implantasi katup aorta transkateter (TAVI), diseksi pelvis dan arteri
3. Manifestasi klinik
Insiden penyakit ini 1,5 kasus per 10.00 orang pertahun. Gejala
berkembang dalam hitungan jam sampai hari dan bervariasi dari episode
klaudikasio intermiten hingga rasa nyeri ditelapak kaki atau tungkai ketika
anggota gerak yang terkena. Temuan fisik yang dapat ditemukan meliputi
tidak adanya pulsasi di daerah distal dan oklusi, kulit teraba dingin, pucat
et al., 2019)
1. Pada semua tahap iskemia, pasien akan mengeluhkan kaki dan kulit
betis, yang berkembang saat berjalan. Nyeri berkurang dengan sisa 5-15
menit, setelah itu pasien dapat berjalan lagi dengan jarak yang sama.
3. Nyeri kaki saat istirahat, yang hilang dengan berdiri tegak atau
9. Jika arteri dorsalis pedis dan arteri tibia posterior dapat dipalpasi, indikasi
a. ABI normal > 0,9. Nadi biasanya tidak teraba jika ABI <0,7. Pada
f. ABI <0,9 dan ABI >1,3: juga dikaitkan dengan peningkatan risiko
2019)
4. Patofisiologi
Respon ini gagal untuk mensuplai jumlah yang diperlukan aliran darah dan
pada pasien ini. Selain itu, pasien dengan CLI sering menahan anggota
sudah rusak dan mengganggu difusi nutrisi ke jaringan (Varu et al., 2010).
radikal bebas, aktivasi platelet yang tidak tepat, dan adhesi leukosit, yang
saja tidak akan membalikkan gangguan yang dibahas diatas. Faktanya, hal
kasus per kasus untuk memilah tindakan yang optimal: manajemen medis,
Limb Ischemia)
ateroslderdik
Aliran darah Pollar Trombus
turun
Penyempitan lumen PD
Suplai O2 turun Lepas
Cenus
Ruptur plaqus
Iskemik pulseles Emboli
Embolektoni s
Resti
Heoarinisasi Embolus
pendarah
an Gangguan perfusi jaringan
Perishirgly
Penurunan energi (ATP turun) cold
Metabolisme anaerob Perfusi ke saraf turun
Gangguan rasa
nyaman (Baal)
Gangguan
rasa nyaman
(Nyeri)
a. Pengkajian
Menurut Price & Wilson 2006, hal-hal yang perlu dikaji pada klien
1) Identitas klien
3) Riwayat penyakit
4) Keluhan utama
sekarang, mulai dari kapan mulai terjadi, lokasi, tanda dan gejala,
7) Pemeriksaan fisik
a) Pulsasi
kolestrol.
b) Lokasi
d) Fungsi sensori
e) Fungsi motorik
8) Pemeriksaan diagnostik
a) Angiografi
b) Doppler vaskuler
33
gelombang suara.
c) MSCT
d) Echokardiografi
e) Ekg
b. Diagnosa
Penyebab :
a) Hiperglikemia
mellitus, hiperlipidemia)
a) Tromboflebitis
b) Diabetes mellitus
c) Anemia
f) Thrombosis arteri
g) Varises
i) Sindrom kompartemen
Penyebab :
berlebihan)
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infksi
e) Glaukoma
Penyebab :
Eksternal
a) Terpapar patogen
d) Ketidkamanan transportasi
Internal :
c) Perubahan sensasi
d) Disfungsi autoimun
e) Disfungsi biokimia
f) Hipoksia jaringan
h) Malnutrisi
a) Kejang
b) Sinkop
c) Vertigo
d) Gangguan penglihatan
e) Gangguan pendengaran
f) Penyakit Parkinson
g) Hipotensi
i) Retardasi mentan
c. Perencanaan
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan (PPNI 2018)
37
Terapeutik :
10. Berikan tehnik
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
11. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
12. Fasilitasi istirahat dan
tidur
13. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
14. Jelaskan penyebab
periode, dan pemicu
nyeri
15. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
16. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
17. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
18. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
19. Kolaborasikan
pemberian anlgetik, jika
perlu
40
fasilitas pelayanan
kesehatan
15. Pertimbangkan
penggunaan alarm
elektronik pribadi atau
alarm sensor pada tempat
tidur atau kursi
16. Diskusikan mengenai
latihan dan terapi fisik
yang diperlukan
17. Diskusikan mengenai
alat bantu mobilitas yang
sesuai (mis.tongkat atau
alat bantu jalan)
18. Diskusikan bersama
anggota keluarga yang
dapat mendampingi
pasien
19. Tingkatkan frekuensi
observasi dan
pengawasan pasien.
Sesuai kebutuhan
Edukasi :
20. Jelaskan alasan
intervensi pencegahan
jatuh ke pasien dan
keluarga
21. Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan
duduk selama beberapa
menit sebelum berdiri
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan criteria hasil yang telah
tindakan.
a. Definisi
perawatan kaki dan kuku. Perawatan kaki dan kuku merupakan aktivitas
yang dilakukan sehari-hari oleh pasien diabetes melitus yang terdiri dari
deteksi dini kelainan kaki diabetes, perawatan kaki dan kuku serta latihan
b. Tujuan
c. Indikasi
1) Klien menderita DM
kaki dan kuku, menurut (Hidayat & Nurhayati, 2014) antara lain sebagai
berikut :
b. Kulit: periksa kulit di sela-sela jari (dari ujung hingga pangkal jari),
daerah kaki
a. Menyiapkan air hangat : uji air hangat dengan siku untuk mencegah
cedera
b. Cuci kaki dengan sabun yang lembut (sabun bayi atau sabun cair)
sela jari kaki, terutama sela jari kaki ke-3-4 dan ke-4-5.
a. Potong dan rawat kuku secara teratur. Bersihkan kuku setiap hari
b. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak
terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar
kuku tidak tajam. Jika ragu, Anda bisa meminta bantuan keluarga
menit.
Cara lain dalam melakukan perawatan kaki, antara lain sebagai berikut:
1. Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun di luar rumah.
2. Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu
gunakan kaos kaki atau stocking dari bahan katun dan sepatu
dengan bahan kulit. Jangan lupa untuk mengganti kaos kaki atau
tidak ada kerikil atau benda kecil lain di dalam sepatu yang dapat
melukai kaki.
4. Saat kaki terasa dingin, gunakan kaos kaki. Jangan merendam atau
atau peralatan listrik Karen a respon kaki terhadap rasa panas sudah
7. Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan
periksakan kedokter.
klien CLI, penulis menegakkan diagnosa utama Perfusi perifer tidak efektif.
Perfusi perifer tidak efektif adalah penurunan sirkulasi darah pada level
PPNI 2017)
sehari-hari oleh pasien diabetes melitus yang terdiri dari deteksi dini
kelainan kaki diabetes, perawatan kaki dan kuku serta latihan kaki. Masalah
keperawatan pada klien CLI salah satunya adalah Perfusi perifer tidak
keperawatan yang dapat diberikan pada klien CLI yaitu perawatan sirkulasi
f. Penelitian terkait
kaki mandiri yang harus diajarkan pada diabetes meliputi : 1) Mencuci kaki
secara rutin setiap hari dan mengeringkan seluruh permukaan kaki terutama
perawatan kaki mandiri dengan risiko ulkus kaki diabetes. Perawatan kaki
Perawatan Kaki Dan Sensasi Sensorik Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus
(43,47%) melakukan perawatan kaki yang baik dan memiliki sensasi kaki
yang normal. Hal ini menggambarkan perawatan kaki yang baik ternyata
sensorik kaki penderita diabetes normal atau tidak. Hasil penelitian ini
kaki kemudian diikuti selama 3-6 tahun dihasilkan pada kelompok I (223
Kaki diabetes jika sudah terjadi memerlukan waktu yang lama untuk
penyakit dalam RSUD Provinsi NTB tahun 2017 sebagian besar adalah
bahwa ada pengaruh perawatan kaki dengan resiko ulkus kaki diabetes di
yang terjadi (Hidayat, 2009). Studi kasus ini ditujukan untuk membuat
ini adalah :
Kriteria Inklusi :
50
51
2015). Kriteria ekslusi : pasien yang mengalami cacat fisik yang dapat
C. Fokus Studi
D. Definisi Operasional
1. Kebutuhan keamanan
keadaan bebas dari nyeri pada daerah ekstremitas yang di sebabkan oleh
melalui tindakan perawatan kaki dan kuku yang dilakukan, 1 kali sehari
2. CLI
CLI yang dimaksud dalam studi kasus ini adalah pasien yang
Perawatan kaki dan kuku yang di maksud dalam studi kasus ini
adalah perawatan kaki dan kuku pada pasien yang mengalami CLI yang
4. Perfusi perifer
5. Status sirkulasi
2021.
F. Pengumpulan Data
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
1. Observasi
kondisi dari pasien seperti keadaan umum pasien, ekspresi pasien saat
2. Wawancara
3. Dokumentasi
dilakukan.
G. Penyajian Data
yang telah dilakukan pada pasien dengan teori dan penelitian terdahulu
(Nursalam,2015).
H. Etika Penelitian
responden.
penelitian.
4. Beneficience
ketidaknyamanan fisik.
5. Full disclosure
selengkap-lengkapnya.
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
pekerjaan ibu rumah tangga (IRT), alamat desa peka indah konawe
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Klien mengeluh kaki kirinya mati rasa dan warna kulit pada
mengeluh nyeri pada kaki kiri, sebelumnya diawali mati rasa dan
55
56
digerakan.
nyeri sedang.
pada kaki kiri dari paha bagian kiri sampai telapak kaki kiri, klien
sedang).
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Klien
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Meninggal
: Tinggal Serumah
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
tidak ada tumor, tidak ada luka, rambur rontok, rambut beruban,
nampak bersih, tidak ada polip dan tidak terdapat secret. Mulut
simetris, mulut bersih, dan mukosa bibir lembab, gigi sejajar, gigi
2) Leher
59
kelenjar thyroid.
3) Thoraks
bentuk dada simetris kanan dan kiri, palpasi : focal fremitus kanan
4) Abdomen
5) Genitalia
6) Ekstremitas
tangan kanan dan tangan kiri karena flebitis, dan CRT < 3 detik.
dan CRT > 3 detik. Klien mengatakan terasa nyeri pada kaki kiri,
pada kaki kiri, dan nampak bagian betis ekstremitas kiri bawah
jam 07:00, siang jam 13:00, dan malam jam 20:00. Klien tidak
sakit nasi lembek, sayur, air putih, dan porsi makan dihabiskan.
tidak ada masalah saat BAB, klien BAB setiap pagi hari, warna
jam 10:00 sampai jam 05:00, tidur siang jam 14:00 sampai jam
62
tidur kira-kira 2-3 jam dalam 24 jam karena suhu ruangan panas.
6) Pola kognititf-perseptual
kaki kiri dari paha bagian kiri sampai telapak kaki kiri, S : skala
saat ini, ideal diri klien ingin segera sembuh dan pulang kerumah
muslim.
e. Pemeriksaan penunjang
2) Terapi
2. Klasifikasi Data
65
No.Rekam Medis : 58 12 83
3. Analisa Data
Inisial pasien : Ny.S Tgl.Masuk : 19 Februari 2021
No.Rekam Medis : 58 12 83
66
3. Diagnosa Keperawatan
Data subjektif : Klien mengeluh kaki kirinya mati rasa dan warna kulit
pada jari kaki hingga betis, klien mengatakan kainya terasa kram dan
4), Palliative : klien mengatakan kaki kirinya terasa sakit saat digerakan
mengatakan nyeri yang dirasakan hanya pada kaki sebelah kiri dari lutu
hingga jari kaki, Skala : klien mengatakan nyeri yang dirasakan ada pada
dirasakan terus menerus, nyeri yang dirasakan akan hilang saat diberi
obat saja.
Warna kulit terlihat pucat, Turgor kulit teraba jelek, Edema pada tangan
kanan dan kiri karena flebitis, Pada bagian betis ekstremitas kiri bawah
4. Intervensi Keperawatan
No.Rekam Medis : 58 12 83
No.Rekam Medis : 58 12 83
Hasil :
- Tidak dilakukan A:
pengukuran Intervensi belum teratasi.
tekanan darah pada
ekstermitas dengan P:
keterbatasan Intervensi 1, 2, 6, 7
perfusi. dilanjutkan.
5. Menghindari
penekanan dan
13.00 pemasangan tourniquet
pada area yang cedera.
Hasil :
- Tidak dilakukan
penekanan dan
pemasangan
tourniquet pada
area yang cedera.
6. Meakukan perawatan
kaki dan kuku.
Hasil :
- Mencuci dan
membersihkan
kaki menggunakan
air hangat,sabun,
memberi lotion dan
memotong kuku
kaki.
- Memonitor tanda-
tanda ulkus : tidak
ada tanda-tanda
ulkus ekstremitas.
7. Menginformasikan
tanda dan gejala
darurat yang harus di
laporkan.
Hasil :
− Klien mengatakan
rasa sakit yang ia
rasakan tidak
hilang saat
istirahat, kaki kram
sehingga tidurnya
terganggu.
B. Pembahasan
1. Pengkajian Keperawatan
saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons
rasa dan warna kulit pada jari kaki hingga betis, klien mengatakan
ektremitas kiri bawah (skala nyeri 4), Palliative : klien mengatakan kaki
kirinya terasa sakit saat diam atau digerakan, Quality : klien mengatakan
sebelah kiri dari lutu hingga jari kaki, Skala : klien mengatakan nyeri
yang dirasakan ada pada sekala 4 yaitu nyeri sedang, Time : klien
akan hilang saat diberi obat saja, pengisian kapiler > 3 detik, akral
teraba dingin warna kulit terlihat pucat, turgor kulit teraba jelek, edema
pada tangan kanan dan kiri karena flebitis, pada bagian betis ekstremitas
kiri bawah berwarna hitam sampai ke jari kaki, tanda-tanda vital tekanan
suhu badan : 36 o c.
ampul/12 jam, NTG (untuk penyakit jantung, angina nyeri dada akut) 3
pengkaian teori menurut Price & Wilson 2006 yaitu : Alasan pasien
2. Diagnosa keperawatan
aktual dan potensial, atau proses kehidupan (Potter dan Perry, 2005).
efektif adalah penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat
Data subjektif :
1. Klien mengeluh kaki kirinya mati rasa dan warna kulit pada jari kaki
hingga betis
3. Klien mengatakan nyeri pada ektremitas kiri bawah (skala nyeri 4):
Data objektif :
jari kaki,
36 O C
pada saat pengkajian dan analisa data. Manusia adalah makluk yang
unik, dalam hal ini respon individu terhadap stres atau penyakit berbeda-
3. Intervensi keperawatan
pada Ny.S dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan
menurun.
tournikuet pada area yang cedera, lakukan perawatan kaki dan kuku.
Edukasi : informasikan tanda dan gejala darurat yang harus yang harus
Observasi :
Terapeutik :
keterbatasan perfusi
keterbatasan perfusi
cedera
6. Lakukan hidrasi
Edukasi :
10. Informasikan tanda dan gejala darurat yang herus yang harus
dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak
4. Implementasi Keperawatan
Hasil : Nampak edema pada tangan kanan dan kiri karena flebitis,
keterbatasan perfusi
keterbatasan perfusi
cedera
Hasil : Nampak edema pada tangan kanan dan kiri karena flebitis,
3).
Hasil : Nampak edema pada tangan kanan dan kiri karena flebitis
2).
Hasil : Nampak edema pada tangan kanan dan kiri karena flebitis
1)
ekstremitas.
85
Hasil : Nampak edema pada tangan kanan dan kiri karena flebitis
5. Evaluasi Keperawatan
sehingga sulit untuk digerakkan (skala nyeri 4), klien mengatakan rasa
kanan dan kiri karena flebitis, nampak akral teraba dingin, nampak tidak
ekstremitas.
menurun sehingga sudah mulai bisa untuk digerakkan (skala nyeri 3),
klien mengatakan rasa sakit pada ekstermitas kiri bawah yang dirasakan
saat istirahat mulai menurun. Data objektif nampak edema pada tangan
kanan dan kiri karena flebitis, akral teraba dingin, mencuci dan
mulai menurun sehingga sudah mulai bisa untuk digerakkan (skala nyeri
2), klien mengatakan rasa sakit pada ekstermitas kiri bawah yang
87
tangan kanan dan kiri karena flebitis mulai menurun, nampak akral
nyeri 1). Data objektif nampak edema pada tangan kanan dan kiri karena
menurun sehingga sudah bisa digerakkan (skala nyeri 1). Data objektif
nampak edema pada tangan kanan dan kiri karena flebitis menurun,
ulkus ekstremitas.
kalus. Hal-hal ini jika dilakukan dengan baik akan sangat mendukung
penerapan perawatan kaki dan kuku pada klien Ny.S dengan CLI selama
C. Keterbatasan
89
Studi kasus ini telah dilakukan sesuai prosedur yang ada. Namun
dalam melakukan studi kasus ini di ruang laika waraka bedah penulis
tahun terbit yang tidak dapat digunakan lagi dalam pustaka karya tulis
A. Kesimpulan
teori SDKI, SIKI, SLKI, yang di buat sesuai dengan kondisi pasien dan
berikut :
1. Pengkajian keperawatan
keluhan utama Klien mengeluh kaki kirinya mati rasa dan warna kulit
pada jari kaki hingga betis, klien mengatakan kakinya sulit untuk
2. Diagnosa keperawatan
dan/atau vena.
90
91
3. Intervensi keperawatan
dan kuku. Informasikan tanda dan gejala darurat yang herus yang harus
4. Implementasi keperawatan
yang harus di laporkan ( rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat).
5. Evaluasi keperawatan
92
dan/atau vena, pada hari pertama klien mengatakan nyeri pada kaki kiri
dari paha bagian kiri sampai telapak kaki kiri, klien mengatakan kakinya
sulit untuk digerakkan, pada hari kelima atau hari terakhir klien
bisa digerakkan (skala 1), dan klien mengatakan merasa nyaman dan
6. Analisa
perawatan kaki dan kuku pada klien Ny.S dengan CLI selama 5 hari
hangat, sabun, memberi lotion dan memotong kuku kaki, tidak ada
B. Saran
klien CLI.
serta mampu menjalin kerja sama dengan tim kesehatan lain dan
pasien CLI.
dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai data dan informasi dasar
Arianti, Yetti, K., & Nasution, Y. (2015). Hubungan Antara Perawatan Kaki dengan
Risiko Ulkus Kaki Diabetes di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Muhammadiyah Journal of Nursing, 2008, 9–18.
Arianti, Yetti, K., & Nasution, Y. (2015). Hubungan Antara Perawatan Kaki dengan
Risiko Ulkus Kaki Diabetes di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Muhammadiyah Journal of Nursing, 2008, 9–18.
Dramawan, A. (2017). Perawatan Kaki dan Risiko Ulkus Pada Pasien Diabetes
Mellitus. Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI Jurusan
Keperawatan. 99–117.
Fauzan, I. H., Saputra, A. N., Novita, I., & Mahmuda, N. (2019). Acute Limb
Ischemia: Pendekatan Diagnosis dan Penanganannya. Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xml
ui/handle/11617/11241
Hidayat, A. R., & Nurhayati, I. (2014). Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes
Militus di Rumah. Jurnal Permata Indonesia, 5(2), 49–54.
http://www.permataindonesia.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/201406.pdf
Olinic, D.-M., Stanek, A., Tătaru, D.-A., Homorodean, C., & Olinic, M. (2019).
Acute Limb Ischemia: An Update on Diagnosis and Management. Journal of
Clinical Medicine, 8(8), 1215. https://doi.org/10.3390/jcm8081215
94
95
Potter & Perry, 2006. Buku Ajar Fundemental Keperawatan: Konsep, Proses &
Praktik Vol 2. Jakarta: Buku Kedokteran: EGC
Potter, A., dan Perry, A, G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep
Proses Dan Praktik Edisi Ke-4. Jakarta : EGC
PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Quedarusman, H., & Lasut, P. (2019). Critical Limb Ischemia: Laporan kasus.
Medical Scope Journal, 1(1), 8–15.
https://doi.org/10.35790/msj.1.1.2019.26625
Rohmah, Nikmatur dan Saiful Walid. (2012). Proses Keperawatan: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Synder, 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik.
Jakarta: Buku Kedokteran: EGC
Umami, Amalia Riza Dkk. Hubungan Antara Karakteristik Responden Dan Sikap
Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada
Pekerjaan Batik Tulis. E Jurnal Pustaka Kesehatan Volume 2 Nomor 1 Januari
2014.http://Jurnal.unej.ac.id
Varu, V. N., Hogg, M. E., & Kibbe, M. R. (2010). Critical limb ischemia. Journal
of Vascular Surgery, 51(1), 230–241.
https://doi.org/10.1016/j.jvs.2009.08.073
a. Definisi
perawatan kaki dan kuku. Perawatan kaki dan kuku merupakan aktivitas
yang dilakukan sehari-hari oleh pasien diabetes melitus yang terdiri dari
deteksi dini kelainan kaki diabetes, perawatan kaki dan kuku serta latihan
b. Tujuan
c. Indikasi
1. Klien menderita DM
kaki dan kuku, menurut (Hidayat & Nurhayati, 2014) antara lain sebagai
berikut :
luka
mencegah cedera
b. Cuci kaki dengan sabun yang lembut (sabun bayi atau sabun
sela jari kaki, terutama sela jari kaki ke-3-4 dan ke-4-5.
a. Potong dan rawat kuku secara teratur. Bersihkan kuku setiap hari
b. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak
terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar
kuku tidak tajam. Jika ragu, Anda bisa meminta bantuan keluarga
menit.
Cara lain dalam melakukan perawatan kaki, antara lain sebagai berikut:
rumah.
2. Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu
gunakan kaos kaki atau stocking dari bahan katun dan sepatu
dengan bahan kulit. Jangan lupa untuk mengganti kaos kaki atau
tidak ada kerikil atau benda kecil lain di dalam sepatu yang dapat
melukai kaki.
4. Saat kaki terasa dingin, gunakan kaos kaki. Jangan merendam atau
atau peralatan listrik Karen a respon kaki terhadap rasa panas sudah
Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data dari Diklat dan Litbang RSUD
Bahteramas Kendari
103