Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DALAM

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSINGENASI


DI PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI

PROPOSAL

LEDI ATTI PATADUNGAN


P00320019072

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi
tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernapasan secara fungsional. Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia dalam kelangsungan metabolisme sel tubuh, dan untuk
mempertahankan hidupnya seta untuk melakukan aktivitas berbagai organ atau sel.
Apabila lebih dari 4 menit seseorang tidak mendapatkan oksigen ( O 2 ) akan terjadi
pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan bisa mengakibatkan sesorang
yang kekurangan oksingen akan meninggal. Oksigen memegang peranan yang
sangat penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.. Sering kali seseorang
tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen bagi tubuh. Ketiadaan oksingen dapat
menyebabkan kematian sel, jaringan dan organisme. Pengiriman oksingen dan
pembuangan karbondioksida memerlukan integrasi beberapa sistem hematologi,
kardiovaskuler, dan pernapasan. Gangguan pada sistem pernapasan dapat
memengaruhi kemampuan untuk bernapas, mengangkut gas, dan berpartisipasi
dalam aktivitas sehari-hari, (Berman, Snyder dan Frandsen, 2016 ).
Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan.
Pada kondisi ini, seseorang merasakan pentingnya oksigen bagi kehidupan sehari-
hari. Masalah pernapasan bisa terjadi akibat masalah struktural, masalah fungsional
atau kombinasi keduanya. Masalah struktural melibatkan perubahan dalam ukuran
dan bentuk bagian saluran pernafasan, sementara masalah fungsional melibatkan
perubahan pertukaran gas, adanya iritan dan serangan patogen (seperti virus atau
bakteri). Perubahan pada sistem organ lain, terutama kekebalan tubuh dan sistem
neurologis, juga dapat mengancam fungsi pernafasan (Hull, 2012). Kondisi sistem
respirasi yang masih immatur, usia anak dan perubahan musim sangat
mempengaruhi penyakit pernafasan pada anak. Misalnya, anak-anak dan bayi lebih
cenderung memburuk dengan cepat. Anak-anak dengan penyakit kronis seperti
diabetes, penyakit jantung bawaan, anemia sel sabit, dan fibrosis kistik dan anak
dengan gangguan perkembangan seperti cerebral palsy cenderung lebih parah
apabila terkena gangguan pernafasan (Kyle, 2015). Hal ini menyebabkan orang tua
mencari bantuan untuk perawatan kesehatan saat anak sakit. Masalah pada sistem
pernafasan menyebabkan anak perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit
(Bowden & Greenberg ). Hal ini membuat anak lebih rentan mengalami masalah
saat berada di rumah sakit (Elbahnasawy, Lawend, Mohammed, 2016). Perawat
anak membutuhkan keahlian dan keterampilan penilaian dan intervensi pada anak
yang mengalami masalah pemenuhan oksigenasi. Pendektesian awal yang tepat
dapat mencegah memburuknya status pernapasan dan memungkinkan untuk
pengobatan tepat waktu. Salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak – anak
yaitu ISPA. Menurut World Health Organzation (WHO) tahun 2016 jumlah
penderita ISPA adalah 59.417 anak dan memperkirakan di Negara berkembang
berkisar 40-80 kali lebih tinggi dari Negara maju (Mawaddah et al., 2021).WHO
menyatakan tembakau membunuh lebih dari 5 juta orang pertahun,dan
diproyeksikan akan membunuh 10 juta sampai tahun 2020. Dari jumlah itu 70%
korban berasal dari Negara berkembang (Safarina, 2015). Penyakit infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang utama karena
merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang terbanyak di dunia. Infeksi
saluran pernapasan atas merupakan penyebab kematian dan kesakitan balita dan
anak di Indonesia. Angka kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA) pada
balita dan anak di Indonesia masih tinggi(Safarina, 2015) Menurut Kemenkes RI
(2017) kasus ISPA mencapai 28% dengan 533,187 kasus yang ditemukan pada
tahun 2016 dengan 18 provinsi diantaranya mempunyai prevalensi di atas angka
nasional. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di
rumah sakit dan Puskesmas (Aprilla et al., 2019)

B. Tujuan umum
1. Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada anak dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi di Puskesmas Abeli Kota Kendari
C. Tujuan khusus
1. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan pada anak dalam pemenuhan
kebutuhan oksigenasi di Puskesmas Abeli Kota Kendari.
2. Dapat menentukan diagnosa keperawatan pada anak dalam pemenuhan
kebutuhan oksigenasi di Puskesmas Abeli Kota Kendari
3. Mendeskripsikan intervensi tindakan keperawatan pada anak dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi di Puskesmas Abeli Kota Kendari
4. Melaksanakan implementasi keperawatan pada anak dalam pemenuhan
kebutuhan oksigenasi di Puskesmas Abeli Kota Kendari.
5. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada anak dalam pemenuhan
kebutuhan oksigenasi di Puskesmas Abeli Kota Kendari.

D. Manfaat
Manfaat Teoritis
Penyusunan proposal ini sebagai pengantar dalam penyusunan karya tulis
ilmiah pada anak dengan pemenuhan kebutuhan oksingenasi di Puskesmas Abeli
Kota Kendari.
Manfaat Praktis
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada anak
2. Bagi Institusi Pendidikan
Proposal ini dapat digunakan sebagai referensi dalam proses pembelajaran
tentang asuhan keperawatan pada anak dalam pemenuhan kebutuhan
oksigenasi.

Anda mungkin juga menyukai