Dosen Pengampu
ARIF RAHMAN
OLEH :
ARNIA PRIATNA MUTIA
22120049
2021
KELOMPOK 2
ANGGOTA :
ALFAEZA
ANDI ATIRAH
FIKAL PRATAMA
RAHMAT HIDAYAT
ARNIA PRIATNA MUTIA
ERCHAL ALVEN SAGGALEA
KELAS : A1P21
NO.HP : 082292163329
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpah rahmat, inayah taufik dan
hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan. Oleh karena saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Korupsi dan Bentuk Korupsi........................................................3
2.2 Penyebab Korupsi
2.3 Mengapa Perlu Pendidikan Antikoorupsi...................................................3
2.4 Darurat Pendidikan Antikorupsi.................................................................4
2.4 Sistem ekonomi islam.................................................................................4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami defenisi dan bentuk korupsi
2. Untu mengetahui penyebab korupsi
3. Untuk memahami perlunya pendidikan antikorupsi
4. Untuk memahami apa saja darurat pendidikan antikorupsi
1
BAB II
PEMBAHASAN
Permasalahan yang sangat krusial yang dihadapi bangsa Indonesia di kala ini adalah korupsi.
Tindak pidana korupsi yang terjadi mulai dari hal kecil yang sering dianggap sepele sehingga
menjadi sebuah kebiasaan. Orang yang melakukan korupsi seperti ini tidak mendapat tindak
hukuman, namun dianggap sebagai urusan moral pribadi orang yang bersangkutan. Lalu,
mengapa mahasiswa perlu mendapatkan pembelajaran anti korupsi? Mahasiswa berpotensi
melakukan beberapa bentuk tindak korupsi. Dikutip dari kompasiana.com, bentuk korupsi
yang bisa terjadi pada mahasiswa diantaranya korupsi waktu, menyontek, tidak transparan
mengenai biaya kuliah dengan orang tua, dan tidak jujur ketika menjabat di suatu organisasi.
Pertama, korupsi waktu. Korupsi waktu sering dianggap sebagai urusan pribadi dan tidak
berarti untuk dibahas. Kebiasaan mengulur waktu, terlambat hingga pengumpulan tugas yang
tidak pas sesuai ketepatan waktu merupakan hal kecil yang sering diabaikan. Jika kebiasaan
ini dilakukan terus-menurus akan membentuk kepribadian mahasiswa menjadi individu yang
acuh tak acuh ataupun tidak peduli.
Kedua, menyontek. Pernahkan kita berpikir jika menyontek merupakan salah satu bentuk
korupsi? Menyontek dapat dikategorikan sebagai tindak kecurangan dalam pengerjaan
berbagai bentuk ujian serta termasuk perilaku tidak jujur. Bila hal ini dilakukan secara
berkelanjutan, maka berpotensi membentuk kepribadian seseorang yang tidak jujur.
Ketiga, tidak transparan mengenai biaya kuliah dengan orang tua. Kurangnya kontrol diri
dalam manajemen keuangan berpotensi membuat uang yang seharusnya untuk membayar
kegiatan kampus atau kebutuhan pribadi menjadi habis sebelum dialokasikan dengan baik.
2
Perlu adanya pengendalian keuangan agar hal ini tidak menjadi kebiasaan yang
menumbuhkan sifat korupsi sejak dini.
Pendidikan anti korupsi diadakan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk
beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi di kalangan
mahasiswa. Hal itu dapat mendorong mahasiswa untuk berperan aktif dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia. Adanya peran aktif mahasiswa diharapkan dapat
menangkal budaya korupsi dengan pembangunan jiwa anti korupsi. Nilai-nilai pembelajaran
anti korupsi ini bisa diperoleh dari kampus atau lingkungan sekolah. Upaya pembekalan
pendidikan anti korupsi perlu dilakukan dengan berbagai macam metode seperti seminar,
kegiatan sosialisasi, kampanye atau pada jam perkuliahan. Dalam kegiatan perkuliahan dapat
menggunakan buku ajar yang berisikan materi dasar pendidikan anti korupsi. Pembelajaran
yang tidak monoton dan kreatif merupakan kunci keberhasilan untuk memaksimalkan
potensi intelektualitas, watak kritis, dan menumbuhkembangkan etika integritas mahasiswa.
Dosen juga dapat menjadi fasilitator, komunikator, dan motivator untuk mahasiswa.
Standar kompetensi yang diharapkan dengan adanya kegiatan pendidikan anti korupsi adalah
mencegah pribadi mahasiswa agar tidak melakukan tindak korupsi (individual competence),
mencegah orang lain agar tidak melakukan tindak korupsi dengan cara memberikan
peringatan dan mendeteksi adanya tindak korupsi di lingkungan sekitar. Dengan tercapainya
standar kompetensi tersebut diharapkan membentuk karakter mahasiswa yang anti korupsi.
Dengan adanya pendidikan anti korupsi ini generasi penerus bangsa lebih dini menguasai
permasalahan korupsi serta tidak melaksanakan tindakan korupsi yang pernah terjadi di
generasi sebelumnya. Melalui pembelajaran anti korupsi tidak hanya memberikan
pengetahuan saja. Namun juga merubah pola pikir, paradigma, dan tingkah laku mahasiswa
guna mempraktikan prinsip hidup yang lebih baik. Dampak dari pendidikan ini akan terasa
dalam waktu yang lama, namun proses yang dilakukan tidak instan. Adanya pendidikan anti
korupsi diharapkan menumbuhkan karakter anti korupsi pada bangsa Indonesia dan
Indonesia mampu menjadi lebih baik.
3
BAB III
PENUTUP
1.1 kesimpulan
1.2 Saran
4
DAFTAR PUSTAKA