Anda di halaman 1dari 7

Kerajinan Bahan Keras

A. Pengertian Kerajinan Bahan Keras


Produk kerajinan dari bahan keras merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan
dasar yang bersifat keras. Beberapa bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk
kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Bahan keras alami, yaitu bahan yang diperoleh di lingkungan sekitar kita dan
kondisi fisiknya keras, misalnya kayu, bambu, batu, dan rotan.
b. Bahan keras buatan, yaitu bahan-bahan yang diolah menjadi keras sehingga dapat
digunakan untuk membuat bahan-bahan kerajinan, misalnya berbagai jenis logam
dan fiberglass.

B. Macam-Macam Produk Kerajinan Bahan Keras


a. Kerajinan Logam
Kerajinan logam menggunakan bahan logam, seperti besi, perunggu, emas, perak, dan lain-
lain. Teknik yang digunakan menggunakan sistem cor, ukir, tempa, atau sesuai dengan
bentuk yang dikehendaki. Bahan logam banyak digunakan sebagai perhiasan atau aksesori.
Selain itu, bahan logam juga digunakan sebagai benda hias dan benda fungsional lainnya,
seperti gelas, kap lampu, wadah serbaguna, serta piala sebagai simbol kejuaraan. Sifat loga
adalah keras sehingga dalam pengolahannya memerlukan teknik yang tidak mudah,
misalnya diolah dengan teknik bakar/pemanasan dan tempa.
b. Kerajinan Kayu
Kerajinan ukir kayu adalah kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan
atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan ukir memang lebih banyak
menggunakan bahan bakukayu sebagai bahan utamanya. Adapun jenis kayu yang biasa
digunakan adalah kayu jati, mahoni, waru, sawo, dan nangka.
c. Kerajinan Bambu
Kerajinan bahan keras selanjutnya adalah kerajinan bambu. Sejak dahulu kala, masyarakat
Indonesia telah menggunakan bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dari yang
sederhana bahkan yang paling rumit sekalipun. Saat ini produk kerajinan bambu tampil
dengan desain yang lebih menarik dan bernilai estetis. Pembuatan kerajinan dari bahan
bambu menggunakan teknik anyaman dan teknik tempel atau sambung. Produk anyaman
Indonesia sangat terkenal di luar negeri dengan berbagai motif dan bentuk yang dikemas
dnegan menarik.
d. Kerajinan Rotan
Rotan merupakan hasil kekayaan alam yang sangat besar di Indonesia, terutama di Pulau
Kalimantan. Rotan bersifat kuat dan lentur, sehingga sangat cocok dijadikan sebagai benda
kerajinan dengan teknik anyaman. Adapun contoh produksi kerajinan dari bahan rotan
adalah meja dan kursi, lemari, serta tempat makan.
e. Kerajinan Batu
Indonesia sangat kaya akan jenis bebatuan yang beraneka ragam. Banyak daeah di
Indonesia menjadikan bebatuan warna sebagai produk kerajinan, seperti aksesori
pelengkap busana dan sebagai penghias benda. Adapun jenis batu yang banyak digunakan
untuk produk kerajinan adalah batu hitam yang keras dan batu padas berwarna putih atau
cokelat yang lunak. Teknik pengolahan batu hitam dan batu padas banyak menggunakan
teknik pahat dan teknik ukir. Kerajinan batu banyak digunakan sebagai hiasan interior dan
eksterior.
f. Kerajinan Kaca Serat (Fiberglass)
Kaca serat (Fiberglass) adalah serat gelas berupa kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis.
Serat ini dapat dipintai menjadi benang atau ditenun menjadi kain. Kemudian, diresapi
dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi. Oleh karena
itu, fiberglass sering digunakan sebagai bahan mobil dan bangunan kapal. Selain
itu, fiberglass juga digunakan sebagai agen penguat untuk banyak produk plastik.
Kerajinan fiberglass memerlukan beberapa campuran dalam proses pembuatannya.
CAmpuran fiberglass terdiri cairan resin (minyak resin bahan dasarnya inyak bumi dan
residu), katalis, met atau serat fiber, poles atau sabun krim silikon untuk membuat cetakan,
serta talk untuk memekatkan warna.
Dengan proses pembuatannya diperlukan perbandingan yang sesuai agar mendapatkan
hasil yang baik. Apabila zat cair (resin dan katalis) dicampur, maka akan bereaksi dari cair
menjadi padat dan keras berwarna bening mengkilap.

C. Fungsi Produk Kerajinan Bahan Keras


Produk kerajinan dari bahan keras memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Benda pakai, yaitu karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya,
sedangkan unsur keindahannya hanya sebagai pendukung saja.
b. Benda hias, yaitu karya kerajina yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan.
Produk kerajinan jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek
kegunaannya.

D. Unsur Estetika dan Egonomis Produk Kerajinan Bahan Keras


Berbagai produk kerajinan tidak bisa dipisahkan dari unsur seni dan keindahan. Snetuhan-
sentuhan nilai seni sangat penting untuk mewujudkan karya kerajinan aktraktif dan
bernilai ekonomis. Aspek fungsi menempati porsi utama pada produk kerajinan, sehingga
karya kerajinan harus bernilai ergonomis yang mencakup kenyamanan, kemanan, dan
keindahan (estetika).

E. Motif Ragam Hias Produk Kerajinan Bahan Keras


Sejak dahulu kala, produk kerajinan dari berbagai daerah di Indonesia sudah dikenal di
luar negeri. Berbagai produk kerajinan yang berasal dari setiap daerah di Indonesia
mempunyai motif dan ragam hias yang khas yang berbeda dengan daerah lainnya. Setiap
motif dan ragam hias mempunyai nilai keindahan dan keunikan serta makna simbolis yang
penuh dengan perlambangan dan juga nasihat. Adapun beberapa daerah yang terkenal
dengan ukiran atau pahatannya adalah Jepara, Yogyakarta, Cirebon, Bali, Toraja,
Palembang, Kalimantan, dan sebagainya. Kita hendaknya mengenal serta melestarikan
motif dan ragam hias Nusantara.

F. Teknik Pembuatan Produk Kerajinan Bahan Keras


Berikut adalah beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras.
a. Teknik Cor (Cetak Tuang)
Teknik cor telah ada sejak kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia. Terdapat
beberapa benda kerajinan dari bahan perunggu, seperti kapak, bejana, dan perhiasan.
Berikut contoh permbuatan benda kerajinan dari bahan keras melalui teknik cor.
1) Teknik Tuang Berulang (Bivalva)
Teknik semacam ini disebut teknik tuang berulang (bivalve) karena menggunakan dua
keping cetakan yang terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan
kebutuhan. Teknik tuang berulang digunakan untuk mencetak benda-benda yang sifatnya
sederhana, baik bentuk maupun hiasannya.
2) Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdure)
Teknik tuang sekali pakai dibuat pada benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih
rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik semacam ini diawali dengan membuat
model dari tanah liat. Kemudian, model tersebut dilapisi lilin sehingga terjadilah rongga.
Lalu, perunggu dituang ke dalamnya dan setelah dingin cetakan tanah liat bisa dipecah
sehingga diperoleh benda perunggu yang dikehendaki. Saat ini, banyak terdapat sentra-
sentra kerajinan cor logam seperti kerajinan perak. Sebagai contoh adalah kerajinan perak
di Kotagede, Yogyakarta dan kerajinan kuningan di Juwana dan Mojokerto.
b. Teknik Etsa
Etsa berasal dari bahasa Belkamu atau Jerman yaitu etch yang berarti memakan, berkorosi,
atau berkarat. Benda-benda yang berasal dari logam dapat dietsa dengan merendam dalam
larutan etsa (larutan sam). Untuk melindungi bagian yang tidak ingin teretsa oleh
pengikisan larutan asam, maka seluruh permukaannya dilapisi dengan bahan penolak
asam yaitu resist atau bahan pelindung.
Larutan pengetsa terdiri dari larutan asam organik, asam mineral anorganik, ataupun
campuran dari keduanya. Sebagian asam memiliki daya kikis yang sangat baik untuk jenis
logam tertentu. Sementara sebagian asam lain ternyata hanya sedikit atau bahkan tidak
memiliki pengaruh sama sekali terhadap logam-logam tertentu lainnya.
c. Teknik Ukir
Karya ukir di Indonesia telah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu, banyak
peralatan yang terbuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari
gerabah atau kayu. Benda-benda tersebut diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal,
lingkaran, garis, swastika, zig-zag, dan segitiga. Selain sebagai hiasan, pada umumnya
ukiran-ukiran tersebut juga mengandung makna simbolis dan religius. Terdapat beberapa
jenis ukiran yaitu ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan
ukiran utuh.
d. Teknik Ukir Tekan
Teknik ukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam tipis
dengan ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat logam kuningan, sedangkan untuk pelat
logam tembaga sampai dengan 0,4 mm. Alat yang sering digunakan untuk ukir tekan dibuat
dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan.
Apabila sulit mendaptkan tanduk, maka bisa menggunakan bambu atau kayu. Cara
menggunakan alat ukir tekan ini adalah dengan menekan permukaan benda kerja
mengikuti bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.
e. Teknik Bubut
Untuk membubut diperlukan pahat bubut yang berfungsi untuk mengiris,
menyayat/menggaruk, dan membentuk benda. Teknik bubut akan menghasilkan karya
kerajinan yang simetris, bulat, dan rapi, misalnya asbak kayu, vas bunga dari kayu, dan
benda-benda mainan.
f. Teknik Anyam
Anyaman adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan
menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan, sehingga menjadi satu kerya
anyaman. Kerya kerajinan dari bahan keras yang menggunakan teknik anyaman adalah
bambu, rotan, dan plastik.

G. Perencanaan Proses Produksi Kerajinan Bahan Keras


Pada umumnya, perencanaan produk kerajinan lebih menitikberatkan pada nilai-nilai
keunikan dan estetika (keindahan), sedangkan dalam pemenuhan fungsinya lebih
menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat (fisiologis), seperti benda-
benda pakai, perhiasan, furnitur, dan sandang.
a. Pengelolaan Sumber Daya Usaha
Terdapat enam tipe sumber daya usaha yang diperlukan dalam proses produksi,
yaitu man (manusia), money (uang), material (bahan), machine (peralatan), methode (cara
kerja), dan market (pasar).
b. Menentukan Fungsi dan Kualitas Produk Kerajinan
Kualitas karya kerajinanditentukan oleh kualitas bahan, teknik pengerjaan, desain, dan
nilai fungsi. Pemilihan bahan sangat penting karena bahan memiliki kekuatan, bentuk yang
bervariasi, tekstur, serat, pori-pori, yang semua ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan
kesempurnaan karya. Aspek fungsi dapat menambah kenyamanan dan keamanan
penggunaan produk kerjainan (ergonom). Nilai estetika karya kerajinan dapat menambah
kepuasan rasa indah bagi pemilik atau pemakai. Kerajinan memiliki fungsi ganda, yaitu
fungsi praktis dan fungsi hiasan.
c. Menentukan Segmentasi Pasar
Apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi, kerajinan cukup menjanjikan dan memiliki
peluang pasar yang menggembirakan. Apabila jika ditunjang dengan melimpahnya bahan
baku seta tenaga kerja yang realtif murah dibandingkan negara lain, shingga dapat
menekan biaya produksi. Penambahan ragam hias dan beraneka warna menambah nilai
estetika sekaligus dapat meningkatkan nilai ekonomi produk yang bersangkutan. Sentuhan
seni dan estetika pada sebuah produk kerajinan sangat diperlukan untuk mengangkat citra
kerajinan tersebut. Dalam rangka menentukan produk kerajinan yang akan diproduksi, kita
harus memperhatikan selera pasar.
d. Menentukan Bahan atau Material Produksi Kerajinan
Pemilihan bahan atau material dalam pembuatan karya kerajinan sangat penting karena
material akan mendukung bentuk, kenyamanan, dan juga memengaruhi kualitas barang
tersebut.
e. Menentukan Teknik Produksi
Ada beberapa jenis kerajinan yang membutuhkan alat dan keterampilan khusus untuk
membatnya. Teknik produksi kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat, dan cara yang
digunakan. Pembuatan produk-produk kerajinan yang menggunakan bahan keras alami
dapat dilakukan dengan teknik pahat, teknik ukir, teknik kontruksi atau sambungan, teknik
raut, teknik bubut, dan sebagainya. Adapun pembuatan barang-brang kerajinan dengan
menggunakan bahan keras buatan dapat dilakukan dengan teknik pahat, teknik cetak,
teknik ukir, teknik etsa, dan sebagainya.
H. Produksi Kerajinan Ukir Kayu
Berikut adalah prosedur pembuatan karya kerajinan ukir kayu.
1. Merancang Produk Kerajinan Ukir Kayu
Merancang disebut juga dengan mendesain. Dalam hal ini merancang gambar desain awal
dalam membuat sebuah produk kerajinan sebelum dibuat. Kelengkapan dalam gambar
rancangan tersebut sebaiknya mencakup gambar tampak depan, tampak samping, dan
tampak atas, serta jelas ukurannya. Selain itu, harus ada gambar potongan dan gambar
perspektifnya.
2. Bahan Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
Bahan yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir kayu harus benar-benar
diperhatikan, baik dari jenisnya maupun kualitas tekstur kayunya. Karena hal tersebut
akan memengaruhi dan menentukan hasil dari produks yang akan dibuat. Bahan ukiran
kayu harus dipilih dari jenis kayu yang mempunyai serat padat, lurus, tidak terlalu keras,
serta tidak mudah pecah dan kembang susutnya rendah. Adapun jenis kayu yang baik
untuk pekerjaan ukiran dan sering digunakan di sentra-sentra ukiran di Indonesia, antara
lain kayu jati, mahoni, sonokeling, cendana, dan eben.
3. Alat Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
Terdapat berbagai alat yang digunakan untuk produksi kerajinan ukir kayu dimana semua
alat tersebut harus standar dan sesuai dengan fungsinya. Apabila produk yang akan
dihasilkan adalah ukiran,maka yang digunakan adalah seperangkat peralatan ukir. Jika
untuk kerja sekrol, maka peralatan sekrollah yang digunakan. Contoh alat yang digunakan
untuk pembuatan karya kerajinan ukir kayu adalah pahat ukir, palu kayu, meja kerja, klem,
sikat ijuk, mesin sekrol, pensil, penggaris, kertas gambar, lem kayu, kertas ampelas, gergaji
belah, ketam tangan, meteran, dan bor.
Satu set pahat ukir terdiri dari sebagai berikut.
a. Pahat Penguku
1. Pahat penguku dalam satu set pahat ukir berjumlah 20 bilah.
2. Ukuran lebar pahat dimulai dari paling kecil 1,5 mm.
3. Panjang pahat 220-250 mm dan tebal kurang lebih 1,5 mm.
4. Fungsi pahat penguku digunakan untuk membuat ukiran bentuk lengkung,
melingkar membuat bentuk cembung, cekung, ikal, dan pecahan/cawean.
b. Pahat Penyilat
1. Pahat penyilat dalam satu set pahat ukir berjumlah 10 bilah.
2. Ukuran lebar pahat dimulai dari paling kecil 1 mm sampai dengan 40 mm dan
panjang 220-250 mm, dan tebal kurang lebih 1,5 mm.
3. Fungsi pahat penyilat untuk membuat pahatan/ukiran bentuk garis lurus dan
bentuk dasaran/lemahan.
c. Pahat Pengot
1. Pahat pengot dalam satu set pahat ukir berjumlah 1-3 bilah.
2. Bentuk mata pahat miring menyudut, ukuran yang biasa dipakai antara 4 mm
sampai dengan 10 mm, panjang 220-250 mm, dan tebal kurang lebih 1,5 mm.
3. Pahat pengot digunakan untuk membersihkan sudut atau sela-sela dasaran ukiran
yang sulit dijangkau dengan pahat perata/penyilat.
d. Pahat Kol
1. Pahat kol dalam satu set pahat berjumlah 5-10 bilah.
2. Ukurannya mulai dari paling kecil 5 mm sampai dengan 45 mm, panajang 220-250
mm, dan tebal kurang lebih 0,75 mm.
3. Fungsi pahat kol untuk membuat pahatan/ukiran bentuk cekung yang dalam,
seperti alur cekung, juga biasa untuk membuat hiasan tekstur uantuk karya seni.
Pahat ini juga digunakan untuk mengerjakan bagian-bagian cekung yang tidak dapat
dikerjakan dengan pahat penguku.
e. Pahat Coret
1. Pahat coret dalam satu set ukir berjumlah 1-3 bilah.
2. Ukuran lebar pahat dimulai dari paling kecil 3 mm sampai dengan 1,5 mm.
3. Fungsi pahat coret untuk membuat pahatan/ukiran isian/hiasan daun atau bunga
dan tekstur untuk kerya seni.
4. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan sikap estetika ketika bekerja. Keselamatan kerja berkaitan
dengan cara memperlakukan alat dan bahan kerja serta cara mengatur alat dan benda
kerja yang baik dan aman sebab berkaitan dengan orangnya. Adapun perlengkapan dan
manfaat keselamatan kerja dalam kerja ukir, adalah sebagai berikut.
a. Sebelum bekerja hendaknya memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang
bersih dan terang serta ventilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi
nyaman.
b. Pakailah pakaian kerja untuk melindungi dan menghindari kotoran kayu pada saat
kerja ukir
c. Pakailah sepatu kerja pada saat kerja ukir agar dapat terhindar dari kecelakaan,
terkena pahat apabila jatuh dari meja kerja.
d. Jika perlu, pakailah kaus tangan, terutama pada waktu kita sedang mengasah pahat
dan merawat pahat agar tangan kita tidak terluka dan tidak kotor.
e. Gunakan masker pada waktu kita sedang membersihkan ukiran, pengampelasan,
dan finishing.
f. Jika sedang bekerja tidak diperkenankan bergurau/bercanda, karena dikhawatirkan
akan terjadi kecelakaan kerja.
g. Mengatur pahat ukir dengan rapi di atas meja sehingga tidak berantakan dan akan
memudahkan ketika memilih pahat saat bekerja.
h. Jika sudah selesai bekerja, kita wajib membersihkan kotoran sisa pahatan kemudian
mengembalikan alat-alat pahat pada tempatnya.
i. Mengelola limbah dengan baik.
5. Proses Produksi Kerajinan Ukir Kayu
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan serta mendapatkan hasil ukiran yang maksimal,
maka proses kerja harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar, yaitu sebagai
berikut.
a. Penyiapan bahan.
b. Penyiapan alat.
c. Membuat rancangan atau gambar kerja.
d. Menyiapkan pola.
e. Menempel pola pada papan yang sudah disiapkan.
f. Menyekrol (krawangan).
g. Memahat awal.
h. Memahat bagian dasaran.
i. Membentuk ukiran.
j. Memberi benangan (coretan) pada motif.
k. Mengampelas (menghaluskan).
l. Finishing (proses penyelesaian akhir).

Anda mungkin juga menyukai