Anda di halaman 1dari 3

3.

Aliran syi’ah
a. asal usul aliran syi’ah
kata syi’ah menurut Ibnu Khaldun berarti As ahahbu wal Ittibaa’u artinya
pengikut atau partai. Menurut istilah syi’ah adalah suatu golongan umat islam
yang memberikan kedudukan istimewa kepada keturunan nabi Muhammad SAW
dan menempatkan Ali Thalib pada erajad yang lebih utama daripada sahabat nabi
yang lain, mereka mencintai Ali dan keturunannya dengan sepenuh hati dan
disertai sikap atau tindakan nyata.
b. paham dan pokok ajarannya
 Yang menuntut agar hak untuk menjabat khalifah baik dalam urusan
keagamaan ataupun urusan kenegaraan harus menjadi hak waris bagi
keluarga nabi (Ali bin Abii Thalib dan anak cucunya.
 Syahnya imam atau khalifah hanya apabila mendapat nash atau diangkat
oleh nabi sendiri dan kemuian oleh imam-imam sesudah beliau secara
berurutan.
 Bahwa tiap-tiap imam yang telah diangkat oleh imam sebelumnya itu
adalah makshum artinya terpelihara dari dosa sejak dilahirkan.
c. sekte, tokoh dan ajarannya
 Al Imamiyah atau Al Isna Asyariyah atau Rafidhah. Pokok-pokok
ajarannya ;
1). Bahwa Ali bin abi thalib satu-satunya khalifah yang sah sesudah
nabi.
2). Mereka mengajarkan ajarannya “dua belas imam” yang berurutan
satu sama lain dari keturunan Ali dan Fatimah.
3). mereka mengajarkan adanya kemakshuman, kemahdiyan dan akan
datangnya imam yang terakhir dan taqiyah.
 Zaidiyah, tokohnya adalah Zaid bin Ali. Dia mengajarkan bahwa:
1). Imam-imam itu terbatas hanya dari anak cucu Ali dengan Fatimah.
2).Kekhalifahan Abu bakar, Umar dan Utsman dianggap sah namun
kurang utama.
3).Ismailiyah tokohnya ialah ismail bin ja’far Ash shadiq. Ia
diriwayatkan suka minum khamar , sehingga sebagian penganutnya
menggugurkan keimanannya dan beralih beriman kepada adik
ismail, yaitu Musa al khodim. Golongan ini membatasi imam-imam
hingga yang ketujuh saja. Golongan ini termasuk aliran yang
ekstrim yang ajarannya banyak yang melampaui batas.
4). Gholiyah (ghullat), dipimpin oleh Abdullah bin sabak, seorang yang
beragama yahudi. Golongan ini juga dikenal ekstrim.
 Aliran qadariah dan jabariah
Disebabkan karena tuhan bersifat maha kuasa yang mempunyai
kehendak yang mutlak maka timbullah pertanyaan sampai dimanakah
manusia sebagai ciptaan tuhan, bergantung kepada kehendak dan
kekuasaan mutlak tuhan dalam menentukan perjalanan hidupnya?
Diberi tuhankah manusia kemerdekaan dalam mengatur hidupnya?
Ataukah manusia terikat seluruhnya kepada kehendak dan kekuasaan
mutlak tuhan.
Maka terdapat dua perbedaan pendapat. Yang pertama kaum qadariah
berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dan kemerdekaan
dalam menentukan perjalanan hidupnya dengan demikian nama
qadariah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qodrah
atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari
pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar tuhan. Yang
kedua, kaum Jabariah berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai
kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia
dalam paham ini terikat pada kehendak mutlak tuhan. Jadi, nama
jabariah berasal dari kata jabara yang artinya memaksa.
Paham qadariah pertama kali dipelopori oleh Ma’bad al Juhani dan
ghailan al dimasyqi. Menurut ghailan, manusia berkuasa atas
perbuatannya, manusia sendirilah yang melakukn perbuatan baik
maupun jahad atas kemauan dan dayanya sendiri.
Paham jabariah dipelopori oleh Al ja’d Ibn Dirham, tetapi yang
menyiarkannya adalah Jahn Ibn Safwan. Menurut jahm manusia
mempunyai kekuasaan untuk berbuat apa-apa, tidak mempunyai daya,
tidak mempunyai kehendak sendiri dan tidak mempunyai pilihan,
manusia dalam melakukan perbuatanya hanya dipaksa. Tuhanlah yang
menciptakan perbuatan dalam diri manusia.
Tokoh jabariah yang lain yaitu Al Husain ibn Muhammad Al Najjar
yang bersifat lebih moderat. Menurutnya tuhanlah yang menciptakan
perbuatan manusia, tetapi manusia mempunyai bagian dalam
perwujudan perbuatan itu. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia
mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya.

Anda mungkin juga menyukai