KEBIDANAN
“ KONSEP EVIDANCE BASED PRACTICE “
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha esa atas segala rahmat-nya sehingga makalah
konsep evidence based practice ini dapat tersusun hingga selesai. karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini
oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini
Semoga makalah yang kami tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi teman-
teman mahasiswa kebidanan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk pembelajaran kita
bersama.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................
1.2 Rumusan masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................
A. Sejarah Evidance Based Practice...........................................................................
B. Pengertian Evidance Based Practice......................................................................
C. Tujuan Evidance Based Practice............................................................................
D. Komponen Evidance Based Practice.....................................................................
E. Manfaat Evidance Based Practice..........................................................................
F. Kekuatan dan Kelemahan Evidance Based Practice..............................................
G. Ciri-Ciri Evidance Based Practice.........................................................................
H. Model Evidance Based Practice.............................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Clinical best evidence atau evidence based practice (EBP) adalah tindakan yang teliti dan
bertanggung jawab dengan menggunakan bukti atau berbasis bukti yang berhubungan dengan
keadaan keahlian klinis dan nilai-nilai pasien untuk menuntun pengambilan keputusan dalam
perawatan. (titler tahun 2008).
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien pelaporan dan analisis insiden kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko atau dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil kesalahan akibat melakukan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Pada tahun 1972, Profesor Archie Cochrane, seorang dokter dan peneliti medis di
Inggris, menyoroti fakta bahwa sebagian besar keputusan terkait perawatan tidak
didasarkan pada tinjauan sistematis bukti klinis. Dia mengusulkan agar para peneliti
harus berkolaborasi secara internasional untuk secara sistematis meninjau semua uji
klinis terbaik berdasarkan spesialisasi. Ini menyoroti kesenjangan yang ada antara
penelitian dan praktik klinis dan mulai meyakinkan praktisi tentang manfaat dari
pendekatan berbasis bukti. Perpustakaan Cochrane tetap menjadi salah satu sumber
paling berpengaruh dari bukti yang ditinjau secara sistematis hari ini.
Istilah 'kedokteran berbasis bukti' diperkenalkan oleh Gordon Guyatt dan timnya
pada tahun 1991 untuk menggeser penekanan dalam pengambilan keputusan klinis dari
'intuisi, pengalaman klinis tidak sistematis, dan alasan patofisiologis' menjadi penelitian
ilmiah, yang relevan secara klinis. Pada tahun 1996, DL Sackett, seorang dokter Kanada-
Amerika dan pendiri departemen epidemiologi klinis pertama di McMaster University di
Ontario, menjelaskan bahwa pengambilan keputusan klinis berbasis bukti adalah
kombinasi tidak hanya bukti penelitian tetapi juga keahlian klinis, juga sebagai nilai dan
keadaan unik dari masing-masing pasien.
Dalam hal bukti penelitian, penting untuk dicatat bahwa 'yang terbaik tersedia'
mungkin berbeda untuk setiap situasi. Sejumlah besar informasi baru terus-menerus
dihasilkan, dan bukti konklusif tidak ada untuk setiap pertanyaan klinis.
Tujuan EBP adalah memberi alat, berdasarkan bukti-bukti-bukti terbaik yang ada,
untuk mencegah, mendeteksi dan menangani gangguan kesehatan dan kepribadian (Stout
& Hayes, 2005 & Haynes, 1998). Artinya bahwa dalam memilih suatu pendekatan
pengobatan dan kepribadian, kita hendaknya secara empiris melihat-lihat kajian
penelitian yang telah divalidasikan secara empiris yang menunjukkan keefektifan suatu
pendekatan terapi tertentu pada diri individu tertentu. Adapun jenis penelitian yang harus
dikuasai para praktisi dalam EBP adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian
kuantitatif didasari pada ide bahwa suatu problem dapat diteliti dan menggunakan
metodologi yang signifikan dimana masing-masing variabel menunjukan saling
keterkaitan satu sama lainnya (Glicken, 2005). Untuk mengontrol variabel yang
kompleks yang berhubungan dengan klien bisa jadi sangat sulit. Walaupun penelitian
kualitatif terbatas pada fakta yang mana variabel penting lainnya tidak dapat dikontrol,
penelitian ini di dasari pada keyakinan bahwa penemuan non empiris merupakan cara
dalam memahami kefektifan treatmen. Meskipun penelitian kualitatif tidak dapat
memperlihatkan hubungan sebab akibat sebagaimana penelitian kuantitatif, namun
implikasi dari hubungan dan kelemahan hubungan dari variabel tersebut dapat diketahui.
Contohnya saja education kepada ibu untuk menempatkan bayinya pada saat tidur
dengan posisi pronasi dengan asumsi posisi tersebut merupakan posisi terbaik untuk
mencegah aspirasi pada bayi ketika tidur. Namun berdasarkan evidence based
menyatakan bahwa posisi pronasi pada bayi akan dapat mengakibatkan resiko kematian
bayi secara tibatiba SIDS (Melnyk & Fineout, 2011).
Tujuan utama mengajarkan EBP dalam pendidikan kebidanan pada level
undergraduate student adalah menyiapkan bidan profesional yang mempunyai
kemampuan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas berdasarkan
evidence based. Pentingnya pelaksanaan EBP pada institusi pendidikan yang merupakan
cikal bakal atau pondasi utama dibentuknya perawat profesional membutuhkan banyak
strategi untuk bisa meningkatkan knowledge dan skill serta pemahaman terhadap kasus
real dilapangan.
Evidence Based Practice dalam Grove tahun 2012, menjelaskan critical expertise
adalah salah satu komponen bukti internal yaitu knowledge dan ketrampilan bidan yang
professional serta expert menyampaikan sebuah servis kesehatan. Bagian atau elemen
Evidence Based Practice yang akan menafsirkan bukti ke dalam praktikum digunakan
sebagai alat dan mempunyai integrasi terhadap bukti dari internal guna menambah
kualitas dalam pelayanan.
1. Bukti eksternal yang dapat bermula dari penelitian, fakta berdasarkan prinsip,
pendapat seorang pimpinan, dan konsultasi dengan seorang yang professional.
2. Bukti internal berupa kemampuan klinis yang diperoleh dari tata laksana dampak
dan pengembangan mutu, analisis pada pasien dan evaluasi pelayanan pada
pasien, dan pemakaian sumber yang ada.
3. Pilihan pada pasien
Meskipun evidence atau bukti yang dianggap paling kuat adalah systematic
reviews dari penelitian-penelitian Randomized Control Trial namun penelitian deskriptif
ataupun penelitian kualitatif yang berasal dari opini leader juga dapat dijadikan landasan
untuk membuat sebuah keputusan klinis, jika memang penelitian sejenis RCT tidak
tersedia. Begitu juga dengan teori-teori, pilihan atau nilai pasien untuk membuat
keputusan klinis guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien. Sering
kali pertanyaan dari klinisi, bagaimana sebuah evidence atau bukti dan jenis bukti yang
bagaimana yang dibutuhkan sampai bisa merubah sebuah praktek kesehatan. Level dan
kualitas dari evidence atau bukti dapat dijadikan dasar dan meningkatkan kepercayaan
diri seorang klinisi untuk merubah praktek.
2. Kelemahan EBP :
5.pertimbangan klinis berbasis bukti didasarkan pada gagasan tentang prilaku dan peran
profesional dan terutama dipedomani oleh suatu sistem nilai bersam
Mengenai tiap level yang jelas dan translation yang lebih sistematis dengan model
lainnya serta memiliki lingkup yang lebih luas. Sedangkan ACE star model merupakan
model transformasi pengetahuan berdasarkan research. Evidence non research tidak
digunakan dalam model ini. Untuk stetler’s model merupakan model yang tidak
berorientasi pada perubahan formal tetapi pada perubahan oleh individu tenaga kesehatan.
Model ini menyusun masalah berdasarkan data internal (quality improvement dan
operasional) dan data eksternal yang berasal dari penelitian. Model ini menjadi panduan
perseptor dalam mendidik bidan yang baru. Dalam pelaksanaannya, untuk mahasiswa
sarjana dan master sangat disarankan menggunakan model jhon hopkin, sedangkan untuk
mahasiswa undergraduate disarankan menggunakan ACE star model dengan proses yang
lebih sederhana dan sama dengan proses kebidanan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan konsep evidence based practice di atas, dapat disimpulkan
bahwa ada 3 faktor yang seacara garis besar menentukan tercapainya pelaksanaan praktek
keperawatan yang lebih baik yaitu, penelitian yang dilakukan berdasarkan fenomena yang terjadi
di kaitkan dengan teori yang telah ada, pengalaman klinis terhadap suatu kasus, dan pengalaman
pribadi yang bersumber dari pasien.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka di harapkan pelaksanaan pemberian
pelayanan kesehatan khususnya pemberian asuhan keperawatan dapat di tingkatkan terutama
dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan atau keperawatan, pengurangan biaya (cost effective)
dan peningkatan kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.
Namun dalam pelaksanaan penerapan evidence based practice ini sendiri tidaklah mudah,
hambatan utama dalam pelaksanaannya yaitu kurangnya pemahaman dan kurangnya referensi
yang dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penerapan EBP itu sendiri.
3.2 Saran
Dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan yang baik, serta
mengambil keputusan yang bersifat klinis hendaknya mengacu pada SPO yang dibuat
berdasarkan teori-teori dan penelitian terkini. Evidence based practice dapat menjadi panduan
dalam menentukan atau membuat SPO yang memiliki landasan berdasarkan teori, penelitian,
serta pengalaman klinis baik oleh petugas kesehatan maupun pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Paramitha dan Rafhani Rosyidah. 2020. Buku ajar mata kuliah Evidance based
Midwifery
Melnyk, B. M., & Fineout-Overholt, E. (2011). Evidence-based practice in nursing &
healthcare: a guide to best practice (2nd ed). Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott
Williams & Wilkins.
Nurfazriah,indah.Kekuatan dan kelemahan EBP.Materi Evidance Based Penelitian.
Glasziou, Paul., Del-Mar, Chris., Salisbury, Janet. Buku Kerja Evidence Based Practice.2012.
Yogyakarta: Buku Seru.
Mehrdad, N., Joolaee, S., Joulaee, A., & Bahrani, N. (2012). Nursing faculties’ knowledge and
attitude on evidence based practice Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research,
17(7), 506–511.
Timmermans & angell,2001, Ciri-ciri evidance based practice