Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK IBU DAN BAYI

“ TENTANG PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN PADA IBU HAMIL DAN


PERSALINAN MENGGUNAKAN LEANNEC DAN DOPPLER ”

DOSEN PENGAMPU : YUSMAHARANI,SST,M.Kes

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

NIDA RIANI (2015201020) SARTIKA DEWI (2015201027)


SITI AYUNI (2015201030) SITI MAIMANAH (2015201031)
WIDIANA TASIA (2015201035) WINDIA NINGSIH (2015201036)
ASMA UL HUSNA (2015201038) ERVA JULIANIS (2015201039)
OLIVIA YUSWITA PUTRI (2015201022)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN & PROFESI


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UINIVERSITAS ABDURRAB
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang


telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca,dan kami tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................
1.2 Rumusan masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................
A. Pengertian Denyut Jantung Janin...........................................................................
B. Langkah-Langkah Pemeriksaan DJJ......................................................................
C. Teknik Pemeriksaan DJJ........................................................................................
D. Cara Memantau Pemeriksaan DJJ..........................................................................
E. Normal DJJ.............................................................................................................
F. Cara Mendengarkan DJJ........................................................................................
G. Pengertian Laennac Dan Doppler..........................................................................
H. Cara Menggunakan Metode Laennac Dan Doppler...............................................
I. Pengertian Persalinan.............................................................................................
J. Bentuk-Bentuk Persalinan......................................................................................
K. Tanda-Tanda Persalinan.........................................................................................
L. Tahapan-Tahapan Persalinan.................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Detak jantung janin (DJJ) adalah sebuah indikator atau dalam sebuah pemeriksaan
kandungan yang menandakan bahwa ada kehidupan di dalam kandungan seorang ibu.
Untuk memeriksa kesehatan janin di dalam kandungan ibu hamil, dokter melakukan
beberapa hal pemeriksaan dan denyut jantung bayi yang baru bisa dideteksi kurang
lebihnya pada usia 11 minggu.

Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup bulan/setelah usia
kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin
mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan. Janin bertumbuh dan
berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan di luar Rahim. Ibu menjalani
berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil sebagai persiapan menghadapi proses
persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.Persalinan dan kelahiran adalah akhir
kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar Rahim bagi bayi baru lahir.Persalinan
dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks yang
membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap
Pengalaman persalinan bisa dialami oleh ibu pertama kali (primi), maupun kedua atau
lebih (multi).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu DJJ?


2. Apa saja Langkah-langkah pemeriksaan DJJ?
3. Apa saja Teknik pemeriksaan DJJ?
4. Apa saja cara memantau pemeriksaan DJJ?
5. Apa itu normal DJJ?
6. Bagaimana cara mendengarkan DJJ?
7. Apa itu laennac dan doppler?
8. Bagaimana cara menggunakan metode laennac dan doppler?
9. Apa itu persalinan?
10. Apa saja bentuk-bentuk persalinan?
11. Apa saja tanda-tanda persalinan?
12. Apa saja tahapan-tahapan persalinan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu DJJ
2. Untuk mengetahui apa saja Langkah-langkah pemeriksaan DJJ
3. Untuk mengetahui apa saja Teknik pemeriksaan DJJ
4. Untuk mengetahui apa saja cara memantau pemeriksaan DJJ
5. Untuk mengetahui apa itu normal DJJ
6. Untuk mengetahui bagaimana cara mendengarkan DJJ
7. Untuk mengetahui apa itu laennac dan doppler
8. Untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan metode laennac dan doppler
9. Untuk mengetahui apa itu persalinan
10. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk persalinan
11. Untuk mengetahui apa saja tanda-tanda persalinan
12. Untuk mengetahui apa saja tahapan-tahapan persalinan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan Denyut Jantung Janin


Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) merupakan salah satu jenis pemeriksaan
dalam rangkaian pemeriksaan fisik pada kehamilan yang masuk dalam jenis pemeriksaan
auskultasi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan janin dengan
mendengarkan denyut jantung janin secara langsung (irama, frekuensi).
Adapun teknik pemeriksaan auskultasi bergantung pada alat yang digunakan. Dalam
melakukan pemeriksaan ini dapat menggunakan: monoaural stetoschope/ fetoscope, doppler,
CTG, ataupun USG. Pada bahasan ini, penulis hanya akan menguraikan tentang pemeriksaan
DJJ menggunakan Fetoskop Pinard.

2.2 Langkah-Langkah Pemeriksaan DJJ


Pemeriksaan DJJ merupakan pemeriksaan auskultasi yang dilakukan pada bagian
janin yang paling terdengar jelas denyutannya (disebut dengan punctum maksimum).
Punctum maksimum ditentukan dari penilaian: presentasi janin, letak punggung janin dan
apakah kepala janin sudah masuk panggul atau belum.
Punctum maksimum dibagi berdasarkan 4 kuadran, dan dapat terletak di atas pusat,
kiri atas pusat, kiri pusat, kiri bawah pusat, bawah pusat, kanan atas pusat, kanan pusat, kanan
bawah pusat, dan di pusat.
1. Apabila presentasi kepala, belum masuk PAP dan letak punggung kanan maka
punctum maksimum berada di kanan pusat.
2. Apabila presentasi kepala, sudah masuk PAP dan letak punggung kanan maka
punctum maksimum berada di kanan bawah pusat.
3. Apabila presentasi kepala, belum masuk PAP dan letak punggung kiri maka punctum
maksimum berada di kiri pusat.
4. Apabila presentasi kepala, sudah masuk PAP dan letak punggung kiri maka punctum
maksimum berada di kiri bawah pusat.
5. Apabila presentasi bokong, belum masuk PAP dan letak punggung kanan maka
punctum maksimum berada di kanan atas pusat.
6. Apabila presentasi bokong, sudah masuk PAP dan letak punggung kanan maka
punctum maksimum berada di kanan pusat.
7. Apabila presentasi bokong, belum masuk PAP dan letak punggung kiri maka punctum
maksimum berada di kiri atas pusat.
8. Apabila presentasi bokong, sudah masuk PAP dan letak punggung kiri maka punctum
maksimum berada di kiri pusat.
9. Apabila posisi janin melintang punctum maksimum berada di pusat
2.3 Teknik Pemeriksaan DJJ
1. Raba nadi (arteri radialis) ibu, lalu rasakan denyutannya.
2. Tempelkan telinga pada ujung Laennec dengan lubang yang lebih kecil, dengan
tangan tetap merasakan nadi ibu.
3. Dengarkan detak jantung janin dengan tangan tidak memegang Laennec.
4. Dengarkan detak jantung janin yaitu dengan ritme denyutan lebih cepat dari denyut
nadi ibu.
5. Nilai ritmenya (apakah beraturan atau tidak, adakah henti jantung sesaat).
6. Nilai frekuensinya, hitung selama satu menit penuh.

2.4 Cara Memantau DJJ


Ada 2 cara yang dilakukan petugas kesehatan untuk memantau denyut jantung janin,
yakni eksternal dan internal:
1. Pemantauan denyut jantung janin eksternal
Metode ini menggunakan alat yang ditempelkan di permukaan perut Mums untuk
mendengarkan dan merekam denyut jantung janin. Alat yang digunakan mulai dari
yang sederhana seperti stetoskop hingga yang paling canggih USG Doppler.

Ultrasonografi atau yang lebih sering kita kenal dengan USG, merupakan alat
pendeteksi denyut jantung yang menggunakan gelombang ultrasonik atau gelombang
suara untuk kemudian menghasilkan gambar di monitor.

Sedangkan pemeriksaan menggunakan USG doppler mengutamakan pengukuran


aliran darah, terutama aliran tali pusat. Dengan menggunaakan alat doppler, Mums
bisa mengetahui keadaan dan pertumbuhan janin yang sesuai usianya. Penilaian
dengan alat doppler meliputi gerakan janin, tonus, cairan ketuban, dan reaktivitas
denyut jantung.

2. Pemantauan denyut jantung janin internal


Cara ini cukup jarang dilakukan, hanya untuk kondisi khusus. Sebuah kawat tipis
(elektroda) dimasukkan melalui leher rahim Mums dan terhubung ke monitor. Metode
ini memberikan pembacaan yang lebih baik karena langsung menempel pada janin,
dan hasil pembacaan tidak tidak dipengaruhi gerakan janin.

Namun, tindakan ini hanya bisa dilakukan jika kantung ketuban sudah pecah dan
serviks terbuka. Biasanya menjelang persalinan. Selama persalinan, petugas kesehatan
akan mengawasi kontraksi rahim dan detak jantung janin.

Kardiotokografi. Untuk mengetahui denyut jantung janin, bisa juga digunakan alat
bernama kardiotokografi pada usia kehamilan kurang lebih 32 minggu. Pemeriksaan
ini juga berhubungan dengan perubahan denyut jantung dan gerakan janin.
2.5 Normal DJJ
Perhitungan denyut jantung janin dikelompokkan menjadi tiga macam kondisi.
Kondisi pertama adalah kondisi denyut jantung normal. Kedua adalah denyut jantung pada
kondisi takikardia atau saat di atas normal. Ketiga, denyut jantung pada kondisi bradikardia
atau saat di bawah normal.
Untuk kondisi normal, denyut jantung janin harus berada pada angka 120-160 kali per menit.
Sedangkan pada kondisi takikardia berat ditandai dengan denyut jantung di atas 180 kali per
menit. Dan pada kondisi takikardia ringan antara 160-180 kali per menit.
Pada kondisi bradikadia ringan, denyut jantung berada pada angka 100-119 kali per
menit. Sedangkan pada kondisi bradikardia sedang denyut jantung sekitar 80-100 kali per
menit. Terakhir, kondisi bradikardia berat ditandai dengan denyut jantung kurang dari 80 kali
per menit.

2.6 Cara Mendengarkan DJJ


Pada ibu yang sedang hamil saat saat yang paling diinginkan adalah mengetahui detak
jantung dan kondisi kesehatan janin secara keseluruhan secara sistematik atau teratur. Dengan
mengetahui kesehatan janin maka ibu bisa memastikan jika asupan gizi ibu hamil untuk sang
jabang bayi dan tubuhnya sendiri terpenuhi dengan baik. Inilah cara mendengarkan denyut
jantung bayi dalam kandungan yang bisa dilakukan :
1) Menggunakan Ultrasonografi atau USG
Digunakan pada usia kehamilan menginjak 8 minggu (perkembangan janin 2 bulan)
untuk mengetahui kesehatan janin secara sistematik. Agar dapat diketahui tentang
perubahan bentuk janin, kecepatan denyut jantung bayi dan posisi tubuh bayi ketika
sedang diperiksa. Dapat digunakan dengan menggunakan gelombang ultrasonik 2 atau
3 dimensi.

2) Menggunakan alat Doppler


Digunakan untuk pemeriksaan janin pada kehamilan 10 sampai 12 minggu
(perkembangan janin 3 bulan). Untuk mengetahui posisi janin, usia kehamilan yang
akurat dan untuk mengetahui kesehatan ibu termasuk berat badannya. Alat doppler
dapat digunakan dengan diimbangi cara mengoles gel di perut sang ibu, menggeser ke
kiri dan kanan atau turun naik untuk diketahui detak jantung bayi secara pasti.

3) Menggunakan Stetoskop Laennec


Digunakan secara manual dan sederhana namun dapat memeriksa dan mendengar
detak jantung bayi secara akurat termasuk dapat memeriksa letak plasenta.

4) Menggunakan Leopald
Digunakan untuk menentukan posisi punggung bayi sekaligus detak jantung bayi
secara bersamaan dan terbukti akurat. Ketika alat ini dapat menditeksi punggung bayi,
maka akan didapat pula detak jantung lengkap dengan suaranya.
5) Menggunakan Kardiotokografi
Digunakan untuk pemeriksaan posisi janin dan detak jantungnya pada usia kehamilan
32 minggu (perkembangan janin 8 bulan). Untuk mengetahui kesehatan ibu dan
bayinya menjelang proses persalinan atau beberapa minggu sebelum masa persalinan
tiba.

6) Menggunakan Pinard Horn


Pinard horn adalah alat sederhana yang bentuknya unik dan kalsik. Pinard horn
digunakan pada jaman dulu di era tahun 70 sampai 80 an untuk mendengarkan detak
jantung bayi dan hebatnya hingga saat ini masih banyak yang menggunakannya.
Pinard horn terbuat dari kayu yang bentuknya menyerupai terompet. Bagian datar
yang bentuknya lebih lebar diletakkan pada telinga seseorang termasuk bidan,
perawat, dokter atau tim kesehatan lain.Sedangkan bagian yang berbentuk cerobong
seperti mulut terompet diletakkan pada perut ibu yang sedang hamil.

7) Menggunakan Fetoskop (fetoscope)


Alat fetoskop terbuat dari logam dan plastik dan merupakan penggabungan antara
stetoskop dan pinard horn. Menggunakan fetoskop menggunakan teknologi dari
manfaat USG kehamilan, tetapi memerlukan kejelian dan ketelitian dalam
mendengarkan detak jantung yang sangat halus.

8) Menggunakan Aplikasi The bellabeat sistem connected


The bellabeat sistem connected adalah sebuah inovasin terbaru dari fitur smartphone
yang dirancang untuk mendengarkan detak jantung janin yang berusia lebih dari
perkembangan janin 6 bulan. Selain itu, juga dapat menditeksi gerakan gerakan bayi
dan memprediksi bobot bayi.

9) Penggunaan cahaya diusia kehamilan 26 minggu


Pada kehamilan yang telah berusia 26 minggu (perkembangan janin 5 bulan), janin
sudah mampu melihat dan merasakan gerakan dan suhu cahaya yang ada disekitar
luar kandungan. Bayi akan bereaksi bergerak lebih aktif dan meningkatkan detak
jantungnya ketika ibu berada pada ruangan yang memiliki cahaya lampu yang sangat
terang. Kondisi inilah yang memungkinkan ibu dapat merasakan detak jantung bayi
dengan rabaan telapak tangan.

10) Penggunaan musik klasik


Di usia kehamilan 16 minggu (perkembangan bayi 4 bulan) sudah bisa mendengar
dan merespon dengan baik musik yang ada diluar kandungan. Musik yang dapat
membuat detak jantungnya bergerak dengan teratur dan normal adalah jenis musik
yang menawarkan ritme suara yang bervariasi dari lembut hingga yang tinggi namun
masih dalam kadar yang halus. Misalnya musik klasik yang memiliki alunan musik
yang cukup panjang. Detak jantung bayi dapat aktif dan mudah dirasakan oleh telapak
tangan.

11) Menggunakan instrumen Doppler


Instrumen doppler adalah alat untuk mendengarkan detak jantung bayi tetapi dapat
digunakan dirumah kapan saja tanpa ada batasan waktu. Namun sayangnya harganya
masih sangat mahal sehingga, hanya sedikit ibu hamil yang memiliki peralatan yang
sudah berteknologi USG ini.

2.7Pengertian Laennac Dan Doppler


Laennac yaitu stetoskop yang berbentuk seperti tabung dan ditempelkan keperut ibu
hamil dan telinga pemeriksa.

Doppler Ultrasonografi Doppler merupakan suatu alat yang menggunakan gelombang


suara untuk dapat mengetahui aliran darah di pembuluh darah. Ultrasonografi Doppler
merupakan alat yang sama dengan ultrasonografi biasa, namun pada ultrasonografi
biasa hanya dapat menampilkan gambar dari pantulan gelombang suara dari organ
yang diperiksa, sedangkan ultrasonografi Doppler memiliki efek Doppler. Dengan
memanfaatkan efek Doppler, ultrasonografi tersebut dapat mendeteksi arah aliran
darah dan juga kecepatan relatif aliran darah tersebut.

Selama pemeriksaan ultrasonografi Doppler, sebuah alat seukuran sabun batang


(transducer) berfungsi sebagai pengirim gelombang suara sekaligus penerima
gelombang suara yang dipantulkan oleh organ padat yang diperiksa, termasuk sel-sel
darah merah. Transduser tersebut diaplikasikan pada kulit di atas organ yang akan
diperiksa. Adanya pergerakan dari sel-sel darah merah menyebabkan perubahan
frekuensi gelombang suara yang dipantulkan dan diterima transducer (disebut dengan
efek Doppler).

2.8 Cara Menggunakan Metode Laennac Dan Doppler


Stetoskop yang dirancang khusus untuk dapat mendengarkan detak jantung janin
secara manual oleh pemeriksa dapat digunakan pada usia kehamilan 17-22 minggu. Tata cara
pemeriksaan:
1. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari suara lain.
2. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
3. Mencari daerah atau tempat dimana kita akan mendengarkan biasanya merupakan
punggung bayi.Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai bagian yang
berlubang luas ditempatkan ke atas tempat atau daerah dimana kita akan
mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnya sempit ditempatkan pada telinga kita,
letakkan tegak lurus
4. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila
terdengar suatu detak, maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu denyut
jantung janin, detak ini harus disesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama
dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis
dari ibu.
5. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin maka
dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinyadenyut jantung janin itu.

2.9 Perngertian Persalinan


Proses persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang kuat teratur dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap . Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin . Persalinan adalah proses pengeluaran
hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta.Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanapa bantuan.

2.10 Bentuk-Bentuk Persalinan


A. Bentuk persalinan berdasarkan teknik:
a) Persalinan Spontan Persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
b) Persalinan buatan Persalinan buatan merupakan proses persalinan dengan
bantuan tenaga dari luar, misalnya: ekstraksi dengan forsep atau dilakukan
operasi section caesaria.
c) Persalinan anjuran Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan
untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya
pitocin dan prostaglandin.
B. Persalinan berdasarkan umur kehamilan:
a) Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ketika kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
b) Partus imaturus yaitu pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu sampai
28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500-999 gram.
c) Partus prematurus merupakan persalinan dari hasil konsepsi pada umur
kehamilan 28-36 minggu. Janin dapat hidup, tetapi 66 premature, berat janin
antara 1000-2500 gram. Hal tersebut merupakan masalah terbesar karena
dengan berat janin kurang dari 2500 gram dan umur kehamilan kurang dari 37
minggu, maka alat-alat vital (otak, jantung, paru, ginjal) belum sempurna,
sehingga mengalami kesulitan dalam adaptasi untuk tumbuh dan berkembang
dengan baik.
d) Partus matur/aterm (cukup bulan) merupakan persalinan yang terjadi antara
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat janin diatas 2500
gram.
e) Partus postmaturus (serotinus) merupakan persalinan yang terjadi 2 minggu
atau lebih dari waktu persalinan yang ditaksir, janin disebut postmatur.
Kehamilan yang melebihi waktu 42 jam sebelum terjadinya persalinan.
f) Partus presipitatus merupakan persalinan yang berlangsung sangat cepat,
berlangsung kurang dari 3 jam, dapat disebabkan oleh abnormalitas, kontraksi
uterus dan rahim yang terlalu kuat, atau pada keadaan yang sangat jarang
dijumpai, tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari
adanya proses persalinan yang sangat kuat.

2.11 Tanda-Tanda Persalinan

a. Bayi “Turun”
Salah satu tanda-tanda melahirkan yang biasanya terjadi pada kehamilan pertama,
yaitu ibu mulai merasakan bayi turun ke panggul. Pertanda ini biasanya terjadi sekitar
dua hingga empat minggu sebelum persalinan terjadi, meski tidak pasti.Gejala ini
jarang dirasakan wanita yang sudah melahirkan lebih dari sekali. Bayi yang menurun
ke perut bawah ini dapat membuat ibu bernapas lebih lepas karena menjauhi paru-
paru.
b. Leher Rahim Membesar
Saat akan melahirkan, pertanda lainnya yang perlu diketahui adalah adanya
pembesaran pada rahim. Bagian intim wanita tersebut mulai melebar dalam hitungan
hari atau minggu sebelum melahirkan. Dokter dapat menilai pelebaran yang terjadi
melalui pemeriksaan internal untuk memperkirakan seberapa lama lagi persalinan
terjadi. 
c. Kram dan Nyeri Punggung Meningkat
Ibu mungkin saja merasakan tanda berupa kram dan nyeri di punggung bawah hingga
selangkangan saat persalinan semakin dekat. Tanda-tanda melahirkan ini biasanya
terjadi pada wanita yang baru pertama kali akan melahirkan. Hal ini terjadi akibat otot
dan persendian akan meregang dan bergeser sebagai persiapan untuk kelahiran.
d. Sendi Terasa Lebih Longgar
Ibu juga dapat mengalami sendi yang terasa lebih longgar sebagai tanda-tanda
melahirkan. Hal ini disebabkan hormon relaxin yang membuat ligamen sedikit
mengendur. Sebelum melahirkan, beberapa wanita merasakan jika beberapa bagian
sendi di tubuh terasa lebih rileks. Ini memang dibutuhkan untuk membuka panggul
agar bayi lebih mudah untuk dilahirkan.
e. Diare
Diare juga termasuk salah satu tanda-tanda akan melahirkan pada wanita hamil. Hal
ini sama seperti otot-otot lainnya yang mengendur, rektum juga mengalaminya.
Dengan begitu, kondisi ini menyebabkan diare. Hal ini sangat normal dan seharusnya
ibu perlu bahagia karena hari yang ditunggu-tunggu semakin dekat.
f. Berhenti Mengalami Penambahan Berat Badan 
Kenaikan berat badan sering kali berkurang pada akhir kehamilan. Beberapa calon ibu
bahkan kehilangan beberapa kilogram. Faktanya, hal ini normal dan tidak akan
memengaruhi berat lahir bayi. Berat bayi masih bisa bertambah, tetapi bobot ibu turun
karena tingkat cairan ketuban yang lebih rendah, lebih banyak buang air, dan bahkan
mungkin akibat peningkatan aktivitas.
g. Sulit Tidur
Ibu juga dapat mengalami kesulitan untuk tidur sebagai tanda-tanda akan melahirkan.
Perut yang semakin besar disertai kandung kemih yang terkompresi dapat
membuat tidur menjadi sulit hingga persalinan terjadi.Maka dari itu, saat ada waktu
dan kesempatan untuk tidur, pastikan untuk melakukannya agar tubuh tetap sehat dan
cukup energi saat melahirkan.
h. Kehilangan Sumbat Lendir dan Perubahan Keputihan 
Tanda-tanda melahirkan yang semakin dekat yang pertama adalah hilangnya sumbat
lendir atau sumbat gabus yang menutup rahim dari dunia luar. Pertanda ini dapat
keluar dalam jumlah yang banyak dan terlihat mirip dengan lendir di hidung. Meski
begitu, ada wanita yang tidak mengalaminya hingga waktunya melahirkan.

Keputihan yang semakin tebal dan pekat disertai jumlah yang terus meningkat juga
dapat menjadi tanda jika melahirkan sudah semakin dekat. Jika keputihan sudah
berwarna merah muda, disebut juga gejala berdarah, merupakan indikasi yang baik
apabila persalinan akan segera terjadi.
i. Kontraksi Lebih Sering
Kontraksi adalah tanda tanda melahirkan yang aktif. Ibu dapat mengalami
kontraksi Braxton Hicks (atau "kontraksi latihan") selama berminggu-minggu bahkan
berbulan-bulan sebelum melahirkan. Ibu akan merasakan tekanan mereka saat otot-
otot di rahim menegang sebagai persiapan untuk momen besar mereka yakni
mendorong bayi keluar.Lantas, bagaimana cara membedakan kontraksi palsu dan
tidak? Perhatikan tanda-tanda nyata ini:

 Jika ibu mengubah posisi, kontraksi persalinan tidak akan hilang, tetapi
kontraksi palsu atau Braxton Hicks sering hilang.
 Kontraksi nyata berkembang menjadi lebih sering dan menyakitkan seiring
berjalannya waktu, dan sering kali jatuh ke dalam pola yang teratur. Masing-
masing tidak selalu lebih menyakitkan atau lebih lama dari yang sebelumnya,
tetapi intensitasnya cenderung meningkat seiring berjalannya waktu saat
persalinan berlangsung.
 Frekuensi tidak selalu meningkat dalam pola yang teratur, tetapi secara
bertahap meningkat. Sementara kontraksi palsu datang dan pergi tanpa
menjadi lebih intens dari waktu ke waktu.
j. Ketuban Pecah
Air ketuban pecah adalah tanda-tanda melahirkan yang paling akhir. Saat ini terjadi,
kemungkinan besar ibu sudah harus dibawa ke tempat persalinan untuk langsung
ditangani oleh ahli medis agar bayi dapat keluar dengan mudah. Meski begitu,
mungkin saja ibu tidak mengalami ketuban pecah karena hal ini hanya terjadi sekitar
15 persen kelahiran.

2.12 Tahapan-Tahapan Persalinan


Ada beberapa tahapan akan dialami perempuan mulai dari fase pertama menjelang kelahiran
hingga kelahiran itu tiba:
1. Prodomal labor
Serviks mulai melunak, renggang, bergerak maju dan perlahan mulai membuka. Bayi
menempati panggul. Pada tahap melahirkan ini, Anda akan merasakan sensasi pegal
atau adanya tekanan di perut bagian bawah atau punggung. Kontraksi yang terjadi
pada tahap ini biasanya muncul dan hilang secara tidak teratur, kadang tekanannya
kuat, kadang lembut. Ini merupakan respon natural tubuh Anda untuk bersiap-siap.
Fase ini terjadi tidak sebentar, sekitar beberapa jam, bahkan ada yang mengalami
beberapa hari.
2. Tahap awal kelahiran (latent phase)
Serviks tetap menipis dan membuka, melebar dari 3 hingga 4 cm. Fase ini tidak
terlalu lama, biasanya hanya sekitar dua pertiga tahap dari total waktu melahirkan.
Setelah beberapa jam, kontraksi akan menjadi lebih lama, kuat, serta lebih teratur
(sekitar lima menit terpisah, dan setiap interval berlangsung sekitar 25 hingga 45
detik, tetapi waktu tersebut bervariasi). Ciri lainnya adalah keluar keputihan berwarna
merah muda selama kelahiran.
Anda juga akan merasakan sakit seperti sakit punggung atau mirip nyeri haid. Yang
perlu Anda perhatikan adalah pecahnya membran ketuban, hal ini dapat terjadi secara
spontan pada tahap pertama proses melahirkan atau di tahap selanjutnya. Ketika ini
terjadi, Anda akan merasakan basah. Ada juga yang tidak mengalami pecahnya air
ketuban hingga dokter yang melakukannya.
Ada baiknya Anda menelepon dokter ketika mulai kontraksi, tetapi mungkin Anda
masih bisa menghabiskan waktu dengan membuat diri senyaman mungkin, seperti
mendengarkan musik atau berendam air hangat. Anda juga bisa makan makanan yang
mudah dicerna dan mendapatkan cairan minuman yang cukup.Anda harus pergi ke
dokter ketika kontraksi mulai terjadi setiap lima menit, atau ketika air ketuban pecah.
Ketika kontraksi mulai kuat, Anda harus mencoba merelaksasi diri dengan strategi
pernapasan. Anda juga bisa meminta kerabat terdekat dan suami Anda untuk tetap
membuat Anda tenang dan percaya diri.
3. Tahap satu: fase aktif
Pada tahap ini, kontraksi semakin kuat dan terasa sakit, terjadi sekitar tiga menit
terpisah dan berlangsung selama 45 hingga 60 detik. Serviks akan melebar dengan
cepat, kira-kira 1,2 cm setiap jam. Ketika serviks melebar dari 8 hingga 10 cm, Anda
berada masa tahap transisi. Kontraksi akan datang setiap dua hingga tiga menit sekali.
Anda juga akan merasa mual dan punggung mulai bertambah sakit.
Cara mengatasinya: lakukan sesuatu yang aktif selama kontraksi berlangsung. Saat ini
adalah saat-saat Anda akan merasakan momentum melahirkan. Anda bisa melakukan
pola pernapasan dan bergerak ke sekitar Anda dan istirahat di antara kontraksi.
Ketika Anda di rumah sakit, Anda akan diperiksa suhu, tekanan darah, denyut nadi.
Anda juga akan ditawarkan berbagai pilihan untuk mengatasi rasa nyeri seperti
epidural atau anestesi. Jika Anda bisa rileks, Anda bisa mandi dengan shower air
hangat, hal ini dapat membantu Anda mengurangi nyeri bagian punggung bawah.
Anda juga bisa meminta pasangan Anda melakukan pijatan, mendengarkan musik,
atau berjalan-jalan.
4. Tahap kedua
Tahap ini disebut juga tahap mendorong, ini akan berlangsung hingga tiga jam ketika
Anda diberi epidural – dua jam tanpa epidural. Serviks akan melebar sekitar 10 cm.
Kontraksi akan lebih lama dari semenit dengan interval dua hingga tiga menit. Kepala
bayi turun ke area vagina, Anda pun akan merasakan tekanan di area dubur alias
rektum. Beberapa perempuan akan merasakan mual, gemetar, gelisah, dan marah pada
masa ini.Cara mengatasi: jangan mengejan kecuali ketika Anda sudah mendapat aba-
aba. Mengejan yang tidak sesuai dapat menyebabkan serviks Anda bengkak. Ketika
saat tiba, Anda bisa mengejan dengan mengambil napas dalam-dalam, dorong seperti
Anda sedang sembelit. Dokter juga akan melakukan episiotomi, yaitu potongan
pendek pada daerah di antara vagina dan rektum, untuk mempermudah proses
melahirkan.
5. Tahap ketiga
Ini adalah saat-saat yang ditunggu, yaitu tahap melahirkan. Kebutuhan untuk
mendorong semakin kuat ketika kepala bayi sudah turun ke bawah. Anda juga akan
mengalami perasaan panas, menyengat, dan peregangan pada saat pembukaan vagina.
Tahap melahirkan akan memakan waktu sekitar 15 hingga 30 menit. Jika Anda
mengalami episiotomi, saat ini Anda akan dijahit lagi.
6. Penyembuhan
Ada perasaan gembira, lega, kagum, dan sukacita ketika bertemu dengan bayi Anda.
Rasa sakit ketika melahirkan pun terasa terbayar dengan melihat wajah si mungil.
Kompres air dingin bisa diberikan pada perineum untuk membuat Anda nyaman dan
mengurangi pembengkakan. Banyak perempuan yang mengalami kram rahim setelah
melahirkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) merupakan salah satu jenis pemeriksaan dalam
rangkaian pemeriksaan fisik pada kehamilan yang masuk dalam jenis pemeriksaan auskultasi.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan janin dengan mendengarkan
denyut jantung janin secara langsung (irama, frekuensi).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/478128501/PEMERIKSAAN-DJJ
http://repo.unand.ac.id/23710/1/Edit_Asuhan%20Kebidanan%20pada
%20Persalinan.pdf
https://www.halodoc.com/artikel/kenali-tanda-tanda-ibu-hamil-akan-melahirkan
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/persalinan/6-tahapan-saat-proses-
melahirkan/
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/23346/e.%20Bab%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
http://eprints.umpo.ac.id/4177/3/BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai