KEGAWATDAR
URATAN
MATERNAL
DAN
NEONATAL
Dosen
Pengampu:
Julietta Hutabarat,
SST, M.Keb
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2022
KELOMPOK 7
1. Aufa Atikah (P07524419049)
2. Ikhwani Nazdla Putri (P07524419063)
Kelas DIV 3B
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan Modul Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus
Pendarahan Postpartum Sekunder. Modul ini disusun dengan harapan dapat dijadikan sebagai
bahan ajar untuk Mata Kuliah Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal bagi mahasiswa
yang mengikuti pendidikan DIV Kebidanan.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Kami menyadari keterbatasan kami
selaku penulis, oleh karena itu demi pengembangan kreatifitas dan penyempurnaan modul
ini, kami mengharapkan saran dan masukan dari pembaca maupun para ahli, baik dari segi
isi, istilah serta pemaparannya. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang
telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan modul ini. Akhir
kata, semoga modul ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Amin
Penulis
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................4
Deskripsi Singkat...............................................................................................................4
Relevansi...........................................................................................................................4
Tujuan Pembelajaran.........................................................................................................4
Petunjuk Belajar ...............................................................................................................5
KEGIATAN BELAJAR 1...............................................................................................6
Pengantar...........................................................................................................................6
Indikator.............................................................................................................................7
Uraian Materi.....................................................................................................................8
Tinjauan Kasus................................................................................................................23
Rangkuman......................................................................................................................44
Latihan Soal.....................................................................................................................45
Kunci Jawaban ................................................................................................................48
Daftar Pustaka..................................................................................................................49
Relevansi
Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi mata kuliah Asuhan Kebidanan,
Pengantar Praktek Kebidanan, Anatomi dan Fisiologi Manusia, Biologi Reproduksi,
Komunikasi Efektif Dalam Praktek Kebidanan, Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan,
Pemeriksaan Fisik Ibu dan Bayi dan Profesionalisme Kebidanan
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk Belajar
Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 5
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2022
A. Bagi Mahasiswa
1. Berdoalah sesuai dengan keyakinanmu agar diberi kemudahan untuk mempelajari
materi ini
2. Baca terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
3. Pelajari uraian materi sampai tuntas dan sampai materi ini dipahami .
4. Bacalah rangkuman
5. Kerjakan soal-soal latihan.
6. Menjelaskan metode yang digunakan yang bisa digunakan.
Pengantar
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang masif dan berasal dari tempat
implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya juga merupakan salah
satu penyebab kematian ibu di samping perdarahan karena hamil ektopik dan abortus
(Prawirohardjo, 2012). Faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum yaitu: usia, paritas,
janin besar, riwayat buruk persalinan sebelumnya, anemia berat, kehamilan ganda,
hidramnion, partus lama, partus presipitatus, penanganan yang salah pada kala III, hipertensi
dalam kehamilan, kelainan uterus, infeksi uterus, tindakan operatif dengan anastesi yang
terlalu dalam (Lestrina, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat
dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). AKI
Indonesia diperkirakan tidak akan dapat mencapai target MDG yang ditetapkan yaitu 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Pada Oktober yang lalu kita dikejutkan dengan
perhitungan AKI menurut SDKI 2012 yang menunjukan peningkatan (dari 228 per 100.000
kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup). (AbouZahr, 2010; Abouzahr,
2011)
INDIKATOR PEMBELAJARAN
Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 7
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2022
I. PERDARAHAN POSTPARTUM
1. Pengertian Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum adalah adalah perdarahan yang terjadi setelah bayi yang lahir
melewati batas fisiologis normal. Secara fisiologis, seorang ibu yang melahirkan akan
mengeluarkan darah sampai 500 ml tanpa menyebabkan gangguan homeostatis. Jumlah
perdarahan dapat diukur menggunakan bengkok besar (1 bengkok = ± 500 cc). Oleh sebab
itu, secara konvensional dikatakan bahwa perdarahan lebih dari 500 ml dikategorikan
sebagai perdarahan postpartum dan perdarahan mencapai 1000 ml secara kasat mata harus
segera ditangani secara serius (Nurhayati, 2019).
e. Anemia
Kadar hemoglobin < 11 gr/dl akan cepat terganggu kondisinya bila terjadi
kehilangan darah. Anemia dihubungkan dengan kelemahan yang dapat dianggap
sebagai penyebab langsung perdarahan postpartum.
f. Usia
Ibu yang hamil berumur < 20 tahun dan > 35 tahun lebih beresiko mengalami
perdarahan pasca persalinan. Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun lebih berisiko
karena rahim dan panggul ibu belum siap bereproduksi dengan baik, sehingga perlu
diwaspadai kemungkinan mengalami persalinan yang sulit dan kehamilan yang bisa
berakibat terjadinya komplikasi persalinan. Sebaliknya jika terjadi kehamilan pada
usia lebih dari 35 tahun kurang siap untuk menghadapi kehamilan dan persalinan
cenderung mengalami perdarahan, hipertensi, obesitas, diabetes, mioma uterus
persalinan lama dan penyakit-penyakit lainnya (Megasari M, 2013).
g. Jarak kehamilan
1) Pengertian
Jarak persalinan adalah waktu antara persalinan terakhir dengan kehamilan
sekarang.
2) Jarak Persalinan Aman
Idealnya jarak kehamilan adalah lebih dari 2 tahun (2-5 tahun). Pengaturan
jarak kehamilan merupakan salah satu usaha agar pasangan dapat lebih siap dalam
menerima dan siap untuk memiliki anak. Jarak kehamilan harus dihindari antara
lain 4T yaitu : terlalu muda untuk hamil ( 3 orang berisiko tinggi), terlalu dekat
jarak kehamilan.
Perhitungan tidak kurang dari 9 bulan ini atas dasar pertimbangan kembalinya
organ-organ reproduksi pada keadaan semula. Maka dari itu ada istilah masa nifas,
yaitu masa organ-organ reproduksi kembali ke masa sebelum hamil. Namun masa
nifas berlangsung hanya empat puluh hari, sementara organ-organ reproduksi baru
kembali pada keadaan semula minimal 3 bulan (Prawirohardjo S, 2011).
Induksi dan stimulasi persalinan menyebabkan kerja uterus yang berlebih pada
kala satu dan dua sehingga mengakibatkan kegagalan retraksi otot uterus pada kala
tiga sehingga terjadi perdarahan.
2) Overdistensi uterus (hidramnion, kembar)
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Hidramnion
adalah jumlah cairan ketuban >1500 ml. (Indriyani, D., & Asmuji, 2013). Jika
ketuban pecah saat persalinan pada kasus polihidramnion atau setelah kelahiran
bayi pertama dalam kehamilan multipel, penyempitan rongga uterus yang
mendadak dan luas dapat menjadi presipitasi pelepasan plasenta. Saat uterus sangat
teregang dalam kehamilan, sel otot menjadi kurang mampu berkontraksi dan
beretraksi secara efisien pada kala III persalinan. Oleh sebab itu penyebab
perdarahan postpartum pada kondisi tersebut adalah atonia uteri.
3) Persalinan presipitatus
Jalanya janin yang terlalu cepat pada jalan lahir dpat menghalangi regangan
jaringan yang berangsur-angsur dan perlahan, yang dapat mengakibatkan laserasi
serviks, vagina, dan atau perineum sehingga meningkatkan kehilangan darah.
4) Preeklampsia
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan. Hipertensi ialah tekanan darah sistolik dan diastolik
≥140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali
selang 4 jam. Proteinuria ialah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam
atau sama dengan ≥1+ dipstick. Preeklampsia dapat membuat tekanan darah ibu
melonjak naik, hemoragi dapat membuatnya turun drastis. Kondisi yang satu dapat
menyamarkan yang lain sehingga tanda-tanda vital yang berbeda harus sering
dipantau karena mempengaruhi diagnosis dan penanganan akurat. (Indriyani, D., &
Asmuji, 2013).
5) Trauma Saluran Genetalia
a) Berat badan bayi >4kg
Makrosomia atau bayi besar adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahir pada saat persalinan lebih dari 4000 gram. Seorang ibu dengan panggul
sempit atau janin besar, maka kala duanya akan sangat memanjang. (Mitayani,
2011).
b) Episiotomy lebar
Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 12
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2022
2) Retensio Plasenta
5) Inversion Uteri
Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam kavum
uteri terjadi secara mendadak atau perlahan. Pada inversio uteri bagian atas, uterus
memasuki kavum uteri sehingga fundus uteri bagian dalam menonjol kedalam
kavum uteri. Penyebab inversion uteri adalah kesalahan dalam memimpin kala III,
yaitu menekan fundus uteri terlalu kuat dan menarik tali pusat pada plasenta yang
belum terlepas dari insersinya.
2) Hematoma Vulva
Hematoma adalah adalah gumpalan darah sebagai akibat cidera atau robeknya
pembuluh darah wanita hamil aterm tanpa cidera mutlak pada lapisan jaringan luar.
Penyebab hematoma vulva adalah akibat dari pertolongan persalinan, karena
tusukan pembuluh darah selama anestesi lokal atau penjahitan dan dapat juga
karena penjahitan luka episiotomi atau rupture perineum yang kurang sempurna.
4) Endometriosis Puerperalis
Hal-hal yang berkaitan dengan endometriosis puerperalis, dapat di jelaskan
sebagai berikut :
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patho gen, radang terbatas pada
endometrium.
Komplikasi infeksi ini meliputi peritonitis generalisata, abses pelvis, emboli
septic, dan septic syok.
Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan da rah menjadi nekrosis dan
mengeluarkan getah berbau yang terdiri atas keping-keping nekrosis serta cairan.
Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan yang
banyak terdapat leukosit leukosit.
Perdarahan biasanya tidak banyak, pengobatannya di beri obat antibiotik.
Penatalaksanaan Endometritis:
Pasien sebisa mungkin di isolasi, tapi bayi boleh terusmenyusu pada ibunya.
Untuk kelancaran pengaliran lokia, pasien boleh di letakkan dalam posisi fowler
dan di beri uterotonica serta di anjurkan banyak minum.
6) Perdarahan Luka
Beberapa hari setelah postpartum dapat di jumpai per darahan yang banyak dan di
sertai rasa nyeri juga tak nyaman.
Terapi Segera jahit atau obati luka, dan berikan anti biotik dan pereda nyeri.
c. Gangguan Koagulasi
Gangguan koagulasi yang didapat maupun kongenital akan memperberat
perdarahan. (Mitayani, 2011).
Efek perdarahan banyak bergantung pada volume darah sebelum hamil, derajat
hipervolemia-terinduksi kehamilan, dan derajat anemia saat persalinan. Gambaran
perdarahan postpartum yang dapat mengecohkan adalah kegagalan nadi dan tekanan
darah untuk mengalami perubahan besar sampai terjadi kehilangan darah sangat banyak.
Kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat,
tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, dan lain-lain
(Nurhayati, 2019).
2. Etiologi
Penyebab perdarahan post partum sekunder menurut (Joseph dan Nugroho,
2011:165) , (Harry dan William, 2010:461) dan (Prawirohardjo, 2009:523).
a. Retensio sisa plasenta
1) Pengertian
Sisa plasenta (rest placenta) merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam
rongga rahim yang dapat menimbulkan perdarahan postpartum dini (early
postpartum hemorrhage) atau perdarahan post partum lambat (late postpartum
hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca persalinan. Plasenta
harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan banyak perdarahan, infeksi karena
Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 18
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2022
sebagai benda mati, dapat terjadi plasenta inkarserata, polip plasenta dan terjadi
degenerasi ganas korio karsinoma.
2) Tanda dan gejalanya
Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap
dan perdarahan segera. Gejala yang kadang-kadang timbul adalah uterus
berkontraksi baik yang ditandai dengan perut di bagian fundus teraba keras dan ibu
merasakan mules pada bagian perut tersebut tetapi tinggi fundus uteri tidak
berkurang.
3) Penanganan
Lakukan eksplorasi digital (bidan boleh melakukan bila serviks terbuka) dan
mengeluarkan bekuan darah/jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh
instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan dilatasi dan kuretase (dilakukan
oleh dokter obsgyn).
b. Inversio uteri
1) Pengertian
Inversio uteri adalah keadaan dimana lapisan dalam uterus (endometrium)
turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat inkomplit
sampai komplit.
2) Tanda dan gejala
Syok karena kesakitan, perdarahan banyak bergumpal, di vulva tampak
endometrium terbalik dengan atau tanpa plasenta yang masih melekat, bila baru
terjadi maka prognosis cukup baik akan tetapi bila kejadiannya cukup lama, maka
jepitan serviks yang mengecil akan membuat uterus mengalami iskemia, nekrosis
dan infeksi.
3) Penanganan
a) Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus untuk cairan/darah pengganti
dan pemberian obat-obatan.
b) Beberapa serter memberikan tokolitik /MgSO4 untuk melemaskan uterus yang
terbalik sebelum dilakukan reposisi manual yaitu mendorong endometrium ke
atas masuk ke dalam vagina dan terus melewati serviks sampai tangan masuk
kedalam uterus pada posisi normalnya. Hal ini dapat dilakukan sewaktu plasenta
sudah terlepas atau belum terlepas.
c) Di dalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan bila berhasil dikeluarkan
dari rahim dan sambil memberikan uterotonika lewat infus atau IM (intra
Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 19
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2022
c. Hematoma
1) Pengertian
Hematoma adalah didapatkannya gumpalan darah sebagai akibat cidera atau
robeknya pembuluh darah wanita hamil aterm tanpa cidera mutlak pada lapisan
jaringan luar. Penyebab terutama karena gerakan kepala janin selama persalinan
(spontan), akibat pertolongan persalinan, karena tusukan pembuluh darah selama
anestesi lokal atau penjahitan dan dapat juga karena penjahitan luka episiotomi
atau ruptur perinei yang kurang sempurna.
3) Penanganan
a) Hematoma yang kecil tidak memerlukan tindakan aktif namun hematoma harus
dijaga agar tetap bersih dan karena nekrosis jaringan bisa diikuti oleh infeksi,
pasien harus menerima preparat antibiotika.
b) Hematoma yang besar memerlukan terapi pembedahan. Luka tersebut dibuka,
bekuan darah dikosongkan, dan jika ditemukan titik perdarahan daerah ini
diikat, daerah bekas hematoma ditampon menggunakan kassa steril sementara di
dalam vagina juga ditempatkan tampon untuk menekan. Tampon ini dibiarkan
selama 24 jam hingga 48 jam. Antibiotika diberikan, transfusi darah dilakukan
kalau perlu, dan pasien diobservasi dengan cermat untuk menjaga apabila
sewaktu-waktu terjadi perdarahan yang baru.
3. Gejala Klinis
Penyebab terjadinya perdarahan post partum, secara mudah adalah 4-T:
a. Tonus : atonia uteri, kandung kemih yang over distensi.
b. Tissue : retensi plasenta (sisa plasenta) dan bekuan darah.
c. Trauma : perlukaan pada vagina, serviks atau uterus.
d. Trombin : gangguan pembekuan darah (bawaan atau didapat).
4. Kriteria Diagnosis
a. Pemeriksaan fisik: pucat, dapat disertai dengan tanda-tanda syok, tekanan darah
rendah, denyut nadi cepat, ekstermitas dingin serta nampak darah keluar dari vagina
terus menerus.
b. Pemeriksaan obstetri: mungkin kontraksi usus lembek, uterus membesar bila ada
atonia uteri. Bila kontraksi uterus baik, perdarahan mungkin disebabkan karena
laserasi jalan lahir.
c. Pemeriksaan ginekologi: dilakukan dalam keadaan baik atau telah diperbaiki, dapat
diketahui kontraksi uterus, luka jalan lahir, dan retensi sisa plasenta (Joseph dan
Nugroho, 2011:167).
5. Prediposisi
Faktor risiko untuk terjadinya perdarahan post partum adalah:
a. Penggunaan obat-obatan ( anestesi umum, magnesium sulfat ).
b. Partus precipitatus.
c. Solusio plasenta.
d. Persalinan traumatis.
e. Uterus yang terlalu teregang (gemeli, hidramnion).
f. Adanya cacat parut, tumor, anomali uterus.
g. Partus lama.
h. Persalinan dengan pacuan.
i. Perdarahan antepartum.
j. Paritas tinggi.
k. Riwayat perdarahan postpartum. (Joseph dan Nugroho, 2011:167).
Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 21
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2022
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan sejak dalam periode antenatal. Kadar
hemoglobin dibawah 10 g/dL berhubungan dengan hasil kehamilan yang buruk.
2) Pemeriksaan golongan darah dan tes antibodi harus dilakukan sejak periode
antenatal.
3) Perlu melakukan pemeriksaan faktor koagulasi seperti waktu perdarahan dan waktu
pembekuan.
b. Pemeriksaan Radiologi
1) Onset perdarahan post partum biasanya sangat cepat. Dengan diagnosis dan
penanganan yang tepat, resolusi biasa terjadi sebelum pemeriksaan laboratorium
atau radiologis dapat dilakukan. Berdasarkan pengalaman pemeriksaan USG dapat
membantu untuk melihat adanya jendalan darah dan retensi sisa plasenta.
2) USG pada periode antenatal dapat dilakukan untuk mendeteksi pasien dengan
resiko tinggi yang memiliki faktor predisposisi terjadinya perdarahan post partum
seperti plasenta previa. Pemeriksaan USG dapat pula meningkatkan sensitivitas
dan spesifisitas dalam diagnosis plasenta akreta dan variannya (Joseph dan
Nugroho, 2011:168)
7. Penatalaksanaan
Pasien dengan perdarahan post partum harus ditangani dalam 2 komponen yaitu :
a. Resusitasi dan penanganan perdarahan obstetri serta kemungkinan syok hipovolemik
1) Resusitasi cairan
a) Pengangkatan kaki dapat meningkatkan aliran darah balik vena sehingga dapat
memberi waktu untuk menegakan diagnosa dan menangani penyebab
perdarahan.
b) Perlu dilakukan pemberian oksigen dan akses intravena. Selama persalinan
perlu dipasang paling tidak 1 jalur intravena pada wanita dengan resiko
perdarahan post partum dan dipertimbangkan jalur kedua pada pasien dengan
resiko sangat tinggi.
c) Berikan resusitasi dengan cairan kristaloid dalam volume yang besar, baik
normal salin (NS/NaCl) atau cairan Ringer Laktat melalui akses intravena
Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 22
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2022
periver. NS merupakan cairan yang cocok pada saat persalinan karena biaya
yang ringan dan kompatibilitasnya dengan sebagian besar obat dan transfusi
darah. Resiko terjadinya asidosis hiperkloremik sangat rendah dalam hubungan
dengan perdarahan post partum.
b. Identifikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan post partum (Joseph dan
Nugroho, 2011:169)’
8. Pengelolaan Perdarahan
Pada pasien perdarahan post partum sekunder penanganan awal dan segera adalah :
a. Prioritas dalam penatalaksanaan hemoragi postpartum sekunder :
1) Minta pertolongan (untuk membantu mengontrol perdarahan).
2) Kaji kondisi pasien (tekanan darah, nadi, warna kulit, kesadaran dan tonus uterus)
3) Temukan penyebab perdarahan.
4) Hentikan perdarahan.
5) Stabilkan/meresusitasi maternal.
6) Cegah perdarahan lanjutan.
kompresi uterus dengan tehnik BLynch, penggunaan tampon uterus atau dengan
mempergunakan Foley kateter 24F yang kemudian diisi dengan 60 – 80 NaCl (pada
penderita yang menginginkan fertilitasnya dipertahankan). Tindakan tersebut dapat
dikombinasikan sebelum memutuskan untuk melakukan histerektomi (WHO,safe
motherhood 2003:74).
Tinjauan Kasus
1) Identitas/Biodata
Istri Suami
Nama Ny. D Tn. E
Umur 23 tahun 25 tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Alamat Pasar 7 Jalan Makmur Gang Kenanga 18
2) Alasan utama :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya pasca persalinan 7 hari yang lalu.
3) Riwayat menstruasi :
a) Menarche : Ibu mengatakan pertama kali haid umur 13 tahun.
b) Siklus : Ibu mengatakan jarak haidnya ± 28 hari.
c) Lama : Ibu mengatakan lama haidnya 6 – 7 hari.
d) Banyaknya : Ibu mengatakan 2 – 3 x/ hari ganti pembalut.
e) Teratur/ tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur.
f) Sifat darah : Ibu mengatakan darah warna merah segar, encer,
tidak bergumpal.
g) Disminorhoe : Ibu mengatakan kadang nyeri perut bagian bawah
4) Riwayat hamil :
HPHT : 01 februari 2021
HPL : 08 november 2021
Keluhan – keluhan pada :
Trimester I : Ibu mengatakan sering pusing dan mual
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Trimester III :Ibu mengatakan merasa pegal pada pinggang.
19) Perdarahan
Kala I 20 cc, kala II 30 cc, kala III 50 cc, kala IV 100 cc
Jumlah perdarahan 300 cc
20) Tindakan lain : Tidak ada tindakan lain
21) Keadaan Bayi :
BB : 2700 gram
Apgar score : 8/ 9/ 10
Cacat bawaan : Tidak ada
Masa gestasi : 38 minggu 4 hari
22) Pola kebiasaan
Nutrisi
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 2 – 3 x sehari, dengan porsi
sedang dengan jenis nasi, sayur, lauk - pauk, buah –
buahan, dan minum 7 – 8 gelas air putih/ hari.
Setelah melahirkan :Ibu mengatakan setelah melahirkan makan 1 x
dengan porsi sedang, dengan jenis nasi, sayur
bayam,
tahu, tempe, dan minum air putih dan air teh.
23) Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan belum BAB
BAK : Ibu mengatakan sudah BAK 1 x
24) Istirahat/ tidur
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam dan tidur malam
± 8 jam.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan belum beristirahat/ tidur.
DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 130/ 80 mmHg
RR : 22 x/ menit
Suhu : 37o C
Nadi : 80 x/ menit
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan sekarang : 60 kg
LILA : 24,5 cm
2) Pemeriksaan sistematis
a. Kepala dan Muka
1) Rambut : hitam, lurus tidak ada ketombe dan tidak rontok
2) Muka : simetris, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
b. Mata
a) Oedema : tidak oedema
b) Conjungtiva : merah muda
c) Sklera : putih
3) Hidung : simetris kanan kiri, bersih, tidak ada benjolan
4) Telinga : simetris, tidak ada serumen
5) Mulut /gigi / gusi : bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis
c. Leher
Kelenjar gondok thyroid : tidak ada pembesaran
Tumor : tidak ada pembengkakan
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
9) Anogenital
Vulva vagina
Varices : Tidak ada
Pemeriksaan dalam : Servik terbuka satu jari longgar, tidak dapat dilalui tangan
untuk mengambil sisa plasenta, darah (+), jaringan sisa
plasenta (+).
4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksan laboratorium : Hb : 10,0 gr%
Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar dan menyebabkan perubahan
hemostasis dalam darah, dan termasuk hematokrit darah. Anemia dapat berlanjut menjadi
masalah apabila tidak ditangani, yaitu pusing dan tidak bergairah dan akan berdampak
pada asupan ASI bayi. Dari hasil pemeriksaan didapatkan Hb ibu 10,0 gr%, ibu
mengalami anemia ringan.
B. DIAGNOSA/MASALAH
Ibu mengatakan ibu merasakan nyeri perut, mengeluh lemah, Ibu mengatakan
badannya masih terasa lemas serta pusing mengantuk, menggigil dan mengeluarkan
darah banyak prongkol- prongkol, dari jalan lahir sejak kemarin malam jam 23.00
WIB serta 3-4 kali ganti pembalut.
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan perutnya sedikit mules
Wajah ibu tampak gelisah dan tidaknyaman dengan perutnya yang terasa mules.
2. Ibu mengatakan badannya masih terasa lemas serta pusing
O : Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 130/80 mmHg,N : 80
x/menit R:24 x/menit,S :
36,7oC
4. Setelah dilakukan pemeriksaan pada abdomen ibu di dapatkan hasil
TFU ibu 2 jari dibawah pusat dan kontraksi uterus mulai baik
5. Sudah dilakukan pemasangan infus RL 20 tpm.
6. Setelah dilakukan observasi Perdarahan didapatkan hasil perdarahan
ibu sudah mulai berkurang 75 cc , tampak pengeluaran lochea rubra.
A : Analisa
Ny.D Umur 23 tahun post partum hari ke 7 pasca kuretase dengan indikasi retensio sisa
plasenta.
P : Penatalaksanaan
1) Melakukan observasi kontraksi uterus
Evaluasi : Setelah dilakukan pemeriksaan, kontraksi ibu sudah mulai baik.
2) Melakukan observasi TFU
Evaluasi : Setelah dilakukan pemeriksaan , TFU ibu 2 jari dibawah pusat.
Evaluasi : Ibu mengatakan akan berusaha untuk tetap tenang dan berdo’a demi
kesembuhannya.
6) Memberikan pelayanan, perhatian, dan kenyamanan untuk ibu, agar ibu bisa
beristirahat guna mempercepat kesembuhan ibu.
Evaluasi : Memberikan pelayanan terbaik, melakukan pendekatan terhadap pasien,
memberikan dukungan moril dan berdo’a agar keadaan ibu membaik.
7) Memberikan KIE kepada ibu agar tetap menjaga kebutuhan nutrisinya. Ibu dianjurkan
untuk tetap makan makanan bergizi dan tidak ada pantangan, seperti memakan sayur
bayam, wortel,dll, lauk serta buah- buahan yang bisa menunjang untuk penambah
darah seperti apel, jeruk, melon, dll , karena ibu sedang mengalami anemia ringan.
Dianjurkan kepada ibu untuk banyak minum air putih minimal 10 gelas sehari.
Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia mengkonsumsi makanan dan minuman yang
bergizi untuk menunjang kesembuhannya.
8) Memberikan KIE terapi obat yang diberikan oleh dokter kepada ibu. Ibu diberikan
obat oral Amoxilin 500 mg diminum 3x1 tablet, Asam mefenamat 500 mg di minum
3x1 tablet dalam sehari.
Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia dan sudah mengerti cara meminum obat yang
diberikan.
2. Inversio Uteri
A. PENGKAJIAN DATA
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Ibu Suami
grande multipara uterus ibu akan sering meregang karena ada proses kehamilan sehingga
rentan terjadi inversio uteri). Pada persalinan yang lalu:
Kala III dengan plasenta akreta
a) Dengan manuver crede (tekanan pada fundus uteri dari atas)
b) Pernah mengalami plasenta manual (plasenta dirogoh)
c) Dengan atonia uteri
d) Dengan inversio uteri
Keluhan – keluhan pada :
Trimester I : Ibu mengatakan sering pusing dan mual
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Trimester III :Ibu mengatakan merasa pegal pada pinggang.
8. Riwayat Persalinan Sekarang :
Pada saat persalinan, perut ibu di dorong oleh penolong (Manuver Kristeller pada
persalinan sungsang) atau tali pusat bayi mengalami penarikan (Manuver Crede), dan
plasenta manual yang merupakan penyebab inversio uteri. Keadaan ibu dengan insersio
fundus plasenta, serviks terlihat masih terbuka lebar. dinding uterus yang tipis atau
kendor, dan tekanan abdomen yang meningkat secara tiba-tiba berkaitan dengan atonia
uteri.
9. Riwayat keluarga berencana :
Ibu mengatakan memakai Kb suntik 3 bulan
10. Pola kebiasaan
Nutrisi
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 2 – 3 x sehari, dengan porsi
sedang dengan jenis nasi, sayur, lauk - pauk, buah –
buahan, dan minum 7 – 8 gelas air putih/ hari.
Setelah melahirkan :Ibu mengatakan setelah melahirkan makan 1 x
dengan porsi sedang, dengan jenis nasi, sayur
bayam,
tahu, tempe, dan minum air putih dan air teh.
11. Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan belum BAB
BAK : Ibu mengatakan sudah BAK 1 x
12. Istirahat/ tidur
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam dan tidur malam
Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 34
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2022
± 8 jam.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan belum beristirahat/ tidur.
13. Keadaan psikologi :
Psikologi : sedih, takut, cemas, menerima menerima atau menolak menolak kondisinya
kondisinya
Sosial : bagaimana bagaimana dukungan dukungan suami dan keluarga keluarga terhadap
terhadap persalinan persalinan dan masalah yang dialami ibu
DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 140/ 80 mmHg
RR : 22 x/ menit
Suhu : 37,3o C
Nadi : 80 x/ menit
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan sekarang : 50 kg
LILA : 24,5 cm
2) Pemeriksaan sistematis
a. Kepala dan Muka
Rambut : hitam, lurus tidak ada ketombe dan tidak rontok
Muka : simetris, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
b. Mata
Oedema : tidak oedema
Conjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Hidung : simetris kanan kiri, bersih, tidak ada benjolan
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Mulut /gigi / gusi : bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis
c. Leher
Kelenjar gondok thyroid : tidak ada pembesaran
Membesar : normal
9) Axilla
Benjolan : tidak ada benjolan
fundus uteri : tidak teraba, teraba cekungan seperti kawah, tonus otot rahim
lemah, kontraksi lemah atau tidak ada.
Pemeriksaan genetalia : Pada kasus inversio uteri produksi urin sedikit, perdarahan
banyak (biasanya lebih dari 800 ml) dan bergumpal.
B. DIAGNOSA/MASALAH
Ibu tampak pucat, kulit terasa dingin dan lembab. Dasar : mengalami nyeri hebat dan
terjadi perdarahan melebihi 500 cc,Gangguan rasa nyaman (nyeri). ibu tampak
menyeringai menahan nyeri atau berteriak.
Masalah Potensial: Ibu mengalami mengalami syok, dehidrasi, dehidrasi, kesadaran
kesadaran semakin semakin menurun.
S : Subyektif
- Ibu mengatakan terasa nyeri di perut yang menghebat secara tiba-tiba dan keluar
perdarahan banyak dan bergumpal, bergumpal, terasa ada sesuatu sesuatu yang
mengganjal mengganjal dalam vegina/keluar vegina/keluar dari vagina.
- Wajah ibu tampak gelisah dan tidaknyaman dengan perutnya yang terasa mules.
O : Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 100/80 mmHg,N : 80 x/menit R:24 x/menit,S : 36,7oC
Kebutuhan Segera : Pasien membutuhkan tindakan segera untuk mengatasi
masalah yang timbul adalah Infus RL dan Dekstrosa, apabila terjadi sesak pada ibu
segera pasang oksigen. oksigen. Dan segera lakukan lakukan rujukan rujukan ke
fasilitas fasilitas pelayanan maternal neonatal yang lebih memadai
A : Assesment
1) Pasang infus dengan menggunakan jarum besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan berikan
RL atau NS. Infuskan Infuskan 1 liter dalam 15 sampai 20 menit, jika mungkin infuskan
2 liter dalam waktu satu jam pertama, kemudian turunkan ke 125cc/jam.
R : pemberian cairan elektrolit pada ibu yang mengalami perdarahan dapat
menghindarkan dari syok hipovolemik akibat banyaknya darah yang keluar.
2) Segera berikan Oksigen 6 liter per menit atau disesuaikan dengan kebutuhan hingga sesak
3. Hematoma
A. Pengkajian Data
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama Istri : Ny. C
Umur : 38 tahun
Suku / Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 38
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 2022
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat Rumah : Gg. Nenas 12 Bandar Klippa
No Kehamilan Persalinan
Tahun Umur Cara Penolon Tempat Jenis
Kehamilan g Kelamin
1. 2008 Cukup bulan Normal Bidan Klinik Laki –
Bersalin Laki
2 2012 Cukup Bulan Normal Bidan Klinik Laki –
Bersalin Laki
3. 2017 Cukup Bulan Normal Bidan Klinik Perempuan
Bersalin
4 2021/ini Cukup Bulan Normal Bidan Klinik Laki –
Bersalin Laki
b. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan
kandungannya, seperti dengan perdarahan di luar haid dan keputihan yang
berlebihan. Ibu juga tidak pernah mengalami operasi yang berhubungan dengan
alat kandungannya.
4. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB.
5. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, seperti TBC, asma, maupun
hepatitis dan ibu juga tidak pernah menderita penyakit kronis, seperti diabetes
melitus, jantung dan hipertensi.
6. Data Biologis
a) Nutrisi
Kebiasaan makan : 3 kali sehari
Jenis makanan : Nasi dengan Ikan dan sedikit sayur
Selera makan : Kurang
b) Personal Hygiene
Pola mandi : 2 x sehari
Kebersihan ibu : ibu tampak bersih
c) Eliminasi
BAB : 1 x sehari
BAK : 5 – 6 kali sehari
d) Aktivitas
Di rumah : ibu melakukan aktivitas sehari – hari di rumah
mengerjakan pekerjaan rumah
Di luar rumah : ibu mengikuti pengajian
e) Istirahat dan Tidur
Siang hari : 2 jam
Malam hari : 7 jam
f) Data Psikologis
Ibu dan suami sangat bahagia atas kehamilannya, karena ini merupakan
kehamilan yang dangat diharapkan mereka.
g) Data Psikososial
Ibu dan suami menjalin hubungan baik dengan keluarga maupun dengan kerabat
dekatnya
2. Pemeriksaan Khusus
a. Rambut : Penyebaran merata,bersih, tidak mudah rontok
b. Muka : Tidak oedema
c. Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
d. Mulut dan gigi : Bersih tidak ada caries dan gigi berlubang
e. Lidah dan geraham : Bersih dan utuh
f. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
g. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
h. Payudara : Bentuk simetris, tidak ada pemebesaran, aerola
hiperpigmentasi, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, dan rasa nyeri.
i. Ekstremitas : ada odema dan tidak ada varises dan refleks patella (+)
j. Abdomen : Tidak ada bekas operasi, uterus lembek, TFU tidak
teraba
k. Genetalia : Tidak ada varises, pembengkakan pada vulva dan
vagina dan ada nyeri tekan
l. Anus : Anus tidak ada hemoroid
m. Berat badan bayi Lahir : 3600 gram
D. PEMERIKSAAN LABORATURIUM
1. HB : 10 gr/dl
2. Protein Urin : tidak ada
3. Glukosa Urin : tidak ada
4. Lain – Lain : tidak ada
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG : ada
2. Rontgen : tidak ada
3. Lain – Lain : tidak ada
B. Diagnosa / Masalah
Keluhan nyeri dari pasien tidak akan diperhatikan karena dianggap sebagai
bagian dari kesakitan postpartum pada perineum yang lazim terdapat. Beberapa saat
kemudia barulah disadari bahwa keluhan nyeri tersebut tidak sebanding dengan trauma
yang biasa terjadi setelah melahirkan. Pemberian sedatif dan analgesik tidak meredakan
rasa nyeri. Pemeriksaan yang seksama pada vulva dan vagina akhirnya mengungkapkan
adanya pembengkakan, perubahan warna, nyeri tekan yang sangat, tekanan rectal dan
massa fluktuan yang bisa diraba per rectum atau per vaginam. Kalau darah yang hilang
dari sirkulasi umum berjumlah banyak, terdapat gejala pucat, tachycardia, hipotensi dan
bahkan shock. Jika hematoma tersebut tingi letaknya dan mengalami ruptur ke dalam
cavum peritonei, shock dapat timbul mendadak dan pasiennya dapat meninggal dunia
2. Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Khusus
3. Analisa
Ibu G4P4Ab0 postpartum dengan hematoma
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
Hasil : ibu mengerti dan mau diajak kerja sama untuk tindakan tersebut agar
dapat berjalan dengan lancar
b. Mengobservasi tanda – tanda vital
Hasil : TD : 100/70 mmHg
N : 83x/menit teratur
S : 36oC
P : 24x/menit
c. Mengobservasi jumlah perdarahan dan kontraksi uterus
Hasil : Jumlah perdarahan lebih dari 250 cc dan kontraksi uterus lemah
Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah keluarnya darah dari
jalan lahir segera setelah melahirkan. Perdarahan setelah melahirkan dengan jumlah wajar
merupakan hal yang normal terjadi, hal ini disebut lochia.
Kondisi ini terjadi ketika kehilangan darah yang sangat banyak hingga lebih dari
500cc dalam 24 jam setelah melahirkan merupakan suatu kondisi yang abnormal.
Perdarahan post partum diklasifikasikan menadi 2, yaitu early postpartum yang terjadi
24 jam pertama setelah bayi lahir, dan late postpartum yang terjadi lebih daari 244 jam
pertama setelah bayi lahir. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan
dengan komplikasi perdarahan post partum adalah menghentikan perdarahan, mencegah
timulnya syok, dan mengganti darah yang hilang
LATIHAN
1. Berdasarkan saat terjadinya perdarahan post partum dibagi menjadi primer dan
sekunder, dimana penyebab perdarahan postpartum primer seperti :
a. Atonia uteri dan robekan jalan lahir
b. Plasenta previa
c. Solusio plasenta
d. Plasenta akreta
e. Retensio plasenta
2. Jika pada pasien perdarahan post partum ditemukan tanda dan gejala uterus tidak
berkontraksi dan lembek, perdarahan segera setelah anak lahir dan terjadi syok.
Diagnosis penyebab kemungkinan adalah …
a. Retensio plasenta
b. Inversion uteri
c. Atonia Uuteri
d. Robekan jalan lahir
e. Tertinggalnya sebagian plasenta
3. Suatu perdarahan post partum, ditemukan tanda-tanda uterus tidak teraba, lumen
vagina terisi masa, tampak tali pusar, perdarahan segera setelah janin lahir. Maka
kemungkinan penyebab perdarahan post partum adalah …
a. Atonia uteri
b. Retensio plasenta
c. Tertinggalnya tali pusat
d. Inversio uteri
e. Robekan dinding uterus
5. Gejala yang selalu ada pada pasien dengan diagnosis robekan jalan rahim adalah
…
a. Shock
b. Pucat
c. Darah segar yang mengalir setelah bayi lahir
d. Uterus berkontraksi
e. Pingsan
c. Perdarahan antepartum
d. Mioma uterus
e. Benar semua
9. Berikut data yang mendukung curiga perdarahan post partum antara lain :
a. Fundus uteri teraba lembek
b. Konjungtiva anemis
c. Kontraksi uterus lemah
d. Adanya luka jahitan di area perineum
e. Sklera ikterik
10. Apa saja manifestasi klinis hemoragi postpartum pada klien dengan retensio
plasenta ?
a. Plasenta nelum lahir setelah 30 menit
b. Perdarahan segera setelah anak lahir
c. Putusnya tali pusat akibat traksi yang berlebihan
d. Terjadinya robekan pada uterus
Kunci jawaban
1. A
2. C
3. D
4. B
5. C
6. E
7. B
8. D
9. A
10. A
Adei suryani,2017. “Asuhan kebidanan pada ibu Nifas postpartum”. Diakses dari link
http://repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/1841/1/MODUL%202.pdf. Pada tanggal 24
januari 2022
Alimul, Aziz. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. EGC. Cunningham,
F.G., (2006). Obstetri Williams. Jakarta. EGC.
Morgan Geri, Hamilton Carole., (2009)., Panduan Praktik Obstetri dan Ginekologi. Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta.
Saifuddin A. B., (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wheeler, Linda. (2004). Buku Saku Asuhan Pranatal dan Pascapartum. Jakarta : Buku
Kedokteran. EGC.