MODUL AJAR
D o s e n P e n g am p u : J U L I E T T A H U T A B A R A T , S S T , M . K e b
Disusun Oleh :
Kelompok 4
D-IV /3-B
IKHA MUTIA (P07524419062)
SUKMA NURFAZRY (P07524419082)
YULI FATIMAH (P07524419087)
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 1
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan
Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ). Modul ini disusun dengan harapan dapat
dijadikan sebagai bahan ajar untuk Mata Kuliah Asuhan Kegawatdaruratan Pada Neonatal
dan Maternal, bagi mahasiswa yang mengikuti pendidikan DIV Kebidanan.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Kami menyadari keterbatasan kami
selaku penulis, oleh karena itu demi pengembangan kreatifitas dan penyempurnaan modul
ini, kami mengharapkan saran dan masukan dari pembaca maupun para ahli, baik dari segi
isi, istilah serta pemaparannya. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang
telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan modul ini. Akhir
kata, semoga modul ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Amin
Penyusun
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 2
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
DAFTAR ISI
K A T A P E N G A N T A R ................................................................................................2
D A F T A R I S I .................................................................................................................3
PENDAHULUAN .............................................................................................................4
1.1 deskripsi singkat............................................................................................................4
1.2 tujuan pembelajaran.......................................................................................................4
1.3 Tujuan belajar................................................................................................................4
1.4 pengantar.......................................................................................................................4
1.5 indikator pebelajaran.....................................................................................................5
URAIAN MATERI............................................................................................................6
2.1Pengertian perdarahan antepartum.................................................................................8
2.2 Macam-macam perdarahan antepartum TM II dan TM III...........................................8
2.3 Pendokumentasian asuhan dengan metode SOAP........................................................20
RANGKUMAN..................................................................................................................29
LATIHAN SOAL...............................................................................................................30
KUNCI JAWABAN...........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................34
MODUL
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 3
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar
DESKRIPSI
SINGKAT
RELEVANSI
Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi mata kuliah
Kegawatdaruratan pada neonatal dan maternal.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 4
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara detail. Tujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi uraian
ini,baca sekali lagi secara lebih cermat.Membaca secara cermat bertujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran dari setiap sub pokok bahasan.
3. Untuk memudahkan anda mencari kembali hal-hal penting seperti prinsip dan
konsep essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting. Kemudian anda cari
hubungan antara konsep tersebut,sehingga anda memiliki konsep.
4. Bila anda merasa belum yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar
ini,ulangi lagi membaca materi kegiatan belajar sekali lagi.
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada
kegiatan belajar ini,caranya adlah sebagiai berikut ini :
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui
dalam soal ini
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencan penyelesaian soal tersebut dengan menukiskan konsep
yang diperlukan dan cari hubungan antarkonsep tersebut
e. Tuliskan hasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal
6. Setelah anda membaca , mempelajari dan berlatih materi uraian pada kegiatan
belajar pada modul ini, coba selesaikan soal-soal pada tes formatif yang tertulis
pada bagian akhir modul ini tanpa melihat kunci jawaban
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 5
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
PENGANTAR
Perdarahan Antepartum
Beberapa kasus perdarahan pada masa kehamilan mungkin bukan suatu hal yang serius,
namun, ada beberapa perdarahan yang patut diwaspadai, misalnya perdarahan antepartum
yang dapat membuat janin meninggal dalam kandungan.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan melalui vagina yang terjadi pada usia
kehamilan lebih dari 24 minggu . Perdarahan antepartum merupakan salah satu kondisi
kegawatdaruratan yang perlu mendapatkan penanganan segera. Bila tidak cepat
ditindaklanjuti, perdarahan ini dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun janin.
Di Indonesia sendiri, perdarahan merupakan salah satu dari lima penyebab utama
kematian pada ibu, selain hipertensi dalam kehamilan, persalinan lama/macet, infeksi, dan
keguguran. Pada tahun 2019 ,perdarahan bahkan menjadi penyebab nomor satu kematian ibu
di Indonesia.
Para ahli medis terus melakukan penelitian untuk mencari tahu penyebab pasti pemicu
terjadinya perdarahan antepartum. Namun hingga kini, dari keseluruhan kasus perdarahan
antepartum, sebagian didiagnosis akibat robekan plasenta, plasenta previa, persalinan
prematur, dan gangguan pada leher rahim.
Meski demikian, sebagian kecil kasus perdarahan antepartum tidak dapat diketahui penyebab
pastinya walaupun telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 6
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
INDIKATOR PEMBELAJARAN
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 7
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
URAIAN MATERI
A. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan melalui vagina yang terjadi pada usia
kehamilan lebih dari 24 minggu hingga sesaat sebelum bayi lahir. Ini merupakan kondisi
gawat darurat yang memerlukan penanganan segera.
Perdarahan yang terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan ini bisa
menyebabkan berbagai komplikasi yang berbahaya, baik bagi ibu maupun bayi. Namun
apabila penanganan segera dilakukan, maka risiko terjadinya komplikasi bisa menurun.
Menurut ahli, ibu hamil harus mewaspadai terjadinya perdarahan. Hal ini dapat
menjadi tanda bahaya yang bisa mengancam janin maupun sang ibu.Jika perdarahan hebat
terjadi saat usia kehamilan muda, kemungkinan mengalami keguguran bisa terjadi.
Sedangkan, pendarahan saat hamil tua dapat menjadi tanda plasenta menutupi jalan lahir.
Perdarahan yang terjadi setelah usia kehamilan memasuki 24 minggu atau perdarahan
antepartum, tidak selalu berbahaya. Namun, jika volume darah yang keluar cukup banyak dan
disertai dengan rasa sakit atau gangguan kesehatan lainnya, maka ada kemungkinan
kehamilan sedang terganggu.
1. Solusio Plasenta
a. Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari implantasi
normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 8
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasi normalnya sebalum
janin lahir, dan definisi ini hanya berlaku apabila terjadi pada kehamilan diatas 22 minggu
atau berat janin diatas 500 gram.
b. Etiologi
Penyebab primer belum diketahui pasti , namun ada beberapa faktor yang menjadi
predisposisi.
1. Faktor kardio-reno-vaskuler
2. Faktor trauma
- Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/bebas ,
versi luar atau tindakan pertolongan persalinan.
Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa penelitian
menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan endometrium.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 9
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Solusio plasenta seringkali tidak ditemukan, tapi kemungkinan trauma atau cedera
pada perut karena kecelakaan misalnya, berperan dalam terjadinya kondisi tersebut.
Karena tidak menimbulkan gejala gejala, solusio plasenta kelas 0 ini baru ditemukan pada
saat kelahiran dengan ciri berupa gumpalan darah atau adanya area yang penyok pada
plasenta.
o Peningkatan denyut nadi ibu dengan perubahan tekanan darah dan denyut
nadi orthostatic (dipengaruhi posisi berdiri/ duduk).
o Gawat janin.
o Hipofibrinogenemia.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 10
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
o Syok maternal.
o Hipofibrinogenemia.
o Koagulopati.
o Kematian janin.
Diagnosis solusio plasenta dilakukan dengan wawancara medis dan pemeriksaan fisik
untuk menemukan adanya perdarahan dengan nyeri yang terjadi spontan atau karena trauma.
Untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan sumber perdarahan vagina, dokter mungkin
akan merekomendasikan tes darah dan urin dan USG. Namun, tidak semua solusio plasenta
bisa dideteksi melalui USG.
Solusio plasenta dapat menyebabkan masalah yang berakibat fatal bagi ibu dan bayi. Bagi
ibu, solusio plasenta dapat menyebabkan komplikasi berikut:
Gagal ginjal atau organ lainnya akibat kehilangan darah yang signifikan.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 11
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Lahir prematur.
Pengobatan solusio plasenta meliputi rawat inap, pemberian cairan intravena dan persiapan
transfusi darah. Jika disebabkan oleh gangguan koagulasi, dokter akan memperbaiki kondisi
tersebut dengan obat-obatan atau juga transfusi faktor koagulan.
Dua gaya hidup tidak sehat yang mesti dihentikan untuk mencegah solusio plasenta adalah
merokok dan penyalahgunaan kokain. Masyarakat juga perlu diberi edukasi mengenai faktor
risiko, program penghentian, atau rehabilitasi guna mencegah berulangnya solusio plasenta di
masa depan.
Pasien yang ditemukan memiliki trombofilia dan mengalami solusio berat atau awal,
terutama dengan kematian janin, biasanya diobati dengan terapi antikoagulasi heparin selama
kehamilan berikutnya dan selama 6 minggu pasca persalinan. Walau begitu, sedikit bukti
menunjukkan tindakan ini mengurangi risiko kekambuhan.
Plasenta previa adalah kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim,
sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Selain menutupi jalan lahir, plasenta previa
dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 12
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Plasenta adalah organ yang terbentuk di rahim pada masa kehamilan. Organ ini
berfungsi menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu kepada janin, serta membuang limbah
dari janin.
Normalnya, plasenta memang berada di bagian bawah rahim pada awal masa
kehamilan, namun seiring pertambahan usia kehamilan dan perkembangan rahim, plasenta
akan bergerak ke atas. Pada kasus plasenta previa, posisi plasenta tidak bergerak dari bawah
rahim hingga mendekati waktu persalinan.
1 . Placenta previa totalis, bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir. Pada posisi ini, jelas
tidak mungkin bayi dilahirkan per-vaginam (normal/spontan/biasa), karena risiko
perdarahan sangat hebat.
2 . Placenta previa partialis, bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir.
Pada posisi inipun risiko perdarahan masih besar, dan biasanya tetap tidak dilahirkan
melalui per-vaginam.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 13
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
3 . Placenta previa marginalis, bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir.
Bisa dilahirkan per-vaginam tetapi risiko perdarahan tetap besar.
4 Low-lying placenta (plasenta letak rendah, lateralis placenta atau kadang disebut juga
dangerous placenta), posisi plasenta beberapa mm atau cm dari tepi jalan lahir. Risiko
perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan per-vaginam dengan
aman, asal hat-hati.
Diagnosa ini mulai dipastikan sejak kira-kira umur kehamilan 26-28 minggu, dimana
mulai terbentuk SBR (Segmen Bawah Rahim). Dengan terbentuknya SBR, leher rahim yang
semula masih berbentuk seperti corong (lihat gambar di pojok kanan atas), akan mulai
memipih, untuk nantinya saat menjelang persalinan mulai membuka.
Etiologi
Plasenta previa mungkin terjadi bila keadaan endometrium kurang baik, misalnya
seperti yang terdapat pada:
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh lebih
luas untuk mencukupi kebutuhan janin sehingga mendekati atau menutupi ostium uteri
internum. Plasenta previa mungkin juga disebabkan oleh implantasi telur yang rendah.
Gejala Plasenta Previa
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan dari vagina yang terjadi pada akhir trimester
kedua atau di awal trimester ketiga kehamilan. Perdarahan bisa banyak atau sedikit, dan akan
berulang dalam beberapa hari. Tak jarang pula kondisi ini dianggap menstruasi saat hamil.
Perdarahan tersebut juga dapat muncul setelah berhubungan intim dan disertai dengan
kontraksi atau kram perut.
Segera periksakan diri ke dokter kandungan bila timbul flek atau perdarahan saat kehamilan.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 14
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang
diduga dapat membuat ibu hamil lebih berisiko menderita kondisi ini, yaitu:
Dokter dapat menduga ibu hamil mengalami plasenta previa jika terjadi perdarahan di
trimester kedua atau ketiga kehamilan. Namun untuk memastikannya, dokter akan melakukan
sejumlah pemeriksaan berikut:
USG transvaginal
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke dalam vagina untuk melihat
kondisi vagina dan rahim. Pemeriksaan ini adalah metode paling akurat untuk menentukan
letak plasenta.
USG panggul
Prosedur ini sama dengan USG transvaginal, tetapi alat hanya ditempelkan pada dinding
perut, guna melihat kondisi di dalam rahim.
Prosedur ini digunakan untuk membantu dokter melihat dengan jelas posisi plasenta.
Jika ibu hamil mengalami plasenta previa, dokter kandungan akan terus memantau posisi
plasenta atau ari-ari dengan USG secara berkala, sampai tiba hari persalinan.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 15
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Pengobatan Plasenta Previa
Pengobatan plasenta previa bertujuan untuk mencegah perdarahan. Penanganan yang akan
diberikan oleh dokter tergantung kepada kondisi kesehatan ibu dan janin, usia kandungan,
posisi ari-ari, dan tingkat keparahan perdarahan.
Pada ibu hamil yang tidak mengalami perdarahan atau hanya mengalami perdarahan ringan,
biasanya dokter akan memperbolehkan ibu hamil melakukan perawatan secara mandiri di
rumah, yang berupa:
Banyak berbaring
Menghindari olahraga
Menghindari hubungan intim
Meskipun tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, pasien tetap harus waspada dan
segera mencari pertolongan medis apabila perdarahan memburuk atau tidak berhenti.
Bila ibu hamil mengalami perdarahan hebat apalagi berulang, dokter kandungan akan
menyarankan agar bayi dilahirkan secepatnya melalui operasi caesar. Namun jika usia
kandungannya kurang dari 36 minggu, ibu hamil akan diberikan suntikan
obat kortikosteroid terlebih dahulu untuk mempercepat pematangan paru-paru janin. Bila
perlu, ibu hamil juga akan diberikan transfusi darah untuk mengganti darah yang hilang.
Ibu hamil yang mengalami plasenta previa sebenarnya masih dapat melahirkan
normal, asalkan letak plasenta tidak menutupi jalan lahir atau hanya menutupi sebagian.
Tetapi jika plasenta menutupi seluruh jalan lahir, dokter akan menyarankan operasi caesar.
Plasenta previa bisa berbahaya, baik bagi ibu maupun janin. Pada ibu, plasenta previa dapat
menyebabkan komplikasi berupa:
Syok
Syok terjadi akibat perdarahan berat ketika proses persalinan.
Penggumpalan darah
Komplikasi ini terjadi akibat perawatan di rumah sakit yang membuat ibu terlalu lama
berbaring, sehingga darah lebih mudah
Sedangkan pada janin, komplikasi yang dapat terjadi akibat plasenta previa adalah:
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 16
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Kelahiran premature
Bila perdarahan terus berlangsung, bayi harus segera dilahirkan dengan operasi caesar,
meskipun belum cukup bulan.
Asfiksia janin
Kondisi ini terjadi ketika janin tidak mendapat cukup oksigen saat di dalam kandungan.
Pada kondisi yang jarang terjadi, plasenta previa dapat menyebabkan jaringan plasenta
tumbuh terlalu dalam, sehingga sulit untuk dikeluarkan (retensi plasenta). Kondisi ini akan
memperburuk perdarahan.
Bila hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas, Ruptur sinus marginalis Pecahnya
pembuluh vena dekat tepi plasenta yang terbentuk karena penggabungan pinggir ruang
intervilli dengan ruang subcorial. Rupturan sinus marginalis atau sebagian kecil plasenta yang
tidak berdarah banyak. Tidak ada atau sedikit perdarahan kehitaman, Rahim sedikit nyeri
/terus agak tegang, tekanan darah frekuensi nadi ibu yang normal, Tidak ada koagulopati dan
Tidak ada gawat janin.
Plasenta letak rendah (Low-lying placenta, lateralis placenta atau kadang disebut juga
dangerous placenta), posisi plasenta beberapa mm atau cm dari tepi jalan lahir. Risiko
perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan per-vaginam dengan
aman, asal hat-hati.
6. Vasa Previa
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 17
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Jenis insersi tali pusat ini sangat penting dari segi praktis karena pembuluh-pembuluh
umbilicus, di selaput ketuban, berpisah jauh dari tepi plasenta, dan mencapai keliling tepi
plasenta dengan hanya di lapisi oleh satu lipatan amnion. Dalam suatu ulasan tentang
kepustakaan yang mencakup hampir 195.000 kasus, Benirschke dan kaufmann, (2000)
mendapatkan bahwa 1,1% dari pelahiran janin tunggal memeiliki insersio velamentosa.
Keadaan ini terjadi jauh lebih sering pada kehamilan kembar, dan hampir selalu terjadi pada
kembar tiga.
Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi dengan
vilamentosa yakni pada selaput ketuban.
Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban.
Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi
perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi
atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput
ketuban pecah. Darah ini berasal dari janin dan untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan
tes Apt dan tes Kleihauer-Betke serta hapusan darah tepi.
Sangat bergantung pada status janin. Bila ada keraguan tentang viabilitas janin, tentukan
lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin, maturitas paru dan pemantauan kesejahteraan
janin dengan USG dan kardiotokografi. Bila janin hidup dan cukup matur dapat dilakukan
seksio sesar segera namun bila janin sudah meninggal atau imatur, dilakukan persalinan
pervaginam.
7. Plasenta Sirkumvalata
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 18
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Penyebab:
Diduga chorion frondosum terlalu kecil dan untuk mencukupi kebutuhan vili menyerbu
ke dalam desidua diluar permukaan frondosuin.
Insiden : 2 – 18 %
Beberapa ahli mengatakan bahwa plasenta sirkumvalata sering menyebabkan abortus
dan solutio plasenta
Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali dengan pinggir plasenta , disebut juga Plasenta
marginata .Kedua-duanya disebut dengan plasenta ekstrakorial. Pada plasenta marginata
mungkin terjadi adeksi selaput sehingga plasenta lahir telanjang.. Tertinggalnya selaput ini
sapat menyebabkan perdarahan dan infeksi.
Diagnosis
Plasenta sirkumvalata baru dapat ditegakkan setelah plasenta lahir, tetapi dapat diduga
bila ada perdarahan intermiten atau hidrorea
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 19
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
1. Pengkajian
1. Identitas
Nama Klien : Ny. S Nama Suami : Tn. P
Umur : 24 th Umur : 26 th
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : WIRASWATA
Alamat Rumah : Jl. Jamin Ginting Alamat Rumah : Jl.Jamin Ginting
2. Keluhan Utama
Ibu menagatakn keluar darah segar pada pagi hari tanpa disertai rasa sakit.
Ibu mengatakan tidak ada riwayat jatuh sebelumnya, tidak berhubungan dengan suami
sebelumnya, juga tidak mengangkat beban berat.
Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan seksual tadi malam
Ibu mengatakan masih merasakan pergerakan janin
3. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : + 28 hari
Banyaknya : 2 - 3 x ganti softex
Lamanya : 5 - 7 hari
Sifat darah : Encer
HPHT : 17 Juli 2021
TTP : 24 April 2022
4. Riwayat KB
1. Kontrasepsi yang pernah digunakan: suntik 1 bulan
2. Kepuasan terhadap kontrasepsi: puas
3. Efek samping :tidak ada
4. Lama penggunaan: 2 tahun
5. Data psikologis
Ibu menikah 1 kali, lama menikah 1 tahun, umur saat menikah 21 tahun. Ibu mengatakan
kehamilannya cukup bahagia dan di dalam keluarga tidak mengalami masalah yang berarti.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 20
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
a) Kesehatan ibu
Ibu tidak punya penyakit DM, hepatitis, paru-paru dan penyakit jantung serta ibu
tidak pernah mengalami operasi apapun.
b) Kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu dan suami tidak pernah menderita penyakit menular dan penyakit
keturunan yang dapat mempengaruhi kehamilannya dan tidak ada riwayat anak
kembar.
a. Nutrisi
- Sebelum hamil : makan 3 x sehari dengan porsi nasi, lauk, sayur dan buah tetapi
tidak selalu ibu minum ± 7 – 8 gelas / hari.
- Saat hamil : Ibu mengatakan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan ini
kurang nafsu makan dan merasa cepat kenyang.
b. Eliminasi
- : BAB = 1 x sehari
BAK : ± 8 – 9 x/hari Istirahat dan tidur
- Tidur malam ±7-8 jam/hari,tidur siang ± 1 jam
c. Personal Hygiene
Ganti celana dalam : 3 x sehari
e. Hubungan sexual dan riwayat kontrasepsi: tidak ada gangguan dan ibu belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi.
f. Data Psikologis : Ibu dan suami merasa senang dengan kehamilannya dan berharap
semuanya berjalan lancar.
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 21
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
S: Subyektif
Ibu menagatakn keluar darah segar pada pagi hari tanpa disertai rasa sakit.
Ibu mengatakan tidak ada riwayat jatuh sebelumnya, tidak berhubungan dengan suami
sebelumnya, juga tidak mengangkat beban berat.
Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan seksual tadi malam
Ibu mengatakan masih merasakan pergerakan janin
O : Data Objektif
- Pemeriksaan Umum
- Pemeriksaan Fisik
a) Mata : konjungtiva anemis (+/+) , sclera icteric (-/-)
b) Ekstremitas : Atas: simetris : iya/iya
Oedem : tidak/tidak
Bawah : simetris : iya/iya ,
Reflex Patella : +/+
c) Abdomen :
- Inspeksi
Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan,memanjang,linea nigra (+) striae livide
(+),bekas luka operasi/ SC tidak ada
- Palpasi
LI : TFU ½ pusat px (MD 32 cm ) , teraba 1 bagian lunak,kurang
bundar,tidak melenting
L II : sebelah kiri teraba 1 tahanan keras memanjang
Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin
L III : Teraba 1 bagian besar,bulat dan sudah tidak dapat digoyangkan
L IV : Konvergen
Pergerakan janin (+)
TBJ (32-13) x 155 = 2 945
His : Belum ada
- Auskultasi
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 22
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
A : Asasment
P : Planning
1) Informed concernt
2) Beritahu ibu tentang keadaan saat ini sesuai dengan hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam keadaan baik tetapi terdiagnosa plasenta previa
3) Memberitahu ibu bahwa janin dalam keadaan normal dan berada dalam intrauterine
4) Memberitahu ibu untuk bedrest total 3-5 hari supaya tidak terjadi pendarahan lagi
5) Kolaborasi dengan DSOG :
USG, untuk melihat plasenta previa jenis apa dan tempat implantasinya
Pemberian tokolitik dan antibiotika
Pemberian dexametason untuk pematangan paru
Pemberian vit c
6) Memberikan tablet fe
7) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan genetalia
8) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang tanggal 2 Februari 2022
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 23
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan rasa nyeri saat dipegang pada perut bagian atas
3. Riwayat mensturasi
Menarce : 13 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari Teratur : teratur
Sifat darah : cair Keluhan : tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah Menikah ke : 1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama : 22 tahun
5. Riwayat obstetrik
Persalinan Nifas
Hamil
jns
ke Tgl UK prsalinan penolong kompl JK BB Laktasi kompl
1 Hamil ini
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 24
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
d. Imunisasi TT
TT I : 12-12-2021
TT II: 12-01-2022 TT III : -
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
ibu mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular (TBC,hepatitis,HIV)
penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun (jantung, paru-paru).
d. Riwayat operasi
ibu mengatakan belum pernah operasi
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 25
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Minum
Frekuensi : 10x/ hari 12x/ hari
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Jenis : air putih, susu, teh nasi,sayur, lauk
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
b. Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/ hari 1x/hari
Konsistensi : lembek lembek
Warna : kuning kuning
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 5x/ hari 9x/hari
Konsistensi : cair cair
Warna : kuning jernih kuning jernih
Keluhan : tidak ada tidak ada
c. Pola istirahat
Tidur siang
Lama : 2 jam / hari 2 jam / hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam / hari 8 jam / hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Personal hygiene
Mandi : 2x/ hari 2x/ hari
Ganti pakaian : 2x/ hari 2x/ hari
Gosok gigi : 2x/ hari 2x/ hari
Keramas : 4x/ minggu 4x/ minggu
e. Pola sexsualitas
Frekuensi : 4x/ minggu 1x/ minggu
Keluhan : tidak ada tidak ada
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 26
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmetis
Status emosional : stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 110/70 mMHg Nadi : 81x/ menit
Pernapasan : 21x/ menit Suhu : 36,5 C
Berat badan : 51 kg Tinggi bdn:156 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : mesosepal, tidak ada benjolan
Rambut : lurus, hitam, tidak rontok, ddan tidak ketombe
Muka : oval, tidak pucat, tidak odem, tidak ada bekas luka
Mata : simetris, tidak starbismus, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada tanda-
tanda infeksi
Hidung : simetri, berlubang, tidak polip
Mulut : lembab, tidak pecah-pecah, gusi tidak epulis, tidak ada stomatitis, gigi tidak
karies
Telinga : simetris, pendengaran baik, tidak ada secret, gendang telinga tidak pecah
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
Dada : simetris,tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada wezing
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 27
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
Palpasi leopod
Leopod I : teraba bulat, tidak melenting, lunak, berati letak letak di fundus bokong
Leopod II : bagian kanan teraba kecil-kecil,tidak ada tahanan berati ekstremitas, bagian kiri
teraba memanjang seperti papan,ada tahanan berarti punggung
Leopod III : bagian terendah janin teraba bulat, melenting, keras, tidak bisa digerakan
berarti kepala
Leopod IV :tangan tidak bias bertemu berarti kepala belum masuk panggul
Osborn test : -
TFU menurut Mc.Donald : 33 cm
TBJ : (31-11)x155=3100gr
Auskultasi DJJ : 155x/ menit
Ekstremitas atas : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak terdapat odem, gerakan aktif
Ekstremitas bawah: jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak odem, tidak varises, reflek
patela positif
Genetalia luar : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak varises,
Anus : bersih, belubang, tidak hemoroid
Pemeriksaan panggul (bila perlu) : -
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboraturium
HB : 8 gr/ dl
4. Data penunjang
Tidak ada
A:
Ibu G1P0A0 hamil 36 minggu + 1 hari, suspect solusio plasenta
Janin tunggal, hidup, intrauterine, dan preskep
P:
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan/kondisi ibu
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 28
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
RANGKUMAN
Perdarahan ante partum dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta,
ruptura sinus marginalis, atau vasa previa. . Diagnosa secara tepat sangat membantu
menyelamatkan nyawa ibu dan janin. Ultrasonografi merupakan motede pertama sebagai
pemeriksaan penunjang dalam penegakkan plasenta previa.
Plasenta Previa adalah suatu kesulitan kehamilan yang terjadi pada trimesters kedua
dan ketiga kehamilan. Dapat mengakibatkan kematian bagi ibu dan janin. Ini adalah salah
satu penyebab pendarahan vaginal yang paling banyak pada trimester kedua dan ketiga.
Plasenta Previa biasanya digambarkan sebagai implantation dari plasenta di dekat ostium
interna uteri (didekat cervix uteri).
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 29
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
TI
N
A
H
A
O
A
L
L
S
TES FORMATIF
KASUS 1
Ny. M GVI PIII AII umur 34 tahun, hamil 29 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan
perdarahan pervaginam merah kehitaman, nyeri perut menetap, gerakan janin tidak
dirasakan oleh ibu. Hasil pemeriksaan DJJ (-), palpasi ditemukan perut teraba keras TD
120/80, Nadi 80 x/menit, Suhu 36 oC.
1. Diagnosis yang dapat ditegakkan pada kasus di atas adalah ....
a. Vasa previa
b. Plasenta previa
c. Solutio placenta
d. Placenta letak rendah
e. Hipertensi dalam kehamilan
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 30
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
KASUS 2
Ny.F umur 22 tahun G1P0A0, hamil 40 minggu,datang di RS dengan riwayat DM. saat ini
sedang dalam proses persalinan kala II. Setelah kepala janin lahir, tidak terjadi putaran
paksi luar.
6. Diagnosa untuk Ny. F adalah...
a. Partus lama
b. Distosia bahu
c. Partus tak maju
d. Partus serotinus
e. Partus presipitatus
7. Faktor predisposisi dari janin yang dapat menyebabkan kasus diatas adalah...
a. Mikrosomia
b. Makrosomia
c. Anensephalus
d. Hidrosepalus
e. Panggul sempit
8. Posisi yang paling tepat untuk melahirkan bayi dari kasus diatas adalah...
a. Litotomi
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 31
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
b. Mc. Robert
c. Semi fowler
d. Mc. Donald
e. Dorsal recumbent
10. Apabila penarikan kepala terlalu curam ke bawah, risiko yang dapat terjadi pada janin
Ny. F adalah......
a. Brachial palsy
b. Cerebral Palsy
c. Fraktur Klavikula
d. Fraktur toraks
e. Fraktur servika
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 32
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
JA
CI
W
K
N
A
N
U
B
1.C 6.A
2. 7.B
3.A 8.D
4.D 9.A
5.A 10.A
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 33
MATA KULIAH: ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL DAN MATERNAL
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.
Nina. 2020. Bahaya perdarahan antepartum selama kehamilan untuk ibu dan bayi.
https://www.sehatq.com/artikel/bahaya-perdarahan-antepartum-selama-kehamilan-untuk-ibu-
dan-bayi. Diakses pada tanggal 23 Januari 2022
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Pada Kasus Perdarahan Antepartum (Kehamilan Trimester II dan III ) 34