KELOMPOK 7
ANISA FEBTY ANGGRAINI (P07524419093)
PUTRI REGINA A. BR SINUHAJI (P07524419108)
Dosen Pengampu:
WARIDHATUL ASHLA (P07524419117)
Julietta Hutabarat,SST.
M.Keb Kelas DIV 3C
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN MEDAN
T.A. 2022/2023
5. Nomor Pustaka :
Mengetahui,
NIP:1966091019940320001 NIP:1967711101993032002
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN MEDAN
VISI:
Menghasilkan lulusan D-IV Kebidanan yang mampu berwirausaha dengan pendekatan asuhan
kebidanan holistic berbasis kearifan lokal di Tingkat Nasional dan siap bersaing di Tingkat
Internasional pada tahun 2024
MISI:
1. Menyelenggarakan pendidikan D-III, D-IV dan Profesi Kebidanan yang memiliki daya saing
di tingkat internasional sesuai dengan perkembangan iptek
2. Melakukan penelitian (evidence based) dalam kewirausahaan dengan pendekatan asuhan
kebidanan holistic berbasis kearifan lokal
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat bermitra dengan stake holder khususnya dalam
kewirausahaan pendekatan asuhan kebidanan holistik berbasis kearifan lokal
4. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas lulusan serta mampu
berwirausaha dengan pendekatan asuhan kebidanan holistik berbasis kearifan lokal
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, karena hanya dengan karuniaNya itulah penyusunan
makalah ini dapat disesuaikan dengan rencana.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itulah,
Penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada yang terhormat Ibu Julietta Hutabarat,
S.Psi, SST, M.Keb selaku Dosen mata kuliah Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dapat
terselesaikannya modul ini yang berjudul “Asuhan Kegawatdaruratan Maternal pada Kasus
Pendarahan Postpartum Sekunder”.
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Atas
perhatian dan tanggapan dari pembaca kami ucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................ii
VISI DAN MISI...................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................................v
Perdarahan Postpartum Sekunder.....................................................................................6
PENDAHULUAN.................................................................................................................6
URAIAN MATERI...............................................................................................................8
A. Pengkajian Data Perdarahan Postpartum Sekunder.....................................................8
TES FORMATIF................................................................................................................25
RANGKUMAN...................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................30
Perdarahan Postpartum Sekunder
120 Menit
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
.
Modul ini berjudul Asuhan Kegawatdaruratan Maternal pada Kasus
Pendarahan Postpartum Sekunder bahan kajian dari Mata Kuliah Kegawatraruratan
Maternal dan Neonatal.
Definisi Singkat
Melalui modul Asuhan Kegawatdaruratan Maternal pada Kasus Pendarahan
Postpartum Sekunder ini diharapkan dapat membantu anda dalam mengetahuinya.
Relevasi
Materi dalam modul ini berkaitan dengan Mata Kuliah Kegawadaruratan Maternal
dan Neonatal, Obstetri dan Patologis
Tujuan pembelajaran
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu Mengenali dam mengetahuo factor-faktor predisposisi yang
berhubungan dengan kejadian prolaps tali pusat serta mengambil tindakan yang tepat untuk
menyelamatkan janin.
Tujuan Khusus
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan Pengkajian Data Perdarahan Postpartum Sekunder
2. Mengetahui Diagnosa/ Masalah Perdarahan Postpartum Sekunder
3. Mengetahui Penatalaksanaan Asuhan Awal Perdarahan Postpartum Sekunder
4. Mengetahui Pendokumentasian Asuhan Perdarahan Postpartum Sekunder dengan
metode SOAP
URAIAN MATERI
SUBYEKTIF OBYEKTIF
Pemeriksaan fisik:
Ibu post partum dengan Pucat, dapat disertai tanda-tanda syok, tekanan darah
keluhan lemah, limbung rendah, denyut nadi cepat, kecil, ekstremitas dingin
Riwayat Kehamilan serta tampak darah keluar melalui vagina terus
Anak lebih dari 4 menerus
Perdarahan saat hamil Pemeriksaan obstetri:
Riwayat Persalinan : Mungkin kontraksi usus lembek, bila kontraksi baik,
Persalianan cepat/lama perdarahan mungkin karena luka jalan lahir
Ditolong dengan tindakan Pemeriksaan ginekologi: setelah kondisi stabil untuk
Operasii mengecek kontraksi uterus/luka jalan lahir/retensi sisa
Riwayat tindakan persalinan: plasenta
Pengeluaran placenta dengan dirogoh Pemeriksaan laboratorium
Perdarahan setelah melahirkan dan di Kadar hemoglobin di bawah 10 g/dl
infus
SELANJUTNYA
Anda dapat melakukan penilaian kehilangan darah melalui tanda gejala yang dapat dilihat
dalam table dibawah ini untuk mengetahui apa penyebab Perdarahan Sekunder
Sub Involusio Uteri
subinvolusi uteri adalah ukuran rahim yang tidak kembali menjadi normal
(mengecil) setelah bersalin. Faktor risiko subinvolusi uteri antara lain:
Multiparitas
Uterus meregang berlebihan (kehamilan kembar, polihidramnion)
Mioma uteri
Operasi sesar
Uterus prolaps
Sisa plasenta
Plasenta Rest
Retensi plasenta adalah kondisi ketika plasenta atau ari-ari tidak keluar dengan
sendirinya atau tertahan di dalam rahim setelah melahirkan. Kondisi ini sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan infeksi, bahkan kematian. Plasenta adalah organ yang
terbentuk di dalam rahim ketika masa kehamilan dimulai. Organ ini berfungsi sebagai
penyedia nutrisi dan oksigen untuk janin, serta sebagai saluran untuk membuang
limbah sisa metabolisme dari darah janin.
Retensi plasenta juga bisa menyebabkan perdarahan postpartum sekunder.
Kondisi ini mungkin terjadi bila hanya sebagian kecil plasenta yang
tertinggal.Perdarahan postpartum sekunder terjadi pada waktu lebih dari 24 jam
hingga 12 minggu setelah persalinan.
Setelah persalinan, mungkin ibu hanya mengalami sedikit perdarahan dalam
batas normal. Namun, pada hari ke 10-12 setelah melahirkan, ibu bisa saja mengalami
perdarahan hebat.Ibu dapat mengalami nyeri perut hebat selama 2-3 minggu setelah
melahirkan. Selain itu, ada kemungkinan terjadi demam, penurunan produksi ASI,
Endometritis
Endometritis didefinisikan sebagai infeksi pada lapisan endometrium uterus.
Infeksi ini dapat meluas hingga melibatkan miometrium dan parametrium. Pasien
endometritis umumnya akan mengeluhkan demam dan nyeri abdomen bagian bawah,
serta pada kasus postpartum, dapat ditemukan lochia (duh uterus setelah persalinan)
yang berbau busuk.
Endometritis paling sering terjadi setelah persalinan, terutama pada
operasi sectio caesarea karena bakteri dapat menginvasi saluran genitalia atas.
Endometritis yang tidak disebabkan oleh infeksi setelah persalinan digolongkan
sebagai penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease / PID). Berdasarkan
pedoman terapi penyakit menular seksual dari CDC tahun 2015, yang termasuk PID
adalah kombinasi dari endometritis, salpingitis, abses tubo-ovarian dan peritonitis
pelvis.
Endometritis umumnya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dengan
keluhan utama berupa demam dan nyeri abdomen bagian bawah. Selain itu, juga
dapat ditemukan nyeri tekan uterus, nyeri tekan adneksa uterus, dan nyeri goyang
uterus. Endometritis dapat diterapi dengan antibiotik spektrum luas seperti
kombinasi gentamicin dan clindamycin. Endometritis yang tidak diterapi dengan
adekuat dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis dan bahkan kematian.
- Takikardia ringan
- Mottled skin
- CRT memanjang
Jumlah perdarahan 1000-1500 mL
(10-15%) - Urine output menurun
- CRT memanjang
Jumlah perdarahan 1500-2000 mL
(25-35%) - Urine output menurun (oligouria)
Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak, sampai kira-kira 4-6
minggu pasca nifas.
Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen atau pelvis dari yang
diperkirakan atau penurunan fundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.
Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke bentuk
serosa, lalu kebentuk kochia alba.
Sub Involusio Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari
Uteri postpartum atau lebih dari 2 minggu pasca nifas
Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan
Leukore dan lochia berbau menyengat, bisa terjadi jika ada infeksi
Pucat,pusing, dan tekanan darah rendah
Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyak (>500 ml)
Nadi lemah, gelisah, letih, ektrimitas dingin
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada perdarahan postpartum tidak selalu dilakukan,
karena disesuaikan dengan jenis perdarahan serta onset kejadian. Namun berikut ini
adalah pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan (terutama pada asuhan antenatal)
untuk membantu dokter dalam mencari faktor risiko, mendiagnosis, serta menentukan
penyebab perdarahan postpartum.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin, utamanya pemeriksaan Hemoglobin. Umumnya jika
terjadi perdarahan masif dapat ditemukan hasil Hb kurang dari 8 g/dL. selain itu
apabila pada saat asuhan antenatal ditemukan bahwa ibu mengalami anemia, maka
keadaan ini dapat segera dikoreksi.
Pemeriksaan golongan darah juga dilakukan untuk kepentingan tatalaksana
bila pasien membutuhkan transfusi darah. Transfusi sebaiknya tidak ditunda dan tidak
diputuskan berdasarkan kadar hemoglobin semata, tetapi sebaiknya dilakukan
berdasarkan kondisi klinis pasien.
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 14
Pemeriksaan waktu perdarahan atau waktu pembekuan, trombosit, protrombin
dan partial prothrombin time / PTT, untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan
faktor pembekuan darah.
Pemeriksaan fibrinogen atau D-dimer dapat digunakan untuk membantu
penegakan diagnosis disseminated intravascular coagulation (DIC).
Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan untuk melihat apakah terdapat sisa plasenta ataupun
gumpalan darah. Kemudian apabila dilakukan pada saat antenatal dapat membantu dokter
mendeteksi plasenta previa dan plasenta akreta.
B. Plasenta Rest
Dengan perlindungan antibiotik sisa plasenta dikeluarkan secara digital atau
dengan kuret besar. Jika ada demam ditunggu dulu sampai suhu turun dengan
pemberian antibiotik dan 3 – 4 hari kemudian rahim dibersihkan, namun jika
perdarahan banyak, maka rahim segera dibersihkan walaupun ada demam.
Keluarkan sisa plasenta dengan cunam ovum atau kuret besar. Jaringan yang
melekat dengan kuat mungkin merupakan plasenta akreta. Usaha untuk melepas
plasenta terlalu kuat melekatnya dapat mengakibatkan perdarahan hebat atau
perforasi uterus yang biasanya membutuhkan tindakan hisrektomi. Terapi yang biasa
digunakan :
a. Pemasangan infus dan pemberian uterotonika untuk mempertahankan
keadaan umum ibu dan merangsang kontraksi uterus.
b. Kosongkan kandung kemih
c. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
C. Endometritis
Sebagian besar kasus endometritis akan membaik dengan penatalaksanaan
adekuat berupa pemberian antibiotik spektrum luas dalam waktu 48-72 jam. Pada
kondisi penyebaran infeksi walaupun sudah diterapi dengan antibiotik yang adekuat,
maka tindakan pembedahan seperti histerektomi dapat menjadi pilihan.
Pertimbangan Terapi
Pasien endometritis umumnya harus dirawat inap, kecuali pada kasus
endometritis ringan dengan riwayat persalinan per vaginam, antibiotik oral dapat
diberikan dan pasien dirawat jalan. Pilihan antibiotik untuk endometritis sebaiknya
yang bersifat spektrum luas. Jika kondisi tidak membaik setelah pemberian antibiotik
selama 48-72 jam, pasien harus dilakukan pemeriksaan pencitraan untuk
menyingkirkan diagnosis banding. Selain itu, dokter juga perlu mengevaluasi ada
tidaknya komplikasi endometritis, misalnya abses atau peritonitis.
d. Assesment (A)
Diagnosa :Perdarahan
post partum hari
1 Rest plasenta
Masalah potensial :Potensial terjadinya syok hipovolemik,
anemia dan infeksi peurperium
e. Planning (P)
8. Memberikan obat sesuai dengan instruksi dokter yaitu amoxan 1 tablet (500
mg) dan nufagrobin 1 tablet (500 mg)
C. Endometritis
a. Identitas Pasien
Data diri klien meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record, dll.
b. Anamnesa
Keluhan Utama: Nyeri perut bagian bawah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poli Kandungan RSUD Kota Semarang dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah sejak 3,5 bulan yang lalu, nyeri menjalar sampai ke
punggung dirasakan hilang timbul, nyeri timbul saat pasien sedang haid dan saat
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal | 20
akan buang air besar atau flatus nyeri yang dirasakan sama beratnya. Pasien
mengeluh demam dua hari yang lalu. Riwayat keputihan,trauma,mual,dan
muntah disangkal oleh pasien. Pasien kemudian rawat inap di ruang Parikesit
untuk observasi lebih lanjut dan persiapan laparoskopi.
Riwayat Haid
Menarche : 11 tahun
Lama : 4 hari
Siklus : 28 hari
Dismenore :+
Jumlah : 40 cc/hari
Riwayat Perkawinan
Menikah 1x
Usia menikah 18 tahun Lama menikah 20 tahun
Anak I : Tahun partus 2000, Tempat partus bidan, umur hamil 39 minggu,
jenis
persalinan pervaginam, jenis kelamin perempuan, BBL: 3800 gram,
keadaan anak sehat.
Anak II : Tahun partus 2003, Tempat partus bidan, umur hamil 38
minggu, jenis persalinan pervaginam, jenis kelamin perempuan, BBL:
3500 gram, keadaan anak sehat.
Riwayat KB :
c. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis, (GCS 15) Tanda Vital
Suhu : 36,7 0C
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x / menit
RR : 20x / menit
SpO2 : 99%
TB : 157 cm
BB : 78 kg
Status Internus
Sistem cerna : Nafsu makan menurun (-), mual (-), muntah (-)
Ekstremitas : Oedem ekstremitas (-/-), akral dingin (-/-), kuku jari
pucat(-/-)
Status Ginekologi
PPV :-
Fl/Flx :-/-
Vulva, Uretra, Vagina dalam batas normal
Portio licin
Adneksa , parametrium tak teraba massa
d. Resume
Pasien datang ke Poli Kandungan RSUD Kota Semarang dengan keluhan
nyeri pada perut bagian bawah yang menjalar sampai punggung 3,5 bulan
SMRS dan keluhan dirasakan timbul saat haid. Keluhan demam dan riwayat
trauma disangkal oleh pasien. Pasien menarche pada usia 11 tahun, siklus haid
28 hari, dan lama haid 4 hari. Pasien menikah 1 kali selama 18 tahun. Pasien
memiliki 2 orang anak dan tidak pernah mengalami keguguran.Anak pertama
lahir tahun 2000, aterm, jenis persalinan pervaginam, dan BBL 3800 gram.
Anak kedua lahir tahun 2003, aterm, jenis persalinan pervaginam, dan BBL
3500 gram. Pasien menggunakan KB jenis implan pada tahun 2015 selama 1
tahun.
Pasien tidak memiliki riwayat operasi. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes,
hepatitis, penyakit jantung, dan alergi disangkal. Pada keluarga pasien tidak
terdapat riwayat penyakit hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung. Riwayat
penyakit hepatitis, asma, dan alergi pada keluarga disangkal. Pemeriksaan status
internus dalam batas normal. Pemeriksaan ginekologi didapatkan hasil sebagai
berikut (PPV (-), Fl/Flx (-/-), vulva vagina dan uretra dalama batas normal,
portio licin, adneksa dan parametrium tak teraba massa.
e. Diagnosa Awal
f. Penatalaksanaan
Bed rest
Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Laparoskopi – fulgurasi / kauterisasi endometrium, kistektomi
h. Prognosis
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ny. M GVI PIII AII umur 34 tahun, hamil 29 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan
perdarahan pervaginam merah kehitaman, nyeri perut menetap, gerakan janin tidak dirasakan
oleh ibu. Hasil pemeriksaan DJJ (-), palpasi ditemukan perut teraba keras TD 120/80, Nadi
80 x/menit, Suhu 36 oC.
Penyulit :
Pucat
Lemah
Menggigil
c) Retensi sisa plasenta
Ditandai :
Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap
Sub-involusi uterus
Perdarahan
Penyulit :
Penyulit :
Perdarahan pada Masa Nifas/Perdarahan Post Partum Sekunder (late post partum
hemorrhage) merupakan perdarahan yang terjadi lebih dari 24 jam dengan kehilangan darah
lebih dari 500 ml setelah persalinan vaginal atau lebih dari 1.000 ml setelah persalinan
abdominal dan harus diwaspadai melalui tanda dan gejalanya. Dengan kehilangan darah
dapat menimbulkan kematian karena terjadinya syock hypovolemic. Oleh karena itu
penatalaksanaan untuk dilakukan dalam 2 komponen, yaitu: (1) resusitasi dan penanganan
perdarahan obstetri serta kemungkinan syok hipovolemik dan (2) penatalaksanaan perdarahan
postpartum sekunder. Tindakan resusitasi merupakan tindakan preventif yang akan
memberikan keamanan sebelum melakukan penatalaksanaan yang disesuaikan dengan
sumber perdarahan berupa : atonia uteri, luka jalan lahir, dan retensi plasenta serta gangguan
pembekuan darah.
Dwi Anggraini, N., dkk. 2020. Faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan Post
Partum pada ibu bersalin. Vol 2 (2): Hal. 259-268. Lampung: Wellness and Healthy
Magazine
Nurhikma. 2017. Manajemen Asuhan Kebidanan Post Partum Pada Ny |”F” Dengan
Perdarahan Akibat Rest Plasenta di RSUD Syeck Yusuf Gowa Tahun 2017. Makassar:
Universitas Islam Negeri.