Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI PADA KASUS


PATOLOGI DAN KOMPLIKASI
(Dosen Pengampu : Inda Corniawati, M.Keb)

RAUDAH
NIM.P07224321125

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2021/2022
Nama : Raudah
NIM. 07224321125
Kelas Alih Jenjang Kebidanan Kutai Barat

ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI PADA KASUS PATOLOGI DAN


KOMPLIKASI
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Ibu datang ke Puskesmas Penyinggahan merupakan rujukan dari Perawat Pustu di


Kampung Loa Deras, dengan keluhan nyeri perut, badan lemas, nadi cepat,
pernapasan cepat, TTV maaf kami sudah lupa. Pasien diterima oleh petugas IGD
dan dikonsulkan ke dokter Puskesmas. Dokter Puskesmas menganjurkan
diobservasi dan diberikan tindakan pemasangan infus. Dokter Puskesmas sedang
tidak ada ditempat karena masih melakukan kegiatan di Posyandu Lansia,
sehingga kami membantu perawat melakukan tindakan di IGD. Kami juga ikut
melakukan anamnesa kepada keluarga mulai dari kapan dirasakan keluhan dan
menanyakan apakah ibu terlambat haid.
Dari keterangan keluarga ibu terlambat haid ± 2 bulan. Sambil menunggu Dokter
datang kami meminta petugas laboratorium memeriksa kencing ( pp test ) dan cek
Hb karena ibu tampak pucat dan lemas. Kami melakukan palpasi tetapi ibu tidak
mau perutnya dipegang karena merasakan nyeri yang sangat di daerah perut serta
ibu juga tidak pernah mengalami demam sebelumnya.

Hasil pemeriksaan laboratorium ibu tersebut hamil dan hbnya rendah, karena
dokter belum kembali ke puskesmas akhirnya kami melaporkan lagi hasil
pemeriksaan kepada dokter dan dari bidan memberikan pendapat bahwa dari hasil
pemeriksaan ibu tersebut diperkirakan hamil diluar kandungan dan harus segera
dirujuk ke RS.
Dokter setuju dan meminta dipasangkan infus 2 jalur karena khawatir pasien syok
dan perjalanan menuju RS jauh.
Dokter mengatakan pasien tersebut harus cepat sampai ke RS karena dokter
tersebut pernah mengalami kejadian serupa dan ibunya tidak tertolong karena dulu
dokter tidak terpikir kearah KET. Jadi tanpa menunggu dokter kembali ke
Puskesmas kami petugas puskesmas bersama-sama menyiapkan rujukan pasien
tersebut.
- Petugas laboratorium melakukan swap antigen
- Perawat memasang infus, O2 dan menyiapkan peralatan yang akan
dibawa.
- Bidan membuat surat rujukan dengan diagnosa kebidanan dan melapor
kepada RS yang akan dituju sesuai prosedur, serta meminta RS
menyiapkan ambulan untuk menjemput pasien dari perahu menuju RS.
- Keluarga menyiapkan kendaraan / perahu serta menyiapkan kelengkapan
seperti KTP, kartu BPJS dan pakaian pasien.
- Dokter Puskesmas melakukan pemeriksaan lalu menandatangani surat
rujukan.
- Petugas administrasi mengetik surat hasil pemeriksaan swap antigen.

Pasien dirujuk dengan ke RS Kota Bangun naik perahu diantar oleh 2 orang bidan.
RS kota bangun menyiapkan kedatangan pasien berdasarkan dari laporan bidan,
kurang lebih 3,5 jam pasien tiba di RS dan setelah diperiksa oleh Obgyn RS Kota
Bangun pasien langsung dilakukan operasi. Setelah pasien ke ruang operasi bidan
yang merujuk kembali lagi ke Puskesmas.
Setelah operasi selesai keluarga melaporkan kepada kami kalau dokter
mengatakan “ untung cepat dirujuk terlambat sedikit saja ibu tersebut tidak bisa
ditolong “. Ibu tersebut mendapatkan tranfusi 1 kantong darah dan mendapatkan
perawatan di RS dan setelah beberapa hari pulang lagi ke Kampung Loa Deras
dan melakukan kontrol post op di Puskesmas Penyinggahan.
Kesimpulan :
Dari kasus diatas untuk Petugas di Puskesmas Penyinggahan dan pihak RS Kota
Bangun sudah sampai pada tahap Collaboration atau Kolaborasi.

Anda mungkin juga menyukai