Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH AKUNTANSI PERILAKU

THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

Dosen Pengampu: Mensy Otelyo Kastanya, SE., M.Ak

Kelompok 8 (Delapan)

Disusun Oleh :

Inneke (202062201034)

Finny Novita (202062201041)

Valentina Philomina Maria (202062201097)

Agustin Benedikta (202062201092)

Rafael Medang Tapun (201962201094)

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

AKUNTANSI
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjkan puja dan puji syukur atas rahmat TYE. Karena
tanpa rahmat dan ridho-nya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Mensy Otelyo Kastanya, SE.,
M.Ak selaku dosen pengampu akuntansi perilaku yang membimbing dan mengajar
kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kami yang selalu seti membantu dalam hal mengummpulkan
data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan
tentang THEORY OF PLANNED BEHAVIOR.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen.
Demi tercapainya makalah yag sempurna.

Merauke, 10 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Theory of Planned Behavior..................................................................6
2.2 Komponen atau Elemen-elemen Theory of Planned Behavior............................7
2.3 Variabel yang Mempengaruhi Komponen...............................................................8
2.4 Aplikasi Penerapan Teori...........................................................................................9
2.5 Kekurangan dan Kelebihan.......................................................................................9
2.6 Penelitian...................................................................................................................11
2.7 Hasil dan Pembahasan............................................................................................14
2.8 Jurnal atau Artikel yang terkait................................................................................18
BAB III...................................................................................................................................19
PENUTUP............................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Theory of Planned Behavior digunakansebagai landasan teori untuk melihat


pengaruh sikap terhadap perilaku, kontrol perilaku persepsian dan norma subjektif
pada niat generasi muda untuk berinvestasi saham di pasar modal.

Theory of Reasoned Action(TRA) dikembangkan oleh Ajzen dan diberi nama


Theory of Planned Behavior (TPB) (Lee & Kotler, 2011 hal. 199). Theory of Planned
Behavior dijelaskan sebagai konstruk yang melengkapi TRA. Menurut (Lee & Kotler,
2011 hal. 199), target individu memiliki kemungkinan yang besar untuk mengadopsi
suatu perilaku apabila individu tersebut memiliki sikap yang positif terhadap perilaku
tersebut, mendapatkan persetujuan dari individu lain yang dekat dan terkait dengan
perilaku tersebut dan percaya bahwa perilaku tersebut dapat dilakukan dengan baik.

Dengan menambahkan sebuah variabel pada konstrukini, yaitu kontrol


perilaku persepsian (Perceived Behavior Control), maka bentuk dari model teori
perilaku perencanaan (Theory of Planned Behavior) tampak di gambar berikut ini :

Gambar Theory of Planned Behavior


Sumber : ( Asadifard, Rahman, Aziz & Hashim, 2015 )

Dari gambar diatas , teori perilaku rencana (Theory of Planned Behavioral Control)
memiliki 2 fitur yaitu :

1. Teori ini mengansumsi bahwa kontrol persepsi perilaku (Perceived


Behavioral Control) mempunyai implikasi motivasional terhadap minat.
Orang-orang yang percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber-sumber
daya yang ada atau tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan perilaku
tertentu mungkin tidak akan membentuk minat berperilaku yang kuat untuk
melakukannya walaupun mereka mempunyai sikap yang positif terhadap
perilakunya dan percaya bahwa orang lain akan menyetujui seandainya
mereka melakukan perilaku tersebut. Dengan demikian diharapkan terjadi
hubungan antara kontrol persepsi perilaku (Perceived Behavioral Control)
dengan minat yang tidak dimediasi oleh sikap dan norma subyektif. Di model
ini ditunjukkan dengan panah yang menghubungkan kontrol perilaku
persepsian (Perceived Behavioral Control) ke minat.

2. Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan langsung antara kontrol persepsi


perilaku (Perceived Behavioral Control) dengan perilaku. Di banyak contoh,
kinerja dari suatu perilaku tergantung tidak hanya pada motivasi untuk
melakukannya tetapi juga kontrol yang cukup terhadap perilaku yang
dilakukan. Dengan demikian, kontrol perilaku persepsian (Perceived
Behavioral Control) dapat mempengaruhi perilaku secara tidak langsung
lewat minat dan juga dapat memprediksi perilaku secara langsung. Di model
hubungan langsung ini ditunjukkan dengan panah yan menghubungkan
kontrol persepsi perilaku (Perceived Behavioral Control) langsung ke perilaku
(Behavior).

Teori rencanaan menganggap bahwa teori sebelumnya mengenai perilaku


yang tidak dapat dikendalikan sebelumnya oleh individuu melainkan juga
dipengaruhi oleh faktor mengenai faktor non motivasional yang dianggap sebagai
kesempatan atau sumber daya yang dibutuhkan agar perilaku dapat dilakukan.
Sehingga dalam teorinya, Ajzen menambahkan suatu determianan lagi, yaitu kontrol
persepsi perilaku mengenai mudah atau sulitnya perilaku yang dilakukan. Oleh
karena itu menurut TPB, intensi dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: sikap, norma
subjektif dan perilaku.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengetahui definisi dari Theory of Planned Behavior
2. Mengetahui komponen-komponen apa saja yang terdapat pada materi
Theory of Planned Behavior ini
3. Memahami bagaimana penerapan teorinya
4. Mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan
5. Penelitian apa yang terkait dengan materi Theory of Planned Behavior
6. Artikel atau jurnal yang terkait

1.3 Tujuan
1. Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami definisi dari Theory
of Planned Behavior
2. Dapat mengetahui apa saja komponen-komponen yang terdapan dalam
materi ini
3. Dapat memahami dan dapat menerapkan penerapan teori dari Theory of
Planned Behavior
4. Diharapkan pembaca dapat mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan
yang ada pada materi ini
5. Dan diharapkan dari peneliatian yang ada kita jadi dapat lebih memahami
lagi tentang Theory of Planned Behavior
6. Dapat mengetahui artikel atau jurnal yang terkait.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Theory of Planned Behavior


Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku terbentuk karena
adanya intention/niat, dimana niat tersebut dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku
(Attitude Toward the Behavior), norma subjektif (subjective norm). Teori ini memiliki
fondasi terhadap perspektif kepercayaan yang mampu mempengaruhi
seseoranguntuk melaksanakan tingkah laku yang spesifik. Perspektif kepercayaan
dilaksanakan melalui penggabungan beraneka ragam karakteristik, kualitas dan
atribut atas informasi tertentu yang kemudian membentuk kehendak dalam
bertingkah laku (Yuliana, 2004).

Intensi (niat) merupakan keputusan dalam berperilaku melalui cara yang


dikehendaki atau stimulus untuk melaksanakan perbuatan, baik secara sadar
maupun tidak (Corsini, 2002). Intensi inilah yang merupakan awal terbentuknya
perilaku seseorang. Teori planned behavior cocok digunakan untuk mendeskripsikan
perilaku apapun yang memerlukan perencanaan (Ajzen, 1991).

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan dari Theory of


Reasoned Action (TRA) yang telah dikemukakan sebelumnya oleh Fishbein dan
Ajzen pada tahun 1975. Ajzen’s mengatakan TPB telah diterima secara luas sebagai
alat untuk menganalisis perbedaan antara sikap dan niat serta sebagai niat dan
perilaku. Dalam hal ini, upaya untuk menggunakan TPB sebagai pendekatan untuk
menjelaskan whistleblowing dapat membantu mengatasi beberapa keterbatasan
penelitian sebelumnya dan menyediakan saranan untuk memahami kesenjangan
luas diamati anatara sikap dan perilaku (Park dan Blenkinsopp, 2009).

Ajzen dan Fishben (1988) menyempurnakan Theory of Reasoned Action


(TRA) dan memberikan nama TPB. TPB menjelaskan mengenai perilaku yang
dilakukan individu timbul karena adanya niat dari individu tersebut untuk berperilaku
dan niat individu disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal dari individu
tersebut. Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan mengenai suatu
perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma subjektif, kepercayaan normatif dan
motivasi untuk patuh (Sulistomo dan Prastiwi, 2011).

Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk


menjelaskan niat pengungkapan kecurangan (whistleblowing), dalam hal ini adalah
tindakan yang dilakukan didasarkan pada proses psikologis yang sangat kompleks
(Gundlach, Douglas dan Martinko, 2003). TPB menjelaskan bahwa niat individu
untuk berperilaku ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: attitude toward the behavior,
norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku.

Dari beberapa definisi Theory of Planned Behavior menurut beberapa


peneliti diatas maka dapat disimpulkan bahwa Theory of Planned Behavior adalah
niat yang timbul dari individuu tersebut untuk berperilaku dan niat tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor dari internal maupun eksternal dari individu
tersebut. Niat untuk melakukan suatu perilaku tersebut dipengaruhi oleh tiga variabel
yaitu attitude toward the behavior, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku.

2.2 Komponen atau Elemen-elemen Theory of Planned Behavior


Ada beberapa komponen dalam teori ini, yaitu:

1. Behavioral belief, yang mempengaruhi attitude toward behavior.


Behavior belief adalah hal-hal yang diyakini individu mengenai
sebuah perilaku dari segi positif dan negatif atau kecenderungan
untuk bereaksi secara efektif terhadap suatu perilaku. Sedangkan
attitude toward behavior yaitu sikap individu terhadap suatu perilaku
diperoleh dari keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh
perilaku tersebut.
2. Normative belief, yang memengaruhi subjective norm. Normative
belief adalah norma yang dibentuk orang-orang disekitar individu
yang akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Sedangkan
subjective norm didefinisikan sebagai adanya persepsi individu
terhadap tekanan sosial yang ada untuk menunjukkan atau tidak
suatu perilaku. Subjective norm ini identik dengan belief dari
seseorang tentang reaksi atau pendapat orang lain atau kelompok
lain tentang apakah individu perlu, harus atau tidak boleh melakukan
suatu perilaku dan memotivasi individu untuk mengikuti pendapat
orang lain tersebut (Michener, Delamater & Myers, 2004).
3. Control belief, yang memengaruhi perceived behavior control.
Control belief adalah pengalaman pribadi atau orang disekitar akan
mempengaruhi pengambilan keputusan individu. Perceived
behavioral control adalah keyakinan bahwa individu pernah
melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu.
Percieved behavior control juga diartikan persepsi individu mengenai
kontrol yang dimiliki individu tersebut sehubungan dengan tingkah
laku tertentu (Ismail dan Zain, 2008).

2.3 Variabel yang Mempengaruhi Komponen


Dari komponen-komponen yang ada di atas tadi dipengaruhi oleh beberapa
variabel seperti:

 Faktor personal berupa sikap umum, kepribadian, nilai hidup, emosi,


kecerdasan.
 Faktor sosial berupa usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, penghasilan dan
agama.
 Faktor infirmasi seperti pengalaman, pengetahuan dan ekspos media.

Ketiga variabel ini juga akan mempengaruhi intensi atau kehendak individu
dalam berperilaku nantinya. Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisikan intensi
sebagai komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk
melakukan tingkah laku tertentu. Bandura (1986) menyatakan intensi merupakan
suatu kebetulan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu
keadaan tertentu di masa depan.

2.4 Aplikasi Penerapan Teori


Ada beberapa penelitian menggunakan teori ini dalam mengetahui ada
tidaknya pengaruh hubungan independen anatara identitas diri individu dengan
niatan atau rencana berperilaku. Hal ini dilakukan karena keraguan-keraguan
terhadap pengaruh sikap individu dalam konsumsi sayuran organik.

2.5 Kekurangan dan Kelebihan


Adanya berbagai penelitian yang menggunakan Theory of Planned Behavior
sebagai dasar teori, menunjukkan betapa fleksibelnya teori tersebut untuk digunakan
dalam berbagai bidang kajian. Artinya, meskipun awalnya teori tersebut dicetuskan
untuk memprekdiksi perilaku-perilaku sosial dalam kajian psikologi sosial, ternyata
teori ini dapat diaplikasikan secara luas.

Hal tersebut cukup dapat dimengerti, karena memang hampir tidak ada
perilaku yang tidak berimplikasi sosial. Dalam penelitian-penelititan tersebut, pada
umumnya para penelti hanya menggunakan Theory of Planned Behavior sebagai
landasan teori, sebagai kerangka kerja dan/atau memverifikasi teori tersebut dalam
setting yang berbeda dan di tempat yang berbeda pula, untuk kemudian menyatakan
bahwa teori tersebut benar adanya. Misalnya seperti yang dlakukan oleh Kolvereid
(1996), Chiou (1998), Okun Sloane (2002), Martin Kulinna (2004), Marrone (2005),
Godin dkk. (1992), Higgins Marcum (2005), Billiary Philipov (2005), Tang Wong
(2005) dan kouthouris Spontis (2005).

Penelitian-penelitian tersebut juga menggunakan theory of planned behavior


untuk memprediksi niat perilaku tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh
penggagasnya Achmat, 2010. Theory of planned behavior juga berguna untuk
meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap perilaku
yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri.
Selain itu, teori ini berguna untuk mengidentifikasi bagaimana dan kemana
mengarahkan strategi-strategi untuk perubahan perilaku dan juga untuk menjelaskan
pada tiap aspek penting beberapa perilaku manusia seperti mengapa seseorang
membeli mobil baru, memilih seorang calon dalam pemilu, dan sebagainya
Achmat,2010. Meskipun demikian, para peneliti tersebut tetap melihat adanya
beberapa kelemahan dari theory of planned behavior sehingga perlu ditindaklanjuti
dengan penelitian berikutnya.

Pada umumnya mereka menyoroti tentang kesenjangan antara niat


berperilaku dengan perilaku yang aktual. Misalnya, Kolvereid 1996 dan Godin dkk.
1992 yang mempertanyakan hubungan antara niat dengan perilaku aktual. Godin
dkk. secara khusus mempertanyakan peran perceived behavioral control yang
berkontribusi dalam memprediksi niat tetapi tidak bisa memprediksi perilakunya itu
sendiri. Okun Sloane 2002 menyatakan perlunya suatu strategi memperkuat niat
agar terwujud dalam perilaku nyata. Sejalan dengan pemikiran Okun Sloane,
Kouthouris Spontis 2005 menyatakan perlunya menemukan alasan teoritis dan
praktis mengapa niat tidak terwujud dalam perilaku aktual. Dan karenanya ia melihat
bahwa perceived behavioral control yang memegang peranan penting dalam hal
tersebut.

Pendapat ini bertentangan dengan atau justru menjawab pertanyaan Godin


dkk. Kouthouris dan Spontis kemudian menyarankan agar penelitian-penelitian
berikutnya lebih difokuskan pada faktor-faktor penyela antara niat dengan perilaku
aktualnya. Beberapa peneliti juga melihat pentingnya mengaitkan theory of planned
behavior dengan konteks budaya, karena teori ini banyak berbicara mengenai
beliefs dan norma.

Misalnya Chiou 1998 dalam pembahasan penelitiannya menyampaikan


pentingnya memperhatikan masalah budaya tersebut, terkait dengan budaya
individualistik dan kolektivistik. Budaya sering berujud dalam bentuk tekanan sosial
dan tekanan sosial yang berbeda akan berpengaruh pada berbedanya norma
subjektif dan persepsi terhadap kontrol Achmat, 2010.
2.6 Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di kota Denpasar. Kota Denpasar dipiih karena
merupakan pusat pendidikan di Bali. Terdapat banyak sekolah dan perguruan tinggi
sehingga generasi muda terpelajar akan lebih banyak di jumpai di koat Denpasar.
Bursa Efek Indonesia (BEI) serta sekuritas-sekuritas sebagai penyalur untuk
nasabah membuka akun di pasar modal juga banyak membuka cabang di kota
Denpasar, sehingga dapat dikatakan pula bahwa kota Denpasar merupakan pusat
investasi.

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh sikap terhadap perilaku,
kontrol perilaku persepsian dan noema subjektif pada niat generasi muda
berinvestasi saham di pasar modal. Data primer digunakan dalam penelitian ini,
sedangkan dalam mengumpulkan data digunakan teknik kuesioner. Aksidental
sebagai bagian dari non-probability sampling dipakai sebagai penentuan sampel
dalam penelitian ini. Non-probability sampling merupakan teknik mengambil sampel
secara acak terhadap anggota populasii untuk dijadikan sampel (Sugiyono,
2014:120). Sedangkan sampling aksidental merupakan teknik pemilihan sampel atas
dasar kebetulan yang dipandang cocok untuk digunakan sebagai sampel (Sugiyono,
2014:132).

Populasi yang dilanalisis adalah seluruh penduduk usia 20 sampai dengan


29 tahun yang terdaftar di kota Denpasar. Jumlah sampel dalam penelitian ini 395
jiwa generasi muda di kota Denpasar yang didapat dari hasil perhitungan rumus
slovin. Semua variabel dalam penelitian ini dapat dikelompokan sebagai berikut :

1) Variabel bebas, yaitu sikap terhaadap perilaku (SP), kontrol perilaku


persepsian (KP) dan norma subjektif (NS).
2) Variabel terikat, yaitu keinginan generasi muda untuk berinvestasi saham di
pasar modal (NI).

Sikap terhadap perilaku (SP) dalam Hariady (2013) adalah pandangan umum
yan menyatakan kesanggupan seseorang terhadap apa yang menstimulus
tanggapannya, baik positif atau negatif. Penentuan sikap terhadap perilaku diukur
dengan enam hasil indikator rangking tertinggi dalam exploratory test. Enam
indikator tersebut adalah pengembangan kekayaan, praktis, keuntungan di banding
instrumen lain, tunjangan hari tua, tidak dapat di prediksi dan sulit di mengerti. Tiap
indikator dihitung dihitung secara matematis sesuai dengan Ajzen (2006) dengan
persamaan sebagai berikut :

SP = ∑ bi ei

Keterangan:

SP = Sikap terhadap perilaku

Bi = Belief strength

Ei =Evaluation of outcome

Belief strength (kekuatan keyakinan) menjelaskan mengenai keyakinan


seseorang yang pada akhirnya akan membentuk sikap (Fishbein dan Ajzen, 1975).
Evaluation of outcome (Evaluasi akhir) menjelaskan mengenai evaluasi positif dan
negatif terhadap keyakinan seseorang (Fishbein dan Ajzen, 1975).

Norma subjektif (NS) dalam Hariady (2013) adalah tekanan sosial yang
dimiliki seseorang mengenaiapakah suatu perbuatan pantas atau tidak untuk
dilakukan. Norma subjektif merujuk kepada dampak dari keluarga, kerabat dan
lingkungan sekitar. Penentuan norma subjektif di ukur dengan beberapa indikator
yang di peroleh dari empat indikator rangking tertinggi melalui exploratory test.
Indikator tersebut adalah teman, orang tua, saudara, dan dosen. Tiap indikator
diukur secara matematis sesuai dengan Ajzen (2006) dengan persamaan sebagai
berikut:

SP = ∑ ni mi

Keterangan :

NS = Norma Subjektif
ni = Normatives Beliefs

mi = Motivation to Comply

Normatives beliefs adalah persepsi yang berkaitan dengan opini ahli


mengenai apakah seseorang harus melakukan suatu perbuatan tertentu (Fishbein
dan Ajzen, 1975). Motivation to comply merupakan stimulus bagi seorang individu
untuk menjalankan apa yang menjadi harapannya (Fishbein dan Ajzen, 1975).

Kontrol perilaku persepsian (KP) dalam Subagyo (2000:20) adalah


kepercayaan seseorang mengenai kemudahan ataupun kesulitan dalam menjalani
sebuah prilaku, selain itu kontrol perilaku merupakan suatu kepercayaan dari
individu berkenaan dengan faktor dukungan atau penghambat dalam memunculkan
suatu perilaku. Variabel tersebut diukur dengan beberapa indikator dari tiga indikator
rangking tertinggi dalam hasil exploratory test. Indikator tersebut adalah
pengetahuan, modal, dan waktu. Tiap indikator diukur secara matematis sesuai
dengan Ajzen (2006) dengan persamaan sebagai berikut:

Kp = ∑ ci pi

Keterangan :

PBC = Perceived Behavioral Control

ci = Belief of Control

pi = Power of Perceived

Control beliefs adalah beliefs yang berkaitan dengan sumber dan


kesempatan yang diperlukan untuk membentuk perilaku (Fishbein dan Ajzen, 1975).
Perceived power adalah perspektif seseorang terhadap kontrol yang dimilikinya
untuk melakukan suatu perbuatan yang pada akhirnya apakah akan memudahkan
atau menyulitkan di dalam mewujudkannya (Fishbein dan Ajzen, 1975).

Niat menurut Ajzen (2005) merupakan kemungkinan personal yang dimiliki


seseorang untuk melakukan suatu perbuatan, sehingga niat berinvestasi saham
(NS) adalah kecenderungan atau keinginan seseorang untuk berinvestasi di saham,
niat ini akan tetap menjadi kemungkinan berperilaku hingga nanti di momen yang
tepat ada upaya yang dilakukan untuk mengubah keinginan tersebut menjadi
perilaku. Variabel ini diukur dengan beberapa indikator yang diadopsi dari penelitian
Mustikasari (2007) dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Indikator tersebut
terdiri dari kecenderungan untuk berinvestasi saham dan keputusan untuk
berinvestasi di saham.

Pengumpulan data perlu dianalisis dengan akurat, terstruktur dan jeli,


sehingga menadi relevan dengan permasalahan yang akan dicari pemecahannya
sebagai upaya menguji kebenaran hipotesis. Teknik kuesioner digunakan dalam
penelitian ini. Kuesioner menurut Sugiyono (2014:142) merupakan cara yang
digunakan untuk mendapatkan hasil yang relevan dari data primer sesuai dengan
objek penelitian berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Peneliti dapat memilih untuk datang ke lokasi penelitian langsung atau
online menggunakan Google docs. Kuesioner terdiri atas 4 (empat) variabel yang
terdiri atas sejumlah pernyataan yang didapat dari exploratory test.

Structural Equation Modeling (SEM) digunakan sebagai teknik analisis data


dibandingkan dengan analisis jalur dan regresi berganda karena dapat karena
memiliki asumsi yang lebih sederhana dan tidak mengharuskan data berdistribusi
normal. Partial Least Squre (PLS) adalah metode analisis yang kuat dikarenakan
tidak banyaknya asumsi yang digunakan (Ghozali, 2015).

2.7 Hasil dan Pembahasan


Enam indikator ranking tertinggi dari hasil exploratory test yang digunakan
sebagai indikator untuk mengukur sikap terhadap perilaku. Indikator tersebut adalah
dapat mengembangkan kekayaan, praktis, menguntungkan dibanding instrumen
lain, tambahan modal di hari tua, tidak dapat diprediksi, dan sulit dimengerti.
Indikator ini menunjukan bahwa apabila seseorang diasumsikan memiliki niatan
yang kuat untuk berinvestasi saham, maka niatan tersebut dipengaruhi keenam
faktor tersebut.
Hasil exploratory test menunjukan bahwa dari 50 orang yang dijadikan
sampel terdapat tujuh indikator orang-orang yang mempengaruhi seseorang dalam
berinvestasi saham. Penelitian Mustikasari (2007) menggunakan empat indikator
rangking tertinggi untuk dijadikan indikator dalam menentukan pengaruh norma
subjektif pada niat seseorang dalam berperilaku. Indikator norma subjektif
berdasarkan exploratory test dengan mengambil empat rangking tertinggi adalah
orang tua, dosen, teman dan saudara.

Tiga indikator ranking tertinggi dari hasil exploratory test yang akan
digunakan sebagai indikator untuk mengukur kontrol perilaku persepsian. Indikator
tersebut adalah dapat pengetahuan, dana, dan waktu. Indikator ini menunjukan
bahwa apabila seseorang diasumsikan memiliki niatan yang kuat untuk berinvestasi
saham, maka sebelum terjadi niatan tersebut didukung dan dihambat dengan ketiga
faktor tersebut.

Nilai mean variabel SP (Sikap terhadap Perilaku) sebesar 16,00 yang


memiliki arti bahwa terdapat responden yang tidak setuju dan memiliki tanggapan
negatif pada investasi saham. Nilai maksimum sebesar 32,00 mengindikasikan
adanya responden menjawab sangat setuju dan memiliki sikap positif pada investasi
saham. Sedangkan nilai rata-rata dari sikap terhadap perilaku sebesar 24,76 yang
bermakna rata-rata responden cenderung menjawab sikap terhadap perilaku dengan
setuju.

Norma subjektif mempunyai nilai minimum sebesar 23,00 yang menunjukan


bahwa terdapat responden yang menjawab setuju. Hal ini bermakna terdapat
responden yang yakin bahwa niat berinvestasi saham sangat dipengaruhi oleh
teman, orang tua, saudara dan dosen. Nilai maksimum sebesar 32,00 menunjukan
bahwa terdapat responden yang menjawab sangat setuju. Hal ini bermakna terdapat
responden yang sangat yakin bahwa niat berinvestasi saham sangat dipengaruhi
oleh teman, orang tua, saudara dan dosen.
Kontrol perilaku persepsian mempunyai nilai minimum sebesar 11,00 yang
menunjukan bahwa terdapat responden yang menjawab tidak setuju. Hal ini
bermakna terdapat responden yang yakin bahwa banyak hambatan yang dirasakan
dalam berinvestasi saham.

Nilai maksimum sebesar 18,00. menunjukan bahwa terdapat responden yang


menjawab setuju. Hal ini bermakna terdapat responden yang yakin bahwa tidak ada
hambatan yang dirasakan dalam berinvestasi saham. Rata-rata nilai dari kontrol
perilaku persepsian sebesar 16,93 yang bermakna rata-rata responden cenderung
menjawab kontrol perilaku persepsian dengan setuju.

Ada tiga kriteria yang digunakan dalam melakukan teknik analisis


menggunakan SmartPLS untuk mengukur Outer Model, yaitu Discriminant Validity,
Convergent Validity dan Composite Reliability. Nilai outer model atau korelasi antara
variabel telah memenuhi syarat convergent validity. Hal ini karena loading factor >
0,5. Nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten
memiliki nilai loading factor yang paling besar jika dibandingkan dengan loading
factor dari variabel laten lainnya, sehingga discriminant validity yang baik dimiliki
oleh setiap variabel laten.

Semua nilai AVE pada penelitian ini mempunyai nilai melebihi 0,50. Hal ini
berarti bahwa pengukuran telah melengkapi persyaratan pengukuran discriminant
validity. Pengujian composite reliability menunjukan hasil yang baik dan reliabel.
Seluruh konstruk memenuhi composite reliability karena nilai tiap variabel melebihi
0,70 sehingga semua indikator refleksif sebagai alat ukur konstruknya masing-
masing.

Evaluasi inner model atau model struktural dianalisis untuk mengetahui


interaksi antara variabel, nilai signifikansi dan R-square yang berasal dari model
penelitian. R-square menunjukan nilai sebesar 0,232 yang bermakna bahwa 23,2
persen variabel niat berinvestasi saham mampu dipaparkan oleh variabel norma
subjektif, sikap terhadap perilaku dan kontrol perilaku persepsian, sedangkan
sisanya 76,8 persen di jelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.
Selain R2, model PLS dapat diukur predictive prevelance-nya melalui Stone-
Geiser Q Square Test (Ghozali, 2015). Nilai Q2 yang mempunyai nilai melebihi nol
memiliki definisi bahwa model yang dibentuk memiliki predictive prevalence.
Sebaliknya, apabila nilai Q2 kurang dari nol, model yang dibentuk kurang
mempunyai predictive prevalence (Ghozali, 2015). Hasil analisis perhitungan
menunjukan bahwa nilai Q2 sebesar 0,054 lebih besar dari nol yang bermakna
bahwa model yang dibuat memiliki predictive prevelance.

Hipotesis pertama memiliki makna bahwa sikap terhadap perilaku memiliki


efek positif dan signifikan terhadap niat berinvestasi saham. Hasil uji pada koefisien
parameter antara sikap terhadap perilaku pada niat berinvestasi saham menunjukan
adanya korelasi positif dengan nilai koefisien sebesar 0,374 dan nilai t-statistik
sebesar 5,755 pada  = 0,05. Hal ini menunjukkan sikap terhadap perilaku memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap niat berinvestasi saham, dengan demikian
hipotesis pertama diterima.

Hipotesis kedua memiliki makna bahwa norma subjektif memiliki efek positif
dan signifikan pada keinginan berinvestasi saham. Hasil uji pada koefisien
parameter antara norma subjektif pada niat berinvestasi saham menunjukan
terdapat korelasi positif dengan nilai koefisien sebesar 0,112 dan nilai t-statistik
sebesar 2,997 pada  = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa norma subjektif memiliki
pengaruh positif dan signifikan pada keinginan berinvestasi saham, sehingga
hipotesis kedua diterima.

Hipotesis ketiga memiliki makna bahwa kontrol perilaku persepsian memiliki


efek positif dan signifikan pada keinginan berinvestasi saham. Hasil uji koefisien
parameter antara kontrol perilaku persepsian pada niat berinvestasi saham
menunjukan terdapat hubungan yang positif dengan nilai koefisien sebesar 0,219
dan nilai t-statistik sebesar 8,119 pada  = 0,05. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
kontrol perilaku persepsian memiliki pengaruh positif dan signifikan pada niat
berinvestasi saham, dengan demikian hipotesis ketiga diterima.
2.8 Jurnal atau Artikel yang terkait
Berdasarkan jurnal atau artikel yang terkait, di situ dijelaskan bahwa
perilaku yang ditampilkan oleh individu sangatlah beragam dan unik. Keberagaman
dan keunikan tersebut menarik perhatian para ahli untuk meneliti tentang perilaku
manusia yang dimana banyak teori yang menjelaskan tentang determinan perilaku
manusia. Teori-teori tersebut menupakan pemaparan pendapat dari para ahli
tentang bagaimana suatu perilaku terbentuk dan faktor apa saja yang
mempengaruhi.

Teori tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action) yang diusulkan oleh


Ajzen dan Fishbein (1980), dan diperbaharui dengan teori perilaku direncanakan
(theory of planned behavior) oleh Ajzen (1991), telah digunakan selama dua dekade
masa lalu untuk meneliti keinginan dan perilaku berbagi.

*Review :

Judul : Theory Of Planned Behavior Untuk Memprediksi Niat Bervestasi.

Penulis : Ni Nyoman Anggar Seni dan Ni Made Dwi Ratnadi.

Volume dan Alamat : 06.NO.12. TAHUN 2017. Universitas Udayana, Bali,


Indonesia.

Metode Penelitian : Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik


Kuesioner. Menggunakan teknik analisis adalah Structural
Equation (SEM).

Rumusan masalah pada jurnal :


1) Apakah sikap terhadap perilaku berpengaruh pada niat generasi muda untuk
berinvestasi saham di pasar modal ?
2) Apakah normal subjektif berpengaruh pada niat generasi muda untuk berinvestasi
saham di pasar modal ?
3) Apakah kontrol perilku persepsian berpengaruh pada niat generasi muda untuk
berinvestasi saham di pasar modal ?

Abstrak :

Theory of planned behavior digunakan sebagai landasan teori untuk melihat


pengaruh sikap terhadap perilaku, control perilaku persepsian dan norma subjektif
pada niat generasi muda untuk berinvestai saham di pasar modal. Pengumpulan
data dilakukan dengan kuesioner yang disebar kepada 395 orang yang menjadi
responde. Hipotesis diuji degan Partial Least Squares PLS). Exploratory test
dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan indicator dalam penelitian. Hasil analisis
mengidinkaikan bahwa sikap pada perilaku, control perilaku persepsian dan norma
subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat generasi muda untuk
berinvestasi saham di pasar modal.

Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahw pengaruh sikap terhadap perilaku
pada niat generasi muda untuk berinvestasi saham di pasar modal.

Kekurangan pada jurnal :


Pada penelitian ini memiliki kekurangan yaitu lebih banyak responden dari orang tua
atau bisa dibilang penelitian ini tidak terlalu terfokus pada anak muda.

Kelebihan pada jurnal :


Jurnal Ini memiliki banyak referensi dan jurnal ini mempunyai simpulan yang jelas.

Hipotesis :
Penelitian ini memiliki 3 hipotesis antara lain sebagai berikut :
1) Hipotesis pertama, memiliki makna bahwa siap terhadap perilaku memilki efek
positif dan signifikan terhadap niat berinvestasi.
2) Hipotesis kedua, memiliki makna bahwa norrma subjektif memiliki efek positif dan
signifikan pada keinginan berinvestasi saham.
3) Hipotesis ketiga, memiliki makna bahwa kontrol perilaku persepsian memiliki efek
positif dan signifikan pada keinginan berinvestasi saham.

Hasil dan Pembahasan :


Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap pada perilaku, kontrol perilaku persepsian
dan norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat generasi muda
untuk berinvestasi saham di pasar modal.

Simpulan :

Simpulan yang dibentuk berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya adalah


sebagai berikut : sikap terhadap perilaku berpengaruh positif pada niat generasi
muda untuk berinvestasi saham. Hal ini bermakna semakin tinggi tanggapan positif
atau sikap positif seorang pada investasi saham, maka semakin kuat niatan
seseorang untuk berinvestasi saham di pasar modal.
Norma subjektif berpengaruh positif pada niat generasi muda untuk
berinvestasi saham. Hal ini bermakna semakin yakin orang terdekat mendukung
untuk berinvestasi saham, maka semakin kuat niatan seseorang untuk berinvestasi
saham di pasar modal.
Kontrol perilaku persepsian memiliki dampak positif pada keinginan generasi
muda untuk berinvestasi saham. Hal ini bermakna bahwa semakin banyak
keyakinan akan sedikitnya factor penghambat untuk melakukan investasi saham,
maka semakin kuat niatan seseorang untuk berinvestasi saham di pasar modal.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Theory of Planned Behavior merupakan teori yang membahas tentang
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi niat seseorang untuk melakukan perilaku
tertentu yang telah dipertimbangkannya.
Planned behavior theory menjelaskan bahwa sikap terhadap perilaku
merupakan pokok penting yang sanggup memperkirakan suatu perbuatan, meskipun
demikian perlu dipertimbangkan sikap seseorang dalam menguji norma subjektif
serta mengukur kontrol sikap positif, dukungan dari orang sekitas seta adanya
persepsi kemudahan karena tidak ada hambatan untuk berperilaku maka niat
seseorang untuk berperilaku maka niat seseorang untuk berperilaku akan semakain
tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://bbs.binus.ac.id/gbm/2017/07/07/teori-yang-biasa-digunakan-
untuk-mengukur-perilaku-konsumen-theory-of-planned-behaviour/
2. http://eprints.umpo.ac.id/3979/3/BAB%20II.pdf
3. https://text-id.123dok.com/document/wyevjo80z-kelebihan-dan-
kekurangan-theory-of-planned-behavior.html
4. https://core.ac.uk/download/pdf/267947208.pdf
5. https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/article/dowlond/34157/21857/
#:~text=Planner%20

Anda mungkin juga menyukai