Anda di halaman 1dari 5

PENGAUDITAN 2

Pertemuan ke 7

Dosen Pengampuh:
Dr M. V. Irene Herdjiono, S.E., M.Si

Disusun Oleh:
Agustin Benedikta Kunmop
202062201092
C

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE

2021
JENIS AKUN-AKUN LAIN DALAM SIKLUS
PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN

Tabel 16-1 d bawah ini meringkas banyak jenis akun yang berkaitan dengan transaksi dalam
siklus pembelian dan pembayaran. Jenis aset, beban, dan liabilitas, bisa berbeda-beda antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, terutama perusahaan yang bergerak dalam
bidang-bidang usaha selain perusahaan dagang pengecer dan perusahaan dagang partai besar,
dan manufaktur.

Tabel 16-1 Akun-akun dalam siklus pembelian dan pembayaran

Aset Beban Liabilitas


Kas Harga pokok penjualan Utang Usaha
Persediaan Beban sewa Utang sewa
Perlengkapan (Suplies) Pajak kekayaan Utang pajak kekayaan
Property Mesin dan Peralatan Pajak penghasilan Utang beban lain-lain
Hak paten, Merk Dagang, Beban asuransi Utang pajak penghasilan
copyright
Sewa dibayar di muka Beban penasehat hukum dan
audit
Pajak dibayar di muka Beban pensiun
Asuransi dibayar di muka Beban listrik, air,gas

Dalam bab ini akan dibahas persoalan-persoalan audit yang berkaitan hanya untuk beberapa akun
terpilih, yaitu audit atas:

1. Properti, mesin, dan peralatan

2. Beban dibayar di muka

3. Utang Iain-lain

4. Akun-akun pendapatan dan beban

1. PENGAUDITAN ATAS PROPERTI MESIN DAN PERALATAN


Properti, mesin, dan peralatan adalah akun-akun yang tergolong sebagai aset tetap, yaitu aset
yang diharapkan akan bisa digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, digunakan
dalam operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal
perusahaan. Tujuan untuk menggunakan aset sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan
taksiran umur penggunaan labih dari satu tahun adalah karakteristik utama yang
membedakannya dari aset-aset seperti persediaan, beban dibayar di muka, dan investasi.
Pembelian propeti, mesin, dan peralatan terjadi melalui siklus pembelian dan pembayaran.
Karena pengauditan atas akun-akun property, mesin, dan peralatan serupa satu sama lain,
digunakan satu contoh yaitu akun peralatan, untuk melukiskan pendekatan untuk mengaudit
ketiga tipe aset tetap tersebut. Apabila ada perbedaan yang signifikan dalam pemeriksaan tipe
akun lainnya akan segera ditunjukkan.

a. Akun-akun terkait dengan akun peralatan


Total dari semua catatan dalam master file sama dengan saldo di buku besar untuk akun
yang bersangkutan: peralatan, depresiasi, dan akumulasi depresiasi. Master file juga berisi
informasi tentang peralatan yang dibeli dan dilepaskan (dijual, ditukar, atau tidak dipakai
lagi) selama tahun yang diperiksa.
Audit atas peralatan dan aset-aset tetap lainnya, berbeda dari audit atas akun-akun yang
tergolong aset lancar, karena tiga alasan berikut:

1. Pembelian peralatan dalam suatu periode biasanya tidak begitu sering terjadi, lebihlebih
berupa peralatan berat yang digunakan dalam perusahaan manufaktur.
2. Jumlah rupiah dari setiap pembelian biasanya material
3. Peralatan biasanya dibukukan dan berada dalam catatan akuntansi selama beberapa
tahun.

Dalam mengaudit akun peralatan dan akun-akun terkait, akan sangat bermanfaat apabila
dilakukan pemisahan pengujian menjadi beberapa kategori berikut:
1. Melaksanakan prosedur analitis
2. Memeriksa pembelian peralatan periode ini
3. Memeriksa pelepasan peralatan periode ini
4. Memeriksa saldo akhir dalam akun asset
5. Memeriksa beban depresiasi
6. Memeriksa saldo akhir dalam akumulasi depresiasi.

2. BEBAN DIBAYAR DI MUKA


Bagi banyak entitas, piutang usaha dan persediaan menunjukan aktiva lancer utama yang masuk
dalam laporan keuangan. Termasuk juga di kebanyakan laporan keuangan adalah akun yang
disebut sebagai aktiva lain (other asset). Jika aktiva tersebut memberikan manfaat ekonomis
selama kurang dari satu tahun, maka diklasifikasikan sebagai aktiva lancer dan disebut beban
dibayar di muka (prepaid expenses) Contoh beban dibayar dimuka yaitu:
1. Asuransi dibayar di muka
2. Sewa dibayar di muka
3. Pajak dibayar di muka
Aktiva yang memberikan manfaat ekonomis lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai beban
yang ditangguhkan (deferred charges) atau aktiva tidak berwujud (intangible asset). Contoh dari
beban ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud yaitu:

1. Biaya organisasi
2. Biaya penerbitan utang
3. Hak cipta
4. Merek dagang
5. Nama dagang
6. Lisensi
7. Paten
8. Waralaba
9. Goodwill
10.Biaya pengembangan software computer

 Tujuan Pemeriksaan Beban Dibayar di Muka


Pemeriksaan terhadap beban dibayar di muka perlu dilakukan dengan tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan
pajak dibayar di muka
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya
sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti
setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan
sebagai kredit pajak pada akhir periode.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(paybudi)/ PSAK.

 Prosedur Audit Beban Dibayar di Muka


1. Asuransi Dibayar di Muka
2. Sewa dibayar di muka
3. Pakak dibayar di muka
3. BEBAN-BEBAN TERUTANG

Beban-beban terutang adalah estimasi kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari
jasa/manfaat(benefit) yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Contohnya seperti:

• Utang gaji dan upah


• Utang hororarium
• Utang pajak penghsilan karyawan
• Utang sewa
• Utang bonus pimpinan
• Utang bunga
• Utang komisi

4. AKUN – AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN


Dua konsep pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berikut ini sangat penting dalam
mempertimbangkan tujuan laporan laba-rugi:
1. Penandingan (matching) periodik pendapatan dan beban perlu dilakukan untuk menentukan
hasil operasi yang tepat.
2. Penerapan prinsip akuntansi secara konsisten untuk periode yang berbeda diperlukan agar
laporan bisa diperbandingkan. Kedua konsep di atas harus diterapkan dalam pencatatan
transaksi individual dan untuk menggabungkan akun-akun di buku besar sehingga menjadi
laporan keuangan.
Pendekatan Untuk Pengauditan Akun-Akun Pendapatan Dan Beban
1. Prosedur Analistis, Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran
penyajian, baik untuk akun-akun neraca maupun akun-akun laba-rugi.
2. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantive Golongan Transaksi baik pengujian
pengendalian maupun pengujian substantive atas transaksi berdampak simultan terhadap
verifikasi akun neraca dan laporan laba rugi
3. Pengujian Rinci Saldo Akun Analisis Beban

Auditor harus menganalisis jumlah-jumlah yang tercantum dalam akun-akun laba rugi tertentu
meskipun pengujian tersebut telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai