Anda di halaman 1dari 30

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEDIA GAMBAR PADA


MATERI KENAMPAKAN ALAM

(Penelitian dilaksanakan di kelas IV MI Riyadusholihin Kecamatan Cigombong


Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2020/2021)

LAPORAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Akhir pada Mata
Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK – 4501

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : ELA NURLAELA


NIM : 836403359
Email : elanurlaela2030@gmail.com

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) UT – BOGOR
KELOMPOK BELAJAR (POKJAR) CARINGIN
2021.2
ABSTRAK

Ela Nurlaela, 836403359. Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka UPBJJ UT


Bogor. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Media Gambar
Pada Materi Kenampakan Alam Penelitian dilaksanakan di kelas IV MI Riyadusholihin
Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Tahun 2021.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
belum optimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Apakah penerapan media
gambar untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tentang
karakteristik Kenampakan alam di kelas IV MI Riyadusholihin Cigombong Kabupaten
Bogor Tahun Pelajaran 2021.
Pelaksanaan perbaikan dilakukan dalam tiga tahap . Pra Siklus dilaksanakan pada
tanggal 22 Oktober 2021.Siklus I dilaksanakan pada tanggal 01 Nopember 2021, dan
Siklus II dilaksanakan tanggal 8 Nopember 2021.
Pada Prasiklus hasil belajar peserta didik masih rendah, setelah dilakukan Penelitian
Tindakan Kelas, Siklus I peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM
sebanyak 14 peserta didik ( 66,67 % ) dan peserta didik yang memperoleh nilai di
bawah KKM sebanyak 7 peserta didik ( 33,33% ). Siklus II peserta didik yang
memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 20 orang ( 95,24 % ) dan peserta didik yang
memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 1 peserta didik ( 4,76% ). Tingkat
ketuntasan pada Prasiklus yaitu sebesar 42,86 %, Siklus I sebesar 66,67 % dan Siklus
II yaitu sebesar 95,24 %.
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa
atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui
dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.
Kelebihan Media gambar adalah dirancang untuk memusatkan perhatian peserta didik
pada hal-hal yang dianggap penting oleh pendidik sehingga dapat diamati secara teliti.
Proses penerimaan peserta didik terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Dengan Media
itu itu peserta didik dapat partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman langsung,
serta dapat mengembangkan kecakapan.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
bagi peserta didik kelas IV.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Pembelajaran Ilmu Pngetahuan Sosial, Metode


Gambar.

1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan
pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna
mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Dengan pendidikan manusia
berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena
itu masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih baik
yang menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas dan
relevansinya.
Secara umum pendidikan dilaksanakan untuk maksud yang positif dan
struktural, format serta pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing, membina
manusia dalam kehidupan. Manusia secara kodratnya dikaruniai kemampuan-
kemampuan dasar yang bersifat rohaniah dan jasmaniah. Dengan potensi ini manusia
mampu mempertahankan hidup serta menuju kesejahteraan. Kemampuan dasar
manusia tersebut dalam sepanjang sejarah pertumbuhannya merupakan modal dasar
untuk mengembangkan hidupnya dalam segala bidang, karena itu peranan
pendidikan sangat penting, sebab pendidikan merupakan lembaga yang berusaha
untuk membangun masyarakat dan watak bangsa secara berkesinambungan,
membina rasio, intelek dan kepribadian dalam rangka membentuk manusia
seutuhnya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah
dengan cara perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran. Berbagai konsep
dan wawasan baru tentang pembelajaran disekolah telah muncul dan berkembang
seiring pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidik sebagai pendidik yang
menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia,
dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep-konsep baru dalam dunia
pembelajaran tersebut.
Pendidik sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan dituntut untuk selalu
tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi siswanya dalam menguasai ilmu
pengetahuan. Selain itu tugas Pendidik yang cukup penting adalah menciptakan

2
kondisi yang memungkinkan siswanya dapat mengetahui dan menguasai ilmu
pengetahuan dengan baik.
Berdasarkan temuan peneliti, sebagian besar peserta didik kurang aktif dan
berfikir kritis dalam materi karakteristik Kenampakan alam. Apabila peserta didik
menghadapi masalah kontekstual baru yang berbeda dengan yang dicontohkan,
peserta didik belum mampu berfikir kritis dan menemukan solusi dengan benar
sehingga banyak peserta didik yang menjawab salah, dan dengan alasan soalnya sulit.
Karena itu wajar setiap kali diadakan tes, nilai pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
selalu rendah dengan rata – rata kurang dari KKM.
Seperti yang dialami peneliti sendiri, setiap ulangan Ilmu Pengetahuan
Sosial nilai rata-rata peserta didik di bawah 70. Termasuk pada materi karakteristik
kenampakan alam. Nilai rata – rata formatif hanya 63. Dari 21 peserta didik hanya
9 peserta didik 43% yang memperoleh nilai 70 ke atas. Sedangkan 12 peserta didik
yang lain 57% mendapat nilai dibawah 70.
Hipotesis yang peneliti lakukan adalah dalam bentuk laporan hasil yaitu
berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan
Media Gambar Pada Materi Kenampakan Alam Penelitian dilakukan di Kelas IV MI
Riyadusholihin Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran
2020/2021”
1. Identifikasi Masalah
Supervisor 2 mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan dari
pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan hasil praktek pembelajaran, dari
hasil diskusi dengan supervisor 2 dapat dikemukakan beberapa masalah yang
terjadi di dalam proses pembelajaran, sebagai berikut :
a. Hasil belajar Peserta didik rendah.
b. Materi tentang karakteristik kenampakan alam lebih tepat menggunakan
media gambar.
c. Peserta didik tidak berani menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan
d. Belum adanya kolaborasi antara guru dan peserta didik
e. Pendidik blm mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang
disediakan.

3
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti berusaha mencari faktor
penyebab masalah dengan melakukan refleksi, bertanya kepada Peserta didik dan
melakukan diskusi dengan teman sejawat. Dari hasil diskusi dapat disimpulkan
bahwa penyebab Peserta didik belum memahami materi karakteristik
kenampakan alam seperti berikut :
a. Hasil belajar belum sesuai dengan yang diharapkan.
b. Metode demonstrasi digunakan pada saat kegiatan eksplorasi belum
maksimal.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari analisis masalah di atas, peneliti menemukan alternatif dan prioritas
pemecahan masalah sebagai berikut :
“Penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
materi materi karakteristik kenampakan alam.”
B. Rumusan Masalah
Setelah menemukan faktor penyebab Peserta didik belum memahami
materi karakteristik kenampakan alam pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
peneliti berusaha merumuskan permasalahan. Rumusan masalah tersebut seperti
berikut:
“ Apakah penerapan media gambar untuk peningkatanhasil belajarsiswa dalam
pembelajaran IPS dengan media gambar pada materi kenampakan alam di kelas IV
MI Riyadusholihin” ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi tentang karakteristik
kenampakan alam kelas IV MI Riyadusholihin.
2. Mendiskripsikan penerapan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar
Karakteristik kenampakan alam Peserta didik kelas IV MI Riyadusholihin.
3. Memenuhi tugas mata kuliah pendidikan Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP).
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

4
1. Peserta didik
a. Membangkitkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial;
b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami konsep materi
karakteristik kenampakan alam;
c. Meningkatkan prestasi hasil belajar Peserta didik dalam pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
2. Pendidik
a. Memperbaiki Kekurangan atau kelemahan pendidik dalam kegiatan
pembelajaran;
b. Memperoleh alternatif pemecahan masalah dalam suatu pembelajaran;
c. Membantu pendidik dalam melakukan perbaikan pembelajaran pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
d. Dapat berkembang secara profesional.
3. Sekolah
a. Prestasi hasil belajar Peserta didik yang lebih meningkat,
b. Memperoleh alternatif model pembelajaran di sekolah melalui PTK.
c. Menambah referensi tentang PTK di perpustakaan
II. KAJIAN PUSTAKA
B. Konsep Belajar dan Hasil Belajar

1. Definisi Belajar
Fontana, Gagne (1981) dalam Winataputra (2007) mengartikan belajar
adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai
hasil dari pengalaman.
Slameto (2003: 2) menjelaskan bahwa belajar merupakan proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan.
2. Teori Belajar

5
a. Teori Behavioristik
Premis dasar teori belajar behavioristik menyatakan bahwa interaksi antara
stimulus respons dan penguatan terjadi dalam suatu proses belajar. Teori
belajar behavioristik sangat menekankan
7 pada hasil belajar, yaitu perubahan
tingkah laku yang dapat dilihat. Hasil belajar diperoleh dari proses penguatan
atas respons yang muncul terhadap stimulus yang bervariasi.
b. Teori Kognitif
Menuru teori belajar kognitif pada dasarnya setiap orang dalam bertingkah
laku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh tingkat-
tingkat perkembangan dan pemahamannya atas dirinya sendiri. Setiap orang
memiliki kepercayaan, ide-ide dan prinsip yang dipilih untuk kepentingan
dirinya. Teori kognitif berasal dari teori kognitif dan teori psikologi. Aspek
kognitif mempersoalkan bagaimana seseorang memperoleh pemahaman
mengenai dirinya dan lingkungannya dan bagaimana ia berhubungan dengan
lingkungan secara sadar. Sedangkan aspek psikologis membahas masalah
hubungan atau interaksi antara orang dan lingkungan psikologisnya secara
bersamaan. Psikologi kognitif menekankan pada penting proses internal atau
proses-proses mental.
c. Teori Belajar Konstruktivis
Constructivism merupakan teori dari Piaget. Menurut cara pandang teori
ini bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui
pengalaman nyata dari lapangan. Artinya peserta didik akan cepat memiliki
pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di
dalam masyarakat.
d. Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia. Oleh sebab itu, teori belajar
humanistik sifatnya lebih menekankan bagaimana memahami persoalan
manusia dari berbagai dimensi yang dimiliki, baik dimensi kognitif, afektif dan
psikomotorik.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

6
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar dapat dibagi menjadi dua, yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik (faktor internal) dan faktor yang
berasal dari luar diri peserta didik (factor eksternal). Hal ini dapat diuraikan
sebagaimana disebutkan oleh Djaali (2014: 99), sebagai berikut.
a. Faktor dari dalam diri (internal)
1) Kesehatan
Faktor kesehatan dapat memengaruhi belajar seseorang. Apabila orang
tersebut sedang sakit, maka akan mengakibatkan tidak ada motivasi belajar
dalam diri seseorang. Hal ini juga berdampak pada psikologis, karena
dalam tubuh yang kurang sehat maka akan mengalami gangguan pula pada
pikiran.
2) Inteligensi
Inteligensi dan bakat merupakan faktor yang sangat besar sekali
pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Seseorang yang mempunyai
inteligensi dan bakat yang tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap
hidupnya.
3) Minat dan motivasi
Minat dan motivasi juga factor penting dalam belajar. Minat yang
besar terhadap sesuatu merupakan dasar untuk mencapai tujuan.
Sedangkan motivasi merupakan dorongan dari dalam maupun luar diri
seseorang, umumnya motivasi itu timbul karena adanya keinginan yang
besar untuk mencapai sesuatu.
4) Cara belajar
Teknik merupakan cara yang dilakukan seseorang dalam melakukan
kegiatan belajar. Cara belajar meliputi bagaimana bentuk catatan yang
dipelajari dan pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar
lainnya. Cara belajar yang baik akan tercipta kebiasaan yang baik dan
dapat meningkatkan hasil belajar yang baik pula.
b. Faktor dari luar diri (eksternal)
1) Keluarga
Situasi keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak
dalam keluarga. Pendidikan, status ekonomi, rumah kediaman, persentase

7
hubungan dengan orang tua, perkataan, dan bimbingan orangtua,
mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
2) Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrument
pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru dan murid per kelas,
mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik
3) Masyarakat
Apabila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-
orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah
tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
4) Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas,
dan iklim dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya
tempat-tempat dengan iklim yang sejuk, dapat menunjang proses belajar.
4. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Gagne (dalam Sumarno, 2011) hasil belajar merupakan
kemampuan internal (kapabilitas) yang meliputi pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan
seseorang melakukan sesuatu.
Dick dan Reiser (dalam Sumarno, 2011) mengemukakan bahwa hasil
belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat jenis, yaitu: (1)
pengetahuan, (2) keterampilan intelektual, (3) keterampilan motor, dan (4)
sikap.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
sikap, kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik setelah
peserta didik mengalami aktivitas belajar baik di kelas maupun di lingkungan
rumahnya.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam
diri peserta didik (internal).Sebagaimana dikemukakan Slameto (2003:54-72)
bahwa, “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor dalam
diri peserta didik dan faktor dari luar peserta didik. Untuk lebih jelasnya

8
diuraikan sebagai berikut : Faktor-faktor internal : (1) jasmaniah (kesehatan,
cacat tubuh), (2) Psikologis (Intelegensi, Perhatian, minat, bakat, motif,
kesiapan), dan (3) Kelelahan. Faktor-faktor eksternal (1) Keluarga (cara
orangtua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) Sekolah
(metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
suatu sikap, kemampuan atau keterampilan dan peserta didik setelah peserta
didik tersebut mengalami aktivitas belajar baik di kelas maupun di lingkungan
rumahnya dan pembelajaran dapat dianggap berhasil apabila hasil belajar
peserta didik dapat mencapai KKM.
B. Pembelajaran IPS di SD
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu dari mata pelajaran yang
diajarkan di Sekolah Dasar. IPS adalah "mata pelajaran yang mempelajari kehidupan
sosial yang didasarkan bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata
negara, dan “sejarah" (Depdikbud, 1994 : 15). " Ilmu Pengetahuan Sosial " (IPS)
berasal dari pada kata yang dianggap paling cocok untuk kata "Social Studies".
National Council for Social Studies di Amerika Serikat mendifinisikan seperti itu.
IPS adalah sebuah mata pelajaran dasar kurikulum sekolah (TK s.d SMU)
yang merupakan (1) mengambil tujuannya dari sifat kewarga negaraan suatu
masyarakat yang demokratis yang berhubungan erat dengan bangsa-bangsa dan
orang orang di dunia; (2) mengambil sebagian besar konten meteri pelajarannya dari
sejarah, ilmu-ilmu sosial, dan (3) diajarkan dengan cara mereflesikan kesadaran
pribadi, sosial dan ilmu pengalaman kultural dan perkembangan peserta didik. (h.26)
Fungsi mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah untuk mengembangkan
kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta kemampuan tentang
perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia dimasa lampau dan masa
kini.
Tujuan utama ilmu-ilmu sosial adalah untuk menghasilkan pengetahuan yang
baru dan untuk menguji pengetahuan yang sudah ada tentang diri kita sebagai
manusia. Akan tetapi pendidik mata pelajaran IPS tidak memperdulikan dengan

9
menghasilkan ilmu sosial baru. Tujuan mereka adalah memberikan peserta didik
sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berpartisipasi di
masyarakat tingkat lokal, nasional dan masyarakat dunia. IPS secara nyata
mempelajari tentang diri kita sendiri dan yang lainnya dan bagaimana kita
berhubungan dengan orang dan dengan lingkungan.
Dengan demikian pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah untuk
membantu peserta didik dalam perkembangan konsep diri sendiri yang baik,
membantu peserta didik mengenal dan menghargai masyarakat global yang multi
budaya; lebih memperdalam proses sosialisasi-sosial, ekonomi, dan politik;
memberikan pengtahuan masa lalu dan masa kini sebagai dasar untuk pembuatan
keputusan, dan mendorong peranan partisifasi aktif di masyarakat.
C. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode
Dalam mengajar biasanya kita menggunakan metode ceramah. Metode ini
sangat sederhana yaitu menyajikan pembelajaran secara lisan oleh guru dan
peserta didik hanya menyimak. Pada metode ini guru lebih mendominasi dalam
pembelajaran. Agar tidak monoton, metode ceramah bisa divariasikan dengan
penggunaan alat peraga atau digabungkan dengan metode yang lain.
Selain metode ceramah, masih ada beberapa metode yang bisa kita gunakan
dalam mengajar. Sri Anitah W, dkk (2014 : 5.18) memaparkan beberapa metode
mengajar, diantaranya metode diskusi, simulasi, demonstrasi, eksperimen,
karyawisata, dan metode pemecahan masalah.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebelum menggunakan
metode, pastikan guru memahami karakteristik metode yang dipilih agar
pembelajaran bisa dilaksanakan dengan lancar dan tertib.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemilihan metode pembelajaran
yang tidak sesuai akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Maka dari itu sebelum menentukan metode guru harus mengetahui faktor apa saja
yang bisa mempengaruhi pemilihan metode seperti yang diuraikan H. Darmadi
(2017:117) berikut ini :
a) Peserta didik atau peserta didik

10
Pemilihan suatu metode pembelajaran harus menyesuaikan tingkatan jenjang
pendidikan peserta didik. Apakah peserta didik sudah mampu berpikir
abstrak atau belum. Hal ini berkaitan dengan tingkatan kemampuan berpikir
dan perilaku peserta didik setiap jenjangnya.
b) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan yang akan
dicapai oleh peserta didik. Jadi pemilihan metode harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran.
c) Faktor materi pembelajaran
Materi pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang
berbeda-beda. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat mampu
memberikan arahan praktis untuk mengatasi tingkat kesulitan suatu materi
pelajaran.
3. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran
b. Metode Diskusi
1) Pengertian Metode Diskusi
Djamarah (2006:99) mengungkapkan bahwa : “Metode diskusi adalah
cara menyajikan pelajaran, dimana peserta didik dihadapkan kapada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama, sehingga terjadi
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode diskusi adalah salah satu cara menyajikan pembelajaran yang
melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih yang membahas suatu
permasalahan untuk dipecahkan bersama.
2) Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Metode Diskusi
Menurut Djamarah (2006:12) langkah-langkah pembelajaran dengan
metode diskusi adalah sebagai berikut :
a) Persiapan
(1) Mengkondisikan peserta didik.

11
(2) Memberikan informasi atau penjelasan tentang masalah tugas
dalam diskusi.
(3) Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi,
peserta dan waktu pelaksaan diskusi.
b) Pelaksanaan
(1) Peserta didik melakukan diskusi.
(2) Guru merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi dalam
diskusi.
(3) Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berperan
aktif.
(4) Mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting.
c) Evaluasi
(1) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat
kesimpulan diskusi.
(2) Menilai hasil diskusi.
3) Kelebihan Metode Diskusi
Amalia Sapriati, dkk (2014 : 3.7) mengemukakan kelebihan metode
diskusi, yaitu sebagai berikut :
a) Semua murid bebas mengemukakan pendapat, jadi bersifat demokratis;
b) Merupakan cara yang efektif untuk mengajukan permasalahan;
c) Mempertinggi peran serta murid secara perorangan;
d) Mendorong rasa persatuan dan mengembangan rasa sosial;
e) Mengembangkan kepemimpinan, dan menghayati kepemimpinan
bersama.
4) Kelemahan Metode Diskusi
Selain memiliki kelebihan, metode diskusi juga memiliki kelemahan.
Seperti yang dijelaskan oleh Amalia Sapriati, dkk (2014:3.8) berikut ini :
a) Bila pembicaraan didominasi saja oleh salah seorang peserta diskusi.
b) Biasanya peserta didik yang pandai berbicara yang aktif dalam
diskusi.
c) Pembicaraan sering menyimpang dari pokok masalah.

12
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek, Tempat Dan Waktu Serta Pihak Yang Membantu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil oleh penulis yaitu peserta didik kelas IV
Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 9 peserta didik laki-laki
dan 12 peserta didik perempuan di MI Riyadusholihin Kecamatan Cigombong
Kabupaten Bogor.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Riyadusholihin yang beralamatkan di Kp.
Muara RT 05/03 Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor.
Sekolah ini mempunyai 6 ruang kelas, dan penelitian ini dilaksanakan di kelas IV.
3. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian pembelajaran dilakukan selama dua siklus dimulai
dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan
dengan rentang waktu selama 1 minggu. Pembelajaran pada pra siklus
dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Oktober 2021, siklus 1 dilaksanakan pada hari
Senin, 01 Nopember 2021, dan siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin, 08
Nopember 2021.
Untuk lebih jelas mengenai waktu pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
NO Hari, Tanggal Kegiatan
1. Jumat, 15 Oktober 2021
27 Observasi / Pengamatan
2. Senin, 22 Oktober 2021 Prasiklus
3. Senin, 01 Nopember 2021 Siklus 1
4. Senin, 08 Nopember 2021 Siklus 2
5. 27 Nopember 2021 – Selesai Penyusunan Laporan

4. Mata Pelajaran
Perbaikan pembelajaran dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) kelas IV MI Riyadusholihin dengan materi karakteristik kenampakan
alam.

13
5. Karakteristik Peserta didik :
Berdasarkan data yang dimiliki sekolah, karakteristik peserta didik di MI
Riyadusholihin khususnya di kelas IV dan pengamatan pendidik selaku penulis.
Sehari-hari, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan didukung dengan
pengalaman mengajar selama bertahun-tahun di MI Riyadusholihin Kecamatan
Cigombong. Penulis sedikit banyak mengetahui bahwa secara umum pandangan
yang diperoleh pendidik terhadap anak selaku peserta didik MI Riyadusholihin
Kecamatan Cigombong di sekitar lingkungan sekolah mengenai pendidikan,
antara lain:
a) Latar belakang pendidikan orang tua peserta didik
Kurangnya pendidikan yang ditempuh orang tua peserta didik, berakibat
kepada rendahnya perhatian orang tua peserta didik dalam mendukung
pendidikan yang ditempuh anaknya.
b) Faktor ekonomi
Kurangnya minat untuk menempuh pendidikan dengan alasan orang tua tidak
mempunyai biaya yang cukup untuk mencukupi kebutuhan sekolah anaknya
dan keinginan anak yang ingin membantu orang tuanya bekerja untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
Secara khusus, karakteristik peserta didik kelas IV MI Riyadusholihin
Kecamatan Cigombong yang menjadi objek perbaikan pembelajaran, antara
lain :
1) Kurangnya minat untuk datang ke sekolah karena berbagai alasan,
misalnya membantu orang tua mencari uang dan kurangnya perhatian
orang tua peserta didik pada pendidikan anaknya.
2) Terbatasnya biaya yang dimiliki orang tua untuk memenuhi berbagai
kebutuhan-kebutuhan.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I,
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Secara lebih
rinci diuraikan sebagai berikut.
a. Perencanaan

14
Perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan berdasarkan hasil refleksi
terhadap pembelajaran awal mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
kelas IV materi tentang Karakteristik Kenampakan Alam. Berdasarkan
pengamatan, pendidik kecewa pada hasil evaluasi dari analisis nilai
ditemukan bahwa dari 21 peserta didik hanya 9 peserta didik 42,86 % yang
memperoleh nilai 70 ke atas. Sedangkan 12 peserta didik yang lain 57,14
% mendapat nilai dibawah 70.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaannya
adalah sebagai berikut.
1) Pendidik menyiapkan sumber bahan dan media yang akan digunakan
saat pelaksanaan perbaikan silklus I.
2) Pendidik menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I.
3) Pendidik menyusun lembar kerja peserta didik.
4) Pendidik menyusun alat evaluasi berupa butiran soal tes formatif.
5) Pendidik menyusun lembar observasi kegiatan peserta didik, Pendidik,
dan interaksi pembelajaran beserta indikatornya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan 70 menit dalam
proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV MI
Riyadusholihin, Kecamatan Cigombong. Dengan menggunakan instrument
penelitian, supervisor 2 melakukan pengamatan terhadap tingkah laku
pendidik dalam menyampaikan materi melalui media gambar. Tahap
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan seperti langkah
– langkah di bawah ini :
1) Pendidik melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan soal “Apa
yang kalian ketahui tentang Karakteristik kenampakan alam ?”
2) Pendidik menyampaikan motifasi dan tujuan pembelajaran.
3) Peserta didik mengerjakan lembar kerja secara kelompok.
4) Perwakilan Peserta didik maju membacakan hasil kerja kelompok.
5) Peserta didik menanggapi hasil kerja tiap kelompok dengan dipandu
oleh pendidik.
6) Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan materi pelajaran.

15
7) Peserta didik mengerjakan tes formatif.
8) Pendidik mengoreksi hasil tes formatif.
9) Pendidik memberikan tindak lanjut berupa soal perbaikan dan
pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2, menggunakan lembar
observasi yang berisi kegiatan pendidik, peserta didik, dan interaksi
pembelajaran beserta indikator – indikatornya. Pengamatan dilakukan untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh pendidik yang
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Adakah peningkatan dibanding
pra siklus / rencana pembelajaran awal. Sehingga dapat menjadi masukan
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar berikutnya. Pengamatan
didasarkan juga pada bentuk soal yaitu isian 2 soal, dan uraian 2 soal.
d. Refleksi
Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan
pembelajaran siklus I, Pendidik tersebut mengadakan refleksi untuk
mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Ternyata hasil belajar peserta didik
masih belum memuaskan walaupun sudah ada peningkatan sedikit dan
dirasa masih ada kekurangan dan hambatan yang menyebabkan hasil belajar
Peserta didik rendah maka Pendidik mengadakan perbaikan pembelajaran
pada siklus II.
2. Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus
II, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Secara lebih
rinci diuraikan sebagai berikut.
a. Perencanaan
Perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi
terhadap perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial di kelas VI materi Karakteristik geografis dan kehidupan sosial
budaya, ekonomi, politik di wilayah ASEAN. Berdasarkan pengamatan,
Pendidik belum puas pada hasil evaluasi dari analisis nilai ditemukan bahwa

16
dari 21 Peserta didik yang mendapat nilai 70 atau lebih hanya 14 Peserta
didik 66,67% sedangkan yang 7 Peserta didik 33,33 % mendapat nilai di
bawah 70.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaannya
adalah sebagai berikut.
1) Pendidik menyiapkan sumber bahan dan media yang akan digunakan
saat pelaksanaan perbaikan siklus II.
2) Pendidik menyususn rencana perbaikan pembelajaran siklus II.
3) Pendidik menyusun sekenario demonstrasi.
4) Pendidik menyusun alat evaluasi berupa butir soal tes formatif.
5) Pendidik menyusun lembar observasi kegiatan Peserta didik, Pendidik,
dan interaksi pembelajaran beserta indikatornya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran awal dilakukan selama 70 menit dalam
proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV MI
Riyadusholihin, Kecamatan Cigombong. Dengan menggunakan instrument
penelitian, Supervisor 2 melakukan pengamatan terhadap tingkah laku
Pendidik dalam menyampaikan materi melalui metode demonstrasi. Tahap
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan seperti langkah
– langkah di bawah ini.
1) Pendidik melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan soal “
Bagaimana cara menjaga keutuhan Karakteristik kenampakan alam ?”
2) Pendidik menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran
3) Peserta didik mempraktikan kegiatan pemilihan ketua kelas melalui
metode demonstrasi
4) Peserta didik membentuk kelompok untuk mengisi lembar kerja
kelompok
5) Perwakilan deserta didik maju mendemonstrasikan hasil kerja
kelompok
6) Peserta didik menanggapi hasil kerja tiap kelompok dengan dipandu
oleh pendidik
7) Peserta didik bersama pendidik menyimpulkan materi pelajaran

17
8) Peserta didik mengerjakan tes formatif
9) Pendidik mengoreksi hasil tes formatif
10) Pendidik memberikan tindak lanjut berupa soal perbaikan dan
pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah
11) Pendidik menyampaikan pesan agar peserta didik lebih giat belajar
kembali
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh Supervisor 2, menggunakan lembar
observasi yang diisi kegiatan Pendidik, peserta didik, dan interaksi
pembelajaran beserta indikator – indikatornya. Pengamatan dilakukan untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh Pendidik yang
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Adakah peningkatan
dibandingkan siklus I. sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar berikutnya. Perlu tidakkah diadakan siklus III.
Pengamatan didasarkan juga pada bentuk soal yaitu isian 2 soal, dan uraian
2 soal.
d. Refleksi
Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan
pembelajaran siklus II, Pendidik tersebut mengadakan refleksi untuk
mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Ternyata hasil belajar Peserta didik
sudah cukup memuaskan yaitu ada 20 Peserta didik 95,24 % telah
memperoleh nilai 70 atau lebih. Dengan mempertimbangkan hal itu, maka
perbaikan pembelajaran tidak memerlukan siklus III. Ini berarti PTK untuk
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial telah selesai dilaksanakan.
C. Teknik Analisis Data
1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah Teknik pengumpulan data dengan


cara mengamati setiap kejadian yang berlangsung dan mencatatnya dengan alat
observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau teliti.
Teknik Analisis Data

18
Wina Sanjaya (2011: 106) mengemukakan bahwa : “menganalisis data adalah
suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk
mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki
makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.”
Suharsimi Arikunto (2005: 239) menjelaskan bahwa :“analisis data penelitian
ada dua macam yaitu analisis data deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dan
kualitatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa
angka-angka untuk menganalisis hasil tes, sedangkan deskriptif kualitatif
digunakan untuk menganalisis data yang berupa kata-kata atau informasi yang
berbentuk kalimat pada lembar observasi.”
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Dimulai dari kegiatan
prasiklus yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2020. Dalam kegiatan ini
peneliti melakukan observasi terhadap peserta didik kelas VI MI Riyadusholihin
Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor yang bertujuan untuk mengumpulkan data
objektif kelas yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Setelah itu, peneliti
melanjutkan kegiatan siklus 1 yang dilaksanakan pada tanggal 01 Nopember 2021.
Dalam kegiatan ini peneliti menggunakan media gambar untuk memperbaiki hasil
belajar peserta didik. Namun hasil belajar yang diperoleh masih ada beberapa peserta
didik yang nilainya di bawah KKM dan hanya beberapa peserta didik yang terlibat
aktif dalam pembelajaran. Maka dari itu, peneliti melanjutkan ke siklus 2 yang
dilaksanakan pada tanggal 08 Nopember 2021 dengan menggunakan media yang
sama, yaitu media gambar. Dalam kegiatan ini peserta didik terlibat aktif dalam
pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh lebih meningkat.
1. Tahapan Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 ini dilaksanakan pada Hari Senin, 01 Nopember 2021 di
kelas IV dengan tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada kegiatan pra siklus dan diskusi dengan
supervisor 2, penulis merencanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada

19
siklus 1 dengan menggunakan metode pembelajaran Demostrasi. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:
1) Menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan perbaikan pembelajaran
serta membuat RPP perbaikan pembelajaran.
2) Menyiapkan lembar pengamatan, media pembelajaran, instrument
penilaian serta fasilitas penunjang pembelajaran dengan metode
Demostrasi.
3) Menghubungi supervisor 2 untuk membantu dalam proses perbaikan
pembelajaran selanjutnya.
b. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada siklus ini adalah implementasi dari
rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan membaca doa, mengecek kehadiran peserta
didik, menyiapkan alat dan bahan ajar, dan menyampaikan tujuan
pembelajaran maupun tujuan perbaikan pembelajaran.
Pada kegiatan inti, pendidik meminta peserta didik untuk melakukan
pengamatan, kemudian pendidik menjelaskan materi pembelajaran sesuai
dengan materi pembelajaran setelah itu pendidik menunjuk salah satu peserta
didik untuk menjawab bendera negara secara bergantian. Kemudian pendidik
membagikan materi mengenai kenampakan alam, peserta didik dengan
kelompoknya diminta untuk mencari persamaan dan perbedaan antara kedua
negara tersebut dilihat dari segi keadaan keanampakan alam. Selanjutnya
melakukan tanya jawab dan memberikan kesimpulan tentang materi
pelajaran, dan yang terakhir pendidik memberikan evaluasi untuk mengetahui
tingkat pemahaman peserta didik dan melakukan refleksi.
c. Pengamatan
Dari data yang dikumpulkan serta pengamatan dari supervisor 2 selama
proses pembelajaran, hasil pengamatan yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
1) Peserta didik terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
karena dalam menyampaikan materi pembelajaran pendidik
menggunakan media gambar.

20
2) Sebagian besar peserta didik aktif dan termotivasi untuk
mendemonstrasikan hasil kerja kelompoknya.
3) Hasil evaluasi mengalami peningkatan, nilai rata-rata kelas mencapai
70,71 walaupun masih ada yang mendapatkan nilai dibawah nilai KKM.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, tingkat aktivitas dan
pemahaman peserta didik sudah meningkat tetapi belum maksimal. Adapun
data pengamatan aktivitas peserta didik dapat dilihat pada tabel dibawah ini
:
TABEL 4.2
NILAI HASIL PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS 1

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial


Kompetensi Dasar : 4.1 Mengidentifikasi Kenampakan alam
No Nama Peserta Didik KKM Nilai Keterangan
1 Afridini Dzulfa 70 59 Di bawah KKM
2 Alif Haerul Rahman 70 82 Di atas KKM
3 Ajeng Nurhafifah 70 88 Di atas KKM
4 Genta Elmansyah 70 59 Di bawah KKM
5 Henri prabu 70 88 Di atas KKM
6 Imam Ahmad 70 77 Di atas KKM
7 Kumala Agustin 70 82 Di atas KKM
8 Muhamad Al-Fazri 70 53 Di bawah KKM
9 Muhamad arfan 70 82 Di atas KKM
10 Nadila Khalifa Adni 70 71 Di atas KKM
11 Naila Safitri 70 77 Di atas KKM
12 Nazwa Andiyani 70 77 Di atas KKM
13 Ratu Bilqis 70 53 Di bawah KKM
14 Reyhan 70 53 Di bawah KKM
15 Risma Wulandari 70 59 Di bawah KKM
16 Senia Putri 70 77 Di atas KKM
17 Siti Aisah 70 71 Di atas KKM
18 Ghisel 70 47 Di bawah KKM
19 Annisa Alkhoiriyah 70 71 Di atas KKM
20 Nayyara azkadina 70 71 Di atas KKM
21 Syabani Al fariz 70 88 Di atas KKM
Jumlah 1485
Rata-rata 71,71
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 47
Di atas KKM 14 66,67 %
Di bawah KKM 7 33,33 %

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil belajar peserta


didik pada siklus 1 mengalami peningkatan. Dimana diketahui rata – rata

21
kelas adalah 70,71 dengan ketuntasan belajar sebesar 66,67% (14 peserta
didik) dan yang belum tuntas sebesar 33,33 % (7 peserta didik
d. Refleksi
Berdasarkan data serta masukan dari supervisor 2 terhadap proses
pembelajaran siklus 1, yang menjadi kelemahan pendidik adalah saat
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Masih ada peserta didik yang belum termotivasi
2) Hasil belajar peserta didik masih belum maksimal
Dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi kekuatan pendidik antara
lain:
1) Media pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan peserta didik
dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik.
2) Metode yang diterapkan sudah menarik sehingga peserta didik
bersemangat dalam proses pembelajaran.
3) Kegiatan eksplorasi sudah menggali dari peserta didik.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka atas saran supervisor
penulis akan melanjutkan penelitian pembelajaran pada siklus 2.

2. Tahapan Siklus 2
Perbaikan pembelajaran siklus 2 ini akan dilakukan berdasarkan hasil
refleksi pada kegiatan siklus 1 yaitu hasil evaluasi peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan 33,33 %. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik,
dilaksanakan siklus 2 pada hari Selasa, tanggal 08 Nopember 2021.
a. Perencanaan
Adapun perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 ini,
sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis membuat Rencana
Perbaikan Pembelajaran. Penulis juga mempersiapkan berbagai alat yang
diperlukan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran sesuai hipotesis tindakan
yang telah ditentukan, yaitu :
1) Menyusun perangkat pembelajaran
2) Menyiapkan lembar pengamatan, media, serta fasilitas penunjang
pembelajaran dengan metode demonstrasi.
b. Pelaksanaan

22
Kegiatan pelaksanaan ini dimulai dengan kegiatan awal yaitu
pengkondisian kelas, melaksanakan kegiatan awal dengan mengapersepsi
peserta didik dengan cara mengingatkan kembali materi yang lalu, dan
memotivasi peserta didik dengan bernyanyi dan menyampaikan tujuan
perbaikan pembelajaran.
Pada kegiatan inti, pendidik meminta peserta didik untuk melakukan
pengamatan, kemudian pendidik menjelaskan materi pembelajaran sesuai
dengan materi pembelajaran setelah itu pendidik menunjuk salah satu peserta
didik untuk menjawab bendera negara secara bergantian. Kemudian pendidik
membagikan materi mengenai jeni-jenis kenampakan alam, peserta didik
dengan kelompoknya diminta untuk mencari ciri-ciri kenampakan alam
tersebut . Selanjutnya melakukan tanya jawab dan memberikan kesimpulan
tentang materi pelajaran, dan yang terakhir pendidik memberikan evaluasi
untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dan melakukan refleksi.
c. Pengamatan
Setelah kegiatan pembelajaran berlangsung, penulis dan supervisor
mendiskusikan pengamatan yang sudah dilakukan selama proses perbaikan
siklus 2. Hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2) Hampir semua peserta didik aktif dalam pembelajaran.
3) Hasil belajar peserta didik meningkat hingga mencapai 95,24 % dengan
nilai rata-rata kelas 83.
Data yang diperoleh selama proses pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut :
TABEL 4.5
NILAI HASIL PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kompetensi Dasar : 4.1 Mengidentifikasi Karakteristik kenampakan
alam
No Nama Peserta Didik KKM Nilai Keterangan
1 Afridini Dzulfa 70 71 Di atas KKM
2 Alif Haerul Rahman 70 88 Di atas KKM

23
3 Ajeng Nurhafifah 70 94 Di atas KKM
4 Genta Elmansyah 70 71 Di atas KKM
5 Henri prabu 70 100 Di atas KKM
6 Imam Ahmad 70 82 Di atas KKM
7 Kumala Agustin 70 100 Di atas KKM
8 Muhamad Al-Fazri 70 71 Di atas KKM
9 Muhamad arfan 70 88 Di atas KKM
10 Nadila Khalifa Adni 70 77 Di atas KKM
11 Naila Safitri 70 88 Di atas KKM
12 Nazwa Andiyani 70 100 Di atas KKM
13 Ratu Bilqis 70 71 Di atas KKM
14 Reyhan 70 71 Di atas KKM
15 Risma Wulandari 70 77 Di atas KKM
16 Senia Putri 70 88 Di atas KKM
17 Siti Aisah 70 82 Di atas KKM
18 Ghisel 70 65 Di bawah KKM
19 Annisa Alkhoiriyah 70 77 Di atas KKM
20 Nayyara azkadina 70 82 Di atas KKM
21 Syabani Al fariz 70 100 Di atas KKM
Jumlah 1743
Rata-rata 83
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 65
Di atas KKM 20 95,24 %
Di bawah KKM 1 4,76 %

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil belajar peserta didik


pada siklus 2 mengalami peningkatan. Dimana diketahui rata – rata kelas
adalah 83 dengan ketuntasan belajar sebesar 95,24 % (20 peserta didik) dan
yang belum tuntas sebesar 4,76 % (1 peserta didik).
d. Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi, refleksi dan masukan dari pihak supervisor
2, yang menjadi kelemahan dalam kegiatan pembelajaran siklus 2 adalah
Masih ada beberapa peserta didik yang belum termotivasi
Adapun kekuatan dalam kegiatan pembelajaran siklus 2 adalah:
1) Meningkatnya keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
2) Peserta didik sudah lebih termotivasi untuk belajar
3) Pendidik lebih menguasai materi pelajaran dan lebih percaya diri
4) Pendidik dapat menguasai kondisi kelas dengan baik.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Pembahasan Siklus 1

24
Perbaikan yang terjadi pada siklus 1 adalah guru sudah tidak mendominasi
di dalam proses pembelajaran, tetapi melibatkan peserta didik dalam melakukan
pengamatan langsung melalui metode pembelajaran demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu
peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan
agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya
(Syaiful, 2008:210).
Wasliman dalam Susanto (2016:12) bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal sebagai berikut:
a. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta
didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal
meliputi: kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.
Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar dapat dipengaruhi faktor internal
dan faktor eksternal. Hasil belajar peserta didik yang masih di bawah KKM
disebabkan kurangnya keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran sehingga
peserta didik kurang memahami apa yang sedang dipelajari.
Dengan penggunaan metode pembelajaran demonstrasi yang dikemas secara
lebih menarik diharapkan keterlibatan, motivasi dan hasil belajar peserta didik
lebih meningkat pada perbaikan pembelajaran selanjutnya yaitu siklus 2.
2. Pembahasan Siklus 2
Dari hasil pengamatan proses perbaikan pembelajaran pada siklus 2
terlihat adanya peningkatan dalam hasil belajar peserta didik secara signifikan.
Peserta didik yang nilainya di atas KKM ada sebanyak 20 peserta didik (95,24%)
dan yang masih di bawah KKM hanya 1 peserta didik (4,76%). Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Briggs (dalam Taruh, 2003 :17) yang
mengatakan bahwa “hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan hasil yang
dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan
angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar”. Dengan hasil

25
tersebut, berdasarkan diskusi dengan supervisor 2, penelitian tidak perlu
dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus 2, maka peneliti
melakukan refleksi dan dibantu oleh supervisor 2. Perbaikan pembelajaran siklus
2 ini dipandang sudah cukup baik karena kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal evaluasi tentang rangkaian listrik dengan menggunakan
metode demonstrasi semakin baik dan meningkat.
Hasil rata – rata dari pembelajaran awal (pra siklus) 62,48 dengan
keberhasilan peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM sebesar 42,86%,
pada siklus 1 mencapai rata – rata 70,71 dengan keberhasilan peserta didik yang
mendapat nilai di atas KKM sebesar 66,67%. Sedangkan rata – rata pada siklus
2 adalah 83 dengan keberhasilan peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM
95,24%.
Berdasarkan tabel di atas, dengan tingkat penguasaan peserta didik sebesar
95,24%, dapat dikatakan keberhasilan tindakan perbaikan berpredikat sangat
baik. Metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran IPS pada materi karakteristik kenampakan
alam di Kelas IV MI Riyadusholihin Kecamatan Cigombong Kabu Kabupaten
Bogor Tahun Pelajaran 2020/2021.

V. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Berdasarkan analisis data pada bahasan sebelumnya serta hasil Penelitian Tindakan
Kelas yang dilakukan dengan penggunaan metode demonstarsi dapat meningkatkan
hasil belajar IPS tentang karakteristik keampakan alam bagi peserta didik kelas IV
SD MI Riyadusholihin Tahun pelajaran 2020/2021, maka peneliti menarik simpulan
sebagai berikut :
1. Simpulan Umum
Media gambar adalah sarana atau prasarana yang diwujudkan secara visual
dalam bentuk dua dimensi yang dipergunakan untuk membantu tercapainya
tujuan belajar, oleh karena itu dalam pembelajaran IPS di kelas IV yang
diteliti setelah menggunakan media pembelajaran yang menurut penulis

26
cocok dan mendekati yaitu media gambar, peningkatan tersebut dapat dilihat
dengan hasil nilai yang dicapai dan perubahan dari keaktifan peserta didik.

2.Simpulan Khusus

Dari data tersebut diatas Peneliti menyimpulkan bahwa Peserta didik


yang aktif pada pra siklus yaitu 6 peserta didik atau 28,57%, Kurang Aktif 7 peserta
didik atau 33,33%, dan Tidak Aktif 8 peserta didik atau 38,10% dari Jumlah 21
peserta didik. Untuk itu peneliti melakukan perbaikan melalui penggunaan metode
demonstrasi yang akan dilakukan melalui siklus I. Melihat hasil dari data tentang
keaktifan peserta didik di siklus 1, keaktifan peserta didik mulai meningkat yaitu
yang Aktif 13 peserta didik atau 61,90%, yang kurang aktif 5 peserta didik atau
23,81% dan yang tidak aktif adalah 3 peserta didik atau 14,29%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi
dapat meningkatkan hasil keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan melihat data keaktifan Peserta didik pada siklus 2, dengan hasil keaktifan
Peserta didik yaitu yang Aktif 17 peserta didik atau 80,95%, yang Kurang Aktif 3
peserta didik atau 14,29% dan yang tidak aktif 1 peserta didik atau 4,76%, dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa keaktifan peserta didik Setelah
menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siklus 2 lebih meningkat.
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa hasil belajar peserta didik di
kelas IV MI Riyadusholihin sudah meningkat di setiap siklusnya. Pada pra siklus
hasil belajar peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM ada 12 orang
(57,14%), sedangkan peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM ada 9 orang
(42,86%) dengan mencapai rata-rata 62,28 nilai tertingginya adalah 82 dan nilai
terendahnya adalah 41. Pada siklus 1 hasil belajar peserta didik sudah meningkat.
Peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM ada 14 orang (33,33%)
sedangkan peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM ada 7 orang (66,67%)
dengan mencapai rata-rata 70,71, nilai tertingginya adalah 88 dan nilai
terendahnnya adalah 47. Pada siklus 2 hasil belajar peserta didik lebih meningkat.
Peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM ada 1 orang (4,76%) sedangkan
peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM ada 20 orang (95,24%) dengan

27
mencapai rata-rata 83, nilai tertingginya adalah 100 dan nilai terendahnya adalah
65.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan di atas, dalam upaya perbaikan Proses Belajar
Mengajar (PBM), serta meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ada beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Pendidik sebaiknya mencoba media gambar pada materi lain pada mata
pelajaran IPS.
2. Di samping penggunaan berbagai metode yang harus dikuasai, alat peraga yang
sesuai juga perlu dipersiapkan Pendidik untuk menunjang pemahaman peserta
didik dalam belajar.
3. Pendidik diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk lebih
aktif dalam pembelajaran agar berdampak positif terhadap keberhasilan belajar
peserta didik. Salah satunya dengan menggunakan berbagai metode
pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
4. Ciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan
motivasi kepada peserta didik.
5. Rancanglah jam pelajaran secara efektif dan efesien
6. Bersikap sabar dan luwes dalam menindaklanjuti masalah yang ditemui
7. Menerima inovasi-inovasi baru untuk kemajuan dalam pendidikan
8. Selalu sharing dengan teman bila menemukan hal yang tidak dapat dipecahkan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Durri, dkk. 2017. Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka


Anitah W, Sri dkk. (2004). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
Asrori, Mohammad.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Wacana Prima
Dahar,R.W.(1989),Teori – Teori Belajar, Jakarta :Erlangga
Herhyanto, Nar, dkk. 2017. Statistika Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka
http://edutaka.blogspot.com/2015/03/pembelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial.html (
diunduh pada tanggal 07 April 2020 pukul 17.18)
http://hayatinurrrrrr.blogspot.com/2016/12/macam-macam-metode-pembelajaran.html (
diunduh pada tanggal 07 April 2020 pukul 17.10)
https://www.neliti.com/id/publications/240889/pembelajaran-ips-di-sekolah-dasar-
berbasis-pembelajaran-tematik ( diunduh pada tanggal 07 April 2020 pukul
17.20)
Rusman.2012. Model – model Pembelajaran. Depok : Raja Grafindo Persada 2014.
Model – model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Suryanto, Adi dkk. (2017). Evaluasi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
Susanto, Ahmad.(2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Prenada media
Taufiq, Agus dkk. (2015). Pendidikan Anak di SD. Tangerang Selatan:Universitas
Terbuka
Tim FKIP.UT. (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta. Universitas
Terbuka.
Wardani,IG A.K, dkk. 2017. Teknik Penulisan Karya Ilmiah.Jakarta : Universitas
Terbuka
Wardani, IG A.K, dkk. 2018. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka

29

Anda mungkin juga menyukai