Anda di halaman 1dari 3

Nama : Al Ahzuri

Nim : 2184202002
Matkul : Bahasa Indonesia

Capaian Dan Tantangan Hak Asasi Manusia

Oleh : MIMIN DWI HARTONO

Sepanjang tahun 2021, berbagai kasus dugaan pelanggaran hak asasi


manusia masih terus terjadi, baik di ranah hak-hak sipil dan politik, hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya, maupun hak atas pembangunan.

Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada peringatan Hari Hak Asasi
Manusia Sedunia yang ke-73 di Istana Negara menegaskan komitmennya untuk
melindungi dan memenuhi hak asasi manusia (HAM). Komitmen yang harus terus
dikawal sehingga akan dilaksanakan dan diimplementasikan oleh jajarannya di
pusat dan daerah.

Pada tengah tahun 2021, korban dan kematian akibat pandemi Covid-19 di
Indonesia termasuk tertinggi di dunia. Jumlah kematian tenaga kesehatan juga
sangat tinggi. Hal ini menjadi catatan penting dan keprihatinan karena begitu
banyaknya jiwa yang meninggal oleh Covid-19. Tata kelola kesehatan nasional
wajib dibenahi secara mendasar dengan berbasis pada pemenuhan dan
perlindungan hak atas kesehatan bagi setiap orang di Indonesia.

Pelanggaran hak asasi manusia akibat konflik agraria masih saja terus
terjadi. Meskipun komitmen reforma agraria sudah dicanangkan dalam Perpres
Nomor 86 Tahun 2018, hal itu belum menampakkan hasilnya yang signifikan.
Dari target 12,1 juta hektar obyek reforma agraria, sepanjang dua periode
pemerintahan Presiden Joko Widodo baru tercapai 4,3 juta hektar.

Pemerintah perlu melakukan audit atas perusahaan-perusahaan swasta dan


milik pemerintah yang memiliki konsesi atau hak pengelolaan, tetapi
ditelantarkan. Dalam pidatonya dalam Konggres Ekonomi II MUI, Presiden
Jokowi menegaskan akan mencabut hak bagi perusahaan yang menelantarkan
lahan.

Peristiwa intoleransi dan ekstremisme dengan kekerasan sepanjang 2021


juga terjadi di banyak tempat. Hal ini menunjukkan bahwa penghormatan dan
perlindungan hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan masih harus
ditingkatkan. Perusakan tempat ibadah umat Ahmadiyah di Sintang, Kalimantan
Barat, mencoreng nilai toleransi dan kebinekaan kita.

Dalam hal penindakan atas tindak pidana terorisme, Polri terus melakukan
tugasnya dalam menjaga rasa aman dan tenteram masyarakat dari tindak pidana
terorisme. Penangkapan para terduga teroris terus dilakukan. Namun, segala
tindakan penegakan hukum terhadap terduga teroris harus dalam koridor
penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia.

“Segala tindakan penegakan hukum terhadap terduga teroris harus dalam


koridor penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia”.

Untuk mendorong toleransi dan moderasi beragama, Komnas HAM dan


Kemenag, untuk pertama kali, telah menyelenggarakan Konferensi Internasional
tentang Islam dan Hak Asasi Manusia pada 10 dan 11 Desember 2021. Ini
menjadi penegasan bahwa nilai dan ajaran Islam kompatibel dan selaras dengan
prinsip dan norma hak asasi manusia.

Pelanggaran HAM berat

Dalam ranah penyelesaian peristiwa pelanggaran hak asasi manusia yang


berat, kita mengapresiasi langkah Jaksa Agung yang melakukan penyidikan atas
dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang berat dalam peristiwa Paniai Papua
pada 2014. Hal ini menjadi optimisme di tengah buntunya penegakan hukum atas
11 peristiwa dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang berat.

Dalam ranah hak atas kebebasan berpendapat, berekspresi, Komnas HAM


telah merekomendasikan agar revisi atas UU ITE selaras dengan prinsip dan
norma hak asasi manusia sebagaimana sebagai rujukan agar memakai standar
norma dan pengaturan (SNP) tentang hak atas kebebasan berpendapat dan
berekspresi. Publik mendesak agar revisi UU ITE menjadi prioritas dalam
Program Legislasi Nasional 2022.

Publik juga perlu terus mendesak pembahasan atas RUU tentang


Perlindungan Data Pribadi supaya transparan dan partisipatif sebelum disahkan
dalam tempo yang tidak terlalu lama mengingat ancaman atas hak privasi dan data
pribadi sangat mendesak.

Kita prihatin atas masih banyaknya pemidanaan terhadap para pembela


HAM yang menyuarakan kritik kepada pemerintah. Padahal, hak-hak pembela
HAM dihormati, dilindungi, dan dipenuhi oleh negara. Komnas HAM juga telah
menerbitkan SNP tentang pembela HAM untuk menegaskan posisi strategis
pembela HAM dalam pemajuan dan penegakan HAM.

Kebakaran Lapas Kelas IA Tangerang pada 8 September 2021 yang


menelan setidaknya 41 korban jiwa para tahanan adalah tragedi kemanusiaan yang
harus diusut tuntas baik dari sisi dugaan kesengajaan, pembiaran, maupun
kelalaianaparatur negara yang bertanggung jawab. Para keluarga korban harus
dipenuhi hak-haknya atas kompensasi dan keadilan.

Akses masyarakat atas keadilan masih harus terus ditingkatkan dan dibenahi
secara mendasar dari hulu sampai dengan hilir penegakan hukum. Pendekatan
pidana adalah langkah terakhir dalam penegakan hukum, bukan sebaliknya.

Survei nasional yang diadakan oleh Komnas HAM dengan responden


sebanyak 1.200 orang di 34 provinsi menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen
masyarakat setuju dengan pendekatan keadilan restoratif. Lebih dari 80 persen
masyarakat juga lebih memilih pendekatan non-yudisial ketika sedang berhadapan
dengan proses hukum. Hal ini mengindikasikan secara gamblang bahwa akses atas
keadilan di negeri ini harus terus dibenahi meskipun beberapa langkah untuk
perbaikan telah dilakukan, yaitu meliputi reformasi peradilan, kejaksaan, dan
kepolisian.

Komitmen pemerintah dalam SDGs atau Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan harus diimplementasikan secara nyata karena tujuan nomor 16 dari
SDGs menegaskan bahwa institusi keadilan yang kuat dan kredibel menjadi kunci
keberhasilan pencapaian SDGs. Dalam hal ini, kuncinya adalah akses atas
keadilan bagi masyarakat tanpa terkecuali dan tidak boleh ada seorang pun yang
tertinggal (no one left behind) agar setiap orang terpenuhi dan terlindungai hak
asasinya.

Mimin Dwi Hartono, Analis Kebijakan Ahli Madya Komnas HAM

Anda mungkin juga menyukai