Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BUDAYA ORGANISASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Organisasi
Kependidikan (GD 565)

Dosen Pengampu : Dr. Lutfi Nur, S. Pd., M. Pd. (2884)

Disusun Oleh :

Lilis Halimatusyadiyah (2005677)

Sipa Nurhidayah (2006851)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Budaya Organisasi ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Kepemimpinan Organisasi Kependidikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya Budaya Organisasi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Lutfi Nur, S. Pd., M. Pd., selaku dosen
mata kuliah Kepemimpinan Organisasi Kependidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 14 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

1. Definisi Budaya Organisasi.................................................................................3


2. Dampak Budaya Organisasi...............................................................................4
3. Karakteristik Budaya Organisasi......................................................................5
4. Indikator Budaya Organisasi.............................................................................6
5. Fungsi Budaya Organisasi..................................................................................6
6. Pentingnya Memahami Budaya Organisasi......................................................7
7. Manfaat Budaya Organisasi...............................................................................8
8. Jenis dan Tipe Budaya Organisasi.....................................................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................11

A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisasi memiliki budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas
organisasi tersebut. Budaya organisasi menjadi peran yang cukup penting dalam suatu
organisasi, karena budaya yang baik akan memberikan kenyamanan bagi para anggota
sehingga dapat menunjang kinerjanya. Sebaliknya, budaya organisasi yang kurang
baik atau kurang sesuai dengan kepribadian anggotanya, maka dapat memicu
penurunan kinerja setiap anggota.

Keberlangsungan suatu organisasi sedikit-banyak terpengaruh oleh budaya organisasi


tersebut. Misalkan suatu budaya organisasi dalam merekrut anggotanya hanya
memilih orang-orang dengan satu ras saja atau satu keluarga saja tanpa merujuk pada
prestasi, kredibilitas, kemampuan serta kesetiaan pada organisasi. Maka, tentu saja
organisasi tersebut akan menurun kualitasnya yang lama kelamaan akan tersingkirkan.

Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi tidak
hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Terdapat banyak faktor lain
yang harus diperhatikan serta diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat
menciptakan dan menumbuh-kembangkan budaya yang akan berdampak baik
organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Budaya Organisasi?
2. Apa dampak dari Budaya Organisasi?
3. Bagaimana karakteristik Budaya Organisasi?
4. Apa indikator yang terdapat dalam Budaya Organisasi?
5. Apa saja fungsi dari Budaya Organisasi?
6. Mengapa harus memahami Budaya Organisasi?
7. Apa saja manfaat dari Budaya Organisasi?
8. Bagaimana jenis dan tipe dari Budaya Organisasi?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Budaya Organisasi
2. Untuk mengetahui dampak dari Budaya Organisasi
3. Untuk mengetahui karakteristik Budaya Organisasi
4. Untuk mengetahui indikator yang terdapat dalam Budaya Organisasi
5. Untuk mengetahui fungsi dari Budaya Organisasi
6. Untuk mengetahui pentingnya memahami Budaya Organisasi
7. Untuk mengetahui manfaat dari Budaya Organisasi
8. Untuk mengetahui jenis dan tipe dari Budaya Organisasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Budaya Organisasi


Penggunaan istilah budaya organisasi dengan mengacu pada budaya yang berlaku
dalam perusahaan karena pada umumnya perusahaan itu dalam bentuk organisasi
yaitu kerjasama antara beberapa orang yang membentuk kelompok atau satuan kerja
sama tersendiri.

Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai nilai (value),
keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma yang
telah lama berlaku disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai
pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya. Budaya organisasi
juga disebut budaya perusahaan yaitu seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang
telah relatif lama berlakunya dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan)
sebagai norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi atau
perusahaan dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan
menginternalisasi dalam diri para anggota menjiwai orang per orang dalam organisasi
dengan demikian maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para
anggota organisasi.

Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak yang dapat
menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja
secara tidak sadar tiap-tiap orang di dalam suatu organisasi mempelajari budaya yang
berlaku di dalam organisasinya. Apalagi bila ia sebagai orang baru supaya dapat
diterima oleh lingkungan Tempat bekerja Ia berusaha mempelajari apa yang dilarang
dan apa yang diwajibkan, apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa
yang salah, dan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di
dalam organisasi tempat bekerja itu jadi budaya organisasi mensosialisasikan dan
menginternalisasi para anggota organisasi.

Budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan tujuan perusahaan sebaliknya yang
lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan-tujuan perusahaan.

3
Dalam suatu perusahaan yang budaya organisasinya kuat, nilai-nilai bersama
dipahami secara mendalam, dianut, dan diperjuangkan oleh sebagian besar para
anggota organisasi (karyawan perusahaan) budaya yang kuat dan positif sangat
berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kinerja perusahaan.

Jadi budaya organisasi yang benar-benar dikelola sebagai alat manajemen akan
berpengaruh dan menjadi pendorong bagi karyawan untuk berperilaku positif,
dedikatif, dan produktif. Nilai-nilai budaya itu tidak tampak tetapi merupakan
kekuatan yang mendorong perilaku untuk menghasilkan efektivitas kerja.

B. Dampak Budaya Organisasi


Keberlanjutan organisasi sangat ditentukan oleh budaya organisasinya yang akan
berpengaruh terhadap kemampuan bersaing organisasi tersebut di tengah perubahan
lingkungan dan ancaman dari para pesaing tangguh lainnya budaya organisasi si dapat
berfungsi menjadi pemersatu internal dalam proses menyatukan persepsi sudut
pandang atau kekuatan dari anggota organisasi terhadap berbagai problem yang
muncul dalam organisasi tersebut untuk meraih tujuan-tujuannya. Beberapa dampak
budaya organisasi yaitu :
1. Budaya organisasi diciptakan dengan menanamkan nilai-nilai utama yang akan
menjadi landasan etika untuk membentuk perilaku yang diinginkan dari para
anggota sehingga membentuk lingkungan yang mendukung bagi dihasilkannya
kinerja organisasi yang akuntabel dan produktif yaitu budaya organisasi
diwujudkan di antaranya melalui penyelarasan psikologis peningkatan kapasitas
untuk belajar dan berubah dari para psikologis dan  peningkatan kapasitas untuk
belajar dan merubah dari para anggotanya sehingga mereka mampu bekerja secara
efisien dan efektif. 
2. Budaya organisasi berperan meningkatkan konsistensi dalam bekerja
menyelesaikan konflik dan memfasilitasi koordinasi ruang internal di antara para
personil dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam sebuah jaringan kerja yang
sistematis dan terstruktur budaya organisasi berupaya mengkompromikan Antara
kepentingan organisasi dengan kepentingan individu dengan prinsip mendahulukan
tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan perorangan.
3. Budaya organisasi memiliki perbedaan antara organisasi yang satu dengan
organisasi yang lain karena setiap organisasi memiliki misi yang berbeda sehingga

4
memiliki akar budaya yang kokoh dalam sistem dan program yang ada di
dalamnya.
4. Budaya organisasi juga dibangun oleh komitmen yang dimiliki oleh para
anggotanya sehingga dapat menjaga stabilitas organisasi dengan budaya yang kuat
anggota organisasi akan merasa memiliki identitas yang menjadi kebanggaan dan
ciri khas organisasinya.

C. Karakteristik Budaya Organisasi


Sebuah penelitian dalam Prawironegoro (2010) mengemukakan karakteristik-
karakteristik utama yang secara bersama-sama menangkap esensi dari budaya
organisasi, sebagai berikut:
1. Inovasi dan pengambilan resiko
Karakteristik ini berkaitan dengan sejauh mana para karyawan/anggota organisasi
didorong untuk inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian ke rincian
Karakteristik ini berkaitan dengan sejauh mana para karyawan/anggota organisasi
diharapkan memperlihatkan kecermatan, analisis, dan perhatian kepada rincian.
3. Orientasi hasil
Karakteristik ini berkaitan dengan sejauh mana manajemen memusatkan perhatian
pada hasil bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
4. Orientasi orang
Karakteristik ini berkaitan dengan sejauh mana keputusan manajemen
memperhitungkan efek hasil-hasil kepada orang-orang di dalam organisasi.
5. Orientasi tim
Karakteristik ini berkaitan dengan sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan
sekitar tim-tim, bukannya individu-individu.
6. Keagresifan
Karakteristik ini berkaitan dengan sejauh mana individu-individu dalam organisasi
memiliki keagresifan dan sikap kompetitif.
7. Kemantapan
Karakteristik ini berkaitan dengan sejauh mana kegiatan organisasi yang
melibatkan invidu-individu di dalamnya mempertahankan status quo
dibandingkan dengan pertumbuhan.

5
D. Indikator Budaya Organisasi
Indikator budaya organisasi dalam Sulaksono (2015) dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1. Inovatif memperhitungkan resiko, artinya bahwa setiap anggota akan memberi
perhatian yang senitif terhadap segala permasalahan yang mungkin dapat resiko
kerugian bagi kelompok organisasi secara keseluruhan.
2. Memberikan perhatian pada setiap masalah secara detail daidalam melakukan
pekerjaan, akan menggambarkan ketelitian dan kecermatan dari anggota didalam
melaksanakan tugasnya.
3. Berorientasi pada hasil yang akan dicapai. Supervisis seorang manajer terhadap
bahwannya merupakan salah satu cara manajer untuk mengarahhkan dan
memberdayakan mereka. Melalui supervisi ini dapat diuraikan tujuan organisasi
dan kelompok serta anggotanya.
4. Berorientasi kepada semua kepentingan karyawan atau anggota. Keberhasilan atau
kinerja organisasi salah satunya ditentukan oleh tim kerja (Teams Work), dimana
kerjasama tim dapat dibentuk apabila manajer dapat melakukan supervisi dengan
baik terhadap bawahannya.
5. Agresif dalam bekerja. Produktivitas tinggi dapat dihasilkan apabila performa
karyawan dapat memenuhi standar yang dibutuhkan untuk melakukan tugasnya.
Prforma yang baik dimaksudkan antara lain kualifikasi keahlian (Ability and Skill)
yang dapat memenuhi persyaratan produktivitas serta harus diikuti dengan disiplin
dan kerajinan yan tinggi.
6. Mempertahankan dan menjaga stabilitas kerja. Karyawan atau anggota harus
mampu menjaga kondisi kesehatannya agar tetap prima, kondisi seperti ini hanya
dapat dipenuhi apabila secara teratur mengkonsumsi makanan bergizi berdasarkan
nasehat ahli gizi.

E. Fungsi Budaya Organisasi


Dari sisi fungsi budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi pertama, budaya
mempunyai suatu peran membeda hal itu berarti bahwa budaya kerja menciptakan
perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain. Kedua, budaya
organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota anggota organisasi. Ketiga,

6
budaya organisasi mempermudah tinggi pertumbuhan komitmen pada suatu yang
lebih luas daripada kepentingan dari individual. Keempat budaya organisasi itu
meningkatkan kemantapan sistem sosial menurut (Robbins, 2001).

Dalam hubungannya dengan segi sosial budaya berfungsi sebagai perekat sosial
yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar
yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan
akhirnya budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
mendukung untuk membentuk sikap serta perilaku para karyawan (Gordon, 1991).

Budaya organisasi yang kohesi atau efektif tercermin pada kepercayaan


keterbukaan komunikasi kepemimpinan yang mendapat masukan dan didukung
oleh bawahan pemecahan masalah oleh kelompok kemandirian kerja dan
pertukaran informasi menurut (Anderson dan Kryprianou, 1994) lalu Nelson dan
Quick (1997) mengemukakan perasaan identitas dan menambah komitmen
organisasi alat pengorganisasian anggota menguatkan nilai-nilai dalam organisasi
dan mekanisme kontrol atas perilaku.

Budaya yang kuat merupakan kepercayaan-kepercayaan tingkah laku dan cara


melakukan sesuatu tanpa perlu dipertanyakan lagi oleh karena itu berakar dalam
tradisi budaya mencerminkan Apa yang dilakukan dan bukan apa yang akan
berlaku menurut (Pasti, 1986). 

Dengan demikian fungsi budaya kerja adalah sebagai perekat sosial dalam
mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa
ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para
karyawan. Hal ini dapat berfungsi pula sebagai kontrol atas perilaku para
karyawan.

F. Pentingnya Memahami Budaya Organisasi


Setiap organisasi memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai budaya organisasi.
Menurut Robbins (1999), budaya organisasi merupakan sistem nilai bersama dalam
suatu organisasi yang menentukan tingkatan bagaimana para karyawan melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi budaya organisasi juga didefinisikan
sebagai suatu nilai nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk
menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam

7
perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai
yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak dan bertingkah laku (Susanto, 1997).

Seluruh sumber daya manusia yang ada di organisasi harus dapat memahami
dengan benar mengenai budaya organisasi yang ada pemahaman ini sangat
berkaitan dengan setiap gerak langkah dari kegiatan yang dilakukan baik
pencernaan yang bersifat strategis dan taktikal maupun kegiatan dari implementasi
perencanaan di mana setiap kegiatan tersebut harus berdasarkan pada budaya
organisasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh O’Relly, Chatman, dan Caldwell (1991) dan
Sheridan (1992) menunjukkan pentingnya nilai-nilai budaya organisasi dalam
mempengaruhi perilaku dan sikap individu penelitian tersebut menunjukkan bahwa
adanya hubungan antara person-organization fit dengan tingkat kepuasan kerja
komitmen dan turn over karyawan di mana individu yang sesuai dengan budaya
organisasi mempunyai kecenderungan untuk mempunyai kepuasan kerja dan
komitmen yang tinggi terhadap organisasi yang mempunyai intensitas yang tinggi
untuk terus bekerja/tinggal di organisasi dan sebaliknya individu yang tidak sesuai
dengan budaya organisasi akan memiliki kecenderungan untuk mempunyai
kepuasan kerja dan komitmen yang rendah terhadap organisasi dan memiliki
kecenderungan untuk meninggalkan organisasi.

G. Manfaat Budaya Organisasi


Perkembangan dan kesinambungan suatu perusahaan akan sangat tergantung pada
budaya perusahaan Susanto (1997) mengemukakan bahwa budaya suatu perusahaan
dapat dimanfaatkan sebagai adalah daya saing suatu perusahaan dalam menghadapi
perubahan dan tantangan budaya organisasi juga dapat dijadikan sebagai rantai
pengikat untuk menyamakan persepsi atau arah pandang anggota organisasi terhadap
suatu permasalahan sehingga akan menjadi suatu kekuatan untuk mencapai suatu
tujuan
Beberapa manfaat budaya organisasi yang dikemukakan oleh Robbins 1993 sebagai
berikut:
1. Membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan yang lain
setiap Organisasi mempunyai peran yang berbeda sehingga perlu memiliki akar
budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada dalam organisasi 

8
2. Menit rasa memiliki identitas bagi para anggota organisasi dengan budaya
organisasi yang kuat anggota organisasi akan merasa memiliki identitas yang
merupakan ciri khas organisasi 
3. Mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu 
4. Menjaga stabilitas organisasi kesatuan komponen-komponen organisasi yang
digunakan oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi organisasi
relatif stabil 

Keempat manfaat tersebut menunjukkan bahwa budaya organisasi dapat membentuk


perilaku dan tindakan karyawan dalam menjalankan aktivitasnya di dalam organisasi
sehingga nilai-nilai yang ada dalam budaya organisasi perlu ditanamkan sejak dini
pada setiap individu organisasi

H. Jenis dan Tipe Budaya Organisasi


1. Jenis-jenis budaya organisasi
Menurut Kreitner dan Kinicki (2013: 86) dalam Muis, Jufrizen dan Fahmi (2018)
bahwa secara umum terdapat tiga jenis budaya organisasi yaitu:
a. Budaya konstruktif
Budaya konstruktif adalah budaya dimana para pegawai didorong
untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengerjakan tugas dan
proyeknya dengan cara yang akan membantu mereka dalam memuaskan
kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya ini
mendukung keyakinan normatif yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan aktualisasi diri, penghargaan yang manusiawi dan persatuan.
b. Budaya pasif defensif
Budaya pasif defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan
bahwa pegawai berinteraksi dengan pegawai lain dengan cara yang tidak
mengancam keamanan kerja sendiri. Budaya ini mendorong
keyakinan normatif yang berhubungan dengan persetujuan, konvensional,
ketergantungan, dan penghidupan.
c. Budaya agresif defensif
Budaya agresif defensif mendorong pegawainya untuk mengerjakan
tugasnya dengan kerja keras untuk melindungi keamanan kerja dan status
mereka. Tipe budaya ini lebih bercirikan keyakinan normatif yang
mencerminkan oposisi, kekuasaan, kompetitif dan perfeksionis.

9
2. Tipe budaya organisasi
Neo dan Mondy dalam Yusuf (2017) membedakan tipe budaya organisasi dalam
dua kelompok, antara lain:
a. Open and participative culture; dan
b. Closed and autocratic culture.

Open and participative culture ditandai oleh adanya kepercayaan terhadap


bawahan, komunikasi yang terbuka, kepemimpinan yang penuh suportif dan
penuh perhatian, penyelesaian secara kelompok, adanya otonomi pekerja, sharing
informasi dan pencapaian tujuan yang output-nya tinggi.

Closed and autocratic culture ditandai oleh pencapaian tujuan output yang tinggi,
namun pencapaian tersebut lebih dinyatakan dan dipaksakan pada organisasi
dengan para pemimpin yang otokrasi dan kuat.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi
merupakan perangkat sistem nilai-nilai (value), keyakinan-keyakinan (beliefs),
asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku disepakati
dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan
pemecahan masalah-masalah organisasinya. Budaya organisasi sangat berpengaruh
atau berdampak dalam suatu organisasi, oleh karena itu diperlukannya atau
pentingnya memahami suatu budaya organisasi.

Terdapat beberapa karakteristik budaya organisasi yaitu inovasi dan pengambilan


resiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan,
dan kemantapan. Selain itu terdapat indikator dalam budaya organisasi seperti
Inovatif memperhitungkan resiko, memberikan perhatian pada setiap masalah secara
detail didalam melakukan pekerjaan, berorientasi pada hasil yang akan dicapai,
berorientasi kepada semua kepentingan karyawan atau anggota, agresif dalam bekerja,
dan mempertahankan dan menjaga stabilitas kerja.

Budaya organisasi juga memiliki fungsi dan manfaat, dimana budaya organisasi dapat
membentuk perilaku dan tindakan karyawan dalam menjalankan aktivitasnya di
dalam organisasi. Selain itu, terdapat beberapa jenis dan tipe untuk membedakan
budaya organisasi dalam suatu organisasi.

B. Saran
Setelah mengetahui mengenai pentingnya budaya organisasi dalam suatu organisasi
diharapkan agar dapat menciptakan suatu budaya organisasi yang baik sehingga
memberikan kenyamanan pada setiap anggota. Kenyamanan tersebut tentu saja akan
meningkatkan peningkatan kinerja setiap anggota.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, N. A., & Purnaningsih, N. (2018). Pengaruh komunikasi internal dalam


membangun budaya organisasi. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 16(1), 89-108.
Koesmono, H. T. (2005). Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi dan kepuasan kerja
serta kinerja karyawan pada sub sektor industri pengolahan kayu skala menengah di
Jawa Timur. Jurnal manajemen dan kewirausahaan, 7(2), 171-188.
Lina, D. (2014). Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai dengan sistem reward sebagai variabel moderating. Jurnal Riset Akuntansi
Dan Bisnis, 14(1).
Muis, M. R., Jufrizen, J., & Fahmi, M. (2018). Pengaruh budaya organisasi dan komitmen
organisasi terhadap kinerja karyawan. Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi
Syariah), 1(1), 9-25.

Prawironegoro, D. (2010). Budaya organisasi. Nusantara Consulting, Jakarta.


Sutrisno, H. E. (2019). Budaya organisasi. Prenada Media.
Sulaksono, H. (2015). Budaya Organisasi dan Kinerja. Deepublish.
Tirtayasa, S. (2019). Pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi, dan motivasi terhadap
kinerja pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1), 45-54.
Yusuf, M. H. (2017). Pengembangan budaya organisasi dalam lembaga
pendidikan. Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, 14(1).

12

Anda mungkin juga menyukai