MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD
(GD421)
Oleh:
KAMPUS TASIKMALAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asesmen Alternatif : Asesmen Portoolio” pada waktu yang telah ditentukan.
Penulisan makalah ini kami maksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD. Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan tentang
hakikat asesmen alternatif : asesmen portofolio, model asesmen portofolio, kegunaan
asesmen portofolio, bahan-bahan asesmen portofolio, tahapan dalam melaksanakan
asesmen portofolio, perbedaan tes dan penilaian portofolio, keunggulan asesmen portofolio,
dan kelemahan asesmen portofolio
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Drs. Ghullam Hamdu, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD yang telah memberikan arahan
serta bimbingan kepada kami dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun kami terima dengan senang hati. Kami berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2.7.2 Kelemahan Asesmen Portofolio ........................................................................... 19
BAB III ................................................................................................................................. 22
PENUTUP ............................................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 22
3.2 Saran ........................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut para ahli, asesmen merupakan sarana yang secara kronologis dapat
membantu guru dalam memonitor siswa (Wiggins, 1984). Asesmen seharusnya
merupakan bagian dari pembelajaran yang bukan hal yang terpisahka (Popham, 1995).
Asesmen bukan hanya mengungkap konsep yang telah dicapai tetapi juga tentang proses
perkembagan bagaimana suatu konsep itu diperoleh (Marzano, 1994). Asesmen yang
autentik dapat mengungkap perkembagan suatu proses dan dapat dilakukan melalui
kumpulan dan review hasil kerja siswa secara portofolio, portofolio proses belajar siswa
menyangkut aspek belajar secara menyeluruh baik kognitif, afektif dan psikomotor
(Grace & Cathy, 1992). Asesmen dapat diartikan sebagai penilaian yang meliputi proses
dan hasil belajar siswa, sehingga dengan sistem penilaian ini berbagai cara penilaian bisa
dilaksanakan dan berbagai aspek dari siswa dapat pula dinilai. Dengan cara ini hasil
penilaian menjadi lebih lengkap karena segala usaha dan kemampuan yang dimiliki siswa
(termasuk kognitif, afektif, dan psikomotorik) dapat terungkap dan bisa dihargai berupa
1
nilai. Hasil penilaian menjadi sangat objektif sehingga mencerminkan kondisi siswa
secara individu maupun kelompok. Cara penilaian dengan asesmen ini, bisa
menggunakan tes, angket, wawancara, observasi,rubrik, vignet, jurnal, catatan lapangan,
atau portofolio.
2
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Selain memiliki kekuatan, asesmen alternatif memiliki juga beberapa
keterbatasan atau kelemahan yaitu;
5
Sebagai sebuah bentuk asesmen, portofolio merupakan sebuah kumpulan
seleksi dan sistematisasi karya siswa yang memperlihatkan ketuntasan atau
pertumbuhan dalam area tertentu dalam jangka waktu tertentu (Jones, 2001).
Koleksi tersebut dapat meliputi contoh-contoh karya, contoh hasil tulisan, karya
seni, yang diseleksi berdasarkan pertimbangan siswa itu sendiri untuk
menunjukkan tentang dirinya. Dengan portofolio, refleksi siswa sebagai asesmen
dapat dijalankan dan dilakukan pengkaitan antara apa yang siswa pelajari dengan
maknanya. Senada dengan pernyataan tersebut, di dalam Buku KTSP SMP
(Depdiknas, 2006) dinyatakan bahwa asesmen portofolio merupakan penilaian
melalui koleksi karya (hasil kerja) siswa yang sistematis, yakni: pengumpulan
data melalui karya siswa, pengumpulan dan penilaian yang terus menerus, refleksi
perkembangan berbagai kompetensi, memperlihatkan tingkat perkembangan
kemajuan belajar siswa, bagian integral dari proses pembelajaran, untuk satu
periode, dan tujuan diagnostik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
sebuah asesmen portofolio adalah koleksi kerja siswa yang menunjukkan usaha,
kemajuan, atau kemampuan siswa pada area yang ditentukan.
1) Adanya tujuan yang jelas, dan dapat mencakup lebih dari satu ranah.
2) Kualitas hasil (outcome)
3) Bukti-bukti otentik yang mencerminkan dunia nyata dan bersifat multi sumber
4) Kerjasama siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru
5) Penilaian yang integratif dan dinamis karena mencakup multidimensi
6) Adanya kepemilikan (ownership) melalui refleksi diri dan evaluasi diri
7) Perpaduan asesmen dengan pembelajaran.
6
2.1.2 Tujuan Asesmen Portofolio
Penilaian portofolio dapat digunakan sebagai alat formatif maupun sumatif.
Portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik
dari hari ke hari dan mendorong peserta didik dalam merefleksi pembelajaran
mereka sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan pada proses perkembangan peserta
didik dan digunakan untuk tujuan formatif dan diagnostik. Penilaian portofolio
bertujuan juga untuk penilaian sumatif pada akhir semester atau akhir tahun
pelajaran. Hasil penilaian portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan untuk
mengisi angka rapor peserta didik, yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu (Arifin, 2010). Pada hakikatnya tujuan portofolio adalah
untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik
secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan
bentuk laporan prestasi peserta didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu.
Portofolio merupakan lampiran dari rapor, dengan demikian rapor harus dibuat.
Portofolio banyak digunakan tes tertulis (paper and pencil test), project, product,
dan catatan kemampuan (records of performance).
7
pemahaman dasar tentang portofolio sebelum menerapkan. Agar asesmen portofolio
yang akan diterapkan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan maka guru dan
peserta didik harus memahami prinsip dasar portofolio, dimana menurut Suraprana
dan Hatta (2004:77-80) ada beberapa prinsip penilaian portofolio yang harus
dilakukan agar tercapai pencapaian hasil belajar yang optimum, yaitu: saling
percaya, kerahasiaan bersama, milik bersama, kepuasan dan kesesuaian, penciptaan
budaya mengajar, refleksi bersama, serta proses dan hasil.
1. Asesmen yang menuntut ditunjukkan hasil kerja sama antara guru dan siswa,
8
2. Asesmen portofolio tidak sekedar kumpulan hasil karya siswa tetapi yang
terpenting adalahadanya proses seleksi yang didasarkan kriteria,
3. Asesmen portofolio mengumpulkan hasil karya siswa dari waktu ke waktu.
Koleksi karyatersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi
sehingga dalam prosesnya asesmen portofolio merupakan suatu asesmen diri
yang memungkinkan siswa dapat mengenal kekuatandan kelemahan sendiri.
Kelemahan-kelemahan tersebut dapat digunakan sebagai tujuan proses
pembelajaran berikutnya,
4. Kriteria penilaian hasil karya harus jelas baik bagi guru siswa, dan diterapkan
secara konsisten.
9
FORMAT HASIL TES SUMATIF DAN FORMATIF
10
FORMAT TUGAS TERSTRUKTUR
11
mencuri, merokok di sekolah. Semuanya perlu dicatat, mengapa ? tujuannya
untuk memperoleh bukti tertulisuntuk dilakukan refleksi agar bercermin pada
kejadian yang telah lewat dan tidak mengulang dimasa depan juga agar
memperbaiki kinerjanya. Catatan perilaku pertama dilakukan oleh guru, pada
buku anekdot dan tertulis nama siswa dengan jelas, perilaku yang muncul
(positif atau negatif) dan keterangan tempat kejadian beserta waktunya (hari,
tanggal dan jam).
Secara berkala, setiap satu minggu tiga kali perilaku siswa tersebut
dicatat oleh guru pada portofolio masing-masing, tujuannya agar mereka
menyadarinya dan melakukan refleksi. Format yang dapat dipergunakan adalah
sebagai berikut
12
FORMAT AKTIFITAS DI LUAR SEKOLAH
13
menulis, perbedaan kemampuan mendengarkan, mengungkapkan secara lisan,
dll.
3. Mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi
suatu pekerjaan baru secara orisinal
4. Mendokumentasikan kegiatan selama periode waktu tertentu
5. Mendemonstrasikan kemampuan menampilkan suatu karya seni
6. Mendemonstrasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek
7. Merefleksikan nilai-nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
1. Penghargaan tertulis
2. Penghargaan lisan
3. Hasil pelaksanan tugas-tugas oleh siswa
4. Daftar ringkasan hasil pekerjaan
5. Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok
6. Contoh hasil pekerjaan
7. Catatan/laporan dari pihak lain yang relevan
8. Bukti kehadiran
9. Hasil ujian/ulangan
10. Presentasi dari tugas-tugas yang selesai dikerjakan
11. Catatan-catatan kejadian khusus (catatan anekdot)
12. Bahan-bahan lain yang relevan, yaitu (a) bahan yang dapat memberikan
informasi tentang perkembangan yang dialami siswa, dan (b) bahan yang
dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
yang berhubungan dengankutikulum dan pengajaran.
2.5 Tahapan Asesmen Portofolio
Pada tahapan ini guru dapat memulainya dengan mengkomunikasikan
kepada siswa terkait akan digunakannya asesmen portofolio, hal ini dapat dilakukan
dengan mengumumkan tujuan dan fokus pembelajaran, selanjutnya guru dapat
14
membuat kesepakatan prosedur pelaksanaan asesmen portofolio dengan siswa
dimulai dari menentukan jenis tugas yang harus dikumpulkan samapai dengan
menentukan kriteria penilaian.
Menurut Wulan (2010) ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan guru
dalam melaksanakan asesmen portofolio, yaitu;
1) Guru dan siswa secara rutin mendiskusikan proses pembelajaran yang menuntun
siswa menghasilkan karyanya;
2) Guru mengumpulkan pekerjaan siswa untuk diperiksa dan diberi komentar,
siswa dapat memperbaiki tugasnya bila masih memilki banyak kekurangan;
3) Tugas atau catatan tentang siswa diberi tanggal dan dimasukkan ke dalam folder
secara kronologis sesuai urutan waktunya;
4) Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan terhadap siswa,
sehingga siswa dapat senantiasa memperbaiki kelemahannya. Guru dapat
memeriksa kembali pekerjaan siswa sesuai urutan waktu, melihat kemajuan
belajarnya dan mengkaji taraf pencapaian kompetensi belajar siswa. Selanjutnya
guru dapat memberi catatan tentang prestasi dan kemajuan belajar siswa, hasil
catatan guru dilampirkan pada portofolio siswa;
5) Kegiatan diskusi antara guru dan siswa hendaknya diupayakan untuk
memberikan penilaian, namun digunakan untuk memunculkan kekuatan karya
siswa; dan
6) Seleksi terhadap karya yang dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru. Dalam
hal ini siswa dapat memilih seluruhnya, sebagian atau hanya karya terbaik saja
yang dimasukkan dalam portofolio mereka.
15
memberikan contoh portofolio yang pernah dilaksanakan, menjelaskan bagian
mana dan seberapa banyak kinerja dan hasil kerja akan disertakan portofolio,
dalam bentuk apa dan bagaimana kinerja atau hasil kerja itu diakses, dan
menjelaskan bagaimana kinerja dan hasil karya tersebut harus disajikan.
b) Tahap Pelaksanaan, Guru melaksanakan proses pembelajaran dan selalu
memotivasi anak untuk belajar, Guru melakukan pertemuan secara rutin
dengan anak guna mendiskusikan proses pembelajaran yang akan
menghasilkan kerja anak sehingga setiap langkah anak dapat memperbaiki
kelemahan yang mungkin terjadi, Guru memberikan umpan balik secara
berkesinambungan kepada anak, dan memamerkan keseluruhan hasil karya
yang disimpan dalam portofolio.
c) Tahap Penilaian, menegakkan kriteria penilaian yang dilakukan bersama –
sama atau dengan partisipasi anak, kriteria yang telah disepakati diterapkan
secara konsisten baik oleh guru maupun anak, arti penting dari tahap penilaian
ini adalah self asesment yang dilakukan oleh anak sehingga anak menghayati
dengan baik kekuatan dan kelemahannya dan hasil penilaian dijadikan tujuan
baru bagi proses pembelajaran.
16
2.6 Perbedaan Tes dan Penilaian Portofolio
Dalam buku yang berjudul “Penilaian Portofolio” yang disusun oleh Tim
Pusat Penilaian Pendidikan pada tahun 2019 dijelaskan perbedaan tes dan
penilaian portofolio sebagai berikut:
Tes Portofolio
Menilai siswa berdasarkan sejumlah tugas Dapat menilai siswa berdasarkan seluruh
yang terbatas tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan
kinerja yang dinilai.
Yang menilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas. Siswa turut serta
masukan yang terbatas. dalam menilai kemajuan yang dicapai
dalam penyelesaian berbagai tugas, dan
perkembangan yang berlangsung selama
proses pembelajaran.
Menilai semua siswa dengan menggunakan Menilai setiap siswa berdasarkan
satu kriteria. pencapaian masing-masing, dengan
mempertimbangkan juga faktor perbedaan
individual.
Proses penilaian tidak kolaboratif (tidak Mewujudkan proses penilaian yang
ada kerja sama terutama antara guru,
kolaboratif.
siswa, dan orang tua).
Penilaian diri oleh siswa bukan merupakan Siswa menilai dirinya sendiri menjadi
suatu tujuan. suatu tujuan.
Yang mendapat perhatian dalam penilaian Yang mendapat perhatian dalam penilaian
hanya pencapaian meliputi kemajuan, usaha, dan pencapaian.
Terpisah antara kegiatan pembelajaran dan Terkait erat antara kegiatan penilaian dan
testing. pembelajaran.
17
1) Perubahan paradigma baru
Perubahan paradigma dari membandingkan kedudukan kemampuan
peserta didik menjadi pengembangan kemampuan peserta didik melalui umpan
balik dan refleksi diri. Penilaian portofolio dapat menolong guru melakukan dan
mengevaluasi kemampuan dan peserta disidik sesuai dengan harapan tanpa
mengurangi kreativitas peserta didik di kelas. Penilaian portofolio juga dapat
menolong peserta didik untuk bertanggung jawab terhadap apa yang mereka
kerjakan di kelas dan meningkatkan peran serta mereka dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Akuntabilitas penilaian
Penilaian portofolio menekankan pada keadaan yang dapat dipertanggung
jawabkan (akuntability). Hal ini dapat dilihat dari adanya kerja sama antara guru,
siswa dan orang tua. Jadi bukan semata-mata guru yang memberikan penilaian,
tetapi atas sepengetahuan siswa dan orang tua.
3) Peserta didik sebagai individu berperan aktif
Ciri khas dari penilaian portofolio adalah memungkinkan guru untuk
melihat peserta didik sebagai individu yang masing-masing memiliki
karakteristik, kebutuhan, dan kelebihan tersendiri. Ini sangat berguna manakala
program evaluasi sangat fleksibel dan lebih menekankan pada tujuan individual
sehingga memungkinkan peran aktif dalam proses penilaian, dan memberikan
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mereka.
4) Identifikasi Penilaian
Penilaian portofolio dapat mengklasifikasi dan mengidentifikasi program
pengajaran dan memungkinkan untuk mendokumentasikan “pemikiran” di
samping pengembangan program, sehingga kriteria portofolio akan berpengaruh
terhadap penentuan tujuan pembelajaran (indikator pencapaian hasil belajar).
5) Keterlibatan orang tua dan masyarakat
Penilaian portofolio melibatkan orang tua da masyarakat untuk berperan
serta dalam melibatkan pencapaian kemampuan peserta didik yang berkaitan
dengan konteks kurikulum dibandingkan dengan hanya melihat angka-angka tes
yang selama ini dihasilkan.
18
6) Penilaian diri
Portofolio memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self
assessment), refleksi, dan pemikiran yang kritis (critical thinking).penilaian diri
adalah penilaian yang digunakan oleh peserta didik untuk menilai evidence
mereka. Peserta didik harus memiliki kemampuan (skill), pengetahuan
(knowledge), dan keyakinan diri (confidence) untuk mengevaluasi proses yang
mereka sedang kerjakan dan pengembangan hasil kerjanya, ketika mereka belajar
sebagai pelajar yang mandiri. Penelitian diri berguna untuk melihat keterlibatan
peserta didik sepenuhnya dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
7) Penilain yang fleksibel
Penilaian portofolio memungkinkan penilaian yang fleksibel yang
bergantung kepada indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan.
8) Tanggung jawab Bersama
Penilaian portofolio memungkinkan guru dan peserta didik secara
bersamasama bertanggung jawab untuk merancang proses pembelajaran dan
untuk mengevaluasi kemajuan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
9) Keadilan
Portofolio adalah salah satu alat penilaian yang ideal untuk kelas yang
heterogen yang sangat terbuka bagi guru untuk menggambarkan kelebihan dan
kekurangan peserta didik da membantu perkembangan mereka.
10) Kriteria penilaian
Hasil pekerjaan peserta didik akan dinilai berdasarkan penilaian yang
relevan dengan penampilan mereka (misal dengan skala rating = rating scale).
Peserta didik yang kurang akan tetap mendapat penghargaan (credit), sedangkan
pencapaian keberhasilan yang optimal menjadi tujuan dari penilaian portofolio
ini.
19
penilaian portofolio akan sangat dihargai dan terutama dikenang baik oleh peserta
didik. Sebab melalui penilaian portofolio peserta didik dapat meningkatkan
motivasi, partisipasi aktif dalam proses pembelajaran, bahkan meningkatkan
kemampuan mereka.
2) Penilaian portofolio dianggap kurang realibel
Penilaian portofolio nampak kurang reliabel dan kurang fair dibandingkan
dengan penilaian lain yang menggunakan angka seperti ulangan harian, ulangan
umum, maupun ujian akhir nasional yang menggunakan tes. Penilaian yang
dilakukan sendiri oleh peserta didik (self assessment) maupun oleh kelompok
peserta didik agak kurang reliabel oleh karena itu latihan penilaian yang dilakukan
oleh peserta didik maupun kelompok peserta didik sangat diperlukan. Dengan
adanya latihan yang terus menerus, terutama lagi apalagi kriteria yang disajikan
sangat jelas dan mudah dipahami. Peserta didik akan berlatih menjadi penilai bagi
pekerjaannya sendiri.
3) Adanya kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga
proses penilaian kurang mendapat perhatian.
Guru memiliki kecenderungan memperhatikan hanya untuk pencapaian
akhir. Jika hal ini terjadi, berarti proses penilaian portofolio tidak mendapatkan
perhatian sewajarnya.
4) Top-Down
Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasananya hubungan top-
down, yaitu guru menganggap tahu segalanya dan peserta didik selalu dianggap
sebagai obyek yang harus dididik dan diberi tahu. Dengan demikian proses
pembelajaran menjadi satu arah. Apalagi kondisi ini terwujud, maka inisiatif dan
kreativitas peserta didik yang menjadi ciri khas portofolio akan hilang.
5) Skeptisme
Masyarakat, khususnya orang tua peserta didik selama ini hanya mengenal
keberhasilan anaknya hanya pada angka-angka hasil tes akhir (test scores),
peringkat dan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sebaliknya, portofolio pada
hakikatnya tidak mengenal angka-angka yang dimaksud. Akibatnya terkadang
orang tua bersikap skeptis dan lebih percaya pada tes dari pada penilaian
20
portofolio. Untuk mengatasi hal tersebut, format penilaian dapat menggunakan
kriteria penilaian yang bervariasi, mulai dari tidak menggunakan angka sampai
dengan menggunakan angka.
6) Penilaian portofolio masih relative baru sehingga banyak guru, orang tua, dan
peserta didik yang belum memahaminya.
Penilaian portofolio adalah sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Oleh karena itu bukan tidak mungkin kebanyakan guru kurang
mengenal penilaian portofolio, mereka lebih mengenal bentuk penilaian yang
biasa dilakukan.
7) Format penilaian yang lengkap dan detail
Penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail, dapat juga
menjebak. Peserta didik akan terjerumus ke dalam suasananya yang kaku dan
mematikan, yang akhirnya akan mematikan inisiatif dan kreativitas.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya peserta didik secara individu pada
satu periode untuk suatu mata pelajaran. prinsip penilaian portofolio yang harus dilakukan
agar tercapai pencapaian hasil belajar yang optimum, yaitu: saling percaya, kerahasiaan
bersama, milik bersama, kepuasan dan kesesuaian, penciptaan budaya mengajar, refleksi
bersama, serta proses dan hasil. karakteristik portofolio adalah: 1) menggambarkan
perkembangan kemajuan anak dalam satu bidang secara lebih komprehensif, 2) memberi
kesempatan bagi anak untuk memilih dan melakukan “self evaluation”, 3) sebagai bukti
autentik yang menggambarkan kemampuan belajar anak, 4) meningkatkan refleksi diri
dan penilaian diri siswa, 5) sebagai alat dalam proses belajar mengajar yang menjebatani
dan memudahkan dialog antaraguru dan siswa. Model asesmen portofolio disesuaikan
dengan tiga komponen pembelajaran,yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan analisis dan
pelaporan. Keunggulan asesmen portofolio dapat dilihat dari perubahan paradigma baru,
akuntabilitas, peserta didik sebagai individu yang berperan aktif, identifikasi, keterlibatan
orang tua dan masyarakat, penilaian yang fleksibel, tanggung jawab bersama, keadilan,
dan kriteria penilaian. Adapun kelemahan dari asesmen portofolio ini diantaranya yaitu
membutuhkan waktu dan kerja yang ekstra, penilaian portofolio dianggap kurang reliabel,
adanya kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses
penilaian kurang mendapat perhatian, top-down, skeptisme, serta penilaian portofolio
masih relatif baru sehingga banyak guru orang tua dan peserta didik yang belum
memahaminya.
3.2 Saran
Dalam asesmen portofolio, peserta didik memiliki peran penting dalam
perencanaan awal sampai pelaksanaannya, oleh karena itu guru harus memiliki
pemahaman dasar tentang portofolio sebelum menerapkan. Agar asesmen portofolio yang
akan diterapkan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan maka guru dan peserta didik
harus memahami prinsip dasar portofolio.
22
DAFTAR PUSTAKA
Fazilla, S. (2011). Penerapan asesmen portofolio dalam penilaian hasil belajar sains
SD. Bandung: Jurnal UPI. Tersedia: http://jurnal. upi.
edu/file/Sarah_Fazilla. pdf [21 April 2013].
Hasmalena. (2009). Implementasi Asesmen Portofolio Pada Anak Usia Dini. Tesis.
Bandung:UPI Bandung. Tidak Diterbitkan. Hasnunidah, Neni.
23