Anda di halaman 1dari 12

lOMoAR cPSD| 20749730

lOMoAR cPSD| 20749

LAPORAN PAMERAN PERAYAAN AKHIR PERKULIAHAN


Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata
Kuliah Pemahaman Tentang Peserta Didik Dan Pembelajarannya

Disusun Oleh :

Dea Rizka Amalia (A2G122309)


Handrian (A2G122325)
Nova Arma Reski (A2G122325)
Ridho Akbar (A2G122322)
Wahyu Catur Oktaviadi (A2G122321)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


BIDANG STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS JAMBI
2023
lOMoAR cPSD| 20749730

DAFTAR ISI

COVER ................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................................... 1
C. Manfaat Asesmen Profiling Peserta Didik.................................................................. 2
D. Sasaran ......................................................................................................................... 2
BAB II ANALISIS PERMASALAHAN BERDASARKAN KAJIAN TEORI ................ 3
A. Memenuhi Kebutuhan Belajar Siswa........................................................................... 3
B. Perancangan Pembelajaran (Lesson Plan) ................................................................... 4
C. Pengelolaan Kelas ........................................................................................................ 6
D. Komunikasi Antar Guru ............................................................................................... 7
BAB III OUTPUT PRODUK YANG TELAH DIBUAT ................................................... 8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asesmen profil peserta didk menjadi kegiatan yang penting dilakukan dalam
pembelajaran, tidak terkecuali dalam penerapan pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas dengan keragaman peserta didk. Asesmen profiling peserta didik
berfungsi untuk mengetahui kebutuhan belajar serta perkembangan dan pencapaian
hasil belajar peserta didik. Namun sayangnya pelaksanaan asesmen belum
dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran karena belum
dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan
Dengan keberagam karakteristik, gaya belajar, dan latar belakang peserta didik
juga perlu adanya penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran
berdiferensiasi yang merupakan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar
peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhannya, karena
setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa
diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru
perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena
pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan
perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap peserta didik, maupun
pembelajaran yang membedakan antara peserta didik yang pintar dengan yang kurang
pintar.
Pembelajaran yang menerapkan asesmen sebelum pembelajaran dan
pembelajaran berdiferensiasi merupakan cara agar peserta didik dapat terpenuhi setiap
kebutuhannya, guru juga memberikan beragam kegiatan sehingga peserta didik dapat
mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan di
mana peserta didik dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari..
B. TUJUAN
Secara umum, melalukan asesmen peserta didik dan pembelajaran
berdiferensiasi bertujuan agar kebutuhan siap peserta didik dapat terpenuhi. Tujuan
umum dari dilaksanakannya asesmen profiling peserta didik adalah untuk
menentukan seberapa banyak ketercapaian atas indikator kompetensi yang telah
direncanakan sebelumnya dalam suatu mata pelajaran. Sementara tujuan lainnya
yaitu:

1
 Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu.
 Menentukan kebutuhan pembelajaran.
 Membantu dan mendorong siswa dalam belajar.
 Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik.
 Menentukan strategi pembelajaran.
 Meningkatkan kualitas pendidikan
C. MANFAAT ASESMEN PROFILING PESERTA DIDIK
Manfaat asesmen merupakan apa yang kita inginkan untuk kemajuan peserta
didik selama melaksanakan pembelajaran. Manfaatnya harus mencakup suatu
gagasan kemajuan yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Asesmen profiling
untuk suatu pembelajaran peserta didik diharapakan dapat mengetahui kebutuhan
peserta didik. Menggambarkan, mengerti, dan memahami kebutuhan peserta didik
sehingga dalam penerapan pembelajaran diferensiasi peserta didik mendapat hasil
pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya.
Di gambarkan suatu manfaat asesmen yang merupakan suatu bentuk asesmen
dalam pembelajaran. Manfaat asesmen terdiri dari:
 Guru bisa mengetahui apa saja yang sudah dipahami oleh peserta didik dan
bagian mana yang belum dipahami.
 Guru juga bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran
sesuai dengan kemampuan awal peserta didik pada materi yang akan
disampaikan.
 Memahami apa yang akan dilakukan guru ketika peserta didik salah dalam
memahami materi
 Memahami dukungan apa yang diperlukan peserta didik di kemudian hari
agar pembelajaran lebih optimal
D. SASARAN
Dalam observasi profiling peserta didik, sasaran yang dituju yakni sebagai
berikut:
1. Penilaian hasil belajar peserta didik
2. Perilaku/ Karakteristik Peserta Didik
3. Proses Pembelajaran

2
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN BERDASARKAN KAJIAN TEORI

A. MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR SISWA


Dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar siswa, guru perlu memperhatikan anak-
anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang
berbeda perkembangan fisik, mental, atau sosial dari perkembangan gerak anak-anak
normal seperti pada umumnya, sehingga dengan kondisi tersebut memerlukan bantuan
khusus dalam usahanya untuk mencapai tahap pekembangan gerak yang maksimal (Dwi,
dkk, 2012: 226). Kategori anak berkebutuhan khusus dapat dideskripsikan oleh
profesional sebagai tidak mampu (disabled), mempunyai kesulitan (impaired), terganggu
(disordered), cacat (handicapped),atau berkelainan (exeptional) (Haring, 1982).
Menurut Kauffman & Hallahan (2005) dalam Bendi Delphie (2006) tipe atau jenis-jenis
anak berkebutuhan khusus yang selama ini menyita perhatian orang tua dan guru adalah
(1) tunagrahita (mental retardation) atau anak dengan hambatan perkembangan (child
with development impairment), (2) kesulitan belajar (learning disabilities) atau anak yang
berprestasi rendah, (3) hiperaktif (Attention Deficit Disorder with Hyperactive), (4)
tunalaras (Emotional and behavioral disorder), (5) tunarungu wicara (communication
disorder and deafness), (6) tunanetra atau anak dengan hambatan penglihatan (Partially
seeing and legally blind), (7) autistik, (8) tunadaksa (physical handicapped), dan (9) anak
berbakat (giftedness and special talents).
Keberadaan pendamping bagi anak berkebutuhan khusus memiliki makna yang
berarti bagi proses perlindungan dan tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, pengetahuan
dan peningkatan kapasitas pendamping, yaitu orangtua, keluarga, dan masyarakat, dalam
menghadapi anak berkebutuhan khusus sejak dini akan memberikan dampak signifikan
dalam merawat, memelihara, mendidik, dan meramu bakat atau potensi yang dimiliki
setiap anak berkebutuhan khusus. Kesiapan dan kesiagaan orang tua dan keluarga yang
memiliki anak berkebutuhan khusus merupakan kunci sukses penanganan, ditambah
dukungan dari masyarakat dan pemerintah dalam menyediakan lingkungan dan fasilitas
yang ramah terhadap anak berkebutuhan khusus. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
perlu disediakan berbagai layanan pendidikan atau sekolah bagi anak berkebutuhan
khusus, baik menyangkut system pembelajaran, fasilitas yang mendukung, maupun peran
guru yang sangat penting untuk memberikan motivasi dan arahan yang bersifat
membangun.

3
Konsep pembelajaran berdiferensiasi tentunya sangat relevan apabila diterapkan
bagi anak berkebutuhan khusus. Hal pertama yang harus dilakukan oleh guru bagi anak
berkebutuhan khusus sebelum memulai pembelajaran adalah melakukan identifikasi
dan assesmen. Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi anak
dan seberapa jauh kemampuan anak terhadap suatu materi atau pembelajaran. Sehingga
hal ini menjadi pedoman bagi guru dalam menyusun program pembelajaran yang sesuai
bagi anak. Pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus pun antara siswa satu dengan
siswa yang lain tidak dapat disamakan. Misalnya dalam suatu kelas terdapat 2 siswa
autisme dengan usia dan jenjang kelas yang sama, namun kemampuan yang dimiliki 2
siswa autisme tersebut belum tentu sama. Sehingga, penting bagi guru untuk
mengetahui terlebih dahulu basic kemampuan anak, untuk kemudian dapat membuat
program pembelajaran yang sesuai dengan kondisi masing-masing anak. Setiap kelas
memiliki karakteristik yang berbeda. Heterogenetias kelas menjadi salah satu
keniscayaan yang dihadapi oleh guru. Sebagai pendesain pembelajaran, guru harus
menjadikan karakteristik siswa sebagai salah satu tolak ukur bagi perencanaan dan
pengelolaan proses belajar mengajar.

B. PERANCANGAN PEMBELAJARAN (LESSON PLANNING)


Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan maka diperlukan perancangan
pembelajaran (lesson planning) yang lebih baik lagi. Lesson planning adalah
rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran di kelas secara terprogram. Sebuah Lesson Plan harus mempunyai daya
terap yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, target pembelajaran akan sulit
tercapai secara maksimal. Adapun perencanaan pembelajaran yang kami rancang
dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik yaitu model pembelajaran Problem Based Learning, dan
menggunakan media pembelajaran berupa video pembelajaran, bahan bacaan,
powerpoint, dan LKPD.

Namun, sebelum merencanakan pembelajaran guru harus mengetahui terlebih


dahulu profil belajar peserta didik. Dalam Modul 2.1 Pendidikan Guru Penggerak
halaman 20 dijelaskan profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti:
bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga
akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Lebih lanjut, gaya belajar menurut

4
Ghufron (dalam Agusta Kurniati, Fransiska, dan Anjella Wika Sari 2019:89)
merupakan suatu pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar
atau cara yang di tempuh oleh masing-masing orang untuk berkosentrasi pada proses,
dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Tiga tipe
belajar siswa meliputi: (1) visual, di mana dalam belajar, siswa tipe ini lebih mudah
belajar dengan cara melihat atau mengamati. (2) auditori, di mana siswa lebih mudah
belajar dengan mendengarkan, dan (3) kinestetik, di mana dalam menerapkan
pembelajaran siswa lebih mudah belajar dengan melakukan. Ada tiga gaya belajar,
yaitu auditori, visual, dan kinestetik.

Nailu Fadhilatullaili (2017) menyatakan “Pembelajaran di kelas yang dapat


mengakomodasi peserta didik yang auditori yaitu dengan metode ceramah, diskusi, dan
tanya jawab. Pembelajaran di kelas yang dapat mengakomodasi peserta didik yang
visual yaitu dengan menggunakan metode membaca suatu teks lalu membuat kalimat
atau membuat dialog percakapan. Pembelajaran di kelas yang dapat mengakomodasi
peserta didik yang kinestetik yaitu dengan menggunakan metode eksperimen, atau anak
disuruh maju untuk mempraktikkan dialog percakapan”.

Menyimpulkan pendapat diatas bahwa setiap siswa memiliki gaya belajarnya


sendiri dan tidak bisa dipaksakan untuk mengikuti gaya belajar siswa lainnya, karena
gaya belajar tersebut sangat berpengaruh terhadap cara siswa untuk menerima
pembelajaran. Guru harus bisa menciptakan suatu pembelajaran yang bisa
mengakomodasi gaya belajar masing-masing siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Konsep pembelajaran berdiferensiasi tentunya sangat relevan apabila
diterapkan untuk mengetahui gaya belajar setiap siswa. Dengan melakukan asesmen
awal pembelajaran secara umum bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar
siswa dan mengetahui kondisi awal siswa, karena asesmen Diagnostik Gaya Belajar
mendukung pembelajaran berdiferensiasi.

C. PENGELOLAAN KELAS
Menurut Alben Ambarita (2006: 37) Manajemen kelas dapat dideskripsikan
sebagai proses mengorganisasi dan mengkoordinasi peserta didik, untuk menyelesaikan
tujuan pendidikan. Artinya guru harus dapat menciptakan pola kegiatan yang
berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan keadaan, sehingga peserta didik dapat
memanfaatkan rasionalnya, bakat kreatifnya terhadap tugas-tugas pendidikan yang

5
menantang. Pembahasan tentang pengelolaan kelas merupakan suatu hal yang sangat
penting, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Mulai dari hal-hal yang
sederhana seperti masalah ruang kelas, kursi, meja, lemari, alat-alat tulis dan lain
sebagainya, sampai kepada hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana merancang tata
letak yang pedagogis, bagaimana pemanfaatan media sebagai media pembelajaran
yang semuanya itu termasuk dalam bidang pengelolaan kelas. Kelas merupakan peranan
dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif, agar
memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas
harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan
guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya
jika terjadigangguan dalam pembelajaran.
Tujuan manajemen kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan
pendidikan. Secara umum pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang demikian itu memungkinkan siwa belajar dan
bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa. (Sudirman
N, 1991, 311). Suharsimi Arikunto (1988: 68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan
kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

D. KOMUNIKASI SESAMA GURU SERTA SISWA DI SEKOLAH


Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu interaksi antara guru dengan siswa
adalah suatu komunikasi timbal balik yang berlangsung saat suasana eduakatif untuk
pencapaian tujuan belajar. Pada proses pembelajaran ini, kedua komponen tersebut
yaitu interaksi dan komunikasi harus saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat
tercapai secara optimal. Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa efektivitas
berkomunikasi antara guru-siswa masih rendah. Siswa dalam mempelajari materi yang
diberikan guru, kebanyakan masih sulit menerima dan memahami sehingga prestasi
yang dimiliki siswa masih rendah. Guru dalam memberikan materi kepada siswa tidak
selalu memperhatikan tingkat pemahaman siswa, apakah siswa sudah paham, bagian
manakah yang masih sulit, apakah perlu diulangi, dan lain-lain. Dengan adanya balikan
(feedback) dari guru, siswa merasa diterima dan tergerak lebih aktif mengikuti
pembelajaran.

6
lOMoAR cPSD| 20749730

BAB III
OUTPUT PRODUK YANG TELAH DIBUAT

Produk yang kami buat berupa modul ajar pembelajaran berdiferensiasi yang telah
kami laksanakan pada mata perkuliahan praktek pengalaman Lapangan (PPL). Modul ini
telah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan telah dilengkapi dengan profiling peserta
didik sesuai kelas yang diajar.
Buku modul ajar pembelajaran berdiferensiasi ini berisi komponen lengkap modul
ajar seperti:

1. Identitas Modul
Komponen pertama yang harus ada dalam modul ajar yaitu identitas modul.
Identitas modul ajar terdiri dari nama penyusun modul, tahun penyusunan modul,
institusi penyusun, jenjang sekolah, tingkat kelas, serta alokasi waktu
pembelajaran yang sesuai dengan jam pembelajaran di unit kerja. Identitas modul
ini memberitahu kepemilikan serta tujuan modul ini untuk siapa.
2. Kompetensi Awal
Dalam modul ajar juga terdapat informasi kompetensi awal yang dimiliki siswa.
Kompetensi ini berupa pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki siswa
sebelum siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3. Profil Pelajar Pancasila
Salah satu capaian pembelajaran dalam kurikulum Merdeka yaitu terwujudnya
Profil Pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila ini menjadi tujuan akhir dari
kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan pembentukan karakter melalui
konten maupun kegiatan pembelajaran proyek.
4. Sarana dan Prasarana
Komponen dalam komputer selanjutnya yaitu sarana dan prasarana berupa alat
ataupun materi sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan sumber
bahan ajar yang dibutuhkan siswa. Contoh sarana prasarana yaitu pemanfaatan
teknologi dalam kegiatan pembelajaran.
5. Target Peserta Didik
Pada bagian ini berisi pengelompokan peserta didik berdasarkan kempuannya.
Pengelompokan ini digunakan untuk memetakan kebutuhan peserta didik dan
menciptakan pembelajaran berdiferensiasi.

7
lOMoAR cPSD| 20749730

6. Model Pembelajaran
Dalam Modul ajar juga terdapat komponen model pembelajaran atau rangkaian
pembelajaran yang menggambarkan sistem pelaksanaan pembelajaran tersebut. Isi
pada komponen ini berupa alur membelajaran dari pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Alur pembelajaran dimodifikasi penulis dengan kreatif dan menyesuaikan
dengan profiling peserta didik untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
7. Instrumen penilian
Berisi beberapa tabel instrumen yang dapat digunakan guru untuk menilai peserta
didik dalam proses pembelajaran
8. LKPD
Modul ini juga dilengkapi dengan LKPD yang digunakan guru sehingga lebih
memudahkan guru untuk melaksanakan pembelajaran

Keunggulan lain dari modul ini b erisi profiling singkat peserta didik secara keseluruan
sehingga jika guru ingin menggunakan modul ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan
karakteristik peserta didiknya.

Output dari yang diharapkan dari pembuatan modul pembelajarn ini


ialah sebagai berikut :

1. Memudahkan guru dalam merancang pembelajaran


2. Modul dapat dijadikan acuan/ contoh dalam pengembangan modul ajar yang
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
3. Membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran karena komponen modul telah
lengkap dan mudah difahami.
4. Desain modul yang menarik membuat pembaca lebih tertarik untuk mempelajari
modul ajar yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.

8
lOMoAR cPSD| 20749730

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasakan uraian produk yang kami buat berupa modul ajar pembelajaran
berdiferensiasi yang telah kami laksanakan pada mata perkuliahan praktek pengalaman
Lapangan (PPL 1) Universitas Jambi maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri 151/IV Kota


Jambi menggunakan modul berdifrensiasi telah berjalan dengan baik dan
berkat dukungan berbagai pihak.
2. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk belajar dan membaur di lingkungan SD Negeri
151/IV Kota Jambi sehingga mengetahui permasalahan yang umumnya terjadi
di sekolah sehingga bisa membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran
berdifrensiasi karena komponen modul telah lengkap dan mudah difahami.
3. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
berdifrensiasi yang telah dipelajari selama proses perkuliahan semester 1 ini
yang disesuaikan dan dipraktikkan di SD Negeri 151/IV Kota Jambi.
4. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa untuk nantinya
terjun di dunia kerja di lingkungan sekolah.
5. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) melatih kemampuan mahasiswa untuk
bekerjasama dengan tim dan pihak yang terkait, yang tentunya memiliki
berbagai macam perbedaan dan berbagai macam permasalahan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada guru-guru adalah sebelum menyususn rancangan
pembelajaran, guru harus melihat karakteristik dan profiling peserta didik terlebih dahulu,
agar pembelajaran yang dilakukan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik dan
pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal mampu mencapai capaian belajar
peserta didik. Selain itu, guru harus bisa belajar untuk berinovasi dalam meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu cara guru berinovasi adalah dengan belajar
menggunakan media digital dalam pembelajaran. Pada abad ke 21 ini dunia digital
menjadi sesuatu yang lumrah dan biasa dipakai dalam keseharian, termasuk oleh peserta
didik. Oleh sebab itu apabila guru mampu berinovasi lebih lanjut, maka pembelajaran
akan semakin menarik dan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.

9
lOMoAR cPSD| 20749730

DAFTAR PUSTAKA

Almasawi,dkk. 2010. Masalah-masalah dalam Manajemen Kelas.

Chaney, L. H., & Martin, J. S. (2013). Intercultural business communication. New


Jersey: Pearson Education.

Deputi Bidang Perlindungan Anak (2012). Buku Saku Anak Berkebutuhan Khusus,
Jakarta:

Djamarah. 2000. Syaiful. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Rineka Cipta.

Ekosiswoyo, Rasdi. 2000. Manajemen Kelas. Semarang: CV. Ikip.Semarang press.


Bahri

Fadhilatullaili, Nailu (2017). Menjadi Pendidik Yang Mengakomodasi Keberagaman


Siswa Sekolah Dasar Melalui Landasan Psikologi Pendidikan. Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

LMS Modul 2.1 PGP (2020). https://bantuan.simpkb.id/books/simlms-


pgpinstruktur/ch01/1-1-cara-akses-lms.html

Mangunsong, Frieda (2009). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.


jilid Ke satu. Jakarta: LPSP 3 Fakultas Psikologi UI.

10

Anda mungkin juga menyukai