Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASESMEN ALTERNATIF : ASESMEN KINERJA DAN PRODUK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
di SD (GD421)

Dosen Pengampu:

Dr. Ghullam Hamdu, M.Pd. (2564)

Disusun Oleh:

Ayu Syarifatunnisa (2003991)

Dhina Nailah Qatru Nada (2005240)

Dinda Rizki Lestari (1903924)

Salsabila (2009196)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asesmen Alternatif : Asesmen Kinerja dan Produk” dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ghullam Hamdu, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kontribusi atas makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan bagi penulis.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 7 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4


2.1 Pengertian Asesmen Alternatif ...................................................................... 4
2.2 Asesmen Kinerja ............................................................................................. 4
2.2.1 Pengertian Asesmen Kinerja ................................................................... 4
2.2.2 Kriteria Asesmen Kinerja ........................................................................ 5
2.2.3 Target Asesmen Kinerja .......................................................................... 6
2.2.4 Perangkat Asesmen Kinerja .................................................................... 7
2.2.5 Keunggulan Dan Kelemahan Kinerja...................................................... 11
2.2.6 Contoh Asesmen Kinerja......................................................................... 12
2.3 Asesmen Produk ............................................................................................ 13
2.3.1 Pengertian Asesmen Produk .................................................................... 13
2.3.2 Tujuan Asesmen Produk ......................................................................... 14
2.3.3 Tahapan Asesmen Produk ....................................................................... 14
2.3.4 Kelebihan Dan Kekurangan Produk ........................................................ 16
2.3.5 Metode dan Contoh Menilai Produk ....................................................... 16

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 19
3.2 Saran ................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penilaian merupakan salah satu hal penting dalam proses pemebelajaran.
Penilaian digunakan untuk kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses
pemebalajaran, sehingga dapat dijadiakan dasar dalam pengambilan keputusan,
apakah proses pembelajaran sudah berlansung dengan baik dan dapat
dilanjutkan atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan lagi. Oleh sebab
itu, selain kurikulum yang tepat juga diperlukan adanya sistem penilaian yang
baik, searah dan terencana. Penilaian yang dilakuakan para guru sangatlah
bervariasi pelaksanaannya. Ada guru yang mempesiapkannya dengan baik
namun ada juga guru yang dalam pelaksaanaan penilaiannya hanya sekedar
untuk memenuhi kelengkapan mengajarnya.
Penilaian dalam kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting.
Penilaian dapat dilakukan selama proses pembelajaran maupun setelah proses
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang kini diterapkan di Negara kita menuntut
guru untuk tidak hanya menilai kemampuan peserta didiknya pada ranah
kognitf saja, namun penilaian tersebut haruslah mencakup psikomotor, apektif
dan kinerja siswa, guru tidak dapat hanya melakukan penilaian melalui test
secara tertulis yang mengukur kemampuan siswa dalam ranah kognitif saja.
Asesmen alternatif merupakan upaya memperbaiki dan melengkapi tes,
sehingga penilaian hasil belajar tidak hanya berhubungan dengan hasil akhir
(end product) tetapi yang lebih penting merupakan bagian penting dalam proses
pembelajaran. Asesmen alternatif tidak dipersiapkan sebagai pengganti tes
obyektif buatan guru tetapi diharapkan dapat membantu meningkatkan
efektifitas proses pembelajaran.
Asesmen kinerja dan produk dapat digunakan sebagai alternatif dari tes
yang selama ini banyak digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa
di sekolah. Dengan asesmen kinerja ini, diharapkan proses pengukuran hasil
belajar tidak lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik dan bukan
merupakan bagian yang terpisah dari proses pembelajaran. Oleh karena itu
penggunaan asesmen kinerja dan produk menjadi penting dalam proses

1
pembelajaran karena dapat memberikan informasi lebih banyak tentang
kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk, bukan sekedar
memperoleh informasi tentang jawaban benar atau salah saja. Atas dasar inilah
maka penggunaan asesmen kinerja dan produk dari tes kertas dan pensil
merupakan kebutuhan yang mendesak untuk dikembangkan dalam proses
pembelajaran dan penilaian yang memenuhi standar nasional pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan asesmen alternatif?
2. Apakah yang dimaksud dengan asesmen kinerja?
3. Apa sajakah kriteria asesemen kinerja?
4. Apa sajakah terget asesmen kinerja?
5. Apa sajakah perangkat asesmen kinerja?
6. Bagaimana keunggulan dan kelemahan asesmen kinerja?
7. Bagaimana contoh asesmen kinerja?
8. Apakah yang dimaksud dengan asesemen produk?
9. Bagaimana tujuan asesmen produk?
10. Bagaimana tahapan asesmen produk?
11. Bagaimana kelebihan dan kekurangan asesmen produk?
12. Bagaimana metode dan contoh menilai produk?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah
ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui asesmen alternatif.
2. Untuk mengetahui asesmen kinerja.
3. Untuk mengetahui kriteria asesemen kinerja.
4. Untuk mengetahui terget asesmen kinerja.
5. Untuk mengetahui perangkat asesmen kinerja.
6. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan asesmen kinerja.
7. Untuk mengetahui contoh asesmen kinerja.
8. Untuk mengetahui asesemen produk.

2
9. Untuk mengetahui tujuan asesmen produk.
10. Untuk mengetahui tahapan asesmen produk.
11. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan asesmen produk.
12. Untuk mengetahui metode dan contoh menilai produk.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asesmen Alternatif


Dalam sebuah proses belajar mengajar tentunya diperlukan sebuah
penilaian kepada peserta didik baik dalam segi kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Tentunya hal tersebut tidak dapat dinilai dengan sembarangan
tetapi harus menggunakan asesmen. Secara sederhana asesmen alternatif
diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non tradisional untuk memberi
penilaian kinerja (Zainul, 2001). Non tradisional memiliki maksud yaitu pencil
and paper test. Dalam asesmen alternatif selalu berkaitan dengan asesmen
otentik atau asesmen kerja. Dimana asesmen otentik sebagai proses penilaian
kinerja secara multidimensional pada situasi nyata. Sedangkan asesmen kinerja
proses perolehan, penerapan dan keterampilan melalui proses pembelajaran
yang memperlihatkan kemampuan dalam proses atau produk (Marzano, 1993).
Asesmen alternatif adalah penilaian non tradisional yang menilai
perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan
kemampuan siswa dalam proses maupun produk (Herman et al., 1992).
Penilaian tersebut mengacu pada suatu standar tertentu. Suatu standar penilaian
diperlukan untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa
ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar tersebut dikenal
dengan istilah rubric. Selain dari rubric (performance criteria), asesmen
alternatif juga terdiri atas task (tugas).
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
asesmen alternatif merupakan penilaian dengan menggunakan pendekatan non
tradisional yang menilai perolehan, penerapan, pengetahuan, dan keterampilan
siswa dalam proses maupun produk.
2.2 Asesmen Kinerja
2.2.1 Pengertian Asesmen Kinerja
Terdapat beberapa pendapat mengenai asesmen kinerja
diantaranya menurut Stiggins (1994), beliau mengungkapkan bahwa

4
asesmen kinerja merupakan penilaian yang melibatkan didik dalam
kegiatan yang membutuhkan demontrasi dari keterampilan tertentu
dan/atau menciptakan produk yang ditentukan. Adapun pengertian lain
mengenai asesmen kinerja yaitu guru menginginkan respons yang berupa
aktivitas yang dapat diamati untuk tugas yang diberikan bisa berbentuk
lisan atau tertulis yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
(Popham, 1995). Berdasarkan kedua pendapat ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa asesmen kinerja adalah penilaian terhadap peserta
didik mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu dalam
proses yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.2.1 Kriteria Asesmen Kinerja
Dalam membuat asesmen kinerja, terdapat beberapa kriteria yang
harus diperhatikan (Popham, 1995), yaitu:
a. Generability, kriteria ini berkaitan dengan kinerja peserta dalam
melakukan tugas yang diberikan, apakah sudah memadai untuk
digeneralisasikan kepada – tugas tugas lain.
b. Authenticity, kriteria selajutnya mengenai tugas yang diberikan,
apakah sudah serupa dengan apa yang dihadapi dalam praktik
kehidupan nyata sehari – hari.
c. Multiple focus, kriteria ini mengungkapkan apakah tugas yang
diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari satu
kemampuan yang diinginkan.
d. Teachability, kriteria ini mendalami terkait tugas yang diberikan
merupakan tugas yang relevan yang hasilnya semakin baik akibat
adanya usaha mengajar pengajar di kelas.
e. Fairness, dimana tugas yang diberikan sudah adil, tidak mengandung
bias berdasar latar untuk semua peserta tes
f. Feasbility, apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian
kinerja relevan untuk dilaksanakan mengingat faktor-faktor biaya,
ruangan/tempat, atau peralatannya.

5
g. Scorability, apakah tugas yang diberikan nanti dapat skor dengan
akurat dan reliabel, karena salah satu tahap dalam penilaian kinerja
yang sensitif adalah pemberian skor.
2.2.3 Target Asesmen Kinerja
Hidayat dan Maryani (1958) mengemukakan bahwa terdapat
beberapa target yang akan dicapai melalui asesmen kinerja yaitu:
a. Knowledge (Pengetahuan)
Merupakan penguasaan siswa terhadap substansi pengetahuan suatu
mata pelajaran.
b. Reasoning (Penalaran)
Menunjukkan kemampuan siswa dalam menggunakan atau
mengaplikasikan pengetahuannya dalam konteks memecahkan
suatu masalah. Asesmen kinerja dapat memberikan makna yang
bagus dalam menilai penalaran dan problem solving siswa. Kriteria
problem solving akan membuat jelas proses pembelajaran kepada
siswa.
c. Skill (Keterampilan)
Kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang
berhubungan dengan keterampilan yang didasarkan pada
penguasaan pengetahuan. Seperti kecakapan siswa dalam bertanya,
keterampilan berkomunikasi, karya, visual, dll.
d. Product (Produk)
Yaitu kemampuan siswa untuk membuat berbagai macam kreasi
karya. Contohnya seperti sesuatu yang merupakan produk tertulis
misalnya kertas kerja, laporan praktikum dan banyak bentuk produk
seni serta keahlian dapat dievaluasi dalam asesmen kinerja ini.
e. Affect (Sikap)
Yaitu menggambarkan tentang tingkah laku, minat, nilai, motivasi
dan konsep diri. Dengan asesmen kinerja kita dapat menarik
kesimpulan tentang sikap, nilai, minat, motivasi, dan konsep
akademik individu berdasarkan tindakan siswa atau apa yang kita
lihat dalam produk yang mereka buat.

6
2.2.4 Perangkat Asesmen Kinerja
Menurut Wulan (2018) terdapat dua komponen penting dalam
asesmen kinerja yaitu task (tugas kinerja) dan rubrik.
1. Task
Seperangkat tugas dimana siswa dapat menampilkan
rangkaian keterampilan atau produk yang dibuat. Tas dapat
dinyatakan secara sederhana sebagai perangkat tugas yang
mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan kinerja tertentu
yang akan dinilai. Adapun kriteria task yang baik yaitu:
a) Mengacu pada tujuan
b) Terstruktur dan terintegrasi
c) Tugas adil, demi kepentingan siswa
d) Tugas bersifat nyata atau autentik
e) Menantang dan menimbulkan rasa ingin tahu
f) Petunjuk jelas dan ada pengerjaan tugas
g) Mengemukakan batasan waktu pengerjaan tugas
h) Mengemukakan kriteria tampilan tugas yang diharapkan
i) Rubrik
Rubrik adalah seperangkat kriteria tampilan kerja peserta
didik yang menunjukkan tingkat penguasaan kompetensi tertentu.
Dengan demikian, pada rubrik perlu terdapat deskripsi kemampuan
pada berbagai tingkat penguasaan (kurang, cukup, baik, sangat baik)
yang juga dapat dinyatakan dengan skor (angka). Adapun kriteria
rubrik yang baik yaitu:
a) Deskripsi gradasi mutu
b) Kinerja yang ditampilkan mulai dari kriteria terburuk sampai
kriteria terbaik
c) Skor bisa sesuai kebutuhan
Macam-macam rubrik:
a) Rubrik holistik, yaitu pemberian skor terhadap proses
keseluruhan atau kesatuan produk tanpa menilai bagian
komponen secara terpisah. Contoh rubrik holistik:

7
b) Rubrik analitik, yaitu pemberian skor terhadap bagian-bagian
individual produk atau penampilan secara terpisah, kemudian
dijumlahkan untuk memperoleh skor total. Contoh rubrik
analitik:

Format penilaian
a) Check List (Daftar Cek)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar cek. Dengan menggunakan daftar cek,

8
peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan
kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak
dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai.
Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua
pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak
dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak
terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis jika
digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut
contohnya:
Berilah tanda √ untuk setiap penampilan yang benar
dari setiap tindakan yang dilakukan siswa!

b) Rating Scale (Skala Penilaian)


Penilaian dengan menggunakan skala penilaian
memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap
penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai
secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat
sempurna.
Berikut diberikan contoh penggunaan skala penilaian
untuk menilai keterampilan siswa dengan menggunakan
rubrik.
Tugas:
Ukurlah volume air sebanyak 100 ml menggunakan gelas
ukur!

9
Panduan untuk melatih siswa dan penilaian kinerja
mengukur volume air menggunakan gelas ukur.

Penilaian dengan “rating scale” dikenal ada tiga jenis, yaitu:


(1) numerical rating scale; (2) graphic rating scale; dan (3)
descriptive rating scale (Grounlund, 1985). Contoh ketiga “rating
scale” diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

10
2.2.5 Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Kinerja
Wulan (2018) merangkum secara umum tentang keunggulan
asesmen kinerja yaitu:
1. Peserta didik dapat mendemonstrasikan secara nyata suatu proses.
2. Proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi secara langsung.

3. Menyediakan penilaian yang lebih lengkap dan alamiah untuk


beberapa macam penalaran, komunikasi lisan, dan keterampilan
motorik.
4. Adanya kesepakatan antara guru dengan peserta didik tentang rubrik
dan task (tugas kinerja) yang akan dikerjakan.
5. Dapat menilai proses dan hasil pembelajaran pada keterampilan yang
kompleks.
6. Memberi motivasi lebih besar pada peserta didik untuk belajar.
7. Mendorong penerapan pembelajaran pada situasi yang sesungguhnya.
Selain memiliki keunggulan, asesmen kinerja juga memiliki
kelemahan yaitu:
1. Sangat menuntut waktu dan usaha.
2. Pertimbangan (judgement) dan penilaian dapat bersifat subyektif.
3. Cenderung memiliki reliabilitas (keajegan) dan validitas yang
rendah.
4. Menghabiskan banyak waktu.
5. Sukar dibuat (Reynolds et al., 2010)

11
6. Peserta didik menunjukkan lebih sedikit sampel kemampuan
dibandingkan tes tertulis. kinerja peserta didik menjadi lebih sukar
digeneraliasi (Popham, 2011).
2.2.6 Contoh Asesmen Kinerja
Tugas Individu:
1. Tentukanlah salah satu pengalaman yang menurutmu paling
berkesan. Misalnya, pengalaman belajar naik sepeda.
2. Susunlah kerangka karangannya.
3. Setelah kerangka pengalaman tersusun, mintalah temanmu untuk
mengomentari atau mengoreksi kerangka karangan (Indrastoeti &
Istiyati, 2017).
Rubrik Penilaian Keterampilan Mengarang

Skor Aspek Keterampilan


4 • Menyampaikan isi karangan dengan sangat jelas dan
efektif
• Menghadirkan multi paragrap yang tersusun dengan
logis, jelas mulai dari pembuka, pengembangan ide, dan
kesimpulan
• Menggunakan kata dan kalimat yang bervariasi, tepat,
dan hidup secara konsisten
• Menulis dengan sedikit kesalahan struktur dan tanda
baca
3 • Menyampaikan isi karangan dengan jelas
• Menghadirkan multiparagrap tersusun dengan logis dan
jelas namun beberapa bagian tidak dikembangkan secara
penuh
• Menggunakan kata dan kalimat yang bervariasi, hidup
sesuai dengan pembacanya dan tujuannya
• Menulis dengan beberapa kesalahan struktur dan tanda
baca tetapi tidak mempengaruhi arti
2 • Menyampaikan isi karangan dengan cukup jelas

12
• Menghadirkan multiparagrap kurang tersusun dengan
logis dan kurang jelas
• Kata dan kalimat yang digunakan kurang bervariasi,
kurang hidup
• Menulis dengan beberapa kesalahan struktur, tanda baca
dan mengurangi komunikasi
1 • Menyampaikan isi karangan kurang jelas
• Menghadirkan multiparagrap tidak tersusun dengan logis
dan tidak jelas
• Kata dan kalimat yang digunakan tidak bervariasi, tidak
hidup
• Menulis dengan banyak kesalahan struktur, tanda baca
2.3 Asesmen Produk
2.3.1 Pengertian Asesmen Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan
kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian
produk dilakukan untuk menilai hasil pengamatan, percobaan, maupun
tugas proyek tertentu dengan menggunakan criteria penilaian (Kunandar,
2013). Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi
juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan
berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan aman,
membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan berpenampilan
menarik.
Penilaian produk berpusat dari hasil kerja atau hasil karya siswa,
penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk
benda tertentu dan kualitas produk, dimana penilaian ini akan dievaluasi
menurut kriteria tertentu. Hasil karya tersebut dapat berupa:
a. Bentuk tertulis, biasanya berwujud laporan, jurnal, drama, karya tulis
ilmiah, artikel, dan sebagainya.
b. Bentuk tidak tertulis, biasanya berbentuk tiga dimensi seperti pahatan,
diorama, struktur benang irisan kerucut, benda-benda ruang
matematika seperti balok, kubus dan lain-lain.

13
2.3.2 Tujuan Asesmen Produk
Penilaian produk (product assessment) sebagai salah satu model
evaluasi pembelajaran yang mengedepankan hasil karya siswa tentunya
juga mempunyai fungsi dan tujuan serta beberapa kelebihan
dibandingkan model evaluasi yang lain. Diantaranya :
a. Penilaian model ini dapat menilai penguasaan siswa yang diperlukan
sebelum mempelajari pelajaran sebelumnya.
b. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap
akhir jenjang/kelas.
c. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan.
Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak
terjadi kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian.
Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk:
a. Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum
mempelajari keterampilan berikutnya.
b. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap
akhir jenjang/kelas di sekolah kejuruan.
c. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi
pendidikan kejuruan.
Selain itu penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam
bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain, memilih
bahan yang tepat, menggunakan alat, menunjukkan inovasi dan kreasi.

2.3.3 Tahapan Asesmen Produk


Pengembangan asesmen (penilaian) produk meliputi tiga tahap,
pertama tahap persiapan yaitu penilaian kemampuan siswa dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk. Kedua tahap pembuatan produk (proses) meliputi penilaian
kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan alat, bahan, dan
teknik. Ketiga tahap asesmen (penilaian) produk (apraissal) meliputi
penilaian produk siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
(Kunandar, 2013).

14
Meskipun terdiri atas beberapa tahap yang berbeda tetapi
kesemua tahap tersebut merupakan suatu proses yang padu. Karena
ketiga tahap tersebut merupakan proses yang padu, maka guru dapat
melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik
kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir. Contoh keterampilan
siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan suatu produk,
agar penilaian yang dilakukan bisa tercapai sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan, diantaranya:
a. Tahap persiapan, tahapan ini meliputi asesmen (penilaian)
kemampuan peserta didik dalam merencanakan, menggali dan
mengembangkan gagasan serta mendesain produk. Guru memberi
saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain.
Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan
siswa merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, serta
mendesain produk.
b. Tahap proses atau pembuatan produk yang meliputi asesmen
(penilaian) kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, metode dan teknik. Pada akhir tahap ini
guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian produk, tahap ini meliputi asesmen (penilaian)
produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
Sedangkan penilaian produk pada mata pelajaran tertentu dipakai
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
yang sedang diajarkan, dalam penilaian ini juga dilakukan tiga
tahapan dalam menilai hasil kerja siswa itu sendiri, tahap yang
pertama siswa diajak untuk memahami materi yang sedang diajarkan
dari materi tersebut siswa disuruh untuk mencari permasalahan yang
berkaitan dengan materi pelajaran setelah itu siswa seluruh mencari
berbagai referensi dari mana saja sesuai dengan materi yang sedang
dikerjakan, dan yang terakhir siswa di suruh mempresentasikan hasil

15
dari pekerjaan siswa itu dan setelah itu hasil pekerjaannya disetorkan
ke guru untuk dinilai secara keseluruhan.
2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Produk
Penilaian produk mempunyai kelebihan dan kekurangan (Nafisah,
2010). Diantara kelebihan penilaian produk adalah:
1) Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta didik
untuk merencanakan, membuat serta kemampuan dalam
menghasilkan tugas-tugas akademik.
2) Memungkinkan pendidik menilai kecakapan atau keterampilan
peserta didik.
3) Memungkinkan peserta didik untuk lebih tanggap dalam memahami
suatu permasalahan dan mencari jawaban-jawaban dari
permasalahan tersebut.
4) Memungkinkan pendidik untuk menyemangati siswa dalam
mengerjakan dan menyelesaikan tugas.
5) Memungkinkan pendidik dalam hal membuat permasalahan yang
dapat mendorong peserta didik untuk membuat hasil karya yang
dapat mengasah kreativitas belajar siswa.
Adapun kekurangan penilaian produk diantaranya adalah:
(1) Memerlukan kejelian dari seorang guru dalam memberikan tugas
kepada siswa.
(2) Pendidik harus sabar dan juga terampil dalam memberikan
pengarahan kepada siswa.
(3) Terkadang yang terjadi, apabila tugas yang dibebankan kepada
siswa secara individu itu besar kemungkinan pengerjaannya terdapat
campur tangan dari pihak yang lain.
2.3.5 Metode dan Contoh Menilai Produk
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengelola
hasil kerja siswa (Nafisah, 2010), diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Anekdotal, merupakan catatan yang dibuat guru selama
melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan
belajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat

16
kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, seperti
misalnya kemampuan siswa menggunakan media secara baik.
Pada bagian contoh penilaian produk, terdapat beberapa model
untuk mencatat pada anekdotal yaitu dengan model kartu, model
catatan pada komputer, lembar catatan hasil observasi, catatan
tentang siswa di kelas. Guru keterampilan menggunakan model
observasi dalam mencatat kompetensi siswa untuk merancang,
membuat dan menilai hasil kerja.
Berikut contoh penilaian anekdot model kartu:

b. Skala Penilaian Analitik merupakan penilaian yang dibuat


berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja siswa dilihat dari
berbagai perspektif atau kriteria. Skala ini digunakan untuk
menilai kemampuan pada tahap perencanaan atau perancangan
dan tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat menilai
desain atau hasil kerja siswa dari berbagai perspektif
serta kriteria. Untuk setiap keterampilan yang diukur, ditentukan
beberapa kriteria yang harus dipenuhi.

17
c. Skala Penilaian Holistik, merupakan skala penilaian terhadap hasil
kerja siswa secara keseluruhan. Skala ini digunakan untuk
penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil
kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk
mengevaluasi hasil kerjanya.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asesmen alternatif adalah penilaian non tradisional yang menilai perolehan,
penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa
dalam proses maupun produk. Oleh karena itu, asesmen alternatif dianggap sebagai
upaya untuk mengintegrasikan kegiatan pengukuran hasil belajar dengan keseluruhan
proses pembelajaran.
Asesmen kinerja merupakan bagian dari asesmen alternatif adalah suatu
asesmen yang mengharuskan peserta didik mempertunjukkan kinerja bukan
menjawab atau memilih jawaban dari alternatif jawaban yang disediakan. Asesmen
kinerja memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam berbagai tugas untuk
memperlihatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan. Dalam tugas kinerja tersebut harus
bermakna, autentik, dan dapat mengukur penguasaan siswa.
Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas teknis dan estetis hasil kerja atau
produk yang telah dibuat peserta didik. Dalam hal ini, penilaian dapat difokuskan baik
pada proses (praktik) maupun produk.
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada makalah ini, hendaknya sebagai
pendidik/guru dalam menyiapkan sebuah proses belajar mengajar tentunya
diperlukan sebuah penilaian kepada peserta didik baik dalam segi kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Tentunya hal tersebut tidak dapat dinilai dengan
sembarangan tetapi harus menggunakan asesmen. Dengan demikian sebagai
guru kita harus menggunakan kinerja dan produk yang inovasi dan kratif dalam
proses pembelajaran.

19
DAFTAR PUSTAKA

Herman, J.L. et al. (1992). A Practical Guide to Alternative Assessment. California:


The Regents of The University of California
Indrastoeti, J., & Istiyati, S. (2017). Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran di
Sekolah Dasar (Issue August 2017).

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik. Jakarta: PT Raja Grafindo.


Marzano, R.J., Pickering, D, Mctighe, J. (1993). Assessing Student Outcomes:
Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model.
Alexandria: Association for Supervison and Curriculum Development.
Nafisah, Z. (2010). Hubungan antara penilaian produk (Product Asessment)
dengan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MA Hasan
Munadi Banggle Beji Pasuruan (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel
Surabaya).
Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need it Know.
Oxford: Pergamon Press.
Poham. J.W. (2011). Classroom Assesment. What Teacher Need To Know. Sixth
Edition. Boston: Pearson Education.
Sa’dijah, C. (2009). Asesmen Kinerja Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal
Pendidikan Inovatif, 4(2), 92-95.
Wulan, A.R. (2003). Penilaian Kinerja dan Portofolio, Handout kuliah FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: FPMIPA.
Wulan, A.R. (2018). Menggunakan Asesmen Kinerja Untuk Pembelajaran Sains
dan Penelitian. Bandung: UPI Press.
Zainul, Asmawi. (2001). Alternative Assesment. Jakarta: Pusat Antar Universitas
Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional,
Depdiknas-Ditjen Dikti.

20

Anda mungkin juga menyukai