Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI, PRINSIP, PERKEMBANGAN


PENDEKATAN KEPEMIMPINAN, MODEL, TIPE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Organisasi Kependidikan


(GD565)

Dosen Pengampu :

Dr. Lutfi Nur, S. Pd., M.Pd. (2884)

Disusun oleh :

Tesa Salsabila Santana (2001145)

Fazril Rizky Septiana (2006071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kepemimpinan dalam Organisasi, Prinsip,
Perkembangan Pendekatan Kepemimpinan, Model, Tipe, dan Gaya Kepemimpinan” pada
waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini kami buat dengan usaha dan kerjasama tim yang baik, walaupun di masa
pandemic saat ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada Dr. Lutfi Nur, S. Pd., M.Pd. selaku
dosen penganmpu Mata Kuliah Kepemimpinan Organisasi Kependidikan.

Kami berharap makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca. Kami menyadari masih banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, kelengkapan
materi, atau lain sebagainya yang tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami sebagai penulis,
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini. Terlepas dari
hal itu, kami memohon maaft atas segala kekurangan dan kesalahannya.

Tasikmalaya, 15 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
BAB II .......................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2
A. Kepemimpinan dalam Organisasi ................................................................................................. 2
B. Prinsip Kepemimpinan ................................................................................................................... 3
C. Perkembangan Pendekatan Kepemimpinan ................................................................................ 6
D. Model-Model Kepemimpinan ........................................................................................................ 8
E. Tipe-Tipe Kepemimpinan ............................................................................................................ 10
F. Gaya-Gaya Kepemimpinan .......................................................................................................... 11
BAB III....................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Organisasi atau perusahaan merupakan lembaga yang memiliki struktur organisasi.
Struktur organisasi merupakan “pola jaringan hubungan antara berbagai macam jabatan
dan para pemegang jabatan” (Wursanto, 2009: 108). Sebagai pola jaringan hubungan
antara berbagai macam jabatan dan pejabatnya, maka dalam kegiatan sehari-hari akan
terjadi saling hubungan antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya. Hubungan tersebut
memiliki banyak macam, seperti koordinasi, pemberian perintah, pelaporan, pengawasan,
dan banyak macam kegiatan lainnya. Untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut maka
harus ada seseorang yang disebut sebagai pemimpin.

Adanya seorang pemimpin dalam sebuah organisasi, maka ada kegiatan yang disebut
memimpin. Kegiatan memimpin merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan
dalam menjalankan kegiatan organisasi secara keseluruhan. Kegiatan memimpin tersebut
dikenal dengan sebutan kepemimpinan. Kepemimpinan dimaksudkan untuk melakukan
koordinasi dari berbagai macam bagian dan sumber daya organisasi yang ada. Koordinasi
tersebut dilakukan untuk memberdayakan semua sumber daya sesuai dengan kapasitas
masing-masing sehingga semua sumber daya yang ada saling terkait sebagai suatu sistem
untuk mencapai satu tujuan, yaitu tujuan organisasi.

Pemimpin sangat dibutuhkan dalam suatu kelompok atau organisasi. Hal tersebut
karena adanya beberapa alasan. Menurut Rivai (2007: 1) disebutkan bahwa “pemimpin
diperlukan, sedikitnya terdapat empat macam alasan, yaitu: (1) karena banyak orang
memerlukan figur pemimpin, (b) dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil
mewakili kelompoknya, (c) sebagai tempat pengambil alihan resiko bila terjadi tekanan
terhadap kelompoknya, dan (d) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan”. Keempat
alasan tersebut sangat jelas menunjukkan bahwa tanpa ada pemimpin, maka suatu
kelompok akan terpecah, dan tentunya akan dapat mengancam eksistensi kelompok itu
sendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Apa definisi kepemimpinan dalam organisasi?


2. Apa saja yang termasuk ke dalam prinsip kepemimpinan
3. Bagaimana perkembangan pendekatan kepemimpinan?
4. Apa saja yang termasuk ke dalam model-model kepemimpinan?
5. Apa saja yang termasuk ke dalam tipe dan gaya kepemimpinan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan dalam Organisasi


Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli

Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang
masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.

1. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)


Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalambmencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

2. Menurut Young (dalam Kartono, 2003)


Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan
pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat
bagi situasi yang khusus.

3. Moejiono (2002)
Moejiono memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh
satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction
theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh
secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan
keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

4. Menurut Sutarto (2006)


Kepemimpinan yaitu ”Rangkaian kegiatan penataan berupa kemampaun
mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan
mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian
khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok.

Kepemimpinan dalam Organisasi

Kepemimpinan memainkan peranan yang penting dalam organisasi. Berhasil tidaknya


suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh sumber daya yang ada dalam organisasi
tersebut. Di samping itu faktor yang sangat berperan penting adalah faktor

2
kepemimpinan. Peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dalam setiap lembaga, apakah bisnis, pemerintah
atau organisasi sosial atau kemasyarakatan, pemimpin perlu memiliki kemampuan
berpikir strategik, yaitu keterampilan untuk merumuskan dan mencapai tujuan dan
sasaran spesifik. Suatu keterampilan untuk mengidentifikasi keadaan yang diinginkan
yang realistis, mengakses titik permulaan, menentukan dan menavigasi jalan yang tepat
dari keadaan transisi untuk mencapai keadaan yang diinginkan, maka ada ungkapan yang
menyatakan tiada organisasi tanpa pimpinan. Seperti pendapat Courtois dalam Sutarto
(2006) menyatakan “Kelompok tanpa pimpinan seperti tubuh tanpa kepala, mudah
menjadi sesat, panik, kacau, anarki”. ”Sebagian besar umat manusia memerlukan
pimpinan, bahkan mereka tidak menghendaki yang lain daripada itu” menurut Yung
dalam Sutanto(2006).

B. Prinsip Kepemimpinan
Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi
pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau
organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi,
realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan
sebagai sebuah kompas atau petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu
pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4
dimensi seperti: keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.

Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R.


Coney) sebagai berikut:

1) Seorang yang belajar seumur hidup


2) Berorientasi pada pelayan.
3) Membawa energi yang positif.
4) Latihan mengembangkan diri sendiri
Menurut Toman Sony Tambunan (2015:67-71) prinsip-prinsip kepemimpinan yaitu:

a. Melayani
Prinsip pertama yang paling penting harus diketahui oleh seorang pemimpin adalah
memberikan pelayanan yang baik sebagai tujuan utama. Dalam teori kepemimpinan,
pemimpin yang efektif harus bisa melayani guna memenuhi kebutuhan dan keinginan,
sehingga meningkatkan kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan prinsip
melayani, seorang pemimpin akan lebih mengutamakan kepentingan orang-orang yang
dipimpinnya (para bawahan, pengikutnya, masyarakat umum) dibanding lebih
mendahulukan kepentingan pribadi atau kelompok.

Menurut Northouse (2013:207) kepemimpinan yang melayani merupakan pendekatan


yang berfokus pada kepemimpinan dari sudut pandang pemimpin dan perilakunya, empati
serta mengembangkan mereka. Pemimpin yang melayani mengutamakan pengikut,

3
memberdayakan, dan membantu dalam mengembangkan kapasitas pribadi secara penuh
dari para pengikutnya. Menurut Larry C. Spears, mengacu pada pemikiran Greenleaf,
terdapat sepuluh karakteristik yang menjadi inti pengembangan kepemimpinan yang
melayani yaitu:

1) Mendengarkan (Listening), Kemampuan ini penting bagi pemimpin yang melayani,


pemimpin ini perlu dikuatkan dengan komitmen yang kuat untuk mendengarkan
orang lain dengan sungguh-sungguh. Pemimpin yang melayani mencoba untuk
mengidentifikasikan keinginan dari sebuah kelompok dan membantu
mengklarifikasikan keinginan tersebut, dengan cara menyimak.
2) Empathy, artinya pemimpin yang melayani menunjukkan bahwa mereka benar-benar
memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan pengikut.
3) Menyembuhkan (Healing), pemimpin yang melayani peduli dengan kesehatan pribadi
pengikutnya.
4) Penyadaran/peningkatan kesadaran (Awareness), Kesadaran umum dan terutama
kesadaran diri, memperkuat pemimpin yang melayani. Kesadaran juga membantu
seseorang dalam memahami persoalan yang berhubungan dengan etika dan nilai.
5) Memiliki sifat persuasif (Persuasive), persuasi adalah komunikasi yang jelas dan ulet
yang meyakinkan orang lain untuk berubah.
6) Koseptualitas (Konseptualization), merujuk pada kemampuan individu untuk menjadi
orang yang berpandangan jauh ke depan bagi suatu organisasi, dan menberi
pemahaman yang jelas akan tujuan dan arah.
7) Peramalan (Foresight), meliputi kemampuan pemimpin yang melayani untuk
mengetahui masa depan.
8) Tugas untuk mengurus (Stewardship), artinya memiliki tanggung jawab untuk peran
yang dipercayakan kepada pemimpin.
9) Memiliki komitmen untuk menghasilkan proses pembelajaran (commitment to the
growth of people), pemimpin yang melayani percaya bahwa orang lain mempunyai
nilai instrinsik melebihi kontribusi nyata mereka sebagai karyawan atau pekerja.
Sebagai hasilnya, pemimpin yang melayani berkomitmen secara mendalam pada
pengembangan dan masing-masing dan setiap individu dalam institusi. Pemimpin
yang melayani menyadari tanggung jawab yang luar biasa untuk melakukan semua
hal yang memungkinkan untuk membantu pembelajaran sumber daya manusia.
10) Membangun dan memperkuat komunitas (building community)

b. Membuat keputusan
Pembuatan keputusan merupakan tugas paling utama yang harus dilakukan oleh
seorang pemimpin. Membuat keputusan merupakan fungsi-fungsi dasar dari berpikir,
dimana proses penggunaan pikiran dalam mengarahkan pada suatu tindakan untuk
menetapkan suatu pilihan. Pembuatan keputusan dan pemecahan masalah adalah salah
satu tugas dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus mampu melakukan
pebyelesaian masalah dan memberikan keputusan yang cerdas. Ada lima langkah dalam
proses pengambilan keputusan yaitu:

1) Mengidentifikasi masalah dan peluang


2) Pengumpulan dan analisis data yang relavan

4
3) Pengembangan dan evaluasi alternatif
4) Pemilihan alternatif terbaik
5) Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil

c. Keteladanan
Pemimpin yang menunjukkan pengaruh yang baik dan memberikan nilai positif bagi
organisasi dan para pengikutnya, akan mampu menjadi teladan bagi yang dipimpinnya.
Keteladanan seorang pemimpin ditunjukkan melalui sikap dalam memberikan inspirasi,
membimbing dan memotivasi para bawahan, memiliki kemampuan luas, kreatif, visioner,
bekerja secara jujur dan ikhlas, serta memiliki perhatian dan kepedulian. Pemimpin harus
menjadi panutan, dan bisa diikuti kepribadiannya bagi orang-orang yang dipimpinnya.

d. Bertanggung jawab
Menjadi pemimpin merupakan tanggung jawab besar yang harus diemban sebagai
bentuk dari amanah, dukungan atau kepercayaan orang lain yang memiliki harapan
kepada seorang pemimpin tersebut untuk melakukan perubahan yang lebih baik dari
keadaan sebelumnya. Tanggung jawab seorang pemimpin terdiri dari dua tahap yaitu:

1) Bertanggungjawab menyelesaikan tugas


2) Mempertanggungjawabkan kepada atasan atau kepada orang yang mendelegasikan
wewenang mengenai hasil yang telah dicapai.

e. Bekerja sama
Pemimpin yang efektif akan mampu menciptakan budaya kerja sama tim yang baik
diantara anggota organisasi, melakukan komunikasi yang efektif dengan para bawahan,
serta menciptakan lingkungan kerja yang baik. Dengan terciptanya kerja sama yang baik,
maka seluruh pekerjaan akan diselesaikan dengan tepat waktu, tujuan yang diinginkan
dapat dicapai. West menetapkan indikator-indikator kerja sama tim yaitu:

1) Tanggung jawab secara bersama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian


tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.
2) Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran
akan tercapainya kerja sama
3) Pengarahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengarahkan kemampuan
masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan
berkualitas.

f. Menciptakan perubahan
Pemimpin harus membuat terobosan-terobosan baru, sehingga tercapaianya suatu
pembaharuan fundamental baik di tubuh organisasi, produk atau jasa, maupun bagi orang-
orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang memiliki inovatif dan kreatifitas akan
menghindari pola kerja yang bersifat rutinitas (monoton sehingga tidak memberikan arah
perkembangan yang baik bagi yang dipimpinnya. Dengan kreatifitas pemimpin juga akan

5
berani menciptakan peluang-peluang dan berani menghadapi tantangan-tantangan besar
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

C. Perkembangan Pendekatan Kepemimpinan

1. Pendekatan Sifat
Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan, pemimpin
bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary” (turun
temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat,
pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari
menerima warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun
dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan kesejahteraan dapat
dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga
yang saat itu berkuasa.

Kemudian timbul teori baru yaitu “Physical Characteristic Theory” (teori dari Fisik).
Kemudian timbul lagibahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui latihan sehingga
setiap orang mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Para ahli umumnya memiliki
pandangan perlunya seorang pemimpin mempunyai sifat-sifat yang baik. Pandangan
semacam ini dinamakan pendekatan sifat. Adapun sifat-sifat yang baik yang harus
dimiliki seorang pemimpin yaitu:

a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


b) Cakap, cerdik dan jujur
c) Sehat jasmani dan rohani
d) Tegas, berani, disiplin dan efisien
e) Bijaksana dan manusiawi
f) Berilmu
g) Bersemangat tinggi
h) Berjiwa matang dan berkemauan keras
i) mempunyai motivasi kerja tinggi
j) Mampu berbuat adil
k) Mampu membuat rencana dan keputusan
l) Memiliki rasa tanggung jawab yang besar
m) Mendahulukan kepentingan orang lain.
2. Pendekatan Perilaku

Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin itu


dilakukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap
dan bertindak akan tampak dari cara memberi perintah, memberi tugas, cara
berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara
menegakkan disiplin, cara pengawasan dan lain-lain.

Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak yang penting tugas
selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu

6
cenderung bergaya otoriter. Sebaliknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut
pemimpin dengan cara halus, simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapat dan
lain-lalin. Maka gaya kepemimpinan ini bergaya kepemimpinan demokratis. Pandangan
kllasik menganggap sikap pegawai itu pasif dalam arti enggan bekerja, malas, takut
memikul tanggung jawab, bekerja berdasarkan perintah. Sebaliknya pandangan modern
pegawai itu manusia yang memiliki perasaan, emosi, kehendak aktif dan tanggung jawab.

Pandangan klasik menimbulkan gaya kepemimpinan otoriter sedangkan pandangan


modern menimbulkan gaya kepemimpinan demokratis. Dari dua pandangan di atas
menimbulkan gaya kepemimpinan yang berbeda.

3. Pendekatan Kontingensi

Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way” (Satu yang terbaik),
artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk
segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki cirri khusus bahkan
organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda,
pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin
dengan perilaku tunggal untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan
perilaku kepepimpinan yang berbeda.

Fromont E. Kast, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu system yang terdiri dari
sub sistem dengan batas lingkungan supra system. Pandangan kontingensi menunjukkan
pendekatan dalam organisasi adanya natar hubungan dalam sub system yang terdiri daari
sub sistem maupun organisasi dengan lingkungannya. Kontingensi berpandangan bahwa
azas-azsa organisasi bersifat universal. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan maka
dapat dikatakan bahwa tiap-tiap organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi
dengan gaya kepemimpinan tersendiri.

4. Pendekatan Terpadu

Sersley dan Blanchard, memadukan berbagai teori kedalam pendekatan


kepemimpinan situasional dengan maksud menunjukkan kesamaan dari pada perbedaan
diantara teori-teori tersebut. Teori-teori yang dipadukan adalah:

a. Perpeduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkat kematangan bawahan
dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
b. Perpaduan teori motivasi 2 faktor teori tingkat kematangan bawahan, dengan
pendekatan situasional.
c. Perpaduan antar 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan situasional
d. Perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan
kematangan situasional
e. Perpaduan antara pola perilaku A dan B, tori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional
f. Perpaduan antara 4 anggapan tentang orang, teori kematangan bawahan dengan
kepemimpinan situasional

7
g. Perpaduan antara teori “Ego State”, teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional
h. Perpaduan antara teori”Life Position” , teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional
i. Perpaduan antara teori system control, teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional.
j. Perpaduan antara teori dasar daya, teori tingkat kamatangan bawahan dengan
pendekatan kepemikmpinan situasional.
k. Perpaduan antara teori “Parent effektiviness training”, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
l. Perpaduan antara teori pertumbuhan organisasi dengan pendekatan kepemimpinan
situasional.

D. Model-Model Kepemimpinan
Berbagai literatur kepemimpinan senantiasa berusaha memberikan penjelasan
bagaimana model dan gaya kepemimpinan yang efektif dan sesuai situasi di mana
lembaga atau organisasi itu dipimpin. Meskipun pengalaman menunjukkan sangat sulit
sekali menentukan model dan gaya kepemimpinan yang efektif dan sesuai untuk suatu
lembaga maupun organisasi. Sulitnya menentukan model dan gaya kepemimpinan karena
sulit nya mendefinisikan arti kepemimpinan. Hal ini menurut Yukl (2001:3) konsep
kepemimpinan selalu kabur atau kembali menjadi tidak jelas, karena artinya yang
kompleks dan mendua, konsep ini tidak ada yang tuntas mendefinisikannya.

Pemimpin efektif akan terus belajar bagaimana cara memengaruhi perilaku pengikut
secara efektif dalam lingkungan yang tidak menentu dilakukan dengan perkataan,
perbuatan nyata, dan kemampuan mewu judkan visi yang hendak dituju di masa depan.
Pemimpin berusaha menciptakan model kepemimpinan yang membawa perubahan,
memberi inspirasi kepada anggota mengem bangkan kemampuan kreativitas, inovatif,
efektif, dan menyenangkan. Adapun Model-Model kepemimpinan diantaranya :

1. Model Kepemimpinan Karismatik


Kepemimpinan yang berasal dari anugerah Tuhan, yang dimana seorang pemimpinan
mempunya keterampilan yang bagus, dan mempunyai ketertarikan yang kuat terhadap
emosional dari yang dipimpin kepada pemimpinnya. Salah satu kualitas luar biasa orang-
orang yang karismatik oleh Dubrin (2006) adalah dia selalu bersemangat, optimis, dan
energik di setiap waktu. Memperkuat energy salah satu unsur utama dari karisma. Selain
itu kepemimpinan karismatik mempunyai sisi gelap, ka rena pemimpin karismatik dapat
dilihat sebagai pahlawan yang hebat, tetapi juga menjadi karakter yang tidak etis.
Pemimpin karismatik tidak menciptakan transformasi dalam organisasinya, sehingga
pengikut melaksanakan perintahnya karena kewibawaan si pemimpin, bukan karena
strategi yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin yang karismatik terlihat
begitu luar biasa, disebabkan oleh wawasan strategis mereka, pendirian yang kuat,
keyakinan diri, perilaku yang tidak konvensional dan strategi yang dinamis, pengikut
mengidolakannya dan ingin seperti mereka.

8
2. Model Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan yang memotivasi bawahan atau pengikut dengan. minat-minat
pribadinya. Kepemimpinan transaksional juga melibatkan nilai-nilai akan tetapi nilai-nilai
itu relevan sebatas proses pertukaran (exchange process) tidak langsung menyentuh
substansi perubahan yang dikehendaki. Kepemimpinan transaksional harus memiliki
informasi yang jelas tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan bawahannya dan harus
memberikan balikan yang konstruktif untuk mempertahankan bawahan pada tugasnya.
Pemimpin transaksional pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu
menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan
organisasi, disamping itu pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada
penyelesaian tugas-tugas organisasi.

3. Model Kepemimpinan Transformasional


Kepemimpinan transformasional didefinisikan sebagai kepemimpinan yang mencakup
upaya perubahan organisasi (sebagai lawan kepemimpinan yang dirancang untuk
mempertahankan status quo). Diyakini bahwa gaya ini akan mengarahkan pada kinerja
superior dalam organisasi yang sedang menghadapi tuntutan pembaharuan dan
perubahan. Ada empat cara yang disebut EMPAT I (Bass dan Avolio, 1994), yaitu :
a) Idealized influence.
Pemimpin transformasional memberikan contoh dan bertindak sebagai role model
dalam perilaku, sikap, maupun komitmen bagi bawahannya. la sangat memperhatikan
kebutuhan bawahannya, menanggung risiko bersama, tidak mempergunakan
kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, memberi visi dan sense of mission, dan
menanamkan rasa bangga pada bawahannya.
b) Inspirational motivation.
Pemimpin transformasional memotivasi dan menginspirasi bawahannya dengan jalan
mengkomunikasikan ekspektasi tinggi secara jelas, menggunakan berbagai simbol untuk
memfokuskan us: tindakan, dan mengekspresikan tujuan penting dengan cara-cara
sederhana.
c) Intellectual stimulation.
Pemimpin transformasional berupaya menciptakan iklim yang kondusif bagi
berkembangnya inovasi dan kreativitas. Perbedaan pendapat dipandang sebagai hal yang
lumrah terjadi. Pemimpin mendorong para bawahan untuk memunculkan "ide-ide baru
dan solusi kreatif atas masalah yang dihadapi.
d) Individualized consideration.
Pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus terhadap setiap kebutuhan
individual untuk berprestasi dan berkembang. dengan jalan bertindak sebagai pelatih
(coach) atau penasehat (mentor). Melalui interaksi personal, diharapkan prestasi para
karyawan dapat semakin meningkat.

4. Model Kepemimpinan Situasioanal


Model kepemimpinan situasional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang
menyesuaikan dengan situasi, khususnya kematangan karyawan. sehingga dalam

9
menerapkan gaya kepemimpinan, seorang pemimpin lebih berpedoman pada kesiapan
karyawan untuk menerima gaya tersebut. Salah satu Teori Kepemimpinan Situasional
adalah yang dikemukakan oleh Hersey and Blanchard's yang dikenal dengan Hersey and
Blanchard's Situational Leadership Model. Teori ini pada awalnya disebut the life cycle
theory of leadership. Didasarkan atas anggapan bahwa pemimpin perlu merubah perilaku
mereka sesuai dengan tingkat kesiapan atau kematangan bawahan/pengikut.

E. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif akan terwujud apabila berdasarkan fungsi dan tujuan
yang sesuai. Seorang pemimpin harus berusaha menjadi bagian dari kelompok atau
organisasi yang dipimpinya (Northouse, 2018). Organisasi yang dipimpinnya dapat
digolongkan dalam berbagai tipe atau bentuk yang dikemukakan oleh beberapa pendapat
dari para ahli diantaranya :

1. Tipe Otoritas (Autocrat)

Otokrat berasal dari perkataan "utus" (sendiri) dan "kratos" (kekuasaan) jadi otokrat
berarti penguasaan obsolut. Kepemimpinan otoritas berdasarkan diri pada kekuasaan dan
paksaan yang mutlak yang harus dipatuhi (Siagian, 2007). Dimana setiap perintah dan
kebijakan yang ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya dan harus dilakukan.
Seorang pemimpin yang autokratik adalah seorang yang sangat egois, egoisme yang
sangat besar akan mendorongnya memutarbalikan kenyataan yang sebenarnya sehingga
sesuai dengan keinginannya apa yang secara subjektif diinterprestasikan sebagai
kenyataan.

2. Tipe Peternalistik

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan


organisasi dapat diwarnai oleh harapan para pengikutnya. Harapan itu pada umumnya
terwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat
melindungi dan layaknya dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh
petunjuk. Ditinjau dari segi nilai organisasi yang dianut biasanya seorang pemimpin yang
peternalistik mengutamakan nilai kebersamaan, dalam organisasi yang dipimpin oleh
seorang pemimpin yang peternalistik kepentingan bersama dan perlakuan terlihat sangat
menonjol.

3. Tipe Kharismatik

Tipe pemimpin kharismatik ini memiliki kekuatan energi daya tarik yang bisa untuk
mempengaruhi orang lain. Sehingga ia mempunyai pengikut yang besar jumlahnya
(Kartono, 2010). Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seorang pemimpin yang di
kagumi oleh orang banyak pengikut tersebut tidak selalu menjelaskan secara kongkrit
mengapa tipe pemimpin yang kharismatik sangat dikagumi. Orang cenderung
mengatakan bahwa orang orang tertentu yang memiliki "kekuatan ajaib" dan menjadikan
orang-orang tertentu di pandang sebagai pemimpin kharismatik. Dalam anggota
organisasi atau instansi yang di pimpin oleh orang kharismatik, tidak mempersoalkan

10
nilai-nilai yang dianut, sikap perilaku dan gaya yang digunakan oleh pemimpin yang
kharismatik mengunakan otokratik para bawahan tetap mengikuti dan tetap setia pada
seorang pemimpin yang kharismatik.

4. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan


yang efisien kepada para pengikutnya. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi
setiap individu, mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan. Seorang pemimpin
yang berdemokratis dihormati dan disegani bukan ditakuti karena perilaku pemimpin
demokratis dalam kehidupan organisasional mendorong pada bawahannya menumbuh
kembangkan daya inovasi dan kreativitasnya.

5. Tipe Militeristis

Banyak mengunakan sistem perintah, sistem komando dari atasan ke bawahan yang
sifatnya keras, sangat otoriter dan menghendaki bawahan agar selalu patuh. Tipe ini
sifatnya kemiliteran, hanya gaya warnanya yang mencontoh gaya kemiliteran tetapi
dilihat lebih seksama tipe ini mirip dengan tipe otoriter (Kartono, 2010).

F. Gaya-Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan atau style of leadership merupakan cara seorang pemimpin
melaksanakan fungsi kepemimpinannya atau menjalankan fungsi managemennya dalam
memimpin bawahanannya. Adapun gaya-gaya kepemimpinan diantaranya :

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam mempengaruh orang


lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. dengan berbagai cara atau kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan
bersama antara bawahan dan pimpinan. Gaya tersebut terkadan disebut sebagai gaya
kepemimpinan yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan adanya
kesederajatan, kepemimpinan partisipatif atau konsultatif. Pemimpin yang berkonsultasi
kepada anak buahnya dalam merumuskan suatu tindakan putusan bersama.

2. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin akan jarang dalam
memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan kepada bawahan, dan anggota
organisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri. Gaya
kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri khas dari perilaku pemimpin didalam
melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan demikian, maka gaya kepemimpinan
seorang pemimpin akan sangat dipengaruhi adanya karakter pribadinya. Kepemimpinan
delegatif merupakan sebuah gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pimpinan untuk
bawahannya yang mempunyai kemampuan, agar bisa menjalankan aktivitasnnya yang
untuk sementara waktu tak bisa dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai macam sebab.

11
3. Gaya Kepemimpinan Birokratis

Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan dengan pernyataan "Memimpin


berdasarkan adanya peraturan". Perilaku memimpin yang ditandai dengan adanya
keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak
buahnya. Pemimpin yang birokratis, secara umum akan membuat segala keputusan itu
berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan tidak ada lagi fleksibilitas. Segala kegiatan
mesti terpusat pada pemimpin dan sedikit saja diberikan kebebasan kepada orang lain
dalam berkreasi dan bertindak, itupun tak boleh melepaskan diri dari ketentuan yang
sudah berlaku. Adapun beberapa ciri gaya kepemimpinan birokratis ialah Pimpinan akan
menentukan segala keputusan yang berhubungan dengan seluruh pekerjaan dan akan
memerintahkan semua bawahan untuk bisa melaksanakannya.

4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Kurang
interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya
dapat berjalan jika bawahan mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan
dalam mengejar tujuan dan sasaran yangcukup tinggi. Dalam gaya kepemimpinan ini,
pemimpin sedikit sekali dalam menggunakan kekuasaannya atau sama sekali telah
membiarkan anak buahnya untuk berbuat dalam sesuka hatinya.

5. Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Authoritarian

Gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin
diambil dari dirinya sendiri dengan secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung
jawab akan dipegang oleh si pemimpin yang bergaya otoriter tersebut, sedangkan para
bawahan hanya sekedar melaksanakan tugas yang sudah diberikan. Tipe kepemimpinan
yang otoriter biasanya mengarah kepada tugas. Artinya dengan adanya tugas yang telah
diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya
ini mesti diproyeksikan dalam bagaimana ia dalam memerintah kepada bawahannya agar
mendapatkan kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik.

6. Gaya Kepemimpinan Kharismatik

Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu menarik orang.
Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang akan membangkitkan semangat.
Biasanya pemimpin dengan memiliki gaya kepribadian ini akan visionaris. Mereka sangat
menyenangi akan perubahan dan adanya tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar dari
tipe kepemimpinan model ini dapat di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong yang
Nyaring Bunyinya. Mereka hanya mampu menarik orang untuk bisa datang kepada
mereka.

7. Gaya Kepemimpinan Diplomatis

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini terdapat di penempatan perspektifnya.


Banyak orang seringkali selalu melihat dari satu sisi, yaitu pada sisi keuntungan dirinya.

12
Sisanya, melihat dari sisi keuntungan pada lawannya. Hanya pemimpin dengan
menggunakan kepribadian putih ini yang hanya bisa melihat kedua sisi dengan jelas, Apa
yang dapat menguntungkan dirinya dan juga dapat menguntungkan lawannya. Kesabaran
dan kepasifan merupakan kelemahan pemimpin dengan menggunakan gaya diplomatis
ini. Umumnya, mereka sangat begitu sabar dan sanggup dalam menerima tekanan.
Mereka dapat menerima perlakuan yang tak menyenangkan tersebut, tetapi pengikut-
pengikutnya tidak menerimanya. Dan seringkali hal inilah yang membuat para
pengikutnya akan meninggalkan si pemimpin.

8. Gaya Kepemimpinan Moralis

Kelebihan dari gaya kepemimpinan moralis seperti ini ialah pada umumnya Mereka
hangat dan sopan untuk semua orang. Mereka mempunayi empati yang tinggi terhadap
segala permasalahan dari para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk
kebajikan-kebajikan ada dalam diri pemimpin tersebut. Orang-orang akan datang karena
kehangatannya terlepas dari semua kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan seperti
ini ialah emosinya, Rata-rata orang seperti ini sangatlah tidak stabil, terkadang dapat
tampak sedih dan sangat mengerikan. kadang pula bisa saja sangat begitu menyenangkan
dan bersahabat.

9. Gaya Kepemimpinan Administratif

Gaya kepemimpinan tipe ini akan terkesan kurang inovatif dan telalu kaku dalam
memandang aturan. Sikapnya sangat konservatif serta kelihatan sekali takut di dalam
mengambil resiko dan mereka cenderung akan mencari aman.

10. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical)

Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya untuk pembuatan keputusan didasarkan
pada suatu proses analisis, terutama analisis logika dari setiap informasi yang didapatkan.
Gaya ini akan berorientasi pada hasil dan akan lebih menekankan pada rencana-rencana
rinci serta berdimensi jangka panjang. Kepemimpinan model ini sangatlah mengutamakan
logika dengan menggunakan beberap pendekatan-pendekatan yang masuk akal serta
kuantitatif.

11. Gaya kepemimpinan entrepreneur

Gaya kepemimpinan ini sangatlah menaruh perhatian pada kekuasaan dan hasil akhir
serta kurang mengutamakan untuk kebutuhan akan kerjasama. Gaya kepemimpinan
model ini biasanya akan selalu mencari pesaing dan akan menargetkan standar yang
tinggi.

12. Gaya Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang ditujukan untuk bisa


memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dijalankan secara bersama-sama oleh para

13
anggota perusahaan dengan cara memberikan arahan dan makna pada suatu kerja dan
usaha. yang dilakukan berdasarkandengan visi yang jelas.

13. Gaya Kepemimpinan Situasional

Inti dari teori kepemimpinan situational ialah bahwa suatu gaya kepemimpinan
seorang pemimpin akan dapat berbeda-beda, tergantung dari seperti apa tingkat kesiapan
para pengikutnya. Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional ialah
mengenai tidak adanya gaya kepemimpinan yang paling terbaik. Teori kepemimpinan
situasional akan bertumpu pada dua konsep yang fundamental yaitu tingkat kesiapan/
kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.

14. Gaya Kepemimpinan Militeristik

Tipe pemimpin seperti ini sangatlah mirip dengan tipe pemimpin yang otoriter yang
merupakan tipe pemimpin yang senantiasa bertindak sebagai diktator terhadap para
anggota kelompoknya. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik yaitu lebih
banyak dalam menggunakan sistem perintah atau komando, keras dan sangat begitu
otoriter, kaku dan seringkali untuk kurang bijaksana; menghendaki adanya kepatuhan
yang mutlak dari bawahan; sangat menyenangi suatu formalitas, upacara-upacara ritual
dan tanda-tanda kebesaran yang terlalu berlebihan; menuntut adanya sebuah disiplin yang
keras dan kaku dari para bawahannya; tidak menghendaki adanya saran, usul, sugesti, dan
kritikan-kritikan dari bawahannya; dan komunikasi hanya dapat berlangsung searah.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemimpin sangat dibutuhkan dalam suatu kelompok atau organisasi. Kepemimpinan
tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi karena jika sebuah organisasi berjalan
tanpa adanya unsur kepemimpinan yang baik, maka setiap masalah yang muncul dalam
berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien,
yang mengakibatkan tujuan organisasi tersebut terhambat dan kepuasan dari tercapainya
tujuan tersebut persentasenya sangat rendah.

Seorang pemimpin perlu mempunyai sifat-sifat yang baik. Adapun sifat-sifat yang
baik yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu: bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, cakap, cerdik dan jujur, sehat jasmani dan rohani, tegas, berani, disiplin dan efisien,
bijaksana dan manusiawi, berilmu, bersemangat tinggi, berjiwa matang dan berkemauan
keras, mempunyai motivasi kerja tinggi, mampu berbuat adil, mampu membuat rencana
dan keputusan, memiliki rasa tanggung jawab yang besar, mendahulukan kepentingan
orang lain, dsb.

B. Saran
Disaat sekarang ini, dalam menentukan seorang pemimpin atau apabila ingin menjadi
seorang pemimpin sebaiknya perhatikan sifat- sifatnya, karakter, model, tipe, dan gaya
kepemimpinan dari calon pemimpin itu karena apabila salah memilih pemimpin,
organisasi tidak akan dapat mencapai tujuannya dan jalannya suatu organisasi juga akan
berantakan. Dalam memilih seorang pemimpin diharuskan mempunyai keahlian dan
pengetahuan yang sangat luas. Seorang pemimpin harus memiliki sikap dan perilaku yang
baik, karena seorang pemimpin menjadi panutan atau contoh untuk bawahannya, seorang
pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan, jujur dan rasa tanggung jawab yang besar
terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Karima, Z., Shafira, A., Ayu, A., & Salma, J. (2018). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Pengembangan Mutu Pendidikan Perspektif Islam. Tarbiyah Wa Ta'lim: Jurnal
Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 5(1), 17-28.

Mattayang, B. (2019). Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Teoritis. JEMMA
(Journal of Economic, Management and Accounting), 2(2), 45-52.

Purnomo, E., IP, S., SE, M., & Saragih, H. J. Teori Kepemimpinan Dalam.

Rohaeni, H. (2016). Model gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja


pegawai. Jurnal Ecodemica Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 4(1), 32-47.

Sagala, H. S., & Sos, S. (2018). Pendekatan & Model Kepemimpinan. Prenada Media.

Saliman, M. P. A. Latar Belakang Sejarah Timbulnya Kepemimpinan.

Soliha, E., & Hersugondo, H. (2008). Kepemimpinan Yang Efektif Dan Perubahan
Organisasi. Fokus Ekonomi, 7(2), 24400.

Suarga, S. (2017). Efektivitas Penerapan Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Kepala Sekolah


Terhadap Peningkatan Mutu Layanan Administrasi Pendidikan. Idaarah: Jurnal
Manajemen Pendidikan, 1(1).

Tatilu, J., Lengkong, V. P., & Sendow, G. M. (2014). Kepemimpinan Transaksional,


Transformasional, Servant Leadership Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Pt. Sinar Galesong Pratama Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 2(1).

Umar, T. (2011). Pengaruh outbond training terhadap peningkatan rasa percaya diri
kepemimpinan dan kerjasama tim. Jurnal Ilmiah SPIRIT, 11(3).

Wirda, F., & Azra, T. (2012). Pengaruh gaya kepemimpinan situasional dan motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan Politeknik Negeri Padang. POLI BISNIS, 4(1), 24-
33.

16

Anda mungkin juga menyukai