Anda di halaman 1dari 3

DIALOG WAWANCARA KONSELING

INDIVIDU
Vio (mengetuk pintu) Assalamualaikum, permisi Bu
Aku Wa’alaikusalam (sambil berdiri)
Mari silahkan masuk (menghampiri klien sambil menjabat tangan),
silahkan duduk. Ibu senang sekali berjumpa dengan Vio. (tersenyum)
Vio Iya, Terimakasih Bu. (Diam menyimpan perasaan tertentu, meihat ke
bawah, tidak menatap konselor)
Aku Bagaimana kabarnya Vio ? (Attending ramah, senyum, kontak mata, dan
badan agak membungkuk ke arah klien).
Vio Kabar saya baik, Bu. (Diam melihat ke bawah)
Aku Kelihatannya wajahmu sangat murung? Tampaknya ada sesuatu yang
mengganggu perasaanmu, sehingga Vio datang menemui Ibu?
Vio Iya, Bu. Saya ingin berkonsultasi dengan Ibu.
Aku Ya silahkan, apa yang ingin kamu sampaikan sehingga nanti bisa kita
bicarakan bersama ?
Vio Emmm iya bu
Tapi bu ini beneran bu saya boleh cerita ke ibu soalnya saya takut
ganggu ibu terus saya juga takut kalauuu
Aku Vio takut kalau ?
Vio Takut kalauuuu curhatan sayaa
Aku Vio takut kalau curhatan nak Vio?
Vio Tersebar luas bu. Maaf ya bu. Sebenarnya itu masih takut, tapi
saya binggung harus cerita ke siapa.
Aku Pertama nak vio boleh cerita ke ibu dan itu ngga ngga sama sekali
mengganggu Ibu.
Kedua nak Vio tidak perlu khawatir, disini ibu akan menjaga
rahasia kamu sebab proses konseling memiliki teknik-teknik, kode
etik serta azas-azas yang harus dijaga dan dikuasi seseorang
konselor, Nah, salah satu azas nya adalah azas kerahasian, jadi
kamu tidak perlu takut masalah yang kamu alami terbongkar atau
diketahui oleh orang lain.
Vio Saya berharap agar masalah yang saya alami dapat teratasi dan
menemukan jalan keluar yang terbaik.
Aku Iya (sambil menganggukkan kepala) mudah-mudahan bisa cepat
teratasi.
Kalau begitu, dapatkah kamu menceritakan kepada Ibu ?
Ibu ingin mendengarkan sejauh mana perasaan tidak enak yang
mengganggu Vio
Vio Begini bu, saya terjebak dalam situasi yang sangat membingungkan
(muka sedih dan melihat ke bawah)
Aku Coba ceritakan lebih jelas lagi. Tidak apa-apa ceritakan saja pelan-pelan
Vio Emm, jadi gini bu, orang tua saya menyuruh saya mengambil jurusan
Bahasa, sedangkan saya pengennya jurusan IPS bu.
Sebenarnya saya sudah bilang sama orang tua saya kalau saya tidak
suka jurusan Bahasa. Tapi orang tua saya tetap memaksa saya bu.
Sehingga saya pun menuruti keinginan orang tua saya, karena saya tidak
mau mengecewakan orang tua saya bu.
Saya takut nantinya saya tidak mampu dalam proses pembelajaran bu.
Saya binggung bu.
Aku Berada di posisi kamu saat ini pasti sulit. Saya dapat memahami apa
yang kamu rasakan saat ini.
Bisakah kamu menjelaskan kenapa kamu berfikiran bahwa kamu tidak
mampu dalam proses pembelajaran nantinya?
Vio Iya bu.
Jadi karena jurusan yang saya ambil tidak sesuai keinginan saya, saya
takut tidak akan serius dalam belajar dikelas serta tidak akan mampu
mengerjakan tugas-tugas yang akan diberikan oleh guru nantinya. Saya
juga kurang pede atau tidak mampu berbicara di depan kelas bu.
Aku Bisa kamu ceritakan kenapa kamu kurang pede berbicara di kelas?
Vio Sebenarnya saya takut karena mungkin disatu sisi kurang pengetahuan
saya tentang bahasa, terus disisi lain perasaan tertekan karena harus
masuk jurusan ini bu.
Aku Sepertinya kamu bisa saja sangat menyukai jurusan Bahasa ini jika kamu
benar-benar menekuninya tetapi disisi lain kamu juga merasa kecewa?
Vio Iya bu benar. Sebenarnya saya bersikap seolah-olah saya tidak serius
dalam belajar supaya orang tua saya dapat mengubah keinginannya
untuk menyuruh saya pindah ke jurusan yang saya inginkan. Tapi saya
juga takut orang tua saya kecewa dengan saya bu.
Aku Itu berarti kamu kesulitan dalam memilih jurusan yang kamu inginkan
dengan jurusan pilihan orang tua kamu ?
Vio Iya bu
Aku Bagus, berarti Vio sudah bisa memahami masalah yang sedang di alami.
Vio Mungkin situasi ini tidak dapat saya ubah, dan saya juga tidak mungkin
menentang orang tua saya karena beliaulah yang merawat saya dari
kecil sampai sekarang. Saya juga tidak bisa terus-terusan tidak serius
dalam belajar. Saya harus menentukan pilihan, karna saya sudah dewasa.
Aku Bagus, saya yakin Vio bisa menentukan pilihan.
Vio Iya bu, saya paham.
Alhamdulilah saya merasa lega bu, kebingunggan saya mulai berkurang.
Aku Jangan sungkan jika kamu ada yang ingin kita bicarakan bersama,
datang saja temui ibu lagi.
Vio Baikalah kalau begitu, saya pamit. Terimakasih bu
Assalamualaikum
Aku Waalaikumsalam

Anda mungkin juga menyukai