Anda di halaman 1dari 2

Menghadapi Pemilu 2004, jumlah parpol yang dibentuk semakin banyak.

Ada sekitar lebih


dari 200 parpol yang berdiri. Dari jumlah parpol sebanyak itu hanya 50 parpol yang
memperoleh pengesahan sebagai badan hukum dan hanya 24 parpol yang ikut Pemilu 2004.
Kota Banda Aceh sudah melaksanakan Pemilihan Umum sebanyak 8 (Delapan) kali
penyelengaraan Pemilu dari Tahun 2004 s/d 2014.

Dua kali pemilu menunjukkan, instrumen threshold seperti itu tidak jalan. Pemilu 1999,
misalnya, diberlakukan threshold sebesar dua persen. Dari 48 partai, yang lolos threshold
hanya enam partai. Faktanya, Pemilu 2004 diikuti 24 partai, dan di antara mereka adalah
reinkarnasi sejumlah partai yang tidak lolos threshold Pemilu 1999. Pemilu 2004,
diberlakukan threshold tiga persen. Dari sini, hanya tujuh partai yang lolos. Namun
peserta Pemilu 2009 tidak jauh beda dengan peserta Pemilu 2004.

Sementara Parliamentary Treshold (PT) adalah ketentuan batas minimal yang harus
dipenuhi Partai Politik untuk bisa menempatkan calon legislatifnya di parlemen. Batas
minimal yang diatur dalam Pasal 202 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008
tentang Pemilu Legislatif adalah 43 sebesar 2,5 persen dari total jumlah suara dalam
pemilu. Dengan ketentuan ini, Parpol yang tak beroleh suara minimal 2,5 persen tidak
berhak mempunyai perwakilan di DPR, sehingga suara yang telah diperoleh oleh parpol
tersebut dianggap hangus.

Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh mengumumkan empat parpol lokal berhak maju
sebagai peserta Pemilu 2019. Sementara dua parpol dinyatakan gugur.

Keempat parpol lokal tersebut yaitu:

1) Partai Nanggroe Aceh (PNA)


2) Partai Daulat Aceh (PDA).
3) Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA).
4) Partai Aceh (PA).

Ketua KIP Aceh Ridwan Hadi, mengatakan, tiga partai lokal dinyatakan lulus setelah
dilakukan verifikasi faktual mulai dari tingkat Kabupaten/Kota hingga Provinsi. Sementara
satu partai yaitu Partai Aceh tidak lagi dilakukan proses verifikasi karena sudah memenuhi
syarat seperti diatur dalam pasal 90 UU Pemerintah Aceh, yakni memiliki sekurang-
kurangnya 5 persen kusrsi di DPR Aceh.
Partai Aceh adalah salah satu partai politik lokal di provinsi Aceh, Indonesia. Partai ini ikut
dalam Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 2009 dan pemilihan anggota parlemen daerah
Provinsi Aceh. Partai Aceh dahulu bernama Partai Gerakan Aceh Merdeka (GAM),
kemudian pernah berubah menjadi Partai Gerakan Aceh Mandiri.

Dalam Pemilu 2009, Partai Aceh meraih suara mayoritas di Provinsi Aceh dengan menguasai
47% kursi yang tersedia namun pada pemilu 2014 hanya mampu merebut 26 kursi dari 81
kursi. Namun dalam Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019, Komisi Independen
Pemilihan (KIP) menetapkan Partai Aceh sebagai partai politik lokal yang meraih kursi
terbanyak meski harus kehilangan 11 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA)
daripada pemilu sebelumnya, sekarang mendapat 18 kursi dari 81 kursi DPRA.

Partai Aceh memperebutkan kursi pada Pemilu 2014. Meskipun dengan optimis mengklaim
akan memenangkan 60-70% suara selama kampanye pemilihan, pemungutan suara turun
tajam menjadi 35,3%, meskipun ini cukup untuk pluralitas. Salah satu alasan penurunan suara
adalah konflik partai internal yang terjadi sejak Februari 2011, yang menyebabkan beberapa
anggota Partai Aceh berangkat untuk membentuk Partai Nasional Aceh. Partai Aceh
memenangkan 29 dari 100 kursi di legislatif provinsi.

Anda mungkin juga menyukai