Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama kepala keluarga : Tn. Suhardi
b. Alamat : Jl. Menanti Gg. Menanti
c. Pekerjaan kepala keluarga : Karyawan swasta
d. Pendidikan kepala keluaga : SMP
e. Komposisi keluarga :
Genogram

: Laki-laki

: Klien Penderita TB Paru / Laki-laki

: Perempuan
Tabel 1.1 Pengkajian Data Umum Keluarga

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan Status Imunisasi Ket


Kelamin dengan Kepala BCG Polio DPT Hepatitis Campak
Keluarga
1 2 3 4 1 2 3 4 0 1 2 3 4

1 Tn. S L Kepala Keluarga 43 Th SMP - - - - - - - - - - - - - - - Tidak tahu

2 Ny. N P Istri 41 Th SD - - - - - - - - - - - - - - - Tidak tahu

3 An. S P Anak 15 Th SMP √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √

4 An. S P Anak 10 Th SD √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √

5 An. S P Anak 6,5 Th SD √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √

6 Tn. C L Ipar 18 Th SD √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √
f. Tipe Keluarga : Tradisional extended family
g. Suku Bangsa : Melayu
h. Agama : Islam
i. Status Sosial Ekonomi Keluarga : Tn S adalah karyawan swasta dengan penghasilan
rata-rata Rp 2 juta akan tetapi tidak tetap dan seluruh penghasilannya digunakan untuk
keperluan sehari-hari.
j. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Keluarga Tn S mempunyai aktivitas yang
tidak terjadwal, aktivitas biasanya berkumpul dengan keluarga yang lain, rekreasi ke
luar kota jarang dilakukan, jenis rekreasi keluarga yaitu menonton tv bersama keluarga.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn S saat ini adalah Tahap keluarga dengan anak
remaja dan tahap keluarga dengan usia sekolah, anak pertama berusia 15 tahun, dimana
peran orang tua yaitu Tn S dan istri melakukan komunikasi secara terbuka dan dua arah,
anak pertama selalu menceritakan pada Ny N bila ia ada masalah dengan teman
sebayanya, anak pertama dan kedua Tn S sedang sekolah membutuhkan biaya untuk
sekolah dan butuh perhatian dari kedua orangtuanya.
b. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
Namun, tugas keluarga yang belum dicapai saat ini adalah ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit dan ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan. Keluarga Tn S masih hidup serba
kekurangan. Keluarga Tn S bersama anak, istri dan ipar yang menderita sakit TB paru
hanya tinggal disebuah rumah kontrakan yang sederhana yang pada bagian samping
rumah sebelah kanan terdapat sungai, dan sesekali bila keadaan air pasang dapat terjadi
banjir.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut Ny N riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu Tn S, istri dan
anak-anaknya dalam keadaan sehat, tidak pernah sakit serius. Ipar Tn S yang bernama
Tn C menderita Tb Paru sejak 1 bulan yang lalu
d. Riwayat Penyakit Keluarga Sebelumnya
1) Riwayat penyakit keluarga dari pihak Tn S: Bapak dari Tn S sudah meninggal 10
tahun yang lalu karena menderita hipertensi, sedang ibu Tn S dalam keadaan sehat
dan saat ini tinggal di Kisaran bersama adik perempuan Tn S.
2) Riwayat penyakit keluarga dari pihak Ny N: Bapak dari Ny N sudah meninggal
sejak 15 tahun yang lalu secara mendadak akibat serangan Asma, sedangkan ibu
dari Ny N juga sudah meninggal sejak 11 tahun yang lalu tahun yang lalu karena
serangan jantung.
3) Tn S beserta anak dan istrinya tidak pernah mengalami sakit berat hanya demam,
batuk dan pilek ringan saja dan bila sakit keluarga membeli obat di warung.
4) Ipar Tn S yang bernama Tn C sebelumnya tidak pernah menderita TB Paru.

3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditinggali oleh keluarga Tn S merupakan sebuah rumah kontrakan
permanen dengan luas rumah ± 36 m2, terdiri dari 2 kamar tidur, dimana 1 kamar tidur
tidak mempunyai jendela karena dindingnya saling berdampingan dengan rumah
kontrakan yang lain.
b. Karakterisktik Tetangga dan Komunitas RT/RW
Tipe rumah adalah couple yang terdiri dari 2 rumah kontrakan yang saling
berdampingan, akan tetapi antar tetangga saling tolong menolong bila dibutuhkan, dan
apabila ada tetangga yang sakit saling menjenguk. Di area pekarangan / beberapa meter
ke arah samping rumah ada tampak sungai.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Setelah menikah keluarga Tn S tinggal bersama orangtua selama ± 6 bulan di
daerah Kisaran, setelah itu keluarga Tn S merantau ke kota Dumai dan tinggal
menempati rumah kontrakan berpindah-pindah. Saat ini keluarga Tn S tinggal disebuah
rumah kontrakan yang beralamat di Jl Menanti Gg Menanti RT 01 Kelurahan Bukit
Datuk Kecamatan Dumai Selatan Kota Dumai.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga Tn S berkumpul pada malam hari, karena pada saing hari Tn S berkerja,
keluarga Tn S juga aktif mengikuti perwiritan dilingkungan tempat tinggalnya yang
diadakan 1 minggu sekali, hubungan interaksi keluarga dengan lingkungan sangat baik.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Saat ini anggota keluarga Tn S yaitu adik iparnya yang bernama Tn C menderita
TB Paru. Keluarga mempunyai sistem pendukung yaitu kakak, tetangga dan keluarga,
dan apabila keluarga Tn S mengalami masalah-masalah kesulitan dana ataupun adanya
masalah dalam keluarga pasti selalu dimusyawarahkan untuk pemecahan masalah.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Tn S menggunakan bahasa Melayu dan
bahasa Indonesia. Komunikasi di keluarga Tn S cukup baik dan selalu terbuka.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn S merupakan pemegang kendali di dalam rumah tangga. Sedangkan Ny N
hanyalah sebagai ibu rumah tangga dan mengasuh anak, dalam pengambilan keputusan
Tn S dan Ny N selalu mendiskusikan terlebih dahulu.
c. Struktur Peran
Peran saat ini Tn S sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah untuk
keluarganya, sedangkan tugas istri sebagai ibu rumah tangga dan merawat anak,
pendidikan anak dilakukan bersama.
d. Nilai atau Norma Keluarga
Keluarga Tn S menganut agama islam, walaupun berbeda suku dengan Ny N akan
tetapi antara Tn S dan Ny N saling memahami dan mengerti kebiasaan masing-masing.

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Menurut Ny N keluarga selalu menerapkan kasih sayang dan perhatian yang cukup
kepada anaknya. Tn S dan Ny N selalu memenuhi kebutuhan untuk anaknya sesuai
dengan usia pertumbuhan dan perkembangannya.
b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antar sesama anggota keluarga terlihat baik, demikian juga dengan
tetangga keluarga selalu aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di
lingkungannya.
c. Fungsi Pemeliharaan / Perawatan Kesehatan Keluarga
Menurut Tn S kesehatan adalah terhindar dari gejala penyakit. Tn S mengatakan
ada anggota keluarganya yang sakit yaitu ipar Tn S tepatnya adalah Tn C. Tn C adalah
adik kandung dari Ny N, menurut Ny N apabila ada anggota keluarga yang sakit,
biasanya dirawat sendiri di rumah dengan membeli obat dari warung terdekat.
d. Fungsi Reproduksi
Tn S mempunyai 3 orang anak sebagai penerus keturunan dan Ny N merupakan
akseptor KB suntik.
e. Fungsi Ekonomi
Tn S bekerja sebagai pekerja swasta dengan penghasilan yang tidak tetap dengan
rata-rata Rp 2 Juta / bulan.

6. Stress dan Koping Keluarga


a. Stresor Jangka Pendek dan Panjang
1) Jangka Pendek: Tn S khawatir karena kesibukannya mencari nafkah tidak begitu
memperhatikan kesehatan dan kebutuhan anak dan istrinya.
2) Jangka Panjang: Tn S khawatir tidak sanggup membiayai anaknya ke sekolah /
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi Stressor
Tn S mengatakan keluarga hanya bisa pasrah dan tetap berdoa memohon kepada
Tuhan Yang Maha Esa agar diberi kesehatan dan kemurahan rezeki sehingga tetap
berusaha semampu mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga selalu mencari solusi atas masalah yang dihadapi bila tidak sanggup
keluarga meminta bantuan dari sanak saudara, tetangga.
d. Strategi Adaptasi Fungsional
Fungsi dan peran masing-masing anggota keluarga dijalankan sesuai dengan hak
dan kewajibannya.

7. Pemeriksaan Fisik
No Yang Diperiksa Bapak Ibu Anak 1 Anak 2 Anak 3 Tn C

1 Keadaan Umum Baik Baik Baik Baik Baik Baik

2 Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah 130/90 110/60 120/80 120/70 110/80 110/60

b. Nadi 82x/m 80x/m 81x/m 80x/m 80x/m 80x/m

c. Suhu 370C 36,50C 36,70C 36,40C 360C 36,50C

d. Pernafasan 20x/m 20x/m 21x/m 19x/m 19x/m 20x/m

3 Tinggi Badan 165 cm 157 cm 152 cm 126 cm 100 cm 163 cm

4 Berat Badan 70 kg 54 kg 49 kg 26 kg 16 kg 50 kg

5 IMT 25.71 21.91 21.2 16.3 16 18.82


6 Kepala Normal Normal Normal Normal Normal Normal

7 Rambut Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih

8 a. Mata Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris

b. Sklera Non Non Non Non Non Non

c. Konjungtiva Ikterik Ikterik Ikterik Ikterik Ikterik Ikterik

9 Telinga Normal Normal Normal Normal Normal Normal

10 Hidung Normal Normal Normal Normal Normal Normal

8. Harapan Keluarga
Keluarga Tn S berharap agar iparnya yaitu Tn C yang saat ini menderita TB paru bisa
segera sembuh dan sehat seperti sebelumnya, keluarga berharap Tn C dapat melakukan
pengobatan TB secara teratur dan tepat waktu selama 6 bulan.

9. Analisa Data
No Analisa Data Etiologi Masalah

1 DS : Ketidakmampuan Defisit Pengetahuan


Ny N bertanya tentang apa itu penyakit TB keluarga mengenal (D.0111)
paru, tanda dan gejala, pengobatan serta masalah kesehatan
bagaimana merawat klien yang menderita
TB.

DO :
Ny N / kakak klien tampak bingung karena
klien / Tn C selalu bertanya tentang
penyakitnya dan bagaimana pengobatannya.

2 DS : Ketidakmampuan Defisit Nutrisi


Ny N / Istri Tn S mengatakan adiknya keluarga merawat (D.0019)
kurang nafsu makan, porsi makan masih 1/2 anggota keluarga yang
porsi. sakit

DO :
- Klien tampak masih lemah.
- BB setelah sakit : 50 kg
- BB sebelum sakit : 56 kg
- IMT : 18.82

3 DS : Ketidakmampuan Resiko infeksi


Ny N / kakak klien bertanya tentang cara keluarga memodifikasi (D. 0142)
pencegahan dan penularan TB paru. lingkungan

DO :
- Ny N tampak bingung
- Tn C membuang ludah sembarangan
- Klien tidak menutup mulut ketika batuk
- Kamar tidur tampak kurang terang
- Jendela rumah tertutup pada pagi hari
10. Skala Prioritas
Skala prioritas masalah kesehatan : Defisit Pengetahuan
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah terjadi dan perlu segera


diatasi
Aktual

2 Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x 2 = 2 Keluarga kurang pengetahuan menge-


dapat dirubah nai penyakit TB paru, namun kakak
Tn C mau bertanya mengenai
Dengan mudah penyakit TB paru sehingga dengan
mudah petugas memberikan informasi
3 Potensial masalah untuk 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Diharapkan keluarga Tn C dapat
dicegah mengetahui penyebab dan penularan
penyakit TB paru dengan baik
Cukup
4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2x1=1 Menurut Tn C dan keluarga adanya
masalah dan kurangnya pengetahuan
Masalah berat, harus
keluarga mengenai TB paru harus
segera ditangani
segera ditangani.

Jumlah skore 4 2/3


Skala prioritas masalah kesehatan : Defisit Nutrisi

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah 1 1 1/3 x 1 = 1/3 Hasil pemeriksaan fisik Tn C berat badan


saat sakit 50 kg, sementara pada saat se-
Potensial belum sakit adalah 56 kg

2 Kemungkinan masalah dapat 2 2 2/2 x 2 = 2 Dengan diberikannya penyuluhan kese-


dirubah hatan tentang proses penyakit TB
paru,kakak Tn C paham bagaimana kebu-
Dengan mudah tuhan nutrisi pada penderita TB paru

3 Potensial masalah untuk dicegah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Dengan pemberian kebutuhan nutrisi yang
baik Tn C dapat meningkatkan berat
Cukup badannya sehingga berpengaruh pada
proses penyembuhan penyakitnya
4 Menonjolnya masalah 1 1 1/2x1=1/2 Keluarga kurang mengetahui bahwa pe-
rubahan pola nutrisi pada peyakit TB paru
Ada masalah, tapi tidak segera di-
dapat terjadi
tangani
Jumlah skore 3 1/2
Skala prioritas masalah kesehatan : Resiko tinggi penyebaran infeksi pada orang lain

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Penularan belum terjadi, tapi resiko terjadi
penularan cukup besar, masalah ancaman
Ancaman Kesehatan kesehatan dan perlu segera diatasi

2 Kemungkinan masalah dapat 1 2 1/2 x 2 = 1 Dengan diberikannya penyuluhan kese-


dirubah hatan tentang TB paru,keluarga paham
mengenai lingkungan yang baik bagi pen-
Hanya Sebagian derita TB paru
3 Potensial masalah untuk dicegah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Dengan keluarga paham mengenai lingkun-
gan yang baik, diharapkan resiko
Cukup penularan infeksi tidak terjadi yaitu dengan
membuka jendela kamar dan rumah pada
pagi hari
4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2x1=1 Adanya masalah dan kurangnya penge-
tahuan pada keluarga Tn S harus segera
Masalah berat, harus segera
ditangani
ditangani
Jumlah skore 3 1/3
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan masalah kesehatan dan skala prioritas yang ada pada keluarga Tn S
maka diagnosa keperawatan keluarga yang dapat
dirumuskan / ditegakkan adalah sebagai berikut :
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan (D.0111)
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit (D.0019)
c. Resika infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihar/
memodifikasi lingkungan (D.0142)
C. Perencanaan/Intervensi Keperawatan Keluarga
No Tujuan Evaluasi
Diagnosa Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan
1 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal Keluarga terutama Edukasi Kesehatan
berhubungan dengan tindakan keperawatan tindakan keperawatan Tn C mampu Observasi
ketidakmampuan setiap minggu sebanyak 1x menjelaskan a. Identifikasi
keluarga dalam sebanyak 3x selama kunjungan rumah tentang penyakit kesiapan dan
mengenal masalah 30 menit selama 30 menit, TB paru dan kemampuan
kesehatan. (D.0111) perkunjungan rumah, keluarga dapat melakukan menerima
diharapkan keluarga mengenal masalah pengobatan informasi
khususnya Tn C dapat kesehatan, dengan teratur b. Identifikasi faktor-
mengerti memahami, menyebutkan faktor yang dapat
dan mau pengertian tanda dan meningkatkan dan
melaksanakan atas gejala, pengobatan menurunkan
informasi yang sudah penyakit TB paru motivasi perilaku
diberikan petugas hidup bersih dan
tentang penyakit TB sehat
paru Terapeutik
a. Sediakan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
b. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
c. Berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
a. Jelaskan factor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
b. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
c. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat
2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal Keluarga terutama Pemantauan Nutrisi
berhubungan dengan tindakan keperawatan tindakan keperawatan kakak Tn C Observasi
ketidakmampuan setiap minggu sebanyak 1x mampu a. Identifikasi factor
keluarga merawat sebanyak 3x selama kunjungan rumah menjelaskan yang
anggota keluarga 30 menit selama30 menit, tentang gizi tinggi mempengaruhi
yang sakit. (D.0019) perkunjungan, keluarga dapat kalori tinggi asupan gizi
diharapkan keluarga menyebutkan manfaat protein bagi klien b. Identifikasi
khususnya Tn C dapat nutrisi bagi penderita penderita perubahan berat
mengerti dan TB paru, dan penyakit TB paru, badan
memahami atas pentingnya gizi yang nafsu makan c. Identifikasi pola
pentingnya kebutuhan tinggi kalori tinggi meningkat makan
nutrisi bagi klien protein bagi klien d. Identifikasi
penderita penyakit dengan TB paru kemampuan
TB paru, dan menelan
diharapkan Tn C e. Identifikasi
bertambah nafsu kelainan eliminasi
makannya dan berat f. Monitor mual dan
badan klien muntah
bertambah g. Monitor asupan
oral
h. Monitor warna
konjungtiva
i. Timbang berat
badan
Terapeutik
a. Ukur
antropometrik
komposisi tubuh
b. Hitung perubahan
berat badan
c. Atur interval
waktu pemantauan
sesuai dengan
kondisi pasien
d. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
b. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
3 Resika infeksi Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal Keluarga terutama Pencegahan Infeksi
berhubungan dengan tindakan keperawatan tindakan keperawatan Tn C mampu Observasi
ketidakmampuan setiap minggu sebanyak 1x menjelaskan a. Monitor tanda dan
keluarga memelihar/ sebanyak 3x selama kunjungan rumah tentang cara agar gejala infeksi
memodifikasi 30 menit selama30 menit, infeksi penularan local dan istemik
lingkungan. (D.0142) perkunjungan rumah, keluarga dapat tidak terjadi yaitu Terapeutik
diharapkan keluarga menyebutkan seperti malakukan a. Batasi jumlah
mengerti resiko bagaimana cara PHBS, menutup pengunjung
penyebaran infeksi pencegahan agar mulut saat batuk / b. Cuci tangan
penyakit TB Paru tidak terjadi resiko menggunakan sebelum dan
kepada orang lain dan penularan infeksi masker, sesudah kontak
Infeksi tidak terjadi pada orang lain menampung dengan pasien dan
dahak pada satu lingkungan
wadah tertutup c. Pertahankan
dan jendel rumah teknik aseptic
terbuka pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
b. Ajarkan cara
mencuci tangan
denagn benar
c. Ajarkan etika
batuk
d. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
e. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu
D. Implementasi
Tanggal Waktu Dx keperawatan Implementasi dan Respon TTD dan nama
16 Februari 2022 09.00 s/d 09.30 WIB Defisit pengetahuan Edukasi kesehatan
berhubungan dengan Observasi
ketidakmampuan keluarga a. Mengidentifikasi kesiapan dan
mengenal masalah kemampuan menerima informasi
kesehatan Respon : Pasien dan keluarga
sangat fokus memperhatikan
perawat dalam menjelaskan
masalah pada TB Paru
b. Mengidentifikasi faktor-faktor
yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Respon : Pasien dan keluarga
mengetahui faktor-faktor dalam
meningkatkan dan menurunkan
kesehatan nya.
Terapeutik
a. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
Respon : Pasien dan keluarga
sangat paham dengan materi
yang diberikan.
b. Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
Respon : Pasien dan keluarga
sangat meluangkan waktunya
untuk diberikan pendidikan
kesehatan.
c. Memberikan kesempatan untuk
bertanya
Respon : Pasien dan keluarga
sangat aktif bertanya mengenai
penyakit TB Paru
Edukasi
a. Menjelaskan factor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
Respon : Pasien dan keluarga
sudah mengetahui faktor resiko
pada penyakit TB paru.
b. Mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Respon : Pasien dan keluarga
sudah membiasakan hidup bersih
dan sehat.
c. Mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Respon : Pasien dan keluarga paham
akan strategi yang diberikan perawat
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
17 Februari 2022 09.00 s/d 09.30 Defisit nutrisi berhubungan Pemenuhan Nutrisi
dengan ketidakmampuan Observasi
keluarga merawat anggota a. Mengidentifikasi factor yang
keluarga yang sakit mempengaruhi asupan gizi
Respon : Pasien dan keluarga
sudah mengerti mengenai
kandungan gizi yang harus
tercukupi untuk pasien TB paru
b. Mengidentifikasi perubahan
berat badan
Respon : Pasien dan keluarga
sudah mengetahui penyebab
berat badan berubah
c. Mengidentifikasi pola makan
Respon : Pola makan pasien
sudah membaik
d. Mengidentifikasi kemampuan
menelan
Respon : Pasien dapat menelan
makanan dengan baik
e. Mengidentifikasi kelainan
eliminasi
Respon : pasien tidak memiliki
kelainan pada eliminasi nya
f. Memonitor mual dan muntah
Respon : Pasien sudah tidak
mual muntah kembali
g. Memonitor asupan oral
Respon : Asupan oral pasien
sudah tercukupi
h. Memonitor warna konjungtiva
Respon : warna konjungtiva
pasien normal
i. Menimbang berat badan
Respon : Berat badan pasien
sudah lumayan bertambah.
Terapeutik
a. Mengukur antropometrik
komposisi tubuh
Respon : komposisi tubuh sudah
idel
b. Menghitung perubahan berat
badan
Respon : berat badan pasien
sedikit demi sedikit mencapai
nilai normal
c. Mengatur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Respon : kondisi pasien sudah
semakin membaik
d. Mendokumentasikan hasil
pemantauan
Respon : berat badan pasien
bertambah, pola makan pasien
membaik 3x1hari.
Edukasi
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Respon : Pasien sudah
mengetahui tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Menginformasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Respon : pasien paham akan
pentingnya makan makanan yang
bergizi.

17 Februari 2022 10.00 s/d 10.45 Resiko infeksi berhubungan Pencegahan Infeksi
dengan ketidakmampuan Observasi
keluarga a. Memonitor tanda dan gejala
memelihara/memodifikasi infeksi local dan istemik
lingkungan Respon : infeksi local pada
pasien sudah semakin membaik
Terapeutik
a. Membatasi jumlah pengunjung
Respon : keluarga yang
menjenguk pasien sudah disiplin,
berkunjung sesuai dengan jam
nya
b. Mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan
Respon : perawat selalu mencuci
tangan sesudah dan sebelum
kontak dengan pasien
c. Mempertahankan teknik aseptic
pada pasien berisiko tinggi
Respon : perawat dan pasien
selalu menerapkan teknik aseptic
Edukasi
a. Menjelaskan tanda dan gejala
infeksi
Respon : pasien dan keluarga
sudah paham akan tanda dan
gejala infeksi
b. Mengajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Respon : pasien dan keluarga
sudab menerapkan mencuci
tangan yang baik dan benar
c. Mengajarkan etika batuk
Respon : pasien sudah terbiasa
menutup ketika batuk dan
memakai masker
d. Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
Respon : pasien sudah
meningkatkan asupan nutrisi
yang tinggi di setiap makan nya
e. Menganjurkan meningkatkan
asupan cairan
Respon : asupan cairan pasien
sudah meningkat
Kolaborasi
a. Berkolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Respon : pasien sudah
melakukan imunisasi BCG

D. Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa Kep Waktu Implementasi Evaluasi TTD dan Nama
.
1. Defisit Pengetahuan 18 Februari Observasi S : Setelah dilakukan 1x kun-
2022 jungan rumah selama 30
berhubung dengan a. Mengidentifikasi
09.00 s/d menit, Ny N mengatakan
ketidakmampuan 09.30 kesiapan dan mengerti sebagian mengenai
penyakit TB paru, tanda dan
keluarga mengenal kemampuan menerima
gejala tetapi belum mengerti
masalah informasi mengenai perawatan dan
pendampingan minum obat
kesehatan Respon : pasien dan
pada adiknya yang menderita
keluarga siap dalam TB paru
O : Keluarga Pasien (Ny N)
menerima informasi
tampak masih bingung men-
b. Mengidentifikasi faktor- genai bagaimana merawat
adiknya yang sakit TB paru
faktor yang dapat
A : Tujuan tercapai sebagian,
meningkatkan dan masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih
dan sehat
Respon : pasien sudah
mengetahui faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan perilaku
hidup bersih dan sehat
pasien
Terapeutik
a. Menyediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
Respon : perawat sudah
menyediakan materi
dengan sangat jelas
b. Menjadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
Respon : pasien sudah
sepakat dengan jadwal
yang sudah perawat
tentukan
c. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
Respon: pasien sangat
kooperatif
Edukasi
a. Menjelaskan factor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
Respon :pasien sudah
mengetahui faktor resiko
penyakit TB paru
b. Mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Respon : pasien sudah
menerapkan hidup
bersih dan sehat
c. Mengajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
Respon : pasien sudah
mengetahui strategi
dalam meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
2. Defisit Nutrisi 19 Februari 2022 Observasi S : Setelah dilakukan 1x kun-
jungan rumah selama 30
berhubungan dengan 09.00 s/d 09.30 a. Mengidentifikasi factor
menit, kakak Tn C yaitu Ny
ketidakmampuan yang mempengaruhi N mengerti sebagian pent-
ingnya nutrisi bagi kesehatan
keluarga merawat asupan gizi
adiknya yang sedang mend-
anggota keluarga yang Respon : pasien sudah erita TB paru
O : Ny N masih bingung dan
sakit mengetahui faktor yang
bertanya makanan apa saja
mempengaruhi asupan yang baik untuk menaikkan
berat badan adiknya
gizi
A : Tujuan tercapai seba-
b. Mengidentifikasi gian, masalah teratasi seba-
gian
perubahan berat badan
P : Intervensi dilanjutkan
Respon : pasien
mengetahui hal yang
membuat berat badan
pasien berkurang
c. Mengidentifikasi pola
makan
Respon : pola makan
pasien sudah membaik
d. Mengidentifikasi
kemampuan menelan
Respon : pasien sudah
dapat menelan dengan
baik
e. Mengidentifikasi
kelainan eliminasi
Respon : pasien tidak
memiliki kelainan pada
eliminasinya
f. Memonitor mual dan
muntah
Respon : pasien sudah
tidak mengeluh mual
dan muntah
g. Memonitor asupan oral
Respon : asupan cairan
pasien sudah sangat
membaik
h. Memonitor warna
konjungtiva
Respon : warna
konjungtiva pasien
sudah kembali normal
i. Memonitor hasil
laboratorium
Respon : -
j. Menimbang berat badan
Respon : berat badan
pasien sudah bertambah
Terapeutik
a. Mengukur
antropometrik
komposisi tubuh
Respon : komposisi
tubuh pasien sudah ideal
b. Menghitung perubahan
berat badan
Respon : berat badan
pasien sudah kembali
normal
c. Mengatur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Respon : pemantauan
kondisi pada pasien
sudah dilakukan dengan
tepat waktu
d. Mendokumentasikan
hasil pemantauan
Respon : perawat selalu
mendokumentasikan
semua tindakan yang
dilakukan
Edukasi
a. Menjelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Respon : pasien sudah
sangat paham akan
tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Menginformasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Respon : berat badan
pasien sudah bertambah
dan pola makan pasien
sudah membaik

3. Resiko infeksi 19 Februari 2022 Observasi S : Setelah dilakukan 1x kun-


jungan rumah selama 30 menit,
berhubungan dengan 09.40 s/d 10.10 a. Memonitor tanda dan
Ny N mengatakan mengerti se-
ketidakmampuan gejala infeksi local dan bagian proses penularan
penyakit TB paru
keluarga istemik
O : Keluarga Pasien (Ny N)
memelihara/memodifikasi Respon : tanda dan tampak masih bingung dan ber-
tanya bagaimana cara mem-
lingkungan gejala infeksi local pasien sudah
buang ludah/dahak yang benar
diatasi A : Tujuan tercapai sebagian,
Terapeutik masalah teratasi
a. Membatasi jumlah sebagian
pengunjung P : Intervensi dilanjutkan
Respon : keluarga yang
mengunjung sudah
sesuai dengan waktu
kunjungan yang
ditetapkan
b. Mencuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan
Respon : perawat selalu
menerapkan cuci tangan
sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
c. Mempertahankan teknik
aseptic pada pasien
berisiko tinggi
Respon : perawat sudah
mempertahankan teknik
aseptic
Edukasi
a. Menjelaskan tanda dan
gejala infeksi
Respon : pasien sudah
paham akan tanda dan
gejala infeksi
b. Mengajarkan cara
mencuci tangan dengan
benar
Respon : pasien sudah
menerapkan mencuci
tangan yang baik dan
benar
c. Mengajarkan etika batuk
Respon : pasien sudah
terbiasa menutup mulut
ketika batuk dan
memakai masker
d. Menganjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
Respon : asupan nutrisi
pasien sudah meningkat
e. Menganjurkan
meningkatkan asupan
cairan
Respon : asupan cairan
pasien sudah meningkat
Kolaborasi
b. Berkolaborasi
pemberian imunisasi,
jika perlu
Respon : pasien sudah
imunisasi BCG
Terapi modalitas Ergonomic Gym/Senam Ergonomis
A. Pengertian
Suatu teknik senam yang mengoptimalkan posisi tubuh dengan meniadakan atau
meminimalkan kelelahan sehingga diperoleh kenyamanan dan produktivitas yang tinggi.
B. Tujuan
- mengembalikan dan membetulkan posisi dan kelenturan system saraf dan aliran darah
- memaksimalkan suplai oksigen keotak dan memperbaiki system metabolisme ke tubuh,
karena senam ergonomis merupakan senam yang sesuia dengan kaidah-kaidah penciptaan
tuhan, artinya senam yang langsung membuka, membersihkan dan mengaktifkan seluruh
sistem tubuh (sistem kardiovaskuler, kemih, reproduksi).
C. Manfaat
Senam ini bermanfaat bagi kelien dengan masalah gangguan kesehatan fisik maupun Psikis,
diantaranya :
- Menumpuknya pekerjaan atau persoalan psikologis, hal ini dapat menyebabkan perlu
energi
ekstra untuk menyelesaikan masalah.
- Terganggunya system peredaran darah
-Terganggunya metabolisme tubuh, sehingga terjadi ketidaksimbangan pada proses
penyimpanan,pemecahan dan pembuangan material dalam system tubuh
- Juga untuk mencagah dan mengobati berbagai macam penyakit.
D. PERSIAPAN
- Persiapan Klien
Klien tidak mengalami keterbatasan gerak akibat kelainan struktur anatomis tubuh dan
tidak dalam keadaan sakit kronis maupun akut
- Persiapan Lingkungan
Lingkungan tenang dan cukup kondusif untukdigunakan sebagai sarana melakukan
senamergonomic, seperti kondisi lantai yang bersih dan tidak licin serta jauh dari objek
yang dapat mengakibatkan cedera
- Persiapan Alat
Matras (bila perlu)
- Waktu Pelaksanaan
2/3 malam dan pagi hari adalah waktu yang paling baik. Dilakukan 2-3 kali seminggu utk
preventif
1. GERAKAN KE 1 PUTARAN ENERGI INTI

1. Duduk Simpuh dengan punggung kaki sebagai alas (Duduk Pembakaran), dua lengan lurus
ke depan, lalu pergelangan tangan diputar, mulai dari depan dada sampai atas kepala
sebanyak 60 putaran (saat tangan berada di atas kepala, wajah menengadah melihat putaran
tangan);
2. Kemudian putaran pergelangan tangan ke arah luar sebanyak 60 putaran. Saat putaran
berakhir, menghirup napas (dada mengambang-napas dada) dan ditahan. Dua lengan
digerakkan ke belakang melewati dua pinggang hingga dua lengan lurus dengan telapak
tangan menghadap ke atas.
3. Badan membungkuk ke depan, wajah ditengadahkan sampai terasa darah (getaran energi)
berjalan dari punggung ke wajah (wajah tampak kemerahan). Jika sudah maksimal, maka
napas dihembuskan perlahan (rileks) tidak menghentak (mendadak)
2. GERAKAN KE 2 MENYEIMBANGKAN OTAK KANAN DAN KIRI

Posisi duduk simpuh dengan lima jari kaki ditekuk pada ujung jarinya (sebagai tumpuan) atau
Duduk perkasa. Napas rileks. Pergelangan tangan diputar ke dalam lalu putar ke luar (sejajar
pinggang). Tangan sejajar dengan mata, telapak tangan menghadap ke atas, dimulai tangan
kanan 5 kali lalu kiri 5 kali. Lakukan putaran sebaliknya, sampai ke posisi awal. Setelah
masing-masing 5 kali, lakukan bersama-sama kanan dan kiri sebanyak 10 kali.
3. GERAKAN KE 3 LAPANG DADA

• Berdiri Tegak, dua lengan diputar ke belakang semaksimal mungkin, rasakan keluar dan
masuk napas dengan rileks. Saat dua lengan di atas kepala jari kaki jinjit.
• Dipercaya dapat menggerkan energi listrik tubuh sehingga dapat mengembangkan rongga
data sehingga dapat memperbaiki sirkulasi oksigen membuat tubuh segar dan mendapatkan
energi dan dapat mengendalikan emosi
4. GERAKAN KE 4 TUNDUK SYUKUR

• Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara rileks lalu tahan napas sambil
membungkukkan badan ke depan (napas dada) semampunya.
• Tangan berpegangan pada pergelangan kaki sampai punggung terasa tertarik/teregang.
Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat melepaskan napas, lakukan secara
rileks dan perlahan
• Gerakan ini dapat melatih otot2 punggung bagian bawah ,memompa darah ke bagian atas,
melonggarkan otot otot pernafasan, melonggarkan abdomen, mempermudah persalinan,
penyembuhan penyakit ruas tulang belakang, leher, punggung dsb, sinusitis dan astma
• sebaiknya dilakukan 5 kali
5. GERAKAN KE 5 DUDUK PEMBAKARAN

• Posisi Duduk punggung kaki menjadi tumpuan, dengan dua tangan diatas paha, menarik
napas dalam (napas dada), badan membungkuk ke depan sampai punggung terasa tertarik/
teregang, wajah menengadah sampai terasa tegang/panas.
• Saat membungkuk, bokong jangan sampai menungging. Saat melepaskan napas, lakukan
secara rileks dan perlahan.
• Gerakan utk memperkuat otot pinggang, ginjal, membakar lemak dan racun dalam tubuh,
bagi yang mempunyai asam urat, narkoba akan merasa seperti terbakar.
6. GERAKAN KE 6 DUDUK PERKASA

• Posisi Duduk Perkasa (Posisi duduk simpuh dengan lima jari kaki ditekuk pada ujung
jarinya sebagai tumpuan), dengan dua tangan menggenggam pergelangan kaki, menarik
napas dalam (napas dada), badan membungkuk ke depan sampai punggung terasa tertarik/
teregang, wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat membungkuk, bokong jangan
sampai menungging. Saat melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan
• Dapat Meningkatkan daya tahan tubuh, membuat otot dada menjadi kuat, paru paru
berkembang dengan baik, memepertahankan posisi yang bagus pada janin, menurunkan HT,
migren, vertigo, pusing dsb
7. GERAKAN KE 7 BERBARING PASRAH

Posisi kaki Duduk Pembakaran dilanjutkan Berbaring Pasrah. Punggung menyentuh


lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan dirasakan (napas dada), perut
mengecil.

Anda mungkin juga menyukai