BAB III
Sistem rem memiliki prinsip perubahan energi dari energi gerak ke energi
panas. Perubahan energi ini dilakukan dengan menggesek bidang yang berputar
dengan bidang yang diam, hasilnya aka nada perubahan energi dari energi panas.
Sehingga bidang yang berputar akan semakain lambat dan suhu bidang
tersebut akan meningkat. Pada rem cakram, gesekan dua bidang tersebut
dilakukan dengan menggunakan metode jepitan.
Ada dua bidang, bidang yang berputar disebut rotor dan bidang yang diam
disebut kampas rem. Saat rem bekerja, dua buah kampas rem akan menjepit rotor
yang berputar. Sehingga terjadilah pengereman.
Ketikaa pedal rem diinjak, maka akan timbul tekanan hidrolis dari master
silinder. Tekanan hidrolis ini akan disalurkan ke aktuator rem dalam hal ini
caliper rem. Pada caliper rem, tekanan hidrolis tersebut akan digunakan untuk
menggerakan piston dalam caliper. Gerakan piston akan didalam caliper ini akan
mendorong dua buah kampas rem untuk bergerak menjepit rotor yang sedang
berputar. Hasilnya rotor akan berputar karena putarannya terhambat oleh kampas
rem yang menjepit rotor tersebut.
13
Ketika melepas pedal rem, maka tekanan hidrolis yang sebelumnya ada
didalam sistem rem menjadi hilang ini akan menyebabkan kampas rem
kehilangan daya dorong karena daya dorong pada kampas rem ini berasal dari
kekuatan injakan kaki pada pedal rem. Hasilnya, roda bisa berputar bebas dan
kembali berputar.
1) Caliper
2) Kampas rem
3) Piringan
1) Pemeriksaan kendaraan.
2) Identifikasi kerusakan.
3) Perbaikan kerusakan.
14
4) Pemeriksaan ulang.
Jika telah dilakukan perbaikan perlu diperiksa apakah bagian yang rusak
sudah bekerja dengan baik kembali.