Anda di halaman 1dari 6

MELVA NURIANTI BR NAINGGOLAN-SMPN 2 TAPUNG HULU

WAWASAN PENDIDIKAN KEPALA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

(RANGKUMAN)

1. PENGERTIA TENTANG VISI, MISI, TUJUAN, DAN FUNGSI PENDIDIKAN


DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL

Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya


melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh
masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan,
dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan
kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Gerakan
reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip demokrasi,
desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsip-prinsip tersebut akan memberikan


dampak yang mendasar pada kandungan, proses, dan manajemen sistem
pendidikan. Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan, di
antaranya pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani
peserta didik dan potensi daerah yang beragam. Juga, penyusunan standar
kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara
profesional, penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan
pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan, pelaksanaan
manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi, serta
penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multi makna.
Pembaharuan sistem pendidikan meliputi penghapusan diskriminasi antara
pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat,
serta pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum.
MELVA NURIANTI BR NAINGGOLAN-SMPN 2 TAPUNG HULU

Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional


berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dengan strategi tersebut diharapkan visi, misi, dan tujuan
pendidikan nasional dapat terwujud secara efektif dengan melibatkan berbagai
pihak secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Pasal 3 dikatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. (1) Pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. (2)
Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka dan multimakna. (3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
(4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran. (6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.

Pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah yang relevan dengan


karakteristik sekolah dan masyarakat. Selaras dengan isu kebijakan pendidikan
tersebut di atas, salah satu prinsip penyelenggaraan perpustakaan adalah
perpustakaan sebagai sumber belajar harus tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kemajuan IPTEK, baik dari segi bangunan, sarana, koleksi buku, dan jenis
pelayanannya. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dan Sistem Pendidikan Nasional, bahwa perpustakaan sebagai wahana belajar
MELVA NURIANTI BR NAINGGOLAN-SMPN 2 TAPUNG HULU

sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang


beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional; Salah
satu upaya untuk memajukan kebudayaan nasional dalam sistem pendidikan, maka
perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa; dalam
rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa yang tercantum dalam UUD
1945 dan Sistem Pendidikan Nasional, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca
melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber
informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam. Sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan Pasal 19.

2. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM UPAYA


PENINGKATAN MUTU PENIDIDIKAN

1. Upaya perbaikan dan pengembangan kurikulum adalah suatu upaya untuk


memperbaiki mutu sumber daya manusia melalui pendidikan sebagai antisipasi
perkembangan masyarakat yang terus mengalami perubahan.

2. Tahapan kegiatan analisis kebijakan pengembangan kurikulum yaitu 1) analisis


kebutuhan, 2) merumuskan kebutuhan dan desain kurikulum, dan 3) menyusun
kurikulum.
3. Kebijakan kurikulum baru ini menimbulkan konflik/pertentangan karena
sifatnya sebagai inovasi. Namun, reaksi tersebut merupakan sebuah kewajaran dan
normal.
4. Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum adalah suatu kegiatan penilaian
kurikulum yang biasanya dilakukan pada suatu periode yang telah ditentukan
setelah suatu kurikulum diimplementasikan, dengan maksud dan tujuan adalah
untuk melihat kualitas dan efektivitas program kurikulum, mendiagnosis,
memperbaiki, membandingkan, mengantisipasi kebutuhan pendidikan, serta
menentukan seberapa baiknya pelaksanaan kurikulum.
5. Perpustakaan sekolah perlu menunjang ketercapaian program kurikulum dalam
meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Sementara itu
MELVA NURIANTI BR NAINGGOLAN-SMPN 2 TAPUNG HULU

dalam kurikulum menyiratkan perlunya peningkatan peran perpustakaan sekolah


sebagai penunjang kegiatan belajar siswa dan guru. Kurikulum tingkat satuan
pendidikan menutut guru untuk lebih aktif dalam mengembangkan pembelajaran
khususnya dalam mengembangkan indikator pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa. Untuk itu pada setiap sekolah perlu didukung adanya
perpustakaan yang mampu berfungsi dengan baik dalam membantu tercapainya
visi, misi, dan tujuan pendidikan.

3. PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR DI ABAD


PENGETAHUAN

Pertama, dalam abad pengetahuan ini modus belajar dapat dilakukan melalui
berbagai sumber belajar melalui teknologi cetak, audio, audiovisual, dan komputer.
Sumber-sumber belajar tersebut berada di perpustakaan sekolah.

Kedua, pola pembelajaran di sekolah pada dasarnya terdiri atas tiga pola yaitu: (1)
interaksi antara pendidikan dengan pembelajar saja, (2) interaksi antara
pembelajaran dengan media saja, dan (3) interaksi antara pembelajaran dengan
pendidikan diperkaya dengan media. Pola pertama dikatakan sebagai pola
tradisional. Peran perpustakaan terjadi pada pembelajaran modern dengan
menggunakan pola kedua dan ketiga.

Ketiga, pusat sumber belajar dapat menyalurkan kegiatan pembelajaran yang


bersifat adaptif dan akomodatif terhadap eksplosi kemajuan Iptek, di samping
penyaluran kegiatan belajar para pembelajar secara menggairahkan karena
terbukanya peluang untuk belajar menurut kekhasan pribadi, khususnya keunikan
gaya belajar. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di perpustakaan.

Keempat, PSB dalam mewujudkan tujuan dan misinya, menyalurkan kegiatan-


kegiatan melalui empat fungsi pokok, yaitu fungsi-fungsi: pengembangan sistem
pembelajaran, pelayanan media, produksi, dan administratif dapat dilakukan
melalui perpustakaan sekolah.

4. PERPUSTAKAAN MEMFASILITASI PESERTA DIDIK UNTUK BELAJAR


MANDIRI
MELVA NURIANTI BR NAINGGOLAN-SMPN 2 TAPUNG HULU

Kepala perpustakaan sekolah merupakan salah satu elemen yang keberadaannya


sangat penting bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, karena tugas, fungsi
dan peranan mereka sangat menunjang bagi kelancaran proses pembelajaran di
sekolah. Ada beberapa hal penting yang menjadi kendala dalam memfasilitasi
peserta didik belajar mandiri, yaitu 1) Sebagian besar sekolah belum memiliki
perpustakaan yang memadai. 2) Perpustakaan belum difungsikan sebagai penyedia
sumber belajar. 3) Isi buku-buku wajib dan penunjang belum sesuai kebutuhan
belajar. 4) Luas ruang, meja, kursi untuk membaca juga belum sebanding dengan
jumlah siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah.

Pengentasan masalah tersebut perlu diupayakan beberapa hal sebagai berikut: 1)


Meningkatkan kemampuan pengelola perpustakaan, termasuk perpustakaan yang
berada di satuan pendidikan (sekolah/madrasah). 2) Meningkatkan diversifikasi
fungsi perpustakaan untuk mewujudkan perpustakaan sebagai tempat yang
menarik, terutama bagi anak dan remaja, untuk belajar dan mengembangkan
kreativitas. 3) Pemberdayaan kepala perpustakaan sebagai pusat sumber belajar
(PSB) dengan mengembangkan jabatan fungsional kepala perpustakaan sekolah. 4)
Membangun Citra Ideal Kepribadian kepala Perpustakaan Sekolah Profesional. 5)
Merencanakan program kerja perpustakaan sesuai dengan aturan yang berlaku dan
dengan sebaik-baiknya.

5. PERPUSTAKAAN PUSAT LITERASI INFORMASI

Beberapa istilah information literacy digunakan di Indonesia, seperti melek


informasi, literasi informasi, dan keberaksaraan informasi. Melek informasi
digunakan dengan menganalogikan melek huruf yang dipakai sebagai lawan
kata buta huruf. Buta huruf digunakan lebih dahulu untuk terjemahan illiterate,
baru kemudian muncul istilah melek huruf sebagai padanan istilah literate. Istilah
buta huruf dan melek huruf dipakai baik untuk adjektiva (literate dan illiterate)
maupun untuk nomina (literacy dan illiteracy). Menurut aturan pembentukan istilah
dalam Bahasa Indonesia, seharusnya literacy dan illiteracy diterjemahkan menjadi
”ke-melekhuruf-an” dan ”ke-butahuruf-an”.
MELVA NURIANTI BR NAINGGOLAN-SMPN 2 TAPUNG HULU

Dari uraian ringkas tersebut dapat ditarik benang merah bahwa dalam lingkungan
sekolah, kegiatan belajar perlu didukung oleh sarana yang memadai, salah satunya
adalah perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai pusat literasi informasi bagi
siswa. Perpustakaan sekolah mengemban beberapa fungsi yang amat vital. Fungsi
perpustakaan tersebut akan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh
beberapa hal seperti pengembangan koleksi yang sesuai, organisasi dan penguatan
kelembagaan perpustakaan, pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana, serta
program promosi dan pengembangan perpustakaan. Keberadaan perpustakaan
sekolah perlu ditangani secara baik dan memadai. Untuk itu diperlukan kemauan
dari berbagai pihak untuk mengembangkannya yaitu penentu kebijakan pada
tingkat departemen, tingkat daerah, tingkat sekolah (kepala sekolah, guru,dan
pengelola perpustakaan).

Anda mungkin juga menyukai