Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-

NILAI DASAR PROFESI PNS


PELATIHAN DASAR CPNS PENINGKATAN
PEMAHAMAN MASYARAKAT TERKAIT
HIPERTENSI DENGAN … DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS MUKA KABUPATEN CIANJUR

Disusun oleh:

dr. Siti Cholifah


NIP 19910609 202012 2 009
Angkatan I
UPTD Puskesmas Muka Kabupaten Cianjur

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOL. III TAHUN 2021
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara

(ASN) yang memiliki kewajiban untuk menjalankan fungsinya sesuai amanat

Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan

publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Berkaitan dengan hal

tersebut, ASN harus mampu mencari solusi dari permasalahan di masyarakat dengan

salah satu cara membuat rancangan dan kegiatan aktualisasi khususnya di pelayanan

bidang kesehatan yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas Muka.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya.

Sebagai seorang Dokter PNS yang merupakan jabatan fungsional ASN yang

ditempatkan di Puskesmas, dalam menjalankan tugasnya dituntut untuk selalu

memberikan pelayanan yang mengaktualisasikan nilai dasar ASN yaitu

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi

(ANEKA). Dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA diharapkan dapat terwujud

pelayanan publik yang berkualitas.

Saat ini penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia,

dimana sekitar 29 juta (80%) terjadi di negara yang berkembang. Peningkatan

kematian akibat PTM di masa yang akan datang diproyeksikan akan terus meningkat

sebesar 15% (44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010-2020.

Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang

cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang.

Pada awalnya, perjalanan penyakit tidak menular seringkali tidak bergejala

dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat

atau stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang

terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan

bahwa 63.2% kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini

mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi dan bahkan

mengakibatkan kematian lebih dini atau kematian prematur.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

tentang standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan

minimal bidang kesehatan menyebutkan bahwa salah satu jenis pelayanan dasar pada

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota adalah

pelayanan kesehatan penderita hipertensi. Pemerintah daerah Kabupaten/Kota wajib

memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita hipertensi

usia 15 tahun ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya

dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai

standar meliputi pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di

fasilitas pelayanan kesehatan, edukasi perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan


minum obat, dan melakukan rujukan jika diperlukan.

PTM khususnya hipertensi, utamanya dapat dicegah dengan cara

mengendalikan faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurangnya

aktifitas fisik, dan obesitas. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko lebih murah

dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM

merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum

mempunyai faktor risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal

kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko.

Selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk

mencegah komplikasi, kecacatan, dan kematian dini serta yang krusial adalah

meningkatkan kualitas hidup.

Di UPT Puskesmas Sukapakir dari bulan Januari ke Agustus 2019, pasien

hipertensi masuk ke dalam 10 besar penyakit terbanyak. Berdasarkan data

puskesmas, jumlah kasus hipertensi sejak Januari hingga Agustus 2019 berjumlah

1924 orang. Jumlah ini tetap besar walalupun sudah diberikan penyuluhan dengan

metode pada umumnya dan juga penyuluhan secara personal. Berdasarkan hasil

pengamatan selama beberapa bulan terakhir, didapatkan bahwa masyarakat banyak

yang masih belum paham benar tentang penyakit hipertensi tersebut dan masih

banyak masyarakat yang belum memiliki derajat tilikan yang tinggi terhadap

penyakitnya sehingga disimpulkan bahwa pemahaman masyarakat masih belum

optimal, sedangkan komplikasi di masa depan yang kemungkinan akan terjadi begitu

besar dan akan memberikan efek penurunan kualitas hidup yang tidak kecil apabila

tidak segera diatasi saat ini. Oleh sebab itu, penulis mencoba memberikan alternatif
solusi yaitu “Peningkatan Pemahaman Masyarakat terkait Hipertensi dengan

Perrmainan Ular Tangga di UPT Puskesmas Sukapakir Kota Bandung”.

Anda mungkin juga menyukai