Anda di halaman 1dari 23

EKONOMI KELEMBAGAAN

(ELEMBAGA)
PENGAMPU
TATUNG M TAUFIK
(0812.2650.3399)
EKONOMI KELEMBAGAAN, Paradigma, Teori, dan Kebijakan, oleh Prof.
Dr. Ahmad Erani Yustika, Penerbit; Erlangga, Penetakan; PT. Gelora
Aksara Pratama, Jakara, 2012.
WIRAUSAHA, Pemberdayaan dan Perkuatan KELEMBAGAAN di Sektor
Industri Menengah dan Kecil, Oleh; Muhammad Djamal, Edisi; Pertama,
Cetakan ke-1, Penerbit; Expert, Yogyakarta, 2017.
GOOD GOVERNANCE SEBAGAI SUATU KONSEP DAN MENGAPA PENTING
DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SWASTA: Suatu Pendekatan Ekonomi
Kelembagaan, Oleh; Bayu Kharisma, Universitas Pajajaran, Buletin Studi
Ekonomi 19(1):9-30, February 2014.
EKONOMI KELEMBAGAAN BARU DAN KEBIJAKAN SEKTOR PUBLIK
BEBERAPA CONTOH KASUS, Oleh; Syofyan, Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Sumatera Utara
BAB. X
EKONOMI KELEMBAGAAN
DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI

1. Pendekatan Statis: Spesialisasi.


2. Pendekatan Dinamis: Perubahan Teknologi.
3. Hirarkhi dan Struktur Kepemilikan Korporasi.
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
SASARAN UTAMA, PEMBANGUNAN EKONOMI ADALAH
TERCAPAINYA PERTUMBUHAN EKONOMI YG TINGGI, SELAIN
PEMERATAAN DAN STABILITAS EKONOMI. PERTUMBUHAN
EKONOMI, DIJADIKAN TARGET PEMBANGUNAN KARENA SECARA
IMPLISIT MENUNJUKKAN KINERJA EKONOMI SECARA
KESELURUHAN ( INFLASI, TENAGA KERJA, JUMLAH OUTPUT, DAN
PENDAPATAN NASIONAL). NEGARA YG TINGKAT PERTUMBUHAN
EKONOMI TINGGI, MENGGAMBARKAN KEMAMPUAN NEGARA TSB
UNTUK MENSEJAHTERAKAN RAKYANYA.
SEBALIKNYA, TANPA ADANYA PERTUMBUHAN EKONOMI TINGGI
SULIT BAGI NEGARA UNTUK MENINGKATKAN KEMAKMURAN
WAGANYA. WALAUPUN NEGARA TSB PENDAPATANNYA MERATA,
SEBENARNYA MERATA DALAM KEADAAN MISKIN.
DENGAN PERTIMBANGAN TSB, HAMPIR SEMUA NEGARA MEMASUKAN
ASPEK PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI TARGET
PEMBANGUNAN YG HARUS DIPENUHI. BAHKAN UKURAN
KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KERAP KALI DISEMPITKAN DARI
VARIABEL PERTUMBUHAN EKONOMI SEMATA.
ADAPUN,
(ELEMBAGA).
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Pendekatan Statis: Spesialisasi.
teropuler adalah fungsi produksi, yg
fokus pada faktor2 produksi, yakni; stok modal dan tenaga kerja.
Pada level mikro (perusahaan) fungsi produksi adalah seberapa
banyak peningkatan output yg dihasilkan, bila jumlah tenaga kerja
atau stok modal meningkat, dengan faktor produksi yg lain tetap.
Pada level makro, pertumbuhan ekonomi ditentukan tiga variabel,
yakni: tabungan, investasi, dan penduduk. ingkat tabungan yg tinggi
akan memau investasi, investasi akan menyerap tenaga kerja, dan
tenaga kerja akan menghasilkan utput (pendapatan). Penambahan
output inilah yg menjadi sumber pertumbuhan ekonomi.
Filsafat pertumbuhan ekonomi berbasis faktor produksi tsb menjadi
kisah sukses di negara2 kapitalis dan sebaliknya sebagian di negara2
berkembang berjalan lamban walaupun mengadobsi sistem kapitalis
disebabkan lemahnya tabungan.
Pertama
Kedua;

intinya investasi harus dilakukan, karena satu-satunya cara


melakukan pertumbuhan ekonomi (selamat) di dunia dan akhirat.
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Pendekatan Statis: Spesialisasi.
sumber pertumbuhan ekonomi tidak harus
bertumpu pada “investasi” semata, walaupun disadari investasi
faktor penting. Bahkan, bila faktor “teknologi” dianggap tidak
berubah, pertumbuhan ekonomi tetap bisa dilakukan.
Jadi, pertumbuhan ekonomi tanpa adanya perubahan (peningkatan) tek
nologi, itulah yg disebut sebagai pertumbuhan statis.
Contoh; Bila, negara memproduksi barang X dan Y, yg ditunjukkan
sumbu X (horisontal) dan Y (vertikal). Titik2 pada garis kurva
merupakan batas ekonomi, yg paling efisien karena sudah
memanfaatkan sumber daya secara penuh.
Sebaliknya bila perekonomian berada di dalam kurva. Misal titik A,
berarti perekonomian tsb tidak efisien. Inefisien terjadi, mungkin
akibat tenaga kerja belum digunakan maksimal dan atau tingkat
tabungan dan investasi rendah.
Kasus ini, perekonomian dapat digerakkan dari titik A ke titik B tanpa
harus mengubah teknologi dan efisien. Cara meningkatkan efisiensi
dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja yg dilakukan
dengan spesialisasi dan pembagian kerja. Lihat Gambar
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Pendekatan Statis: Spesialisasi.
Gambar; Kurva Kemungkinan Produksi

X
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Pendekatan Statis: Spesialisasi.
Contoh; Jika perusahaan membuat sepeda, maka ada dua model
pembagian kerja. Pertama; seorang pekerja diminta merakit sepeda
dari mulai awal hingga jadi. Pekerja harus berketrampilan semua
spek pembuatan sepeda (kerangka, roda, rantai, rem, dll). Artinya,
pekerja tsb merakit tanpa bantuan pekerja lain. Kedua; perusahaan
merakit sepeda tsb menjadi tiga bagian yakni; pemasangan; (i)
kerangka, (ii) perlengkapan sepeda, (iii) dan pengecekan akhir ( yi;
menguji keseimbangan dan kelayakan jalan).
Artinya, para pekerja juga dibagi 3 divisi tsb, maka seorang pekerja
dituntut menguasai pekerjaan divisi masing-masing. Dalam jangka
waktu tidak lama, dipastikan pekerja akan menguasai pekerjaan tsb
dengan lebih baik. Sehingga produktivitas dan mutu pekerjaan
semakin tinggi. Maknanya, efisiensi dan produktivitas tidak harus
dilakukan dengan menambah sumber daya dan mengubah teknologi,
tetapi cukup mempraktikan pembagian kerja (spesialisasi).
Jadi, agar muncul spesialisasi diciptakan kelembagaan yg efisien.
Indikator efisien tercermin dari rendahnya biaya transaksi.
Sehingga berpotensi pelaku ekonomi mendapatkan insentif (untung).
Lihat Bagan
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Pendekatan Statis: Spesialisasi.
Bagan; Pertumbuhan Ekonomi Kasus Statis

Biaya Spesialisasi &


Kelembaga Penciptaan Produktivit Kinerja
Pembagian
an Transaksi Pasar Kerja as Ekonomi

Masalahnya, bagaimana mendesain Elembaga yg efisien, terdapat dua


jalur. Pertama; membuat regulasi (formal/informal) yg menjamin
kepastian pelaku ekonomi melakukan transaksi. Kedua; Memperkuat
sistem penegakkan, apabila terjadi masalah dalam transaksi.
Pasar, yi; pertemuan permintaan dan penawaran. Pasar yg demandnya
besar menuntut spesilaisasi/ pembagian kerja. Sehingga,
spesialisasi akan memicu tingkat produktivitas dan hal tsb menjadi
sumber utama pertumbuhan (kinerja) ekonomi.
Peran Elembaga informal, seperti: agama, keyakinan, budaya,
konvensi, diarahkan untuk turut mendorong efisiensi dan
produktivitas ekonomi. Sedangkan, Elembaga formal yg baik dan
kuat, seperti; menghargai waktu, disiplin, kerja keras dan jujur,
diyakini pula akan mempengaruhi tingkat produktivitas ekonomi.
Intinya,
(Bahan diskusi)
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
2. Pendekatan Dinamis: Perubahan Teknologi.
Saat ini, sebagian besar produksi barang dan jasa dipicu oleh INOVASI
dan PERUBAHAN TEKNOLOGI, sebagai indikator pertumbuhan
ekonomi. Sehingga teknoogi bukan lagi sebagai variabel eksogen
sebagai faktor produksi, tetapi dimasukkan sebagai variabel inti dari
fungsi produksi sejajar dengan modal, tenaga kerja, tanah.
Jadi, proses pertumbuhan ekonomi dengan memasukkannya inovasi
dan perubahan teknologi yg berkembang dinamis, populer disebut
sebagai “Teori Pertumbuhan Baru”.
Yeager, 1999, Jika diasumsikan perekonomian efisien, maka ada dua
jalan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertama,
meningkatkan jumlah sumber daya dalam prposes produksi. Jika
input meningkat, maka output dengan sendirinya akan meningkat.
Hal itu, dikenal sebagai “pertumbuhan ekstensif”. Kedua, sumber
daya (input) yg tetap dihasilkan output lebih besar karena digunakan
teknoogi. Ini yg dikenal sebagai “pertumbuhan intensif” atau Teori
Pertumbuhan Baru”
Jadi, hanya dengan “inovasi dan teknologi” pada sumber daya, maka
terjadi perubahan sitem ekonomi pertumbuhan ekstensi menjadi
pertumbuhan intensif atau Teori Pertumbuhan Baru. Lihat Gambar
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Pendekatan Statis: Spesialisasi.
Gambar; Kurva Kemungkinan Produksi

C
Y

X
Dengan kuantitas input yg tetap/ konstan X dan Y, hasil perekonomian
kurva B, karena pengaruh inovasi dan teknoogi, perekonomian
bergerak menjadi kurve C, yg lebih produktif.
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
2. Pendekatan Dinamis: Perubahan Teknologi.
Yeager, 1999, Masalahnya bagaimana teknologi bisa ditingkatkan dari
waktu ke waktu. Terdapat tiga hal untuk meresponnya. Yi; Pertama,
Negara mempercepat dan memperkuat kreativitas manusia. Individu
dan perusahaan diberi kebebasan dan insentif untuk berfikir dan
bereksperimen mengenai ide2 baru. Masyarakat dibiasakan berfikir
terbuka, berubah, dan berkeinginan melawan status quo. Jadi
terbuka, penemuan teknologi2 baru. Kedua, mengupayakan pasar
modal (sektor keuangan) berfungsi maksimal. Mengingat
mengkonversi ide menjadi penemuan baru, tidak hanya mahal,
tetapi juga berisiko. Disini, peran negara melelui kelembagaan
tetentu, untuk menjamin risiko dan legislasi pengungkapan
informasi. Ketiga, menciptakan lingkungan yg kompetitif, maka
dapat menekan korporasi untuk secara terus menerus memperbaiki
produk2nya dan sanggup mengambil risiko.
Schumpeter, 1947, memperkenalkan konsep “creative destructive”
bahwa keberanian ”merusak” konsep lama untuk digantikan
penciptaan ide atau konsep baru. Khususnya menangkap peluang;
barang yg dibutuhkan konsumen, metode produksi, transportasi,
pasar, dan bentuk dari organisasi industrial baru. “Perusakan
kreatif” ini merupakan fakta peling essensial dari kapitalisme.
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
2. Pendekatan Dinamis: Perubahan Teknologi.
Fungsi kelembagaan dinamis ini berbeda dengan kasus pertumbuhan
statis. Pendekatan dinamis, diharapkan bisa mengubah perilaku
organisasi, khususnya perusahaan korporasi.
Perusahaan berorientasi profit/laba, yg bisa dicapai dengan cara; (1)
Loby kepada pemerintah agar mendapatkan kuota impor, monopoli,
lisensi, tata niaga, dan fasilitas lain. (2) perusahaan melakukan
perubahan dan peningkatan teknologi, sehingga produknya
kompetitif di pasar. Konsep kedua tsb, dikenal sebagai “perusakan
kreatif” atau “pertumbuhan ekonomi baru”. Lihat Bagan.
Sayangnya, kesadaran meletakan aspek penelitian dan pengembangan
(R&D) masih sangat rendah di negara berkembng. Sehingga level
perusahaan komitmen untuk mengerjakan hampir tidak terlihat.
Mengingat hal ini struktur pembiayaan R&D, masih menggantungkan
Pemerintah. Seyogyanya sektor swasta yg melakukannya.
Bagan: Pertumbuhan Ekonomi: Kasus Dinamis
Fungsi Perilaku Proses creative Perbaikan Pertumbuhan
Kelembagaan Organisasi destruction Teknologi Ekonomi Baru
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
2. Pendekatan Dinamis: Perubahan Teknologi.
Untuk, mengarah perkembangan ekonomi baru di Negara berkembang
(Indonesia), negara membenahi sektor pendidikan, yg merupakan
elemen kunci bagi percepatan pengembangan teknologi. Ada dua
aspek yg bisa dikerjakan pemerintah pada sektor pendidikan, yakni;
Pertama, memberikan kebebasan akademik yg luas sehingga manusia
yg bekerja di sektor pendidikan memiliki ruang dan keberanian
untuk melakukan eksperimen2 baru, termasuk penelitian terhadap
isu2 tertentu yg dianggap sensitif oleh pemerintah.
Kedua, meningkatkan anggaran sektor publik (pendidikan) sehingga
kesempatan akses dari penduduk untuk memperoleh berbagai
tingkat pendidikan semakin besar.
Dengan distribusi akses pendidikan yg merata, kesempatan penduduk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kian besar sehingga
menjadi sumber penemuan ide atau teknologi baru.
Hasil studi, menunjukkan bahwa distribusi pendidikan yg tidak merata
dan berkesinambungan memiliki dampak negatif terhadap
pendapatan perkapita di kebanyakan negara. Jadi, faktor
peningkatan kemampuan dan pendidikan, akan meningkatkan pula
pendapatan perkapita penduduk dan pertumbuhan ekonomi baru.
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
3. Hirarkhi dan Struktur Kepemilikan Korporasi.
Salah satu ciri masyarakat kapitalis adalah bahwa segala sumber daya
(ekonomi) dimiliki dan dialokasikan oleh organisasi2 non pemerintah
(private sektor). Seperti; perusahaan, rumah tangga, dan pasar.
Pemilik sumber daya tsb meningkatkan produktivitasnya melalui
spesialisasi sehingga mendorong terjadinya kerjasama. Perusahaan
sebagai intitas, memiliki kekuatan isu2 strategis, seperti; otoritas
dan tindakan disiplin yg superior dan ini dilakukan di pasar.
Ada dua hal yg dituntut agar perusahaan berjalan baik adalah
pengukuran produktivitas input dan penghargaan (insentif) dan hal
ini terjadi pula di pasar. Artinya, setiap pasar memiliki karakteristik
yg tidak sama baik sumber daya input maupun penghargaannya.
Dengan demikian, organisasi dapat dipandang sebagai “Problem
Facing” dan “Problem Solving”. Tetapi, usaha2 organisasi sering kali
tidak jelas ( inividu owner) sehingga tuntutan terhadap adanya
kontrol sering kali malah menyebabkan pencapaian yg diinginkan
tidak terwujud atau tercapai.
Setidaknya terdapat, tiga pendekatan yg berbeda dalam menjalankan
organisasi ekonomi yaitu; (i) teori hak kepemilikan. (ii) teori agensi/
desain mekanisme, dan (iii) biaya transaksi.
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
3. Hirarkhi dan Struktur Kepemilikan Korporasi.
Ketiga pendekatan tsb dijalankan oleh organisasi ekonomi dalam
skema kontrak. Sistem kontrak tsb berbeda dari teori neoklasik ttg
perusahaan yg mendasarkan pada non kontrak dan teknlogi.
Jadi, secara umum teori organisasi ekonmi dipisahkan dalam dua
kategori besar, yakni; Sistem kontraktual dari aliran kelembagaan
dan Sistem non kontraktual dari aliran neoklasik/klasik yg
mendasarkan teknologi sebagai fungsi produksi.
Williamson, 1991, bahwa aliran kontraktual dibagi dalam empat
klasifikasi yg lebih kecil, yi; teori hak kepemilikan, agency,
transaksi, dan pilihan publik.
Sehingga, aliran neo klasik ditolak oleh aliran kelembagaan, karena
terdapat tiga asumsi yg dianggap salah alamat, yi; (i) batas2
perusahaan dianggap given (berdasarkan skala dan cakupan
ekonomi). (ii) hak kepemilikan diasumsikan telah terdefinisikan
dengan baik. (iii) pertikaian/pengingkaran kontrak, jika ada, bisa
diselesaikan dengan lancar dan tanpa biaya melalui pengadilan.
Dalam realitanya, ketiga asumsi tsb tidak dapat bekerja
sebagaimana diprediksi. Lihat Bagan
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
3. Hirarkhi dan Struktur Kepemilikan Korporasi.
Bagan: Teori-Teori Ekonomi Organisasi
Organisasi
Ekonomi
Non Kontrak
Kontrak
(Teknological
(institutional)
)

Kesepakatan
Kebijakan
(organization
(rules)
)
Neo Lainnya
Klasik (Klasik)

Tidak
Publik Swasta Komplit
Komplet

Pilihan Hak Teori Biaya


Publik Kepemilikan Agensi Transaksi
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
3. Hirarkhi dan Struktur Kepemilikan Korporasi.
Schlicht, Groenewegen, 2002, bahwa perusahaan dianggap sebagai
suatu kombinasi dari tiga mekanisme organisasi, yi:
(i) Pasar/ Pertukaran internal; Elemen pertukaran,

(ii) Mekanisme Perintah; Elemen


Komando ini, perusahaan dalam batas tetentu mempunyai otoritas
untuk memutuskan kemauannya tanpa harus didikte oleh
mekanisme pasar (khususnya terkait harga), dan
perusahaan dilihat sebagai “suku
kecil” dengan peran sosial yg saling menutup dan melekat dalam
pembagian kerja dan ini berkembang menjadi budaya korporasi.
Jadi, makna organisasi adalah kesepakatan perencanaan untuk
mengumpulkan sumberdaya2 produktif guna mengejar tujuan.
Sumberdaya tsb dikoordinasikan dalam beberapa jeni susunan
hierarki/ campuran kelembagaan, dan komando. Semua proses
kinerja dimonitor dan dikontrol, khususnya bila orgnisasi gagal untuk
mencapai tujuan..
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
3. Hirarkhi dan Struktur Kepemilikan Korporasi.
Hage dan Finsterbuscch, 1987, mengidentifikasi terdapat 4 model
organisasi ekonomi yg efektif untuk diterapkan, yakni;
(i) Birokrasi Mekanik; Mo

(ii) Profesional Organik; Model ini tepat untuk produksi dengan


teknologi yg kompleks dengan pasar yg kecil. Model ini menekankan
pada inovasi, kualitas produk dan jasa kebutuhan pelanggan,
rutinitas, hierarkhi dan sentralisasi yg kecil.
Model ini tepat untuk produksi dengan
teknologi sederhana dan pasar yang kecil. Jika pasar terlalu kecil
dan sederhana produksi akan berasal dari kerajinan individual atau
keluarga dari pada tenaga kerja yang digaji dalam organisasi
kerajinan.
(iv) Perpaduan Organik Mekanik; tepat untuk produksi dengan teknoogi
yg kompleks dan pasar yg besar. Model ini menekankan efisiensi dan
inovasi, kuantitas dan kualitas, serta jasa maupun beragam
langganan/klien daan produktivitas.
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Dixit, 1996, Pendekatan ekonomi biaya transaksi, perusahaan dilihat


sebagai struktur tata kelola. Pandangan neo klasik, perusahaan
dilihat sebagai fungsi produksi, yakni; kuantitas input dalam proses
produksi yg menentukan kualitas dan kuantitas output adalah
teknologi. Tradisi ekonomi transaksi, perbedaan derajad sisa stok
dari input yg berlainan akan mempengaruhi; (i) perilaku pemilik
modal; (ii)
; (iii) kualitas
managerial atau upaya akan menentukan seberapa baik input2 bila
2

dikombinasikan dst. Inti semua itu, untuk menghindari masalah


biaya transaksi (insentif). Artinya, organisasi dan struktur tata
kelola perusahaan memiliki imlikasi yg penting terhadap apa yg
akan dilakukan. Sehingga dominasi pandangan neo klasik terhadap
teori ekonomi dekade terakhir, dimunculkan pendekatan ekonomi
biaya transaksi yg dramatis dan revolusioner ini.
Erkens dan Black, 2012, Terdapat tiga faktor kunci implementasi tata
kelola korporasi yg baik yakni; Independensi direksi yg lebih besar,
kepemilikan lembaga yg terbatas, dan pemegang saham yg tersebar.
Realitanya terdapat pertanyaan, Apakah hal tsb bersifat universal
atau lokal sesuai karakteristik masing2 negara?
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Satu pandangan meyakini bahwa tata kelola itu bersifat universal,


seperti prinsip perlindungan terhadap pemegang saham minoritas
akan lebih mampu mewujudkan tata kelola yg lebih bagus.
Sebaliknya, perspektif yg lain percaya fleksibilitas bentuk tata
kelola merupakan jalan terbaik dalam rangka beradaptasi dengan
karakteristik masing2 negara atau antara perusahaan disuatu
negara.
Hart, 1995, Tata kelola korporasi yg penting, adalah mekanisme
pengontrolan manajemen, yaitu ada beberapa model sbb;
(1) Model Komisaris, pemegang saham memilih komisaris bertindak
mewakili kepentingan mereka, dan badan ini memonitor manajemen
puncak dan meratifikasi keputusan penting.
(2) Model perjuangan perwakilan, Jika kinerja komisaris jelek, maka
pemegang saham dapat menggantinya melalui perwakilan;
pemegang saham yg tak sepakat membuat daftar calon untuk
melawan daftar manajemen dan berusaha membujuk pemegang
saham lain untuk memilih calonnya.
Model Pemegang saham besar
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

(4) Model pengambilalihan paksa, Model ini lebih kuat dan baik untuk
mendisiplinkan manajemen, karena memungkinkan seseorang yg
berhasil mengidentifikasikan kinerja perusahaan kurang baik bakal
mendapatkan penghargaan yg besar.
Model Struktur keuangan

Thomson dan Wright, 1995, restrukturisasi transaksi perusahaan


adalah inovasi tata kelola perusahaan yg merangkum cakupan
pengembangan organisasi. Misal; model akuisisi saham atau aset yg
dinanai dari utang; manajemen pembelian dari dalam dan luar;
rekapitulasi yg dibiayai dari utang tunai; kepemilikan saham oleh
pekerja; dan struktur keuangan dan sistem insentif perusahaan.
Perubahan2 di atas, akan berimplikasi kepada jaminan keamanan
dalam; (i) reunifikasi yg substansial dari pembagian kepemilikan
dan pengawasan manager; (ii) menjamin dari instrumen utang yg
bervariasi menjadi setara dalam stur keuangan perusahaan; (iii)
pengenalan insentif yg meningkat bagi investor/ kreditr untuk
mengawasi manajer senior; dan (iv) introduktifinsentif yg lebih
besar pada puncak hierarki manajeriaan juga pada level bawah.
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Dietrich, 1994, Intinya jika kinerja korporasi buruk, maka yg wajib


dilakukan adalah mengintensifkan pengawasan. Bila langkah ini
tidak mengubah keadaan, patut dilakukan rekontruksi dan
mengembangkan strategi baru. Akhirnya, jika langkah itu tidak
berhasil, maka harus dilakukan transformasi asumsi dan keyakinan
sebagai basis nilai korporasi.
Lebih detail, asumsi kinerja perusahaan tidak memuaskan, manajemen
masih bisa bekerja dengan strategi yg ada dengan pengetatan
pembayaran dan kontrol/ pengawasan yg ada.
Jika tidak cukup, tahap yg lebih mendasar akan dikerjakan, yakni
dilakukan rekonstruksi strategi.
Terakhir, jika restrukturisasi ini kurang cukup menjangkau
perkembangan lingkungan, maka perusahaan harus mengubah
keyakinan dan asumsi yg mendasari. Sehingga praktik organisasi
menjadi berubah, demikian pula dengan motivasi manajerial dsb.
Melalui langkah-langkah tsb, diharapkan kinerja korporasi bisa
diperbaiki dan dalam jangka panjang budaya korporasi baru dapat
dicapai. Lihat Bagan.
BAB. X
ELEMBAGA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Bagan: Dinamika Perubahan Korporasi

Asumsi dan Pengembangan Kinerja


Implementasi
Keyakinan Strategi Perusahaan

Jika
Mengecawak
an
Step 1
Transformasi
Asumsi dan
Keyakinan

Step 2
Transformasi
Asumsi dan
Keyakinan

Step 3
Transformasi
Asumsi dan
Keyakinan

Anda mungkin juga menyukai