Anda di halaman 1dari 22

Nama : Ragil Eko Saputro

Nim : 2017201263
Kelas : 6 Ekonomi Syariah F
Tugas Perekonomian Indonesia
Riview Artikel Ilmiah
“Analisis pengeluaran pemerintah dan konsumsi masyarakat”
ARTIKEL JURNAL 01

No ASPEK URAIAN

1 JUDUL AnalisisPengaruhPengeluaranPemerintah,
Konsumsi Rumah Tangga dan Net-Ekspor
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
2 Nama Peneliti Halil Haqizul Putra
3 Tahun Artikel 2022
4 Latar Belakang Singkat penelitian tersebut Pembangunan daerah merupakan
salah satu pembangunan yang
dilaksanakan berdasarkan otonomi
daerah yang dilakukan oleh
pemerintah. Sehingga secara
berkesinambungan apabila
pembangunan suatu daerah berjalan
secara baik maka akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
Selain itu, dalan kebijakan otonomi daerah
ini pemerintah daerah lebih mudah dan
mandiri dalam mengambil sebuah
kebijakan yang perlu dilaksanakan oleh
daerah tersebut dengan tidak
melanggar peraturan dari pemerintah
pusat demi pembangunan
ekonomi.Mankiw, (2007)mengartikan
bahwa pertumbuhan ekonomi
menunjukkan parameter dalam
keberhasilan pembangunan ekonomi
serta dapat dijadikan sebagai acuan
dalam mengambil kebijakan pada
tahun selanjutnya. Pertumbuhan
ekonomi suatu negara dapat dilihat dari
peningkatan pendapatan serta produksi
nasional. Kenaikan pada pendapatan
nasional dilihat dari besarnya nilai
Produk Domestik Bruto (PDB) setahun.
Sementara untuk daerah dilihat dari
besarnya Produk Domesti Regional Bruto
(PDRB) setahun
Berdasarkan data dari Laju Pertumbuhan
perekonomian yang berada di Nusa
Tenggara Barat pada tahun 2015-2019
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
ekonomi mengalami Fluktuasi selama
kurun waktu 5 tahun, namun disatu sisi
terjadi penurunan perekonomian yang
begitu signifikan pada tahun 2015 -2016
yakni sebesar 21,76 persen menjadi 5,8
persen bahkan terus mengalami
penurunan sampai tahun 2018 hingga
pertumbuhan perekonomian Provinsi
Nusa Tenggara Barat sampai minus
pada tahun 2018 sebesar -4,5 persen
namun pada tahun 2019 laju
pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara
Barat kembali mengalami peningkatan
sebesar 3,9 persen. Diketahui salah satu
penyebab terjadinya pertumbuhan
ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat
mengalami minus pada tahun 2018
karena terjadi gempa bumi yang
mengakibatkan kerugian cukup besar bagi
daerah dimana bencana tersebut
menyebabkanpemerintah untuk
mengeluarkan dana cukup besar guna
memberikan bantuan dan membiayai
masyarakat yang terkena bencana
disetiap daerah kabupaten/kota.
5 Tujuan Penelitian
untuk mengetahui pengaruh pengeluaran

pemerintah, konsumsi rumah tangga, dan

net ekspor terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

6 Variable Variabel yang diteliti


variabel pengeluaran pemerintah,

konsumsi rumah tangga dan net ekspor

berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi dengan F statistik lebih besar

dari F tabel.

7 Pendekatan/Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode


kuantitatif. Dimana pendekatan
kuantitatif yaitu pendekatan yang
menggunakan prosedur –prosedur
statistic didalam mencapai hasil penelitian
ataupun penemuan –penemuan atau kata
lain dari kuantifikasi (pengukuran).
8 Teknik Pengumpulan Data Menggunakan Observasi,memperoleh
data yang relevan dalam penelitian bahwa
peneliti melakukan pengumpulan data
melalui Badan Pusat Statistik
Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggarat
Barat periode 6 tahun yakni 2015-2020
atas dasar harga konstan.
9 Metode Analisis Data Teknik Analisis Data dalam peneliti ini
menggunakan analisis regresi linier
bergandadengan uji modeldata panel
yaitu tekhnik Common Effect, Fixed Effect
dan Random Effect. Untuk menentukan
model yang paling tepat maka
ditentukan dengan mengestimasi regresi
data panel melalui uji Chow, Uji Hausman
dan uji LM.Uji yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji model data
panel, pemilihan model terbaik,
koefisien determinasi, serta uji hipotesis
yaitu uji t dan uji f.
10 Lokasi/ Lingkup penelitian provinsi Nusa Tenggara Barat.
11 Hasil Penelitian Hasil penelitian dengan variable
pengeluaran pemerintah menunjukkan
pengaruhtidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomiProvinsi Nusa
Tenggara Barat. Hal ini menunjukkan
bahwa pengeluaran pemerintah
memiliki pengaruh yang tidak terlalu
berdampak pada pertumbuhan ekonomi
namun dapat digunakan juga oleh
pemerintah daerah provinsi Nusa
Tenggara Barat sebagai tolak ukur dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi
Dari hasil penelitianini bahwa konsumsi
rumah tangga
berpengaruhpositifsignifikan terhadap
pertumbuhan ekonomidi Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Dari hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa semakin tinggi
konsumsi rumah tangga maka
pertumbuhan ekonomi akan naik. Hal
ini menunjukkan bahwa konsumsi
rumah tangga mempunyai arah yang
searah dengan pertumbuhan ekonomi.
Hal ini disebabkan karena tingkat
konsumsi baik barang atau jasa oleh
masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara
meningkat sehingga mempengaruhi
akan permintaan barang dan jasa
kemudian akan memaksa perekonomian
untuk meningkatkan produksinya
sehingga akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa variable net-
ekspor berpengaruhpositifsignifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa
semakin tinggi nilai net-ekspor maka
pertumbuhan ekonomi semakin tinggi. Hal
ini juga menunjukkan arah yang searah
dengan pertumbuhan ekonomi dan
dapat digunakan oleh pemerintah provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai tolak ukur
dalam melihat laju pertumbuhan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan
perekonomian daerah melalui
peningkatakan Net-Ekspor.
12 Implikasi maka dapat diimplikasikan. Secara
parsial variabel pengeluaran pemerintah
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi
nusa tenggara barat. Variabel konsumsi
rumah tangga berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi
nusa tenggara barat. Variabel net-
ekspor berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi provinsi nusa
tenggara barat
13 Saran Untuk penelitian selanjutnya peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian lebih dalam serta melakukan
pertimbangan pada pemilihan variabel -
variabel dalam pertumbuhan ekonomi
dengan menggunakan periode waktu
yang lebih lama sehingga hasil yang
diperoleh lebih relevan dan menarik untuk
dibahas.

ARTIKEL JURNAL 02

No ASPEK URAIAN

1 JUDUL Analisis tingkat konsumsi


masyarakat terhadap kondisi
ekonomi di kota cirebon
2 Nama Peneliti Firman Hidayat dan Ramlah
Puji Astuti
3 Tahun Artikel 2021
4 Latar Belakang Singkat penelitian tersebut Konsumsi merupakan salah
satu faktor penentu
pertumbuhan ekononomi
Indonesia yang sekaligus
juga indikator kesejahteraan
penduduk Indonesia. Karena
konsumsi rumah tangga
memberikan pemasukan
kepada pendapatan nasional.
Di kebanyakaan negara
pengeluaran konsumsi
sekitar 60-75 persen dari
pendapatan nasional. Alasan
yang kedua. konsumsi rumah
tangga mempunyai dampak
dalam menentukan fluktuasi
kegiataan ekonomi dari satu
waktu ke waktu lainnya.
Sementara itu. dalam jangka
panjang. pola konsumsi dan
tabungan masyarakat sangat
besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan ekonomi
pengaruhnya terhadap
pertumbuhan ekonomi
(Sukirno, 2015). Pola
konsumsi rumah tangga
merupakan salah satu
indikator kesejahteraan
rumah tangga. Selama ini
berkembang pengertian
bahwa besar kecilnya
proporsi pengeluaran untuk
kons umsi makanan terhadap
seluruh pengeluaran rumah
tangga dapat memberikan
gambaran kesejahteraan
rumah tangga tersebut.
Rumah tangga dengan
proporsi pengeluaran yang
lebih besar untuk konsumsi
makanan mengindikasikan
rumah tangga yang
berpenghasilan rendah.
Makin tinggi tingkat
penghasilan rumah tangga.
makin kecil proporsi
pengeluaran untuk makanan
terhadap seluruh
pengeluaran rumah tangga.
Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa rumah
tangga akan semakin
sejahtera bila persentase
pengeluaran untuk makanan
jauh lebih kecil dibandingkan
persentase pengeluaran
untuk non makanan. Rata-
rata pengeluaran rumah
tangga dapat digunakan
untuk melihat pola konsumsi
Konsumsi rumah tangga
dengan proporsi pengeluaran
yang lebih besar untuk
konsumsi makanan
mengindikasikan rumah
tangga yang berpenghasilan
rendah. Makin tinggi tingkat
penghasilan rumah tangga.
makin kecil proporsi
pengeluaran untuk makanan
terhadap seluruh
pengeluaran rumah tangga.
Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa rumah
tangga/keluarga akan
semakin sejahtera bila
persentase pengeluaran
untuk makanan jauh lebih
kecil dibandingkan
persentase pengeluaran
untuk non makanan
5 Tujuan Penelitian
untuk menganalisis

keyakinan konsumen

masyarakat di Kota Cirebon.


6 Variable Variabel yang diteliti
Analisis indeks keyakinan

konsumen (ikk), indeks

ekspektasi kondisi ekonomi

(iek), indeks kondisi ekonomi

(ike).

7 Pendekatan/Desain Penelitian Penelitian ini bersifat


deskriptif, yaitu suatu
penelitian yang bertujuan
untuk menjelaskan
karakteristik dari variabel-
variabel penelitian (sekaran,
2007). Penelitian ini dapat
menjelaskan karakteristik
pengeluaran konsumen di
Kota Cirebon.
8 Teknik Pengumpulan Data pengumpulan data akan
dilakukan dengan
menggunakan kuesioner.
Kuesioner merupakan
seperangkat pertanyaan
tertulis yang diformulasikan
terlebih dahulu untuk
merekam jawaban
responden(sekaran, 2007).
Kuesioner akan dibagikan
kepada seluruh responden
dengan menggunakan jasa
kurir (surveyor).
9 Metode Analisis Data Metode penarikan sampel
yang digunakan pada
penelitian ini adalah stratified
random sampling. Hal ini
dikarenakan responden yang
diambil dikategorikan ke
dalam beberapa kategori
pengeluaran per bulannya.
Pengolahan data penelitian
ini menggunakan Balance
Score (Indeks Saldo Bersih),
Simple Average (rata-rata
sederhana),, dan pooling.
Perhitungan Balance Score
yaitu saldo bersih + 100.
Saldo bersih adalah selisih
antara persentase jumlah
responden yang memberikan
jawaban meningkat dengan
persentase jumlah
responden yang memberikan
jawaban menurun. Balance
Score = (%responden yang
menjawab meningkat - %
responden yang menjawab
menurun) Angka indeks di
atas 100 menunjukkan
respon optimis lebih banyak
dibandingkan respon
pesimis. Sebaliknya, angka
di bawah 100 menunjukkan
respon pesimis lebih banyak
dibandingkan respon optimis.
10 Lokasi/ Lingkup penelitian Kota Cirebon
11 Hasil Penelitian Komponen pembentuk IKE
yaitu Indeks penghasilan
saat ini dibandingkan 6 bulan
sebelumnya, Indeks
ketersediaan lapangan kerja
saat ini dibandingkan 6 bulan
sebelumnya dan Indeks
ketepatan waktu pembelian
barang-barang tahan lama
saat ini dibandingkan 6 bulan
sebelumnya. Sementara itu,
komponen pembentuk IEK
yaitu Indeks ekspektasi
penghasilan 6 bulan
mendatang dibandingkan
saat ini, Indeks ekspektasi
ketersediaan lapangan kerja
6 bulan mendatang
dibandingkan saat ini dan
Indeks ekspektasi kegiatan
usaha 6 bulan mendatang
dibandingkan saat ini.
Selanjutnya untuk komponen
pembentuk IKK merupakan
rata-rata dari komponen IKE
dan IEK. Semakin tinggi nilai
IKK pada suatu periode
terrtentu, berarti keyakinan
masyarakat untuk pada
kondisi ekonomi dan
ekpektasi kondisi ekonomi
semakin tinggi.
12 Implikasi Sebaran Pengeluaran
Konsumsi Masyarakat di
Kota Cirebon bervariasi.
Sebagian besar responden
yang disurvey selama 3
bulan di Kota Cirebon,
diperoleh 43% responden
mempunyai pengeluaran per
bulannya sebesar Rp 1-2
Juta, 34.67% mempunyai
pengeluaran sebesar Rp 2.1-
3 Juta Rupiah, 16%
mempunyai pengeluaran
sebesar Rp 3.1-4 Juta
Rupiah. 6.3% mempunyai
pengeluaran lebih dari Rp 4
Juta Rupiah. Indeks
Keyakinan Konsumen Kota
Cirebon pada bulan Mei
sebesar 131.83, bulan Juni
117.665, dan bulan Juli
123.17. Semakin tinggi nilai
IKK suatu Kota, maka
semakin kuat ekonomi suatu
kota. Hal ini dikarenakan
masyarakat sudah semakin
yakin dengan kondisi
ekonomi Kota tersebut.
Indeks Kondisi Ekonomi Kota
Cirebon pada b ulan Mei
sebesar 120.33, bulan Juni
112.33, dan bulan Juli
115.67. Semakin tinggi nilai
IKE suatu kota, maka inflasi
di kota tersebut bisa
dikendalikan dan kondisi
ekonominya semakin
membaik. Indeks Ekspektasi
Kondisi Ekonomi di Kota
Cirebon pada bulan Mei
sebesar 143.33, bulan Juni
123, dan bulan Juli 130.67.
Semakin tinggi nilai IEK
suatu kota, maka semakin
kota tersebut
perekonomiannya dipercaya
oleh masyarakat dan investor
banyak yang ingin
menginvestasikan dananya
di kota tersebut.
13 Saran Untuk penelitian selanjutnya peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian lebih
dalam serta melakukan
pertimbangan data dengan
Bps Cirebon dengan data
yang baru dan akurat dan
menambah sampel lebih dari
100 Rumah tangga dan lebih
dari 5 kecamatan di kota
cirebon guna mendapatkan
data yang lebih bervariasi

ARTIKEL JURNAL 03

No ASPEK URAIAN

1 JUDUL Analisis Fungsi Pengeluaran


Pemerintah
terhadap Tingkat
Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Jawa
Timur
2 Nama Peneliti Heni Rahmawati
3 Tahun Artikel 02 Januari 2022
4 Latar Belakang Singkat penelitian tersebut Pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi di
suatu Negara merupakan
tujuan yang ingin dicapai
oleh
suatu Negara. Terutama
tercapai dan terwujudnya
pertumbuhan serta
perkembangan ekonomi
yang merata
serta dapat menangani dan
mengurangi permasalahan
yang terjadi di Negara yang
sedang berkembang
seperti Indonesia.
Pembangunan ekonomi di
suatu daerah merupakan
wujud bentuk kolaborasi
dalam
pengelolaan sumberdaya
yang dilakukan oleh
pemerintah daerah dengan
masyarakat dengan tujuan
menciptakan lapangan
pekerjaan serta merangsang
pertumbuhan ekonomi di
wilayah tersebut
Adapun besaran
pengeluaran yang dilakukan
pemerintah didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Pertimbangan ini
dilakukan agar dana yang
dikeluarkan dapat
digunakan secara efisein dan
efektif. Pengeluaran
pemerintah ini umunya
berpengaruh dan
memberikan dampak
terhadap suatu
perekonomian. Pengeluaran
masyarakat oleh pemerintah
ini dilakukan untuk tujuan
stabilitas dalam rangka
pembangunan, sehingga
terbentuk satuan modal
dalam laju pertumbuhan
ekonomi. Dalam suatu
pengeluaran pemerintah
terdapat
berbagai sektor dalam
bidang perekonomian yang
berpengaruh pada nilai
besaran pengeluaran yang
dilakukan oleh pemerintah
5 Tujuan Penelitian untuk mengamati dan
menganalisis dampak
pengeluaran yang dilakukan
oleh pemerintah daerah
dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Jawa Timur.

6 Variable Variabel yang diteliti


Fungsi dan Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah dan

Pertumbuhan Ekonomi
7 Pendekatan/Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif
serta mengambil sampel data
pengeluaran pemerintah
Jawa Timur tahun 2017-2020
serta data Laju Pertumbuhan
PDRB Jawa Timur tahun
2017-2020
8 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data
Sekunder, Sumber data
eksternal yang diperoleh
dalam penelitian ini,
bersumber dari data olahan
yang dirilis oleh pihak
berwenang yakni Badan
Pusat Statistik Jawa Timur.
Sedangkan untuk data
sekunder dalam penelitian ini
berupa data PDRB Provinsi
Jawa Timur tahun 2016-2020
dan Data pengeluaran
pemerintah Provinsi Jawa
Timur tahun 2016-2020
9 Metode Analisis Data Analisis isi Data yang sudah
ada di badan pusat statistik
jawa timur tahun 2016-2020
10 Lokasi/ Lingkup penelitian Provinsi Jawa Timur
11 Hasil Penelitian Berdasarkan data tersebut,
dapat diketahui bahwa
realisasi pengeluaran
pemerintah setiap tahunnya
memiliki nilai yang tidak
sama dan biasanya
cenderung mengalami
peningkatan. Pengeluaran
pemerintah ini dibedakan
menjadi 2, yaitu pengeluaran
pemerintah berupa belanja
langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja langsung
dalam pengeluaran
pemerintah direalisasikan
untuk belanja pegawai dan
belanja modal. Sedangkan
untuk belanja tidak langsung
berupa belanja pegawai,
bunga, hibah, subsidi, bagi
hasil kepada provinsi, belanja
bantuan keuangan, dan
belanja tidak terduga.
Berdasarkan data tabel pada
tahun 2017 –2020 nilai
belanja langsung dan tidak
langsung mengalami
kenaikan. Kenaikan
ataupeningkatan ini terjadi
karena seiring
bertambahnya tahun,
pemerintah memerlukan
dana atau anggaran yang
lebih besar, guna dapat
merealisasikan fungsi
pengeluaran ini dengan tepat
dan efisin serta dengan
bertambahnya anggaran ini,
diharapkan pemerintah
dapat mengelola
pengeluarannya untuk
meningkatkan pertumbuhan
perekonomian wilayahnya.
Dengan anggaran yang
besar, maka pemerintah
akan lebih melakukan
perputaran keuangan yang
dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi itu
sendiri. Berdasarkan data
tersebut, dapat diketahui
bahwa realisasi pengeluaran
pemerintah setiap tahunnya
memiliki nilai yang tidak
sama dan biasanya
cenderung mengalami
peningkatan. Pengeluaran
pemerintah ini dibedakan
menjadi 2, yaitu pengeluaran
pemerintah berupa belanja
langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja langsung
dalam pengeluaran
pemerintah direalisasikan
untuk belanja pegawai dan
belanja modal. Sedangkan
untuk belanja tidak langsung
berupa belanja pegawai,
bunga, hibah, subsidi, bagi
hasil kepada provinsi, belanja
bantuan keuangan, dan
belanja tidak terduga.
Berdasarkan data tabel pada
tahun 2017 –2020 nilai
belanja langsung dan tidak
langsung mengalami
kenaikan. Kenaikan
ataupeningkatan ini terjadi
karena seiring
bertambahnya tahun,
pemerintah memerlukan
dana atau anggaran yang
lebih besar, guna dapat
merealisasikan fungsi
pengeluaran ini dengan tepat
dan efisin serta dengan
bertambahnya anggaran ini,
diharapkan pemerintah
dapat mengelola
pengeluarannya untuk
meningkatkan pertumbuhan
perekonomian wilayahnya.
Dengan anggaran yang
besar, maka pemerintah
akan lebih melakukan
perputaran keuangan yang
dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi itu
sendiri.
12 Implikasi Berdasarkan data tersebut,
dapat diketahui bahwa
realisasi pengeluaran
pemerintah setiap tahunnya
memiliki nilai yang tidak
sama dan biasanya
cenderung mengalami
peningkatan. Pengeluaran
pemerintah ini dibedakan
menjadi 2, yaitu pengeluaran
pemerintah berupa belanja
langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja langsung
dalam pengeluaran
pemerintah direalisasikan
untuk belanja pegawai dan
belanja modal. Sedangkan
untuk belanja tidak langsung
berupa belanja pegawai,
bunga, hibah, subsidi, bagi
hasil kepada provinsi, belanja
bantuan keuangan, dan
belanja tidak terduga.
Berdasarkan data tabel pada
tahun 2017 –2020 nilai
belanja langsung dan tidak
langsung mengalami
kenaikan. Kenaikan
ataupeningkatan ini terjadi
karena seiring
bertambahnya tahun,
pemerintah memerlukan
dana atau anggaran yang
lebih besar, guna dapat
merealisasikan fungsi
pengeluaran ini dengan tepat
dan efisin serta dengan
bertambahnya anggaran ini,
diharapkan pemerintah
dapat mengelola
pengeluarannya untuk
meningkatkan pertumbuhan
perekonomian wilayahnya.
Dengan anggaran yang
besar, maka pemerintah
akan lebih melakukan
perputaran keuangan yang
dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi itu
sendiri.
13 Saran Untuk penelitian selanjutnya Berdasarkan data tersebut,
dapat diketahui bahwa
realisasi pengeluaran
pemerintah setiap tahunnya
memiliki nilai yang tidak
sama dan biasanya
cenderung mengalami
peningkatan. Pengeluaran
pemerintah ini dibedakan
menjadi 2, yaitu pengeluaran
pemerintah berupa belanja
langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja langsung
dalam pengeluaran
pemerintah direalisasikan
untuk belanja pegawai dan
belanja modal. Sedangkan
untuk belanja tidak langsung
berupa belanja pegawai,
bunga, hibah, subsidi, bagi
hasil kepada provinsi, belanja
bantuan keuangan, dan
belanja tidak terduga.
Berdasarkan data tabel pada
tahun 2017 –2020 nilai
belanja langsung dan tidak
langsung mengalami
kenaikan. Kenaikan
ataupeningkatan ini terjadi
karena seiring
bertambahnya tahun,
pemerintah memerlukan
dana atau anggaran yang
lebih besar, guna dapat
merealisasikan fungsi
pengeluaran ini dengan tepat
dan efisin serta dengan
bertambahnya anggaran ini,
diharapkan pemerintah
dapat mengelola
pengeluarannya untuk
meningkatkan pertumbuhan
perekonomian wilayahnya.
Dengan anggaran yang
besar, maka pemerintah
akan lebih melakukan
perputaran keuangan yang
dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi itu
sendiri.

ARTIKEL JURNAL 04

No ASPEK URAIAN

1 JUDUL PENGARUH KONSUMSI


MASYARAKAT DAN
PENGELUARAN
PEMERINTAH TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI
DI PROVINSI KALIMANTAN
BARAT
2 Nama Peneliti Firdaus Budhy Saputro,
Musa Hubeis, Machfud Sidik,
dan Heru Subiyantoro
3 Tahun Artikel 2022
4 Latar Belakang Singkat penelitian tersebut Pada tahun 2020 nilai PDRB
Provinsi Kalimantan Barat
mengalami penurunan
menjadi sebesar Rp134.743
Miliar, mengalami trend
negatif menjadi sebesar -
1,82 persen. Penurunan
trend ini disebabkan oleh
menurunnya produksi hampir
di semua sektor ekonomi
sebagai dampak pandemi
covid-19 dengan kondisi
tidak dipengaruhi oleh inflasi.
Pandemi covid-19 yang
dimulai pada akhir Maret
2020 telah mengakibatkan
berkurangnya aktivitas
ekonomi yang menurunkan
permintaan terhadap produk
barang dan jasa. Selama
masa pandemi Covid-19
konsumsi masyarakat
dialokasikan untuk makanan
dan konsumsi untuk non
makanan mengalami
penurunan. Hal ini sebagai
dampak dari penurunan
tingkat pendapatan
masyarakat yang disebabkan
oleh pemutusan hubungan
kerja pada hampir semua
sektor industri. Seiring
berjalanya waktu, pandemi
Covid-19 mulai mengalami
penurunan dan konsumsi
masyarakat mulai meningkat
yang disebabkan oleh
pendapatan mereka yang
mengalami peningkatan.
Konsumsi non makanan
mulai meningkat.
5 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh
konsumsi masyarakat dan
pengeluaran pemerintah
terhadap pertumbuhan
ekonomi. Baik konsumsi
publik maupun belanja
pemerintah memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
6 Variable Variabel yang diteliti Konsumsi Masyarakat,
Pengeluaran Pemerintah,
Pertumbuhan Ekonomi
7 Pendekatan/Desain Penelitian Penelitian ini merupakan
penelitian empiris yang
menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan
mengumpulkan data
sekunder untuk mengukur
fenomena dan menguji
hipotesis penelitian.
8 Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam
penelitan ini adalah data
sekunder yang diambil dari
badan pusat statistik yang
sudah ada sebelum
penelitian ini dilakukan.
9 Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan
statistik deskriptif, statistik
inferensial dan regresi data
panel
10 Lokasi/ Lingkup penelitian Provinsi Kalimantan Barat
11 Hasil Penelitian Konsumsi masyarakat di
Provinsi Kalimantan Barat di
14 kabupaten/kota selama 9
(sembilan) periode penelitian
tahun 2011-2019 teramati
dengan 126 sampel
penelitian. Pada tahun 2016,
rata-rata pengeluaran per
rumah tangga adalah
Rp78.611.520 per tahun
untuk membiayai konsumsi
dalam bentuk makanan dan
bukan makanan (sandang,
perumahan,
pendidikan).Masa pemulihan
ekonomi telah mendorong
masyarakat untuk
memperbaiki serta
mengembalikan perilaku dan
kebiasaan konsumsinya
setelah sekian lama
mengalami masa-masa
krisis. Peningkatan konsumsi
masyarakat sangat
dipengaruhi oleh adanya
kondisi aktivitas ekonomi dan
sosial, yang saat ini aktivitas
tersebut masih dibatasi untuk
mengurangi penyebaran
virus Covid-19, sehingga
tahun 2020 pertumbuhan
konsumsi masyarakat
menunjukan nilai minus.
Besarnya pengaruh
Konsumsi Masyarakat dan
Pengeluaran Pemerintah
secara simultan berpengaruh
signifikan dan positif
terhadap Pertumbuhan
Ekonomi yang ditunjukan
oleh Adjusted RSquare =
0,766106 atau sebesar
76,61%, artinya variabel
Konsumsi Masyarakat dan
Pengeluaran Pemerintah,
secara simultan dapat
menjelaskan 76,61%
perubahan pada
pertumbuhan ekonomi
daerah Propinsi Kalimantan
Barat, sisanya 23,39%
dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain di luar model yang diteliti.
12 Implikasi Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh
konsumsi masyarakat
dan pengeluaran pemerintah
terhadap pertumbuhan
ekonomi. Sebagian besar
pendapatan masyarakat
digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, hanya
sedikit sekali yang digunakan
untuk investasi bahkan
mungkin nihil. Kalau pun ada
investasi sifatnya hanya
sementara dan jangka
pendek. Perilaku ini
berkontribusi
positif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Sebagian
masyarakat lainnya tidak
menghabiskan
pendapatannya untuk
konsumsi tetapi
menggunakan sebagian
pendapatannya untuk
menabung dengan berbagai
tujuan yang berbeda.
Pertama
untuk tujuan jangka pendek,
misalnya umrah, haji, dana
pendidikan anak sekolah,
untuk wisata yang sudah
direncanakan. Kedua,
melakukan akumulasi modal
melalui lembaga keuangan,
sehingga dapat memberikan
pembiayaan investasi
kepada para wirausaha untuk
melakukan inovasi. Ketiga
menabung dengan tujuan
untuk mendapatkan
keuntungan (rentenir).
13 Saran Untuk penelitian selanjutnya Melakukan analisis lebih
lanjut tentang pemilikan
usaha di Provinsi Kalimantan
Barat dan bagaimana hal itu
dapat memengaruhi
pertumbuhan ekonomi.
Mempelajari pengaruh
investasi asing terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Kalimantan Barat.
Memperluas variabel yang
diteliti untuk
mempertimbangkan faktor-
faktor lain yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi di Provinsi
Kalimantan Barat.

ARTIKEL JURNAL 05

No ASPEK URAIAN

1 JUDUL ANALISIS PENGARUH


PENGELUARAN
KONSUMSI RUMAH
TANGGA DAN
PENGELUARAN
PEMERINTAH TERHADAP
INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA KABUPATEN
MIMIKA
2 Nama Peneliti Abu Bakar
3 Tahun Artikel 2020
4 Latar Belakang Singkat penelitian tersebut Tujuan akhir suatu
pembangunan ekonomi
daerah yaitu kesejahteraan
rakyat, karena manusia
bukan hanya merupakan
obyek pembangunan tetapi
diharapkan bisa menjadi
subyek,sehingga dapat
memberikan kontribusi yang
bermanfaat bagi
kemajuan daerah yang
secara ukuran pembangunan
manusia dibuat namun tidak
semuanya dapat digunakan
sebagai ukuran standar yang
dapat dibandingkan antar
wilayah atau negara. Namun
demikian, badan
Perserikatan BangsaBangsa
menetapkan suatu ukuran
standar yaitu Indeks
Pembangunan Manusia
(IPM) atau Human
Development Index (HDI).
5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
menguji dan menganalisis
signifikansi pengaruh
pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan belanja
pemerintah secara parsial
terhadap Indeks
Pembangunan Manusia
Kabupaten Mimika, serta
menguji dan menganalisis
signifikansi pengaruh
pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan belanja
pemerintah secara simultan
terhadap Kabupaten Mimika.
6 Variable Variabel yang diteliti pengaruh pengeluaran
kon-sumsi rumah tangga
dan pengeluaran pemerintah
ter-hadap Indeks
Pembangunan Manusia
7 Pendekatan/Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
menguji dan menganalisis
signifikansi pengaruh
pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan belanja
pemerintah secara parsial
terhadap Indeks
Pembangunan Manusia
Kabupaten Mimika, serta
menguji dan menganalisis
signifikansi pengaruh
pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan belanja
pemerintah secara simultan
terhadap Kabupaten Mimika.
8 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk
memperoleh data yang
dibutuhkan dalam penelitian
ini adalah teknik
dokumentasi.
9 Metode Analisis Data Untuk mengukur sig-nifikansi
pengaruh pengeluaran
konsumsi rumah tangga
dan pengeluaran pemerintah
ter-hadap Indeks
Pembangunan Manusia
Kabupaten Mimika,
digunakan analisis regresi
berganda semi log
10 Lokasi/ Lingkup penelitian Untuk mengukur sig-nifikansi
pengaruh pengeluaran
konsumsi rumah tangga
dan pengeluaran pemerintah
ter-hadap Indeks
Pembangunan Manusia
Kabupaten Mimika,
digunakan analisis regresi
berganda semi log
11 Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rata-
rata pengeluaran per kapita
sebulan penduduk memiliki
pengaruh positif dan sig-
nifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia
(IPM). Berdasarkan hasil
analisis dengan uji t,
diketahui bahwa variabel
Pengeluaran Pemerintah
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap IPM
Kabupaten Mimika. Adanya
pengaruh negatif dan tidak
signifikan ini dikarenakan
peningkatan atau penurunan
Pengeluaran Pemerintah
memberikan multiplier effect
yang negatif terhadap IPM
Kabupaten Mimika.
12 Implikasi Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga, yang
diproksi dari pengeluaran
untuk konsumsi makanan
dan non makanan,
berpegaruh signifikan
terhadap Indeks
Pembangunan Manusia
Kabupaten Mimika.
Kabupaten Mimika, melalui
OPD terkait, juga perlu
memastikan keberadaan
tenaga pendidik dan
kesehatan di lokasi kerjanya
untuk melayani masyarakat
Pengeluaran Pemerintah,
yang diproksi dari
pengeluaran untuk
pendidikan dan kesehatan,
tidak berpegaruh signifikan
terhadap Indeks
Pembangunan Manusia
Kabupaten Mimika.
Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga dan
Pengeluaran Pemerintah
secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia
Kabupaten Mimika.
13 Saran Untuk penelitian selanjutnya Pemerintah hendaknya dapat
menggerakan sektor-sektor
produktif, meningkatkan
lapangan pekerjaan,
menciptakan iklim usaha
yang dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat
sehingga akan berimbas
pada peningkatan
pengeluaran konsumsi
rumah tangga, yang pada
akhirnya akan terus
meningkatkan IPM
Kabupaten Mimika. Dalam
mengalokasikan pengeluaran
pemerintah, hendaknya
Pemerintah Kabupaten
Mimika konsisten
menjalankan amanat
undang-undang terkait
alokasi pengeluaran
pemerintah pada bidang
pendidikan dan kesehatan,
sehingga ketersediaan dana
tersebut dapat digunakan
untuk memperluas akses
terhadap pendidikan dan
kesehatan bagi masyarakat.
Selain itu, Pemerintah
Kabupaten Pesisir Provinsi
Sulawesi Selatan”. Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai