Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691

Universitas Muhammadiyah Gorontalo

PENGETAHUAN DENGAN PERAN PERAWAT DALAM PENANGANAN


TRAUMA MUSKULOSKELETAL DI RUANG UGD
RSUD Dr MM DUNDA LIMBOTO

1
Pipin Yunus, 2Arifin Umar
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
e-mail : pipinyunus@umgo.ac.id

Abstract :

Trauma is a condition where a person experience shock or loss because of an incidence. The most
frequent causes of trauma are traffic accidents, workplace accidents, sports and household tasks.
Musculoskeletal system trauma is often found in the era of high-speed vehicles as it is today. In
addition, the incidence of muskuloskeletal trauma increases, largely due to an increase of routine
physical exercise of people such as jogging, running and other sports activities. This research aimed
to determine the relationship between knowledge and the role of nurse in handling musculoskeletal
trauma in the emergency room of Dr. M.M Dunda hospital. The research design was a quantitative
correlational with cross-sectional approach. The researcher analyzed the data by Chi-Square test
with significance level <0.05. The results indicated that there is a relationship between knowledge
and the role of nurses in the handling of musculoskeletal trauma with P value of 0.02 <α 0.05. It is
suggested that nurses are able to improve their competence in handling musculoskeletal trauma.
Keywords: Knowledge, Nurse, Role, Trauma Management

Abstrak :

Trauma merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami cedera oleh salah satu
sebab.Penyebab yang paling sering adalah kecelakaan lalulintas, kecelakaan kerja, olah raga dan
rumah tangga.Trauma system muskuloskeletal sering ditemukan pada zaman kendaraan berkecepatan
tinggi seperti sekarang ini.Selain ltu insidensi traumamuskuloskeletal meningkat, sebagian besar
disebabkan adanya peningkatan latihan fisik secara rutin pada masyarakat seperti joging, lari dan
aktivitas olahraga lainnya.Penelitan ini bertujuan Untuk
mengetahuihubunganpengetahuanperawatdenganperanperawatdalampenanganan trauma
muskuloskeletaldiRuang UGD RSUD Dr. M.M DundaLimboto, desain penelitian adalah penelitian
kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross-sectional,analisa data menggunakan uji Chi-Square
dengan tingkat kemaknaan < 0,05. Populasi dalam penelitian ini adalah semua jumlah tenaga perawat
yang bertugas di UGD yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan
pengetahuan dan peran perawat dalam penanganan muskuloskeletal dengan nilai P value 0,02 <α
0,05. Kesimpulan: diharapkan perawat dapat meningkatkan kompetensinya dalam penanganan trauma
muskuloskeletal

Kata kunci :Pengetahuan, Peran, Penanganan Trauma

PENDAHULUAN Trauma bisa akut akibat kejadian traumatik


Trauma merupakan suatu keadaan tunggal atau bisa kronisakibat efek kumulatif
dimana seseorang mengalami cedera oleh episode trauma ringan berulang. Trauma
salah satu sebab. Penyebab yang paling muskuloskeletalbermacam-macam, dari
sering adalah kecelakaan lalu lintas, tekanan ringan pada otot sampai fraktur
kecelakaan kerja, olah raga dan rumah dengan kerusakan jaringan. Banyak dari
tangga. Trauma sistem muskuloskeletal korban trauma tersebut mengalami cedera
sering ditemukan pada zaman muskuloskeletal berupa fraktur, dislokasi,
kendaraanberkecepatan tinggi seperti dan cedera jaringan lunak. Cedera system
sekarang ini. Selain ltu insidensi muskuloskeletal cenderung meningkat dan
traumamuskuloskeletal meningkat, sebagian terus meningkat dan akan mengancam
besar disebabkan adanya peningkatanlatihan kehidupan kita. (Rasjad C,2009)
fisik secara rutin pada masyarakat seperti
joging, lari dan aktivitas olahraga lainnya.

824
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

MenurutWorld Health Organization Kecelakaan lalu lintas tersebut dapat


(WHO) tahun 2018 menyebutkan bahwa menyebabkan gangguan muskuloskeletal,
kecelakaan lalu lintas mencapai 1.350.000 yaitu suatu kondisi yang mengganggu fungsi
kali atau sekitar 72 % dalam setahun. WHO tulang, otot, ligamen, tendon, persendian
juga memperkirakan pada tahun 2030, sampai persarafan. Oleh karena itu, hal ini
kecelakaan jalan merupakan penyebab sangat memerlukan perlakuan dengan segera
terbesar ketujuh kematian di seluruh dunia dan tepat, karena penanganan yang kurang
dengan angka kematian meningkat tiga kali tepat atau salah akan mengakibatkan
lipat menjadi 3,6juta per tahun Indonesia komplikasi lebih lanjut, sepertiinfeksi,
sendiri merupakan Negara kelima dengan kerusakan saraf dan pembuluh darah, hingga
angka kecelakaan lalu lintas tertinggi. Dalam kerusakan jaringan lunak yang lebih lanjut
dua tahun terakhir kecelakaan lalu lintas di (Junaidi, 2015).
Indonesia dinilai menjadi pembunuh ketiga
setelah penyakit jantung koroner dan Dalam kasus ini, perawat berperan
tuberculosis. Setiap jam setidaknya terdapat sebagai pemberi auhan keperawatan yang
12 kasus kecelakaan lalu lintas dengan tiga berfokus pada system musculoskeletal dalam
korban jiwa. Sementara setiap harinya, 69 hal ini perawat harus meningkatkan
nyawa melayang di jalan raya. Menurut profesionalisme dalam pelaksanaan asuhan
Departemen kesehatan republik indonesia keperawatan. Perawat juga dituntut untuk
tahun 2017 di Indonesia kasus fraktur femur melakukan asuhan keperawatan sesuai
merupakan yang paling sering yaitu sebesar dengan standart profesinya. Profesi perawat
39% diikuti fraktur humerus (15%), fraktur sangat penting dalam penanganan
tibia dan fibula (11%), dimana penyebab pertolongan pertama dalam kecelakaan,
terbesar fraktur femur adalah kecelakaan seperti yang diketahui bahwa peran perawat
mobil, motor, atau kendaraan rekreasi salah satunya adalah sebagai care giver yaitu
(62,6%) dan jatuh (37,3%) dan mayoritas perawat memberikan pelayanan kesehatan
adalah pria (63,8%).4,5% Puncak distribusi berdasarkan diagnosis keperawatan sehingga
usia pada fraktur femur adalah pada usia dapat menentukan perencanaan dan evaluasi
dewasa (15 - 34 tahun) dan orang tua (diatas dari masalah tersebut (Smeltzer& Bare,
70 tahun). Menurut Riskerdas tahun 2018 2013).
menyebutkan bahwa dari jumlah kecelakaan
yang terjadi, yang mengalami cedera anggota Data yang diperolehdari RSUD Dr.
gerak atas sebanyak 32,7 % dan angota gerak M.M
bawah yang mengalami cedera sebanyak 67,9 DundaLimbotodiruanganUnitGawatDarurat
%. (UGD) didapatkan data, jumlah tenaga
perawat sebanyak 33 orang. Dari sekian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi jumlah perawat, sebanyak 23 yang
Gorontalo (2018) angka kematian kecelakaan berpendidikan D3, 10 berpendidikan S1
lalu lintas adalah jumlah kematian sebagai Keperawatan Ners. Selain itu, dilihat
akibat dari kecelakaan lalu lintas per 100.000 berdasarkan pengalaman dalam bekerja,
penduduk dalam kurun waktu satu tahun. Di sebanyak 24 yang bekerja kurang dari 5
Provinsi Gorontalo didapatkan sekitar 2.700 tahun dan sebanyak 9 yang bekerja lebih dari
orang mengalami insiden fraktur. Sebanyak 5 tahun. Perawat yang mengikuti pelatihan
56% diantaranya mengalami kecatatan fisik, bantuan hidup dasar (BHD) sebanyak 7
24% mengalami kematian, 15 % mengalami orang, 19 perawat mengikuti BTCLS dan 7
kesembuhandan 5% mengalami gangguan perawat mengikuti Code Blue. Berdasarkan
psikologi satau depresi terhadap adanya hasil observasi di ruang UGD didapatkan
kejadian fraktur. Sedangkan data di polda peran perawat dalam tanggap darurat
gorontalo jumlah kecelakaan lalu lintas di penanganan trauma muskuluskeletal belum
kabupaten gorontalo pada tahun 2017 maksimal dan belum sesuai SOP dan
sebanyak 562 kasus dan meningkat pada berdasarkan wawancara dengan perawat
tahun 2018 sebanyak 618 laporan sehingga terkait dengan trauma muskuloskeletal masih
mengalami peningkatan 9,9 persen. banyak perawat yang kurang memahami
penatalaksanaan dan pengkajian trauma

825
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

muskuloskeletal serta banyak perawat belum distribusiyang dinarasikan. Analisa


mengikuti pelatihan yang signifikan terkait univariat dilakukan untuk menjelaskan
dengan trauma muskuloskletal. variabel pengetahuan, sikap dan
Penelitianrelevan: 1.Virgianti Nur Faridah, karakteristik responden
2009 Hubungan pengetahuan perawat dan yangmeliputiUmur,JenisKelamin, Masa
peran perawat dalam penanganan pasien Kerjadan pendidikan. Analisa bivariat
gawat darurat dengan gangguan sistem adalah dilakukan untuk menganalisa dua
Kardiovaskuler di IRD Lantai I RSUD.Dr. variabel yaitu variabelidependen
Soetomo Surabaya. perbedaan: menggunakan (Pengetahuan) dengan variabel
uji spearman rho, spesisifik penanganan dependenyaitu peran perawat .Penelitian ini
ganggua kardiovaskuler, lokasi penelitian dan menggunakan uji khai kua Drat(chi square)
sampel. 2.Sasono Murdiono, 2018 Hubungan dengan bantuan sistim pengolahan data
pengetahuan dan sikap perawat dalam statistik komputerisasi SPSS Nilai antara
penatalaksanaan pebidaian pasien fraktur di variabel bebas terikat dengan variabel terikat
RS Bhayangkara Palembang. Perbedaan didapat nilai pvalue<α(alpha),berarti ada
:Variabel dependen penatalaksanaan hubungan yang bermakna antara variabel
fraktur,Lokasi penelitin instansi Rumah sakit bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya
Bhayangkara,Jumlah populasi dan sampel bila nilai pvalue>α (alpha), berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara kedua
Berdasarkan uraian latar belakang di variabel.
atas maka perlu dilakukan penelitian tentang
“hubungan pengetahuan perawat tentang Analisisbivariat
trauma musculoskeletal dengan peran
perawat dalam penanganan trauma HubunganPengetahuan dengan Peran
muskuloskeletal di RuangUGD RSUD Dr. perawat dalam penanganan trauma
M.M DundaLimboto”. muskuloskeletal di Ruang UGD RSUD
Dr. MM Dunda Limboto.
METODE PENELITIAN Tabel 7. Pengetahuan dengan peran
penelitian ini di lakukan di Ruang UGD perawat di Ruang UGD Dr.
RSUD Dr. MM Dunda Limboto pada bulan MM dunda Limboto
Juni sampai dengan Oktober
2019,menggunakan desain kuantitatif Peran perawat
korelasional. Penge Total ρValue
Populasi pada penelitian ini adalah Kurang baik
tahuan
seluruh perawat yang bekerja diRuang UGD F % F % Jumlah %
RSUD DR MM Duda Limboto.sebanyak 33
perawat. Kurang 4 12,1 4 12,1 8 24,2
0,02
Tehnik pengambilan sampel dengan Baik 2 6,1 23 69,7 25 75,8
menggunakan total sampling. Analisa
univariat adalah analisa yang dilakukan Jumlah 6 18,2 27 81,8 33 100
untuk menganalisis tiap variabel dari hasil
penelitianyang disajikan dalam bentuk
value <α 0,05 sehinggadisimpulkan
Berdasarkan Tabel 7 dari 33 bahwa ada Hubungan pengetahuan
responden diketahui pengetahuan kurang dengan peran perawat dalam penanganan
dengan peran perawat baik sebanyak 4 trauma muskuloskeletal di Ruang UGD
orang (12,1%) dan peran perawat kurang RSUD Dr MM Dunda Limboto
sebanyak 4 orang (12,1%) sedangkan PEMBAHASAN
pengetahuan baik dengan peran perawat Analsis Univariat
kurang sebanyak 2 orang (6,1%) dan 1. Pengetahuan Perawat
peran perawat baik sebanyak 23 orang Berdasarkanpenelitiandari33respo
(69,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai nden.
fisher exact sebesar 0,020 atau nilai p didapatkanhasildistribusiPengetahuan

826
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Perawat di Ruang UGD RSUD Dr. MM ada yang belum sesuai hal ini dikarenakan
Dunda Limboto yang paling banyak peran yang dimiliki perawat belum
adalah pengetahuan baik sebanyak 25 diimbangi dengan skill yang dimiliki
orang dengan persentase 75,8 %. hal ini karena masih bnyak tenaga perawat yang
karenakan pengetahuan baik yang dimiliki belum mengikuti pelatihan sehingga peran
oleh perawat rata memiliki pendidikan D- yang dilakukan belum optimal.
III dan pengalaman kerja yang sudah lama Analisis Bivariat
sehingga dalam melakukan tindakan 1. Hubungan Pengetahuan dengan peran
penanganan trauma muskuloskletal yang perawat
tepat sesuai dengan dengan SOP akan Berdasarkan
tetapi ada 8 orang perawat yang memiliki penelitiandari33respondendiketahuipenget
pengetahuan kurang dikarenakan masih ahuan kurang dengan peran perawat baik
banyak perawat yang belum mengikuti sebanyak 4 orang (12,1%) dan peran
pelatihan penanganan trauma. perawat kurang sebanyak 4 orang (12,1%)
Pengetahuanadalahhasildaritahu sedangkan pengetahuan baik dengan
daninitejadisetelahorang melakukan peran perawat kurang sebanyak 2 orang
penginderaan terhadap suatuobyek (6,1%) dan peran perawat baik sebanyak
tertentu.Penginderaan terjadi melalui 23 orang (69,7%). Hasil uji statistik
pancainDra manusia, yakni indera diperoleh nilai fisher exact sebesar 0,020
penglihatan, pendengaran, penciuman, atau nilai p value <α 0,05 sehingga
rasadanraba(Notoatmodjo, 2010). disimpulkan bahwa ada Hubungan
pengetahuan dengan peran perawat dalam
Menurut asumsi peneliti penanganan trauma muskuloskeletal di
pengetahuan yang dimiliki perawat Ruang UGD Dr. RSUD MM Dunda
sudah baik akan tetapi dalam Limboto.
pelaksanaan masih banyak yang Berdasarkan hasil penelitian yang
melakukan belum sesuai dengan didapatkan pengetahuan yang dimiliki
prosedur hal ini dikarenakan jumlah oleh perawat dengan peran yang kurang
kunjungan yang banyak sehingga sebanyak 4 orang dikarenakan perawat
membutuhkan waktu yang cepat dan memiliki pengetahuan yang baik tetapi
tepat dan fasilitas yang tersedia yang dalam pelaksanaan penanganan trauma
tidak menunjang terhadap pengetahuan belum maksimal dilakukan hal ini
perawat. dikarenakan penaganan yang diberikan
belum optimal masih banyak tindakan
2. Peran Perawat yang belum sesuai dengan SOP dan masih
Berdasarkan penelitian dari 33 banyak perawat yang belum mengikuti
responden didapatkan hasil peran perawat pelatihan trauma muskuloskeletal
yang paling sedikit adalah peran kurang sehingga peran belum terakomodir
sebanyak 6 orang dengan persentase 18,2 sedangkan pengetahuan yang baik dengan
% dan peran baik sebanyak 27 orang. Hal peran yang baik sebanyak 23 orang hal ini
ini dikarenakan perawat perawat yang dipengaruhi oleh lama kerja yang dimiliki
kurang diakibatkan memberikan oleh perawat sehingga terbisa dalam
pelayanan asuhan keperawatan yang melakukan tindakan keperawatan dan
melebihi waktu yang di tentukan dan kebanyakan rata-rata perawat sudah
dalam pelaksanaan penanganan trauma mengikuti pelatihan BTCLS dan trauma
muskuloskeletal dan ada beberapa SOP dalam penanganan pasien dan tenaga
tidak dijalankan sesuai dengan standar perawat lebih mengarahkan pelaksanaan
yang ada dikarenakan banyaknya jumlah penanganan ke praktek ketimbang teori
kunjungan pasien dan fasilitas yang yang mereka miliki.
disediakan kurang memadai dalam
penampuangan pasien. Pengetahuan adalah hasil dari tahu
Menurut asumsi penelitian peran dan ini tejadi setelah orang melakukan
perawat dalam memberikan asuhan penginderaan terhadap suatuobyek
keperawatan ada yang sudah sesuai dan tertentu.Penginderaan terjadi melalui

827
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

pancaindra manusia, yakni indera dependennya adalah peran perawat


penglihatan, pendengaran, penciuman, sebagai pelaksana. Data dikumpulkan
rasadanraba (Notoatmodjo, 2010). dengan cara observasi dan quesioner
Pengetahuan atau kognitif merupakan dengan pertanyaan tertutup. Terdapat
domain yang sangatpenting untuk hubungan yang bermakna antara
terbentuknya tindakan seseorang pengetahuan dan peran perawat dalam
(overtbehaviour). penanganan trauma muskuloskeletal di
UGD dengan Pvalue<α(0,020 <0,05)
Peran merupakan suatu pola Dapat disimpulkan bahwa ada
tingkah laku, kepercayaan, nilai,sikap hubungan pengetahuan dan perawat
yang diharapkanolehmasyarakat, sebagai pelaksanan dalam penanganan
sehingga menjadi penanda atau ciri khas pasien dengan gangguan sistem
sipemegang status atau kedudukan sosial. muskuloskeletal. Pada penelitian
Teori peran menggambarkan interaksi mendatang diharapkan ada penelitian
sosial dalam terminologiaktor-aktor yang yang lebih mendalam tentang peran
bermain sesuai dengan apa yang perawat selain sebagai pelaksana
ditetapkan oleh budaya. Teori ini juga
menjelaskan bahwa seseorang yang Menurut asumsi penelitian
mempunyai peran harus dapat pengetahuan yang dimiliki perawat dalam
berperilaku sesuai dengan perannya. penanganan trauma sudah baik dengan
Berdasarkan kedua opini diatas peneliti mengikuti SOP yang ada akan tetapi ada
menyimpulkan bahwa peranadalah suatu beberapa peran perawat dalam
ciri khas atau penanda dari pemegang memberikan asuhan keperawatan yang
statusyang diharapkan dapat berperilaku masih belum optimal hal ini dikarenakan
sesuai dengan karakter khasnya masih banyak yang belum mengikuti
dimasyarakat yang ditetapkan oleh pelatihan dan lama kerja yang dimiliki
budaya. (Sudarman, 2008) perawat juga belum begitu banyak dalam
memberikan pelayanan yang lebih
Perkembangan keperawatan dari optimal.
vokasional menuju keperawatan
profesional menuntut peran perawat yang PENUTUP
lebih besar dalam tatanan pelayanan Kesimpulan
kesehatan, salah satunya pada Instalasi Berdasarkan hasil penelitian maka
Gawat Darurat. Penyakit-penyakit sistem dapat disimpulkan kesimpulan sebagai
muskuloskeletal terus mengalami berikut :Pengetahuan perawat di ruang
peningkatan setiap tahunnya dan perlu UGD RSUD MM Dunda Limboto yang
peningkatan peran perawat yang bekerja paling banyak dengan kategori Baik
pada Instalasi Gawat Darurat untuk sebesar 25 Orang (75,8%),Peran perawat
mengurangi keluhan yang dialami pasien. di UGD RSUD MM Dunda Limboto yang
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui paling banyak dengan kategori baik
hubungan pengetahuan dan perawat sebesar 27 Orang (81,8%) danTerdapat
sebagai pelaksana dalam penanganan hubungan yang bermakna antara
pasien gawat darurat dengan gangguan pengetahuan dan peran perawat dalam
sistem muskuloskeletal. penanganan trauma muskuloskeletal di
Penelitian ini merupakan UGD dengan Pvalue<α(0,020 <0,05)
penelitian observasional terhadap peran
perawat sebagai pelaksana dengan DAFTAR PUSTAKA
menggunakan rancangan cross sectional , AIPNI. 2015. Draft Kurikulum Inti
analisa data menggunakan uji statistik Pendidikan Ners Indonesia
dengan derajat kemaknaan < 0,05.
Populasi penelitian adalah perawat yang Black, J dan Hawks, J. (2014).
bertugas pada UGD RSUD Dr M.M Keperawatan Medikal Bedah:
Dunda Limboto.Variabel independennya Manajemen Klinis untuk Hasil
adalah pengetahuan perawat dan variabel yang Diharapkan. Dialihbahasakan

828
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

oleh Nampira R. Jakarta: Salemba Sudarma. (2013). Mengembangkan


Emban Patria. Keterampilan Berpikir Kreatif.
Kementrian Kesehatan republik indonesia Jakrta: Rajagrafindo Pustaka
tahun (2017), Profil Kesehatan Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Indonesia Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Alfabeta
Cipta. -------------. (2012). Metode Penelitian
-----------------, S. (2014). Ilmu Perilaku Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Bandung: Alfabeta
----------------. (2010) . Promosi Kesehatan Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Smeltzer, S. C. (2013). Keperawatan
Rineka Cipta Medikal Bedah Brunner and
Nursalam. (2011). Proses dan Suddarth. Edisi 12. Jakarta:
dokumentasi keperawatan, konsep Kedokteran EGC.
dan praktek.Jakarta : Salemba Undang-Undang Republik Indonesia No.
Medika. 38 Tahun 2014 tentang
Riskerdas, (2018). Kementrian kesehatan keperawatan. 2014.. Salemba
badan penelitian dan Medika : Jakarta.
pengembangan kesehatan World Health Organization. Road Traffic
Injuries: World Health
Organization; 2018

829

Anda mungkin juga menyukai