Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA

TERAKREDITAS BAN-PT
Sekretariat : JL. Untad I. Kelurahan Tondo Kec. Mantikulore – Palu , Sulawesi Tengah
Telp. (0451) 4016803 | Website : www.stikeswnpalu.ac.id | Email : stikeswitara@ymail.com

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PERAWATAN LUKA
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :

Skore 0 ( Nol ) : Prosedur dilakukan tapi tidak tepat.


Skore 1 (satu) : Prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 2 (Dua) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

a. Definisi
Mengindentifikasi dan meningkatkan penyembuhan luka serta mencegah terjadinya
komploikasi luka
b. Tujuan
Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka, Memberi pengobatan pada luka,
Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien, Mengevaluasi tingkat kesembuhan
luka.

N NILAI
O ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2

1 Persiapan alat dan Bahan


1. Sarung tangan bersih
2. Sarung tangan steril
3. Cairan antiseptic
4. Alat cukur rambut, jika perlu
5. Set perawatan luka

2 Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi klien
2. Atur pencahayaan
3 Persiapan pasien
1. Memberikan salam terapeutik
2. Memberikan salan dab memperkenalkan diri
3. Memberitahukan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
4. Kontrak waktu
4 Tahap Kerja
1. Mencuci tangan 6 langkah
2. Pasang sarung tangan bersih
3. Monitor karakteristik luka (meliputi drainase, warna, ukuran,
dan bau)
4. Monitor tanda-tanda infeksi
5. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
6. Cuur rambut sekitar daerah luka, jika perlu
7. Lepaskan sarung tangan bersih dan pasang sarung tangan
steril
8. Bersihkan luka dengan cairan NaCl atau pembersih nontoxic,
sesuai kebutuhan
9. Bersihkan jaringan nekrotik, jika ada
10. Berikan salep yang sesuai dengan kondisi luka, jika perlu
11. Pasang balutan sesuai jenis luka
12. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
13. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
14. Anjurkan pasien konsumsi makanan tinggi kalori dan protein
15. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
16. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
17. Bereskan alat-alat yang telah digunakan
18. Lepaskan sarung tangan
19. Mencuci tangan 6 lagkah

5 Hasil
1. Mengobservasi reaksi/ respon pasien setelah Tindakan
2. Melakukan dokumentasi Tindakan yang telah dilakukan

Penilaian :
Palu, ………………………………2022
Jumlah Nilai Yang Didapat Preseptor
Nilai : x 100%
Jumlah Score Tertinggi

(………………………………………)
* Nilai Batas Lulus ≥ 75%
NIP/ NIDN. ……………………
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN INFUS

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :

Skore 0 (nol) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak tepat.
Skore 1 ( satu ) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 2 (dua) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

A. Pengrtian
pemberian cairan intra vena (IV) adalah untuk memperbaiki atau mencegah ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit atau memberi terapi medikasi IV.
B. Tujuan
1. Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan
dalam melakukan pemasangan infus
2. Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat memilih vena yang tepat

No Aspek Keterampilan yang Dinilai NILAI


0 1 2
1. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data Pasien
2. Mencuci tangan
3. Siapkan alat - alat

Persiapan Alat :
a. Infus set steril
b. Jarum infuse steril (Infuse : abocath, sesuai dengan ukuran)
c. Cairan infuse yang diperlukan
d. Kassa steril pada tempatnya
e. Kapas alcohol
f. Perlak kecil dan alasnya
g. Plester
h. Gunting
i. Bengkok
j. Torniquet
k. standar infuse
2. Persiapaan Lingkungan :
1. Jaga privasi klien
2. Atur pencahayaan
3. Persiapan Klien :
1. Berikan salam, dan memperkenalkan nama perawat
2. menjelaskan tujuan tindakan
4. Langkah – Langkah :
1. Mengatur posisi klien
2. Membuka infus set dan klem selang infus ditutup, kemudian
menusukkan pipa saluran infus pada botol cairan yang sudah
didesinfeksi
3. Menggantungkan cairan yang diperlukan pada standar infus
4. Mengisi resenvoir/tabung selang infus dengan cairan sampai batas
yang sudah ditentukan
5. klem selang infus dibuka, cairan infus dialirkan sampai keluar dengan
cara membuka selang infus secara perlahan agar tidak ada udara yang
tersisa di dalam selang infus. Setelah cairan keluar, klem selang infus
ditutup kembali
6. Memasang perlak pada area yang akan dipasang infus
7. Memasang torniguet diatas daerah yang akan dipasang infus
8. Memasfikan bahwa vena tersebut dapat dipasangi infus
9. Mendesinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
10. Abocath/ Jarum infus ditusukkan ke dalam vena yang telah disiapkan
dengan posisi lubang jarum menghadap keatas
11. Menanik jarum infus sedikit demi sedikit untuk mengontrol apakah
kanul jarum infus sudah masuk vena dengan tepat
12. Melepas tourniquet
13. Menyambung kanul jarum infus dengan selang infus
14. Mengeluarkan cairan infus dengan membuka klem di selang infus dan
cairan secara otomatis menetes
15. Bila tetesan cairan infus lancar, pangkal jarum infus difiksasi dengan
tepat
16. Menutup pangkal jarum infus dengan kassa/heppafix
17. Kembalikan klien ke posisi yang nyaman.
18. Mengevaluasi respond dan hasil tindakan
19. Merapihkan alat
5. Dokumentasi :
1. Nama Pasien, Waktu pemasangan
2. Nama Perawat yang memasang/paraf perawat
3. Reaksi atau respon klien
Keterangan :
SKOR O = bantuan hampir seluruhnya
SKOR 1 = bantuan sebagian
SKOR 2 = mandiris
Kriteria Penilaian
Baik Sekali : 100
Baik : 81 – 100
Kurang/ TL : < 80
Jumlah yang dilakukan dengan benar (YA)
Nilai = x100
51

NILAI =

Palu, ...........................2022
Penguji/ preceptor

(.............................)

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA


TERAKREDITAS BAN-PT
Sekretariat : JL. Untad I. Kelurahan Tondo Kec. Mantikulore – Palu , Sulawesi Tengah
Telp. (0451) 4016803 | Website : www.stikeswnpalu.ac.id | Email : stikeswitara@ymail.com
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TERAPI OKSIGENASI
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :

Skore 0 ( Nol ) : Prosedur dilakukan tapi tidak tepat.


Skore 1 (satu) : Prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 2 (Dua) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

a. definisi
memberikan tambahan oksigen dengan selang nasal kanul untuk mencegah dan
mengatasi kondisi kekurangan oksigen jaringan
b. Tujuan
untuk memberikan suplai oksigen yang lebih banyak sehingga kebutuhan tubuh akan
oksigen dapat terpenuhi.

N NILAI
O ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2

1 Persiapan alat dan Bahan


1. Sumber oksigen (tabung oksigen atau oksigen
sentral)
2. Selang nasal kanul
3. Flowmeter oksigen
4. Humidifier
5. Cairan steril
6. Stetoskop

2 Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi klien
2. Atur pencahayaan

3 Persiapan Pasien
1. Memberikan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua
identitas (nama lengkap, dan atau nomor
rekam medis)
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
5. Kontrak waktu
4 Tahap Kerja
1. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
2. Tuangkan cairan steril ke humidifier sesuai
batas
3. Pasang flowmeter dan humidifier ke sumber
oksigen
4. Sambungkan selang nasal kanul ke humidifier
5. Atur aliran oksigen 2-4 lL/menit, sesuai
kebutuhan
6. Pastikan oksigen mengalir melalui selang
nasal kanul
7. Tempatkan cabang kanul [ada lubang hidung
8. Lingkarkan selang mengitari belakang telinga
dan atur pengikatnya
9. Monitor cupingm septum dan hidung luar
terhadap adanya gangguan integritas
mukosa/kulit hidung setiap 8 jam
10. Monitor kecepatan oksigen dan status
pernapasan setiap 8 jam
11. Pasang tanda “oksigen sedang digunakan”
didinding dibelakang tempat tidur dan dipintu
masuk kamar, jika perlu
12. Rapikan pasien dan alat yang digunakan
13. Lakukan kebersihan 6 langkah

5 Hasil
1. Mengobservasi reaksi/ respon pasien setelah
Tindakan
2. Melakukan dokumentasi Tindakan yang telah
dilakukan
Penilaian :
Palu, ………………………………2022
Jumlah Nilai Yang Didapat
Nilai : x 100% Preseptor
Jumlah Score Tertinggi

(………………………………………)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN NGT

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :

Skore 0 (nol) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak tepat.
Skore 1 ( satu ) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 2 (dua) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

C. Pengrtian
Memasang selang/pipa khusus melalui saluran pencernaan atas secara langsung yang
berakhir di lambung
D. Tujuan
1. Memasukan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui mulut
2. Melakukan bilas lambung
3. Mengambil specimen asam lambung untuk diperiksa ke laboratorium

No Aspek Keterampilan yang Dinilai NILAI


0 1 2
1. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data Pasien
2. Mencuci tangan
3. Siapkan alat - alat

Persiapan Alat :
4. Selang NGT
5. Klem
6. Spuit 10/50 cc
7. Pelumas jelly
8. Stetoskop
9. Gelas berisi air
10. Kassa
11. Hanscoen
12. Plester & gunting
13. Bengkok
14. kom
15. Perlak atau pengalas

2. Persiapaan Lingkungan :
3. Jaga privasi klien
4. Atur pencahayaan
3. Persiapan Klien :
3. Berikan salam, dan memperkenalkan nama perawat
4. menjelaskan tujuan tindakan
4. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi (tutup tirai/gorden)
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler (bila
tidak ada kontra indikasi
3. Memakai sarung tangan
4. Membersihkan lubang hidung pasien
5. Memasang pengalas di atas dada
6. Mengukur Panjang NGT dan memberi tanda (dari prosesus
xipoideus ke hidung dan belok kedaun telinga)
7. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai Panjang NGT yang
akan di pasang
8. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan masukan perlahan
ujung NGT melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan
pasien untuk menelan ludah berulang-ulang)
9. Memastikan NGT masuk kedalam lambung dengan cara:
menginspirasi NGT dengan spuit atau masukan udara 10 cc sambil
di auskultasi di region lambung atau masukan kedalam gelas berisi
air)
10. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau disesuaikan dengan
tujuan pemasangan
11. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi

5. Dokumentasi :
4. Nama Pasien, Waktu pemasangan
5. Nama Perawat yang memasang/paraf perawat
6. Reaksi atau respon klien
Keterangan :
SKOR O = bantuan hampir seluruhnya
SKOR 1 = bantuan sebagian
SKOR 2 = mandiris
Kriteria Penilaian
Baik Sekali : 100
Baik : 81 – 100
Kurang/ TL : < 80
Jumlah yang dilakukan dengan benar (YA)
Nilai = x100
51

NILAI =

Palu, ...........................2022
Penguji/ preceptor

(.............................)

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA


TERAKREDITAS BAN-PT
Sekretariat : JL. Untad I. Kelurahan Tondo Kec. Mantikulore – Palu , Sulawesi Tengah
Telp. (0451) 4016803 | Website : www.stikeswnpalu.ac.id | Email : stikeswitara@ymail.com
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ROM ( RANGE OF MOTION)

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :

Skore 0 ( Nol ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak tepat.
Skore 1 (satu) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 2 (dua) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

N HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN NILAI


O
0 1 2

I Persiapan pasien
1. Memberikan salam teraupetik
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahukan pada pasien prosedur yang
akan dilakukan
4. Kontrak waktu
5. Memperhatikan lingkungan/ pasang sampiran

II Persiapan alat
1. Sampiran
2. Bantal 3 buah
III Prosedur Kerja
1. Lakukan kebersihan 6 langkah
2. Jaga privasi dengan memasang tirai atau
menutup pintu kamar pasien
3. Atur tinggi tempat tidur yang sesuai dan
nyaman
4. Berdiri disisi tempat tidur yang sesuai dan
nyaman
5. Atur tinggi tempat tidur diposisis ekstremitas
pasien yang akan dilatih
6. Lakukan latihan dengan :
 Melakukan gerakan perlahan dan lebut
 Menyokong dengan memegang area
proksimal dan distal sendi
 Mengulangi setiap gerakan 5-10x
setiap sendi
 Menghentikan gerakan jika kesakitan
atau ada tahanan

7. Latihan pada leher


 Fleksi – ekstensi : tekuk leher kedepan
sampai dagu menempel didada, lalu
kembali keposisi tegak
 Flwksi lateral : tekuk leher kesamping
kanan dan kiri
 Rotasi lateral : palingkan wajah kekiri
dan kanan

8. Latihan pada bahu:


 Elevasi – depresi : angkat dan
turunkan bahu
 Fleksi – ekstensi :angkat lengan dari
samping tubuh keatas, lalu kembali
seperti semula
 Abduksi-adduksi : angkat lengan
kesamping tubuh hingga sejajar bahu,
lalu kembalikan seperti semula
 Sirkumduksi bahu : putar lengan pada
poros bahu

9. Latihan pada siku:


 Fleksi – ekstensi : gerakan tangan
hingga jari jari menyentuh bahu, lalu
lalu kembali seperti semula
 Supinasi-supinasi. Putar lengan bawah
kearah luar sehingga telapak tangan
menghadap keatas, lalu putar kearah
dalam sehingga telapak tangan
menghadap ke bawah.

10. Latihan pada pergelangan tangan :


 Fleksi-ekstensi-hiperekstensi : tekuk
telapak tangan kebawah, luruskan lalu
tekuk keatas
 Fleksi radial – fleksi ulnar : tekuk
telapak tangan kesamping kearah ibu
jari dan kearah kelingking
 Sirkumduksi : putar tangan pada poros
pergelangan tangan
11. Latihan pada jari jari tangan :
 Fleksi- ekstensi : angkat kaki lurus
lalu tekuk lutut. Gerakkan lutut kea
rah dada., turunkan kaki, luruskan lalu
keposisi semula
 Abduksi-adduksi : gerakkan
kesamping menjauhi sumbuh tubuh
lalu gerakkan kearah sebaliknya
sehingga melewati sumbu tubuh
menyilang ke kaki lainnya
 Rotasi internal-rotasi eksternal : putar
kaki kearah dalam lalu kesamping
tubuh
12. Latihan pada pergelangan kaki :
 Dorso fleksi-plantar fleksi : dorong
telapak kaki ke atas, keposisi semula,
lalu dorong keatas
 Eversi-inversi : putar telapak kaki
keluar, lalu kedalam
 Sirkumduksi : putar telapak kaki pada
poros pergelangan kaki

13. Latihan pada jari jari kaki :


 Fleksi-ekstensi : dorong jari jari
kearah atas dan bawah
 Abdukksi-adduksi : renggangkan jari
jari kaki, lalu rapatkan seperti semula

.
14. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
15. Dokumentasi Prosedur yang dilakukan dan
respons pasien
IV Hasil
1. Mengobservasi reaksi / respon pasien setelah
tindakan
2. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan

* Keterangan : * Nilai Batas Lulus ≥ 75%


0 : Dibantu Sepenuhnya
1 : Dibantu Sebagian
2 : Dilakukan Dengan Sempurna

Penilaian :

Jumlah Nilai Yang Didapat


Nilai : x 100%
Jumlah Score Tertinggi

Palu, …………………………………………2022
Penguji/ Preceptor

(……………………………………………………)
NIP/ NIDN. ……………………………………

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA


TERAKREDITAS BAN-PT
Sekretariat : JL. Untad I. Kelurahan Tondo Kec. Mantikulore – Palu , Sulawesi Tengah
Telp. (0451) 4016803 | Website : www.stikeswnpalu.ac.id | Email : stikeswitara@ymail.com

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMERIKSAAN NERVUS V TRIGEMINUS, VII FACIALIS, XII HYPOGLOSSUS

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :

Skore 0 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak tepat.
Skore 1 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 2 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

N NILAI
O ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2

I Persiapan pasien
1. Memberikan salam teraupetik
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahukan pada pasien prosedur yang
akan dilakukan
4. Kontrak waktu
5. Memperhatikan lingkungan/ pasang sampiran
II Persiapan alat dan Bahan
1. Air dingin atau hangat
2. Lidi kapas
III Tahap Kerja
Lakukan tes reflaks kornea
1. Mencuci tangan 6 langkah
2. Anjurkan pasien untuk menutup satu mata
dengan penutup mata.
3. Anjurkan pasien melirik ke arah mata yang
tidak diperiksa.
4. Sentuhkan ujung mata dengan kapas yang
sudah dipilih pada kornea, perhatikan
reaksinya, ketika mata langsung mengejap
berarti reflek kornea baik.
5. Lakukan hal yang sama pada kornea satu,
bandingkan hasil keduanya.
6. Catat hasil pemeriksaan
Lakukan tes sensori
1. Anjurkan pasien menutup kedua mata.
2. Beri tahu pasien untuk memberi tahu bila
merasakan sesuatu.
3. Sentuhan air dingin atau hangat pada
kening pasien, kedua pipi dan dagu.
4. Amati respon pasien.
5. Catat hasil pemeriksaan
Motorik
1. Klien disuruh merapatkan giginya sekuat
mungkin.
2. Pemeriksa meraba m. masseter dan m.
temporalis
3. Perhatikan besar, tonus, serta kontur (bentuk)
otot tersebut.
4. Kemudian pasien diminta membuka mulut.
Perhatikan apakah ada deviasi rahang bawah.
Bila ada paresis, maka rahang bawah akan
berdeviasi ke arah yang lumpuh.
Nervus VII
Motorik
1. Perhatikan muka penderita: simetris atau tidak.
Perhatikan kerutan dahi, pejaman mata, sulcus
nasolabialis, dan sudut mulut.
2. Meminta penderita mengangkat alis dan
mengerutkan dahi. Perhatikan simetris atau
tidak. Kerutan dahi menghilang pada sisi yang
lumpuh.
3. Meminta pasien memejamkan mata dan
kemudian pemeriksa mencoba membuka mata
penderita. Pada sisi yang lumpuh, penderita
tidak dapat/sulit memejamkan mata
(lagopthalmus) dan lebih mudah dibuka oleh
pemeriksa.
4. Meminta pasien menyeringai atau
menunjukkan gigi, mencucurkan bibir atau
bersiul, Perhatikan sulcus nasolabialis akan
mendatar, sudut mulut menjadi lebih rendah
pada sisi lumpuh.

nspeksi terlebih
dahulu seluruh wajah,
apakah ada yang tidak
simetris , ada kedipan
mata yang berbeda
atau tidak,
adanya mata yang
tidak bisa menutup
satu sisi atau tidak.
o Lalu perhatikan
ada
lagopthalmus/tidak.
o Minta pasien
untuk menaikkan /
mengerutkan dahi &
menaikkan alis, lihat
apaka simetris/tidak
gerakannya
o Minta pasien
untuk tersenyum
(somatomotorik) ,
simetris/tidak
o Minta pasien
untuk menutup mata,
lalu kita coba buka
kelopaknya , lihat
apakah pasien bisa
menahan/tidak.
o Minta pasien
untuk
mengembungkan
kedua pipinya, lalu
tekan perlahan
dengan kedua
telunjuk kita untuk
menilai
kekuatan/tahanan
pada pipi.
Minta pasien untuk
mengembungkan
kedua pipinya, lalu
tekan perlahan
dengan kedua
telunjuk kita untuk
menilai
kekuatan/tahanan
pada pipi.
Minta pasien untuk
mengembungkan
kedua pipinya, lalu
tekan perlahan
dengan kedua
telunjuk kita untuk
menilai
kekuatan/tahanan
pada pipi.
5. Minta pasien untuk menggembungkan kedua
pipinya, lalu tekan perlahan dengan kedua
telunjuk pemeriksa untuk menilai kekuatan/
tahanan pada pipi.

Nervus XII Hypoglossus


1. Periksa lidah apakah simetris atau tidak, dan
dalam posisi istirahat apakah terjadi fasikulasi
(kedutan).
2. Anjurkan pasien untuk menjulurkan lidahnya,
pada lesi unilateral lidah akan berdeviasi
kearah lesi. Pada Bell,s palsy bisa
menimbulkan positif palsu.
3. Menggerakkan lidah kelateral. Pada
kelumpuhan bilateral dan berat, lidah tidak bisa
digerkkan ke arah samping kanan dan kiri
4. Tekan lidah dengan tongue spatel, amati
apakah lidah melakukan gerakan perlawanan.
5. Perhatikan bicara dari penderita, bila terdapat
parese maka didapatkan dysarthria
6. Amati respon pasien
7. Catat hasil pemeriksaan
IV Hasil
1. Mengobservasi reaksi/ respon pasien setelah
Tindakan
2. Melakukan dokumentasi Tindakan yang telah
dilakukan

Kriteria Penilaian Rumus Penilaian :

Baik Sekali: 100 Jumlah Nilai Yang Didapat


Baik : 81 – 100 Nilai : x 100%
Kurang/ TL: < 80 Jumlah Score Tertinggi

Palu, ...........................2022
Penguji/ preceptor

(..............................................)

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA


TERAKREDITAS BAN-PT
Sekretariat : JL. Untad I. Kelurahan Tondo Kec. Mantikulore – Palu , Sulawesi Tengah
Telp. (0451) 4016803 | Website : www.stikeswnpalu.ac.id | Email : stikeswitara@ymail.com

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMERIKSAAN NERVUS VIII VESTIBULOKOKLEARIS

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Skore 0 (satu): Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak tepat.
Skore 1 (dua): Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 2 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

N NILAI
O ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2

I Persiapan pasien
1. Memberikan salam teraupetik
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahukan pada pasien prosedur yang
akan dilakukan
4. Kontrak waktu
5. Memperhatikan lingkungan/ pasang sampiran

II Persiapan alat dan Bahan


1. Garputala
2. Alroji
III Tahap Kerja
Uji menggunakan garpu tala
1. Mencuci tangan 6 langkah
2. Getarkan garputala, kemudian dekatkan
dengan telinga.
3. Anjurkan pasien memberi tahu jika sudah
tidak mendengar getaran itu.
4. Jika sudah ada laporan dari pasien bahwa
tidak mendengar getaran itu maka letakkan
garpu tala pada tulang mastoid
Jika menggunakan alroji
1. Dekatkan alroji pada telingga pasien, dengan
menutup telingga yang tidak diperiksa.
2. Tanyakan pada pasien apakah mendengar
suara detak alroji atau tidak.
3. Geser alroji menjauhi telingga, enjurkan
pasien melaporkan jika sudah tidak
4. mendengar detak alroji tersebut.kening
pasien, kedua pipi dan dagu.
5. Amati respon pasien.
6. Bereskan alat-alat yang telah digunakan
7. Catat hasil pemeriksaan
IV Hasil
1. Mengobservasi reaksi/ respon pasien setelah
Tindakan
2. Melakukan dokumentasi Tindakan yang telah
dilakukan

Kriteria Penilaian Rumus Penilaian :

Baik Sekali: 100 Jumlah Nilai Yang Didapat


Baik : 81 – 100 Nilai : x 100%
Kurang/ TL: < 80 Jumlah Score Tertinggi

Palu, ...........................2022
Penguji/ preceptor

(..............................................)

Anda mungkin juga menyukai