Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien
C. Tahap Kerja
1. Dekatkan alat ke klien
2. Mengatur posisi klien
3. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari
alat nebulizer)
4. Menghubungkan nebulizer ke listrik
5. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on)
dan mengecek out flow apakah ada uap
6. Memasang alat masker ke mulut atau menutup
hidung dan mulut klien
7. Menganjurkan agar klien melakukan nafas
dalam, tahan sebentar, lalu ekspirasi
8. Cek keadaan umum klien dan lakukan
auskultasi pada paru
9. Anjurkan klien lakukan nafas dalam dan batuk
efektif untuk mengeluarkan secret
10. Lap dengan tisu area mulut dan hidung klien
D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
5. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan
tepat:
- Respon klien selama tindakan
- Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan treatment inhalasi (nebulizer)
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja inhalasi (nebulizer)
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).
= ……………….
Catatan:
Otorisasi:
Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2
Catatan:
Pengertian:
Nebulizer merupakan pemberian inhalasi uap dengan obat atau tanpa obat dengan nebulator
Tujuan:
a. Membuka jalan nafas
b. Mengencerkan secret
c. Menurunkan edema mukosa (pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk
pengobatan penyakit: bronkospasme akut, produksi secret yang berlebihan dan batuk yang
disertai sesak nafas
Referensi:
Khair, I. 2013. SOP Inhalasi nebulizer. Diakses pada tanggal 28 Februari 2020.
https://www.scribd.com/doc/165352644/Sop-Inhalasi-Nebulizer
MELAKUKAN SUCTION
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien
C. Tahap Kerja
1. Membantu pasien dalam posisi terlentang
dengan kepala miring kearah perawat
2. Perawat memakai sarung tangan
3. Menghubungkan kateter penghisap dengan
selang penghisap
4. Menghisap lendir dengan cara:
5. Menghidupkan mesin
6. Masukkan kateter penghisap kedalam kom
berisi aquadest/NaCl 0,9% untuk mengontrol
apakah alat penghisap bekerja dengan baik dan
mencegah trauma pada mukosa
7. Menjepit pangkal kateter dengan tangan kiri
dengan pinset
8. Masukkan ujung kateter dengan tangan kanan
kedalam mulut atau hidung sampai
kerongkongan, bila perlu kateter dimasukkan
lebih dalam sejauh mungkin
9. Bila pasien trakeostomi, masukkan ujung
kateter kedalam lubang tracheostomy, bila
perlu dimasukkan sejauhmungkin.
10. Melepaskan jepitan dan penghisap lendir
dengan menarik dan memasukkan kateter
dengan perlahan lahan dengan arah diputar.
11. Lama penghisapan kurang lebih 10-15 detik
setiap 3 menit untuk mencegah hipoksia
12. Menarik kateter perlahan-lahan dengan arah
diputar
13. Membilas kateter dengan aqua/NaCl sampai
bersih
14. Mengulangi prosedur diatas sampai jalan napas
bebas dari lendir atau sampai napas tidak
berbunyi
15. Prosedur diulang tidak lebih dari 3x berturut-
turut
16. Hentikan prosedur bila pasien menolak atau
terjadi kebiruan
17. Isi botol penghisap jangan terlalu penuh, segera
di buang pada tempatnya.
18. Matikan mesin dan melepaskan kateter dari
selang penghisap, kemudian masukkan
kedalam kom berisi savlon
D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
5. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan
tepat:
- Respon klien selama tindakan
- Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan treatment suction
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja suction
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).
= ……………….
Catatan:
Otorisasi:
Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2
Catatan:
Pengertian:
Pengisapan lendir (suction) adalah aspirasi secret melalui sebuah kateter yang disambungkan ke
mesin pengisap atau saluran pengisap yang ada di dinding. Pengisapan dapat dilakukan melalui
nasofaring, orofaring dan intubasi endotrakeal. Suction adalah tindakan keperawatan yang paling
sering dan penting pada tatanan keperawatan kritis.
Tujuan:
1. Untuk menghilangkan secret yang menyumbat jalan nafas
2. Untuk mempertahankan patensi jalan nafas
3. Mengambil secret untuk pemeriksaan laboratorium
4. Untuk mencegah infeksi dari akumulasi secret
5. Untuk membebaskan jalan nafas
6. Mengurangi retensi sputum
7. Merangsang batuk dan mencegah terjadinya infeksi paru
Referensi:
Lesmana, H., dkk. 2015. Analisis Dampak Penggunaan Varian Tekanan Suction terhadap Pasien
Cedera Kepala Berat. JKP FKep Unpad. Vol.3. No 3.
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien
C. Tahap Kerja
Memasang transfusi darah
1. Dekatkan alat ke samping klien
2. Pakai sarung tangan
3. Gantungkan larutan NaCL 0,9% dalam botol
untuk digunakan setelah transfusi darah
4. gunakan slang infus yang mempunyai filter
(slang Y atau tunggal)
5. Lakukan pemberian infus NaCL 0,9% terlebih
dahulu sebelum pemberian transfusi darah
6. Kontrol kembali darah yang sudah disiapkan,
mengenai:
a. Warna darah
b. Identitas pasien
c. Jenis dan golongan darah
d. Nomor kantong darah
e. Tanggal kadaluwarsa
f. Periksa adanya bekuan
g. Kros matching dan jumlah darah
7. Buka set transfusi darah.
8. Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan
membuka klem pengatur bawah
9. Setelah darah masuk, pantau tanda-tanda vital
tiap 5 menit selama 15 menit pertama, dan tiap
15 menit selama 1 jam berikutnya.
Atur tetesan infus (darah sesuai instruksi medik)
10. Setelah darah diinfuskan, bersihkan/bilas slang
dengan NaCL 0,9%.
D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
5. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan
tepat:
- Respon klien selama tindakan
- Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan memasang dan memonitor transfusi darah
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja memasang dan memonitor transfusi
darah
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).
= ……………….
Catatan:
Otorisasi:
Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2
Catatan:
Pengertian:
Memasang transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
membutuhkan darah dengan cara memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan alat transfusi
set. Transfusi darah dinilai sebagai bentuk terapi dan sebagai upaya untuk menyelamatkan kehidupan
akibat suatu kasus perdarahan yang menyebabkan klien kehilangan darah.
Monitor transfusi darah merupakan tindakan pemantauan yang terus dilakukan untuk memastikan
alat-alat transfusi berfungsi dengan baik.
Tujuan:
Memasang transfusi darah bertujuan untuk meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah
pembedahan, trauma, dan perdarahan), meningkatkan jumlah sel darah eritrosit dan mempertahankan
kadar haemoglobin pada klien anemia berat, memperbaiki perfusi jaringan dan memberikan
komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya factor pembekuan untuk membantu
mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia)
Monitor transfusi darah bertujuan untuk memastikan proses transfusi berjalan baik
Referensi:
Lestari, A. D. 2014. SOP Transfusi darah. Diakses pada tanggal 20 Februari 2020.
https://www.scribd.com/document/219524545/SOP-Transfusi-Darah\
Wibowo, D. A. & Zen, D. N. 2019. Gambaran ketercapaian transfusi darah sesuai standard
operasional prosedur pada pasien thalassemia mayor di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis. Vol. 19
No. 2. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan
Farmasi
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
PEREKAMAN EKG
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien
C. Tahap Kerja
D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
5. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan
tepat:
- Respon klien selama tindakan
- Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan perekaman EKG
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja perekaman EKG
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).
= ……………….
Catatan:
Otorisasi:
Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2
Catatan:
Pengertian:
Perekaman EKG merupakan perekaman kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh system eksitasi dan
konduktif khusus jantung
Tujuan:
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
Referensi:
Kusuma, H. & Nurarif, A. H. 2012. Handbook for health student. Mediaction Publishing: Yogyakarta
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien
C. Tahap Kerja
Guide Imaginery
1. Atur posisi pasien semi fowler
2. Anjurkan klien berbaring dengan tenang dan
nyaman
3. Anjurkan klien bernapas secara perlahan dan
teratur selama terapi guide imagery
4. Anjurkan klien untuk menarik napas dan
menghembuskan napas secara rileks
5. Anjurkan klien untuk mendengarkan rekaman
terapi guide imagery melalui alat musik yang
disediakan
6. Anjurkan klien untuk memejamkan mata
selama terapi guide imagery
7. Anjurkan klien untuk mengimajinasi tempat
yang indah saat mendengarkan instruksi yang
di dengarkan lewat alat musik.
D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
E. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:
Respon klien
Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan melakukan tindakan relaksasi dan distraksi
(massage, imagery)
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja melakukan tindakan relaksasi dan
distraksi (massage, imaginary
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).
= ……………….
Catatan:
Otorisasi:
Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2
Catatan:
Pengertian:
Guide imagery merupakan salah satu teknik relaksasi dan distraksi yang mampu membuat tubuh
menjadi rileks, mengurangi ketegangan otot dan kecemasan
Tujuan:
1. Meningkatkan relaksasi otot
2. Mengurangin stres ( baik stres fisik maupun emosional )
3. Membantu menurunkan atau meredakan nyeri dengan mengurangi tekanan otot dan ansietas (
kecemasan )
Referensi:
https://www.academia.edu/37326758/KEPDAS_AMAN_NYAMAN
ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/download/1575/1671
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien
C. Tahap Kerja
1. Memulai tindakan dengan cara yang baik:
- Memasang selimut mandi dan menurunkan
selimut tidur pasien
- Buka pakaian bawah pasien
- Mengatur posisi klien (miring ke kiri dengan
lutut sedikit fleksi)
- Pasang alas di bawah bokong pasien
- Meletakkan pispot pada tempat yang
memudahkan pelaksanaan tindakan (di
samping klien di bawah bokong)
- Mencuci tangan
- Memakai masker
- Memakai sarung tangan
- Memberi pelumas pada jari telunjuk dan jari
tengah
- Memasukkan jari telunjuk ke lubang anus
pasien sampai rektum
- Gerakkan jari untuk menghancurkan feses
- Melepaskan feces dari dinding rektum
dengan membuat gerakan melingkar di
sekitarnya.
- Menarik feces ke anus, dikeluarkan dan
letakkan ke dalam pispot.
- Ulangi kembali tindakan jika masih teraba
skibala di rectum pasien namun sebelum
mulai memasukkan jari lagi observasi irama
jantung, perdarahan, rasa nyeri dan tanda
kelelahan pada klien (napas pendek,
berkeringat) secara periodik selama prosedur
berlangsung; menghentikan prosedur bila ada
perubahan irama jantung dan memberi
istirahat pada klien sebelum prosedur
dilanjutkan.
- Bersihkan daerah perianal dengan tisu
- Lepaskan sarung tangan
- Gunakan waslap untuk membersihkan daerah
perianal dengan sabun
- Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan
handuk
- Lepaskan alas bokong dan selimut mandi,
kenakan kembali selimut klien, ganti jika
kotor
2. Kenakan kembali pakaian klien
3. Buka sampiran
D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
5. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan
tepat:
- Respon klien selama tindakan
- Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan tindakan manual fekal
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja manual fekal
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).
= ……………….
Catatan:
Otorisasi:
Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2
Catatan:
Pengertian:
Manual fekal merupakan suatu tindakan mengeluarkan feses pasien yang mengeras di bagian rectum
atau sigmoid bagian bawah dengan menggunakan jari tangan perawat (perawat menggunakan sarung
tangan yang diolesi jelly sebagai pelican/pelumas).
Tujuan:
Mengeluarkan feses secara manual agar pasien terhindar dari:
1. konstipasi
2. kanker kolon.
Referensi:
Arif Muttaqin, 2011, Gangguan Gastrointestinal: aplikasi asuhan keperawatan medical bedah, Jakarta:
Salemba Medika
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
MERAWAT KOLOSTOMI
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/ Program :
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan: tujuan, cara, waktu
3. Tanyakan keluhan klien sebelum melakukan
tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
5. Menanyakan persetujuan klien
6. Menutup sampiran/jaga privacy pasien
C. Tahap Kerja
1. Atur posisi pasien (terlentang atau duduk saat
pemasangan kantong; jika klien mampu berdiri,
bantu pasien mengambil posisi berdiri)
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Dekatkan bengkok ke tubuh pasien
4. Buka colostomy bag kotor dengan bensin,
lakukan dengan hati-hati, letakkan dalam
bengkok (apabila kantong penuh, geser klem
dan kosongkan isinya dari bagian bawah
kantong ke dalam bedpan)
5. Bersihkan colostomy dan kulit sekitar dengan
kapas sublimat. Keringkan kulit sekitar
colostomy dengan hati-hati.
6. Observasi kondisi kulit dan stoma. Ukur
kembali ukuran stoma
7. Persiapkan kantong ostomi; untuk kantong
yang belum digunting, sesuaikan lubang
colostomy dengan lubang ostomy bag (lubangi
bagian tengah lempeng 30 mm lebih besar
daripada lubang apda barier)
8. Pasang colostomy bag dengan tepat tanpa udara
didalamnya
Bereskan alat-alat dan membuang kotoran
D. Tahap Terminasi
1. Rapikan klien dan alat, cuci tangan
2. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah
selesai dilkakukan
3. Beri reinforcement positif kepada klien
4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
5. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan
tepat:
- Respon klien selama tindakan
- Tanggal dan waktu pelaksanaan
Jumlah Skor I
II Pengetahuan ( bobot 20%)
1. Tujuan tindakan merawat kolostomi
2. Alat dan bahan serta fungsinya
3. Prosedur kerja merawat kolostomi
Jumlah Skor II
III Sikap ( bobot 20%)
1. Komunikasi terapeutik
2. Menaati SOP
3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4. Tanggap terhadap respon klien
5. Bekerja sistematis
6. Tidak menunjukkan respon yang jijik
Jumlah Skor III
Nilai akhir = (60% x Nilai ketrampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai
sikap).
= ……………….
Catatan:
Otorisasi:
Paraf
Ujian Tanggal Nama Penguji Nilai Keterangan
Penguji Mahasiswa
Utama
Remidial 1
Remidial 2
Catatan:
Pengertian:
Merawat kolostomi merupakan Suatu tindakan merawat lubang stoma pada dinding abdomen
Tujuan:
1. Mengevaluasi kondisi stoma.
2. Melindungi kulit dari drainase produk kolon.
3. Menjaga kebersihan stoma.
Mengganti balutan luka dan colostomy bag
Referensi:
Potter & Perry, 2006, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses dan praktik, edisi 4,
Jakarta: EGC, Penerbit Buku Kedokteran