Anda di halaman 1dari 18

PAPER BISNIS AKUAKULTUR

POTENSI BISNIS PEMBESARAN IKAN

Disusun Oleh
Kelompok 3:
1. Amelia Suci Wardana 1904112136
2. Rezky Hamonangan 1904110324
3. Nissa Hasanah 1904110250
4. Ainna Hafizah 1904110736
5. Kea Parmunita Apriliani 19041555260
6. Prischilla Nur Hawa 1904112060
7. Tessa Oktavia 1904110327
8. Prameswari Ilsa Tajri Mukti 1904111972
9. Shindy Andriani 1904113656
10. Muhammad Bintang Abbiyu 1904113312
11. Shanjaya Mandala Putra 1904113813
12. Khairu Ummah 1904110363
13. Anggie Rizka 1904112891

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karuniaNya penulis

dapat menyelesaikan Paper yang berjudul “Potensi Bisnis Pembesaran Ikan“ ini tepat pada

waktunya. Paper ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Akuakultur,

paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang potensi bisnis bagian pembesaran

yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari, paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan paper ini. Akhirnya saya

mengharapkan semoga paper ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat

memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Survey Usaha Pembesaran Ikan ............................................................................ 3
2.1.1 Waktu dan Tempat................................................................................ 3
2.1.2 Komoditas yang Dimiliki ...................................................................... 3
2.1.3 Prosedur Pembesaran .................................................................................. 4
2.1.3.1 Wadah Budidaya ........................................................................ 4
2.1.3.2 Pemilihan Benih.......................................................................... 4
2.1.3.3 Penebaran Benih......................................................................... 5
2.1.3.4 Pola Pemberian Pakan................................................................ 6
2.1.3.5 Pencegahan Hama dan Penyakit................................................. 6
2.1.3.6 Pengelolaan Kualitas Air............................................................ 7
2.1.3.7 Pengontrolan Pertumbuhan (sampling, grading dan sortasi)....... 7
2.1.3.8 Panen dan Pasca Panen................................................................ 7
2.1.4 Analisa Biaya yang dibutuhkan............................................................ 8
2.1.4.1 Biaya Produksi.............................................................................. 8
2.1.4.2 Penerimaan dan Pendapatan........................................................ 8
2.2 Permasalah yang Dihadapi Selama Usaha.................................................... 8
2.2.1 Sumber Air.......................................................................................... 8
2.2.2 Kematian Ikan Secara Massal............................................................. 8
2.3 Pemecahan Masalah..................................................................................... 9
2.3.1 Sumber Air......................................................................................... 9
2.3.2 Kematian Ikan Secara Massal............................................................ 9
2.4 Potensi Bisnis Pembesaran Ikan................................................................... 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 13
3. 2. Saran............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya peningkatan perekonomian Indonesia dalam kontribusi pengembangan sektor
perikanan dapat dijadikan isu pokok mengingat potensi sektor perikanan Indonesia yang
besar akan tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Menurut Saragih (dalam Nugroho,
Hartrisari, dan Ma’mun, 2017: 128) menyatakan pengembangan sektor perikanan sebagai
sumber pertumbuhan perekonomian baru di Indonesia sangat memungkinkan. Hal tersebut
didasarkan pada 4 faktor, yaitu potensi sumberdaya perikanan Indonesia tersedia cukup besar;
sektor perikanan merupakan sumber bahan baku protein hewani dan bahan baku industri-
industri domestik; beberapa komoditas perikanan Indonesia mempunyai daya keunggulan
komparatif di pasar internasional; dan kemampuan sektor perikanan menyerap tenaga kerja,
meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat.
Budidaya perikanan merupakan potensi perikanan yang dapat dikembangkan di
wilayah Indonesia. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (dalam Nugroho, Hartrisari, dan
Ma’mun, 2017: 128) menyatakan nilai produksi perikanan budidaya pada tahun 2015
mengalami pertumbuhan 46,94% dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 11,5
trilliun Rupiah. Tren positif dari produksi perikanan budidaya mengalami peningkatan sejak
tahun 2009. Peningkatan pertumbuhan terlihat dari sektor budidaya kolam dengan
pertumbuhan 43,76%.
Usaha budidaya perikanan yang dilakukan di Provinsi Riau meliputi pembenihan
hingga pembesaran. Hal tersebut dikarenakan usaha pembesaran ikan merupakan prospek
usaha yang lebih menjanjikan karena memiliki keuntungan yang lebih besar sehingga nilai
jual yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan usaha pembenihan ikan air tawar. Komoditas
perikanan air tawar yang dibudidayakan di Provinsi Riau antara lain ikan patin, ikan lele, ikan
ikan gurame, ikan nila, dan lain sebagainya. Komoditas ikan patin merupakan jenis ikan yang
paling dominan dibudidayakan di Provinsi Riau karena tingginya minat dan kebutuhan
masyarakat akan mengkonsumsi ikan. Maka dari itu, kegiatan budidaya ikan perlu
ditingkatkan guna memenuhi permintaan pasar dan kebutuhan gizi masyarakat, apalagi
diiringi oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan membuat peluang usaha
ini semakin terbuka.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis berikan ada beberapa rumusan
masalah sebagai pertanyaan dalam paper ini. Berikut rumusan masalah dari paper ini yaitu:
1. Apa saja komoditas yang ada di fardu farm?
2. Bagaimana prosedur usaha pembesaran?
3. Berapa biaya yang di gunakan?
4. Apa saja permasalahan yang dihadapi selama usaha?
5. Bagaimana cara pemecahan masalah pada pembesaran?
6. Apa saja potensi bisnis pembesaran ikan?

1.3 Tujuan

Tujuan dan manfaat dari permasalahan ini sesuai dari rumusan masalah yang telah
disampaikan. Hal tersebut untuk memudahkan hal yang harus dilakukan berdasarkan masalah
yang akan dibahas. Berikut tujuan dan manfaat dari permasalahan dari paper ini yakni

1. Untuk mengetahui komoditas yang dimiliki.


2. Utuk mengetahui prosedur usaha pembesaran.
3. Untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan.
4. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi selama usaha.
5. Untuk mengetahui pemecahan masalah.
6. Untuk mengetahui potensi bisnis pembesaran ikan.

2
BAB 1I
PEMBAHASAN

2.1. Survey Usaha Pembesaran Ikan

Pada lokasi usaha yg bernama fardu farm ini memiliki latar belakang yaitu iseng dan
hanya ada 1 kolam semen. Lalu juga ada kolam tempat lobster dan juga ada bioflok ikan
patin siam. Pada lokasi ini terdapat 5 kolam semen dan 7 kolam kayu usaha yang ada di
fardu farm ini hanya pembesaran ikan gurami batang hari lalu pembenihan sampai
pembesaran lele sangkuriang dan juga ada budidaya lobster air tawar. Air yang didapat untuk
budidaya ini yaitu dari Sumber air sumur bor. Analisis biaya dari Harga jual ikan lele perkilo
nya Rp.17,000 sampai Rp. 18,000 dan juga Gurami perkilo 30,000 – 45,000. Lalu, jenis
pakan yang digunakan seperti (781/3), (781/2), dan ada (lemna) organik tumbuh sendiri
disekitaram kolam.

2.1.1 Waktu dan tempat


Praktikum wawancara atau interviu ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2022 yang
berlokasi di Kecamatan Marpoyan Jl. Nurasiyah. Media budidaya pada lokasi tersebut
terdapat 5 kolam beton, 1 kolam bioflok yang digunakan pada pembesaran ikan gurami
(Osphronemus goramy) dan 4 kolam kayu yang digunakan pada pembesaran lobster air
tawar.
Latar belakang lokasi tersebut berdiri pada tahun 2013 mendirikan 1 kolam beton
yang digunakan sebagai media belajar berbudidaya ikan lalu berkembang pada tahun 2015
bertambah 4 kolam beton yang digunakan untuk pembesaran ikan konsumsi. Pada tahun 2021
Fardu Farm mendapat bantuan kolam bioflo dari Dinas Perikanan Kota Pekanbaru yang
digunakan sebagai pembesaran ikan konsumsi, ditahun yang sama Fardu Farm mendirikan 4
kolam kayu yang digunakan sebagai media pembesaran lobster air tawar (hias dan konsumsi).
2.1.2 Komoditas yang Dimiliki

Jenis ikan yang dimilki Fardu farm yakni ikan gurami batanghari (Osphronemus
gouramy Lac.), ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus), lobster air tawar (Astacopsis
gouldi) , dan juga patin pustina.

3
2.1.3. Prosedur Pembesaran

2.1.3.1. Wadah budidaya

Siapkan wadah budidaya sesuai dengan jenis ikan yang akan dibudidayakan dan lokasi
budidaya. Wadah budidaya yang dimiliki yakni kolam beton, kolam terpal, kolam bioflok dan
akuarium.. Persiapan wadah budidaya dimulai dengan pengeringan, pemupukan, pengecekan
saluran air, dan pemeriksaan kualitas air.
Pengeringan dan penjemuran dasar kolam/tambak dapat dilakukan dengan bantuan
sinar matahari. Pengeringan tanah dasar kolam yang baik juga efektif untuk membunuh hama
serta bibit-bibit penyakit.
Pemupukan kolam merupakan faktor penting untuk memperoleh keberhasilan dalam
pembesaran ikan. Tanpa pemupukan maka keberadaan plankton tidak bisa dipertahankan atau
ditingkatkan lebih banyak lagi. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh plankton dapat
berkembang dalam kolam dengan pemupukan.
Pengecekan saluran air dan pemeriksaan kualitas air. Debit air yang cukup besar
merupakan persyaratan utama untuk membuat wadah budidaya. Debit air yang besar akan
menjamin ketersediaan air yang berguna bagi kolam seperti memudahkan penggantian
air.Pemantauan kualitas air pada sumber air dan pada media budidaya pada hakekatnya
bertujuan ;
a) Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia, dan biologi.
b) Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan nilai kualitas air yang ideal untuk
budidaya tambak.
c) Menilai kelayakan suatu sumberdaya air untuk budidaya ikan.

2.1.3.2. Pemilihan benih

Pemilihan benih bertujuan untuk mendapatkan benih yang berkualitas dan


menyesuaikan jenis ikan dalam wadah budidaya yang dimiliki. Pilihlah benih sesui ukuran
untuk tujuan pembesaran. Cari benih yang bergerak aktif tandanya benih tersebut berkualitas
baik kondidi fisik yang normal serta kulit ikan/sisik tidak gugus.

Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih benih yang bisa dibesarkan pada sistem


teknologi budidaya yang digunakan, diantaranya adalah:
a) Ketersediaan spesies benih yang akan dibesarkan. Apabila spesies atau jenis benih
yang tersedia banyak, maka kita tidak menemukan masalah dalam menggunakan
sistem teknologi budidaya (wadah) yang akan kita pakai.

4
b) Kecocokan spesies benih. Apabila kita sudah memilih sistem teknologi budidaya
tertentu (misalnya kolam), maka kita harus memilih spesies apa yang cocok hidup dan
tumbuh dengan baik di kolam.
c) Daya adaptasi benih (Survival Rate atau tingkat kelangsungan hidup) ketika
dipelihara.
d) Ukuran benih. Ukuran benih merupakan kriteria yang umum menjadi pertimbangan
dalam menentukan benih yang akan ditebar.
e) Harga benih. Harga benih yang terlalu mahal bisa menjadi pertimbangan untuk tidak
memilih benih tersebut untuk dibesarkan, apalagi kalau ikan sudah dipanen dan ketika
dipasarkan harga jualnya tidak sesuai harapan (ekspektasi) maka pengelola dan
pemilik usaha akan merugi.

2.1.3.3. Penebaran benih


Hal yang perlu diperhatikan saat penebaran benih adalah kepadatan pada tiap meter
persegi wadah. Kepadatan ini ditentukan oleh jenis ikan dan sistem budidaya pembesaran
yang dilakukan (ekstensif, semi intensif dan intensif). Padat penebaran benih ikan yang
ditebar di kolam dan tambak bervariasi menurut pola pemeliharaannya, serta komoditas ikan
kulturnya. Di bawah ini padat penebaran beberapa jenis ikan :

1. Padat penebaran ikan bandeng dalam SNI th 2009 5 – 10 ekor/m2, dengan ukuran
benih 40 – 70 mm, bobot 8 gram – 15 gram. Dengan lama waktu pemeliharaan 90 –
120 hari diperoleh hasil panen 8 ekor/kg, atau 125 gram/ekor.
2. Padat tebar lele dumbo 50 ekor/m2, dengan biomasa benih 7 gram- 10 gram. Lama
waktu pembesaran 60 – 75 hari, diperoleh hasil panen 8 – 10 ekor /kg atau 100 – 125
gram/ekor.
3. Padat tebar ikan mas 5 – 10 ekor/m2, biomassa benih 8 – 10 gram/ekor lama waktu
pemeliharaan 120 hari,
4. Padat tebar ikan nila 5 – 10 ekor/m2 biomassa benih 8 – 10 gram/ekor lama waktu
pemeliharaan 120 hari,

Penebaran benih harus dilakukan dengan hati hati. Lakukan penebaran benih pada pagi
atau sore hari. Hal ini dilakukan agar benih yang ditebar tidak mengalami stres atau tingkat
kematian tinggi. Biarkan benih keluar dengan sendirinya atau dikeluarkan pelan-pelan dari
kemasan benih (plastik). Sebelumnya masukan air kolam ke dalam plastic sedikit demi
sedikit agar mudah beradaptasi dengan kondisi kolam (aklimatisasi).

5
Aklimatisasi adalah proses penyesuaian biota air terhadap satu parameter kualitas air di
perairan tempat budidaya. Sedangkan aklimatisasi adalah penyesuaian biota air terhadap
faktor-faktor kualitas air pada lingkungan barunya seperti suhu, pH, alkalinitas, dan
sebagainya.

2.1.3.4. Pola pemberian pakan

Pakan menetukan keberhasilan budidaya pembesaran ikan konsumsi. Berdasarkan


jenis pakan yang digunakan, proses pembesar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Pembesaran ikan secara ekstensif yaitu teknik pembesaran ikan yang hanya
mengandalkan pakan alami yang terdapat dalam kolam budidaya. Pada pola
pembesaran ini kesuburan perairan akan sangat menentukan tumbuhnya pakan
alami. Pembesaran dapat dilakukan pada kolam tergenang dan disawah.
2. Pembesaran ikan secara semiintensif yaitu pembesaran ikan yang lebih
mengutamakan pakan alami yang terdapat pada kolam dan dengan tambahan pakan
tambahan yang tidak lengkap dari kandungan gizinya seperti dedak.Pembesaran
dilakukan di kolam air tenang
3. Pembesaran ikan secara intensif yaitu teknik pembesaran ikan yang dalam proses
pemeliharaanya mengandalkan pakan buatan. Pemberian pakan harus
memperhatikan jumlah kebutuhan, waktu pemberian dan cara pemberian pakan.
Berikan pakan sedikit demi sedikit agar pakan dapat dimakan habis sebelum
tenggelam ke dasar kolam. Gunakan pakan yang aman, hindari pemberian pakan
berupa bangkai karena kurang aman terhadap ikan dan dikhawatirkan memberikan
efek pada ikan yang akan dikonsumsi. Pakan diberikan sesuai perkembangan ikan
dimana ukuran pakan berupa pellet berbeda sesuai besarnya ikan. Banyaknya
pakan ditentukan dari bobot ikan secara keseluruhan atau pakan diberikan sesuai
target panen yang diinginkan. Untuk pembesaran kisaran 0.5-07 % dari target
panen.

2.1.3.5. Pencegahan hama dan penyakit


Serangan penyakit dan gangguan hama dapat menyebabkan pertumbuhan ikan
mengalami hambatan. Gangguan yang terjadi yaitu pertumbuhan lambat yang cenderung
kerdil, kematian meningkat, dan menurunnya hasil panen. Ikan yang dipelihara dapat
terserang penyakit karena kualitas air yang buruk dan malnutrisi.

6
Agar ikan yang dipeliharan tidak terserang hama dan penyakit maka harus dilakukan
pencegahan sehingga tindakan paling efektif dibandingkan dengan pengobatan. Pencegahan
dapat dilakukan mulai dari persiapan wadah dan media budidaya. Kenali hama dan penyakit
ikan agar penanganan ikan lebih tepat dan efektif. Ganti air secara berkala jika budidaya
dilakukan di bak. Jika menggunakan obat-obat kimia perhatikan efek sampingnya baik pada
ikan, lingkungan dan manusia yang akan mengkonsumsinya.

2.1.3.6. Pengelolaan kualitas air


Pengeloaan kualitas air merupakan cara pengendalian kondisi lingkungan air di dalam
kolam budidaya sehingga dapat memenuhi persyaratan hidup ikan. Agar ikan dapat tumbuh
dengan optimal maka kondisi lingkungan kolam pembesaran harus disesuikan dengan
kebutuhan ikan. Variabel kualitas air yang sangat berpengaruh antara lain: suhu, kadar
oksigen terlarut, kadar CO2, volume air, dan kekeruhan air.

2.1.3.7. Pengontrolan pertumbuhan (sampling, grading dan sortasi)

Pengontrolan dilakukan untuk mengecek budidaya pembesaran agar dapat tumbuh


dengan baik. Pertumbuhan ikan sesuai dengan umurnya. Pengontrolan dilakukan dengan
sampling ikan dari kolam pada umur tertentu kemudian diamati dan dianalisa kesesuian
pertumbuhannya. Grading dilakukan untuk mengklasifikasikan ikan berdasarkan ukuran agar
ikan yang cenderung kerdil tidak dimangsa yang besar dan ikan yang besar tidak memangsa
ikan yang lebih kecil. Sortasi adalah cara pemilihan ikan dilihat dari ukuran pertumbuhan dan
kesehatan. Ikan yang sakit perlu dipisahkan agar tidak menulakan penyakitr pada ikan
lainnya. Lakukan pengamatan dan pengontrolan dengan baik dan seksama sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk keberhasilan budidaya.

2.1.3.8. Panen dan pasca panen


Panen dilakukan setelah ikan konsumsi mencapai bobot atau ukuran tertentu sesuai
permintaan konsumen. Cara pemanen yang tepat menentukan mutu ikan konsumsi yang
dihasilkan. Penanganan ini akan mempengaruhi tinggat kematian saat panen. Kegiatan panen
meliputi persiapan penampungan ikan, pengeringan kolam, penangkapan ikan, dan
pengangkutan serta pengemasan. Pemanenan dilakukan pagi atau sore hari. Pengemasan ikan
hasil pembesaran harus memperhatikan jarak dan waktu tempuh, jumlah benih yang diangkut
dalam wadah, dan kondisi kualitas air selama pengangkutan yang terpenting yaitu suhu air,
salinitas air, pH dan oksigen dalam wadah. Pengemasan bisa tertutup menggunakan plastik
dan terbuka dengan menggunakan drum,ember dan wadah lainnya.

7
2.1.4. Analisa biaya yang dibutuhkan

2.1.4.1 Biaya produksi

Biaya produksi adalah biaya dari semua faktor produksi yang dikeluarkan
pembudidaya ikan konsumsi baik biaya tetap maupun biaya variabel dalam bentuk benda
maupun jasa selama proses produksi berlangsung. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah
harga yang tetap dibayar perusahaan (produsen) berapapun tingkat outputnya. Biaya tetap
yang digunakan dalam perhitungan penelitian ini yaitu biaya penyusutan, dimana biaya
penyusutan dihitung dari total harga dibagi dengan umur ekonomis. Peralatan yang
digunakan dalam kegiatan budidaya ikan Konsumsi meliputi waring, pipa paralon, ember,
serokan besar, timbangan, wareng gulung, parang, paku, dan kayu. Besarnya penggunaan
rata-rata biaya tetap dalam kegiatan budidaya ikan konsumsi di fardu farm dalam pembesaran
ikan konsumsi.

2.1.4.2. Penerimaan dan Pendapatan


Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian produksi dengan harga
jual.Penerimaan sangat ditentukan besar kecilnya produksi yang dihasilkan dan harga dari
produk tersebut. Pada penelitian ini penerimaan pembudidaya dari kegiatan budidaya ikan
nila diperoleh dari total produksi selama 1 siklus produksi dikalikan dengan harga jual
produk. Pendapatan usaha tani merupakan selisih dari modal dengan keuntungan yang
diperoleh

2.2. Permasalahan yang Dihadapi Selama Menjalankan Usaha Pembesaran


2.2.1 Sumber Air
Usaha pembesaran yang dijalankan sejak 2015 oleh Fardu Farm memiliki beberapa
kendala salah satunya yaitu masalah sumber air yang digunakan untuk kegiatan pembesaran.
Selama berdirinya Fardu Farm hanya memanfaatkan sumber air dari sumur bor, dimana yang
kita ketahui penggunaan sumur bor sangat bergantung kepada sumber tenaga listrik. Dimana
jika digunakan secara terus menerus menggunakan sumber listrik maka akan menambah
biaya produksi. Selain itu, jika listrik mati maka sumur bor tidak bisa digunakan. Maka
tersedia nya listrik juga menjadi faktor penting untuk tersedianya sumber air di Fardu Farm
ini.

2.2.2. Kematian Ikan Secara Massal


Kematian ikan secara massal disebabkan karna ikan terserang bakteri Aeromonas sp.
Whitespot dikarnakan kualitas air di kolam yang ada di Fardu Farm terganggu sehingga
8
sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan ikan. Kualitas air yang terganggu disebabkan
amoniak dan flok yang tinggi di kolam tersebut sehingga menyebabkan ikan rentan terinfeksi
bakteri dan jika tidak ditangani secara cepat maka akan menyebabkan kematian. Ikan yang
mengalami mati massal di Fardu Farm yaitu ikan patin siam,

Selain ikan patin siam yang mengalami kematian massal, ikan lele sangkuriang juga
ada yang terserang gas bubble disease dikarnakan pemberian pakan yang terlalu berlebih
yang menyebabkan sisa pakan yang tidak termakan menjadi racun di perairan.

2.3. Pemecahan Masalah

2.3.1. Sumber Air


Untuk mengurangi permasalahan dalam bentuk biaya pada penggunaan listrik dari
sumur bor, ada kala nya penggunaan sumber air sumur bor di ganti dengan Air sungai atau
danau yang merupakan sumber air paling sering digunakan oleh para pembudidaya
ikan air tawar. Sebelum digunakan, air sungai atau danau harus disaring terlebih dahulu
karena sumber air ini mengandung banyak partikel terlarut.
Sumber air ini sangat kaya kandungan zat-zat organik atau senyawa hara seperti
fitoplankton dan zooplankton yang merupakan zat penyubur perairan serta dapat menjadi
pakan alami bagi ikan yang dibudidayakan. Sumber air ini juga sangat kaya akan kandungan
oksigen terlarut sehinga pembudidaya tidak terlalu repot untuk menciptakan aerasi yang
optimal selama masa budidaya.

2.3.2. Kematian Ikan Secara Massal


Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit yang
berbahaya pada budidaya ikan air tawar. Bakteri tersebut banyak menyerang ikan mas dan
juga golongan catfish seperti lele dan patin. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian
hingga mencapai 80%, dalam kurun waktu yang singkat (1 – 2 minggu) sehingga sangat
merugikan pembudidayaikan. Pengendaliannya adalah dengan menaikkan suhu, mengganti
air segar dan meningkatkan kualitas lingkungan. Sementara pengobatan dengan garam dapur
1.000–2.000 ppm selama 24 jam atau 10.000 ppm selama 20 menit.
Aeromonas hydrophila timbul berkaitan dengan kondisi stres akibat kepadatan ikan
tinggi, pakan yang buruk (malnutrisi), handling ikan yang kasar, kualitas air buruk (misal
oksigen rendah), dan fluktuasi suhu air yang ekstrim. Serangan A. hydrophila bersifat akut
(tiba-tiba) dan jika kondisi lingkungan bertambah buruk maka dapat menimbulkan kematian
hingga 100%.

9
Prosedur terapi yang dapat dilakukan untuk menangani serangan bakteri ini bisa dengan
menggunakan antibiotik yang tersedia di pasaran (Enrofloksasin, Oksitetrasiklin) ataupun
terapi herbal (bawang putih, daun ketapang, daun kelor, daun kirinyuh). Sedangkan untuk
tindakan pencegahan juga dapat dilakukan dengan vaksinasi anti A. hydrophila, serta
pemberian probiotik anti A. hydrophila.
Gas Bubble Disease' atau penyakit yang diakibatkan oleh supersaturasi gas terlarut.
Biasanya gas tersebut ialah nitrogen, oksigen atau karbondioksida. Sementara yang menjadi
pemicu supersaturasi ini di antaranya ialah blooming alga atau kebocoran pompa atau sistem
katup aerasi. Cara mencegahan dan menanggulangi penyakit ini ialah menghindari terjadinya
blooming alga, penggunaan pompa dan sistem jaringan air yang baik dan efisien. Jangan lupa
pula lakukan monitoring rutin terhadap kadar oksigen terlarut,serta melakukan penambahan
air secara perlahan disertai dengan aerasi secukupnya dan mengupayakan pipa air masuk
lebih tinggi dari permukaan air.

2.4. Potensi bisnis pembesaran ikan


Diantara beberapa komoditas yang dijalankan oleh Fardu Farm, ada tiga jenis spesies
yang memiliki potensi bisnis yang tinggi yaitu ikan lele sangkuriang, patin pustina, dan
gurami.
Ikan lele sangkuriang merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar yang
penting dalam rangka pemenuhan dan peningkatan gizi masyarakat. Komoditas perikanan ini
mudah dibudidayakan dan harganya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pasar utama
ikan lele sangkuriang adalah pedagang sayur dan warung warung tenda pecel lele. Selain di
pasar tradisional maupun warung kaki lima, menu ikan lele dalam berbagai variasi juga
mudah ditemukan di restoran, supermarket, dan industri olahan. Beberapa menu makanan
yang umum dijumpaiadalah pecel lele, lele goreng, lele kremes atau lele bakar. Usaha ikan
lele sangkuriang tidak ada matinya. Permintaan ikan lele baik untuk kebutuhan konsumsi
maupun benih terus meningkat. Bahkan hingga kini permintaan ikan lele untuk pasar lokal
saja belum dapat terpenuhi khususnya pedagang pecel dan restoran padang.
Belakangan ini lele sangkuriang sangat populer, seperti yang telah diketahui bahwa
ikan lele sangkuriang memiliki potensi untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan jenis ikan lele
lainnya. Prospek pembudidayaan ikan lele sangkuriang sangat cerah, hal ini dapat dilihat dari
semakin banyaknya warung-warung atau rumah makan yang menyediakan menu ikan lele.
Namun demikian, belum semua pembudidaya dapat memahami sepenuhnya bagaimana cara
pembudidayaan lele sangkuriang yang baik, terutama dalam kegiatan budidaya

10
pembesarannya. Sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal. Pengembangan budidaya
pembesaran ikan lele sangkuriang memiliki prospek yang sangat baik. Selain memiliki
tingkat toleransi yang tinggi terhadap lingkungan, lele sangkuriang juga banyak diminat oleh
masyarakat dan memiliki nilai jual di pasar.
Ikan Patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki prospek yang baik
karena nilai jualnya tinggi dan pembudidayaannya cukup mudah. Kelebihan ikan patin adalah
cukup response terhadap pemberian pakan tambahan. Dalam usia 6 bulan sudah mampu
mencapai panjang 36-40 cm, selain itu ikan patin tidak membutuhkan perairan yang mengalir
dalam pembudidayaannya, bahkan pada perairan dengan kandungan oksigen rendah pun
masih layak untuk pembesaran ikan patin.
Ikan Gurame merupakan ikan asli Indonesia dan termasuk ke dalam family
Anabantidae. Ikan ini dipandang sebagai salah satu ikan bergengsi dan biasanya disajikan
pada acara-acara yang dianggap penting. Di Indonesia, teknologi budidaya ikan Gurame
sudah dikuasai oleh masyarakat baik pada tahap pembenihan maupun pembesarannya.
Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relative
meningkat setiap saat. Ikan gurame biasanya dijual dalam keadaan hidup dan segar. Harga
ikan gurame akan lebih tinggi jika dijual dalam keadaan hidup. Untuk diversifikasi produk,
ikan gurame dibuat dalam bentuk fillet.
Gurami memiliki prospek menjanjikan untuk dibudidayakan, baik skala kecil maupun
besar. Hal itu didukung oleh faktor-faktor berikut :
1. Harga jual gurami lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya, sehingga
secara ekonomi relatif lebih menguntungkan
2. Permintaan pasar terhadap guramih cukup tinggi dan masih belum terpenuhi, sehingga
peluang pasar masih terbuka lebar
3. Lahan budidaya masih tersedia luas, dapat berupa kolam semen, empang, ataupun
waduk.
4. Data dan informasi tentang budidaya cukup memadai
5. Pakan untuk usaha pembenihan maupun pembesaran gurami tersedia sepanjang tahun.
6. Benih gurami banyak dihasilkan oleh pemerintah melalui Balai Benih Induk (BBI) dan
pembudidaya yang khusus menjual benih.

Salah satu bisnis di sektor perikanan budidaya air tawar yang mempunyai potensi
cukup besar yaitu ikan Gurami dan ikan Patin, keduanya merupakan komoditas perikanan air
tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Faktor yang mendukung pengusahaan ikan

11
Gurami dan ikan Patin adalah harga jual serta permintaan relatif stabil tinggi. Kecamatan
Marpoyan Damai merupakan bagian dari wilayah Kota Pekanbaru, dimana merupakan salah
satu penghasil ikan Gurami dan ikan Patin. Budidaya ikan Gurami dan ikan Patin banyak
dilakukan di wilayah tersebut karena ketersedian lahan yang ada masih sangat cukup untuk
dimanfaatkan sebagai lahan produksi budidaya. Tingginya permintaan ikan Gurami dan ikan
Patin segar di Kota Pekanbaru memberikan peluang kepada setiap pembudidaya untuk terus
melakukan usaha budidaya ikan Gurami dan ikan Patin. Bahkan dapat menambah kolam
untuk meningkatkan produksi kedua jenis ikan tersebut. Selain itu, Kecamatan Marpoyan
Damai juga memiliki daerah yang strategis sebab akses pasar ikan Gurami dan ikan Patin
cukup mudah dan dekat.

12
BAB 1II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :


 Pada lokasi tempat survey kami yaitu fardu farm ini memiliki 5 kolam semen dan 7
kolam kayu usaha, kegiatan yang dilakukan hanya pembesaran ikan gurami, lalu
pembenihan sampai pembesaran lele sangkuriang dan juga ada budidaya lobster air
tawar. Diantara beberapa komoditas yang dijalankan oleh Fardu Farm, ada tiga jenis
spesies yang memiliki potensi bisnis yang tinggi yaitu ikan lele sangkuriang, patin
pustina, dan gurami.
 Air yang didapat untuk budidaya ini yaitu dari Sumber air sumur bor. Fardu Farm
memiliki beberapa kendala salah satunya yaitu masalah sumber air yang digunakan
untuk kegiatan pembesaran. Selama berdirinya Fardu Farm hanya memanfaatkan
sumber air dari sumur bor, dimana yang kita ketahui penggunaan sumur bor sangat
bergantung kepada sumber tenaga listrik.
 Adapun selain itu permasalahanyang terjadi pada fardu farmini adalah ikan mati
secara massal ini dikarenakan ikan terserang bakteri Aeromonas sp. dan gas bubble
disease.
 Untuk mengurangi permasalahan dalam bentuk biaya pada penggunaan listrik dari
sumur bor, ada kala nya penggunaan sumber air sumur bor di ganti dengan Air sungai
atau danau yang merupakan sumber air paling sering digunakan oleh para
pembudidaya ikan air tawar. Sebelum digunakan, air sungai atau danau harus disaring
terlebih dahulu karena sumber air ini mengandung banyak partikel terlarut.
 Analisis biaya dari Harga jual ikan lele perkilo nya Rp.17,000 sampai Rp. 18,000 dan
juga Gurami perkilo 30,000 – 45,000. Lalu, jenis pakan yang digunakan seperti
(781/3), (781/2), dan ada (lemna) organik tumbuh sendiri disekitaram kolam.
3.2 Saran
Berdasarkan permasalahan yang diketahui, ada baik nya pembudidaya melakukan
survey lokasi dan mempersiapkan sumber air yang memadai karena air pada dasar nya
sebagai media budidaya sangat berpengaruh, karena pada saat pembesaran masa masa kritis
ikan adalah penyakit yg berasal dari sumber air yang buruk.

13
Persiapan kolam dilaksanakan sebelum benih dimasukkan untuk mencegah
penyakit dan apabila terjadi sudah memiliki solusi jangka pendek dan jangka panjang. Selain
itu pakan untuk pembesaran perlu diperhatikan juga karena berpengaruh pada pertumbuhan
ikan dan ketahanan fisik untuk meminimalisir angka kematian.

14
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2015. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal


Perikanan Budidaya. Jakarta.
Isa, Muhammad. 2014. “Analisa Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang
(Clarias sp) Di Kabupaten Aceh Barat Daya”. Skripsi. Tidak diterbitkan. Aceh:
Universitas Teuku Umar Meulaboh.
Jamaludin. 2015. “Analisis Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias
gariepinus) Di Bojong Farm Kabupaten Bogor”. Skripsi. Tidak diterbitkan. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2012. Analisa Usaha Budidaya Pembesaran Ikan
Gurame. Jakarta: Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Usaha Budidaya.
Lubis, Rahmatika. 2020. “Analisis Usaha Pembesaran Ikan Patin Dalam Kolam Di Desa
Padang Mutung Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau”. Jurnal
Perikanan dan Kelautan. 2(25), hlm 129-137.
Nugroho, Bagus Dwi, Hartrisari Hardjomidjojo, dan Ma’mun Sarma. 2017. “Strategi
Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Konsumsi Air Tawar dan Ikan Hias Air Tawar
pada Kelompok Mitra Posikandu Kabupaten Bogor”. Jurnal Manajemen IKM, 12
(2), hlm. 127-136. ISSN 2085-8418.
Saragih. 2010. Agribisnis. Paradigma Baru Pem-bangunan Ekonomi Berbasis Pertanian.
IPB Press: Bogor.
Sumantriyadi, Yulia Puspita Sari, dan Lita Perwita Sari. 2017. “Analisis Pembesaran Ikan
Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) Sungai Komering Di Kecamatan Sirah Pulau
Padang”. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, 2(12), Hlm 25-32.

15

Anda mungkin juga menyukai