Disusun Oleh
Kelompok 3:
1. Amelia Suci Wardana 1904112136
2. Rezky Hamonangan 1904110324
3. Nissa Hasanah 1904110250
4. Ainna Hafizah 1904110736
5. Kea Parmunita Apriliani 19041555260
6. Prischilla Nur Hawa 1904112060
7. Tessa Oktavia 1904110327
8. Prameswari Ilsa Tajri Mukti 1904111972
9. Shindy Andriani 1904113656
10. Muhammad Bintang Abbiyu 1904113312
11. Shanjaya Mandala Putra 1904113813
12. Khairu Ummah 1904110363
13. Anggie Rizka 1904112891
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karuniaNya penulis
dapat menyelesaikan Paper yang berjudul “Potensi Bisnis Pembesaran Ikan“ ini tepat pada
waktunya. Paper ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Akuakultur,
paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang potensi bisnis bagian pembesaran
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari, paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan paper ini. Akhirnya saya
mengharapkan semoga paper ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Survey Usaha Pembesaran Ikan ............................................................................ 3
2.1.1 Waktu dan Tempat................................................................................ 3
2.1.2 Komoditas yang Dimiliki ...................................................................... 3
2.1.3 Prosedur Pembesaran .................................................................................. 4
2.1.3.1 Wadah Budidaya ........................................................................ 4
2.1.3.2 Pemilihan Benih.......................................................................... 4
2.1.3.3 Penebaran Benih......................................................................... 5
2.1.3.4 Pola Pemberian Pakan................................................................ 6
2.1.3.5 Pencegahan Hama dan Penyakit................................................. 6
2.1.3.6 Pengelolaan Kualitas Air............................................................ 7
2.1.3.7 Pengontrolan Pertumbuhan (sampling, grading dan sortasi)....... 7
2.1.3.8 Panen dan Pasca Panen................................................................ 7
2.1.4 Analisa Biaya yang dibutuhkan............................................................ 8
2.1.4.1 Biaya Produksi.............................................................................. 8
2.1.4.2 Penerimaan dan Pendapatan........................................................ 8
2.2 Permasalah yang Dihadapi Selama Usaha.................................................... 8
2.2.1 Sumber Air.......................................................................................... 8
2.2.2 Kematian Ikan Secara Massal............................................................. 8
2.3 Pemecahan Masalah..................................................................................... 9
2.3.1 Sumber Air......................................................................................... 9
2.3.2 Kematian Ikan Secara Massal............................................................ 9
2.4 Potensi Bisnis Pembesaran Ikan................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis berikan ada beberapa rumusan
masalah sebagai pertanyaan dalam paper ini. Berikut rumusan masalah dari paper ini yaitu:
1. Apa saja komoditas yang ada di fardu farm?
2. Bagaimana prosedur usaha pembesaran?
3. Berapa biaya yang di gunakan?
4. Apa saja permasalahan yang dihadapi selama usaha?
5. Bagaimana cara pemecahan masalah pada pembesaran?
6. Apa saja potensi bisnis pembesaran ikan?
1.3 Tujuan
Tujuan dan manfaat dari permasalahan ini sesuai dari rumusan masalah yang telah
disampaikan. Hal tersebut untuk memudahkan hal yang harus dilakukan berdasarkan masalah
yang akan dibahas. Berikut tujuan dan manfaat dari permasalahan dari paper ini yakni
2
BAB 1I
PEMBAHASAN
Pada lokasi usaha yg bernama fardu farm ini memiliki latar belakang yaitu iseng dan
hanya ada 1 kolam semen. Lalu juga ada kolam tempat lobster dan juga ada bioflok ikan
patin siam. Pada lokasi ini terdapat 5 kolam semen dan 7 kolam kayu usaha yang ada di
fardu farm ini hanya pembesaran ikan gurami batang hari lalu pembenihan sampai
pembesaran lele sangkuriang dan juga ada budidaya lobster air tawar. Air yang didapat untuk
budidaya ini yaitu dari Sumber air sumur bor. Analisis biaya dari Harga jual ikan lele perkilo
nya Rp.17,000 sampai Rp. 18,000 dan juga Gurami perkilo 30,000 – 45,000. Lalu, jenis
pakan yang digunakan seperti (781/3), (781/2), dan ada (lemna) organik tumbuh sendiri
disekitaram kolam.
Jenis ikan yang dimilki Fardu farm yakni ikan gurami batanghari (Osphronemus
gouramy Lac.), ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus), lobster air tawar (Astacopsis
gouldi) , dan juga patin pustina.
3
2.1.3. Prosedur Pembesaran
Siapkan wadah budidaya sesuai dengan jenis ikan yang akan dibudidayakan dan lokasi
budidaya. Wadah budidaya yang dimiliki yakni kolam beton, kolam terpal, kolam bioflok dan
akuarium.. Persiapan wadah budidaya dimulai dengan pengeringan, pemupukan, pengecekan
saluran air, dan pemeriksaan kualitas air.
Pengeringan dan penjemuran dasar kolam/tambak dapat dilakukan dengan bantuan
sinar matahari. Pengeringan tanah dasar kolam yang baik juga efektif untuk membunuh hama
serta bibit-bibit penyakit.
Pemupukan kolam merupakan faktor penting untuk memperoleh keberhasilan dalam
pembesaran ikan. Tanpa pemupukan maka keberadaan plankton tidak bisa dipertahankan atau
ditingkatkan lebih banyak lagi. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh plankton dapat
berkembang dalam kolam dengan pemupukan.
Pengecekan saluran air dan pemeriksaan kualitas air. Debit air yang cukup besar
merupakan persyaratan utama untuk membuat wadah budidaya. Debit air yang besar akan
menjamin ketersediaan air yang berguna bagi kolam seperti memudahkan penggantian
air.Pemantauan kualitas air pada sumber air dan pada media budidaya pada hakekatnya
bertujuan ;
a) Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia, dan biologi.
b) Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan nilai kualitas air yang ideal untuk
budidaya tambak.
c) Menilai kelayakan suatu sumberdaya air untuk budidaya ikan.
4
b) Kecocokan spesies benih. Apabila kita sudah memilih sistem teknologi budidaya
tertentu (misalnya kolam), maka kita harus memilih spesies apa yang cocok hidup dan
tumbuh dengan baik di kolam.
c) Daya adaptasi benih (Survival Rate atau tingkat kelangsungan hidup) ketika
dipelihara.
d) Ukuran benih. Ukuran benih merupakan kriteria yang umum menjadi pertimbangan
dalam menentukan benih yang akan ditebar.
e) Harga benih. Harga benih yang terlalu mahal bisa menjadi pertimbangan untuk tidak
memilih benih tersebut untuk dibesarkan, apalagi kalau ikan sudah dipanen dan ketika
dipasarkan harga jualnya tidak sesuai harapan (ekspektasi) maka pengelola dan
pemilik usaha akan merugi.
1. Padat penebaran ikan bandeng dalam SNI th 2009 5 – 10 ekor/m2, dengan ukuran
benih 40 – 70 mm, bobot 8 gram – 15 gram. Dengan lama waktu pemeliharaan 90 –
120 hari diperoleh hasil panen 8 ekor/kg, atau 125 gram/ekor.
2. Padat tebar lele dumbo 50 ekor/m2, dengan biomasa benih 7 gram- 10 gram. Lama
waktu pembesaran 60 – 75 hari, diperoleh hasil panen 8 – 10 ekor /kg atau 100 – 125
gram/ekor.
3. Padat tebar ikan mas 5 – 10 ekor/m2, biomassa benih 8 – 10 gram/ekor lama waktu
pemeliharaan 120 hari,
4. Padat tebar ikan nila 5 – 10 ekor/m2 biomassa benih 8 – 10 gram/ekor lama waktu
pemeliharaan 120 hari,
Penebaran benih harus dilakukan dengan hati hati. Lakukan penebaran benih pada pagi
atau sore hari. Hal ini dilakukan agar benih yang ditebar tidak mengalami stres atau tingkat
kematian tinggi. Biarkan benih keluar dengan sendirinya atau dikeluarkan pelan-pelan dari
kemasan benih (plastik). Sebelumnya masukan air kolam ke dalam plastic sedikit demi
sedikit agar mudah beradaptasi dengan kondisi kolam (aklimatisasi).
5
Aklimatisasi adalah proses penyesuaian biota air terhadap satu parameter kualitas air di
perairan tempat budidaya. Sedangkan aklimatisasi adalah penyesuaian biota air terhadap
faktor-faktor kualitas air pada lingkungan barunya seperti suhu, pH, alkalinitas, dan
sebagainya.
6
Agar ikan yang dipeliharan tidak terserang hama dan penyakit maka harus dilakukan
pencegahan sehingga tindakan paling efektif dibandingkan dengan pengobatan. Pencegahan
dapat dilakukan mulai dari persiapan wadah dan media budidaya. Kenali hama dan penyakit
ikan agar penanganan ikan lebih tepat dan efektif. Ganti air secara berkala jika budidaya
dilakukan di bak. Jika menggunakan obat-obat kimia perhatikan efek sampingnya baik pada
ikan, lingkungan dan manusia yang akan mengkonsumsinya.
7
2.1.4. Analisa biaya yang dibutuhkan
Biaya produksi adalah biaya dari semua faktor produksi yang dikeluarkan
pembudidaya ikan konsumsi baik biaya tetap maupun biaya variabel dalam bentuk benda
maupun jasa selama proses produksi berlangsung. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah
harga yang tetap dibayar perusahaan (produsen) berapapun tingkat outputnya. Biaya tetap
yang digunakan dalam perhitungan penelitian ini yaitu biaya penyusutan, dimana biaya
penyusutan dihitung dari total harga dibagi dengan umur ekonomis. Peralatan yang
digunakan dalam kegiatan budidaya ikan Konsumsi meliputi waring, pipa paralon, ember,
serokan besar, timbangan, wareng gulung, parang, paku, dan kayu. Besarnya penggunaan
rata-rata biaya tetap dalam kegiatan budidaya ikan konsumsi di fardu farm dalam pembesaran
ikan konsumsi.
Selain ikan patin siam yang mengalami kematian massal, ikan lele sangkuriang juga
ada yang terserang gas bubble disease dikarnakan pemberian pakan yang terlalu berlebih
yang menyebabkan sisa pakan yang tidak termakan menjadi racun di perairan.
9
Prosedur terapi yang dapat dilakukan untuk menangani serangan bakteri ini bisa dengan
menggunakan antibiotik yang tersedia di pasaran (Enrofloksasin, Oksitetrasiklin) ataupun
terapi herbal (bawang putih, daun ketapang, daun kelor, daun kirinyuh). Sedangkan untuk
tindakan pencegahan juga dapat dilakukan dengan vaksinasi anti A. hydrophila, serta
pemberian probiotik anti A. hydrophila.
Gas Bubble Disease' atau penyakit yang diakibatkan oleh supersaturasi gas terlarut.
Biasanya gas tersebut ialah nitrogen, oksigen atau karbondioksida. Sementara yang menjadi
pemicu supersaturasi ini di antaranya ialah blooming alga atau kebocoran pompa atau sistem
katup aerasi. Cara mencegahan dan menanggulangi penyakit ini ialah menghindari terjadinya
blooming alga, penggunaan pompa dan sistem jaringan air yang baik dan efisien. Jangan lupa
pula lakukan monitoring rutin terhadap kadar oksigen terlarut,serta melakukan penambahan
air secara perlahan disertai dengan aerasi secukupnya dan mengupayakan pipa air masuk
lebih tinggi dari permukaan air.
10
pembesarannya. Sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal. Pengembangan budidaya
pembesaran ikan lele sangkuriang memiliki prospek yang sangat baik. Selain memiliki
tingkat toleransi yang tinggi terhadap lingkungan, lele sangkuriang juga banyak diminat oleh
masyarakat dan memiliki nilai jual di pasar.
Ikan Patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki prospek yang baik
karena nilai jualnya tinggi dan pembudidayaannya cukup mudah. Kelebihan ikan patin adalah
cukup response terhadap pemberian pakan tambahan. Dalam usia 6 bulan sudah mampu
mencapai panjang 36-40 cm, selain itu ikan patin tidak membutuhkan perairan yang mengalir
dalam pembudidayaannya, bahkan pada perairan dengan kandungan oksigen rendah pun
masih layak untuk pembesaran ikan patin.
Ikan Gurame merupakan ikan asli Indonesia dan termasuk ke dalam family
Anabantidae. Ikan ini dipandang sebagai salah satu ikan bergengsi dan biasanya disajikan
pada acara-acara yang dianggap penting. Di Indonesia, teknologi budidaya ikan Gurame
sudah dikuasai oleh masyarakat baik pada tahap pembenihan maupun pembesarannya.
Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relative
meningkat setiap saat. Ikan gurame biasanya dijual dalam keadaan hidup dan segar. Harga
ikan gurame akan lebih tinggi jika dijual dalam keadaan hidup. Untuk diversifikasi produk,
ikan gurame dibuat dalam bentuk fillet.
Gurami memiliki prospek menjanjikan untuk dibudidayakan, baik skala kecil maupun
besar. Hal itu didukung oleh faktor-faktor berikut :
1. Harga jual gurami lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya, sehingga
secara ekonomi relatif lebih menguntungkan
2. Permintaan pasar terhadap guramih cukup tinggi dan masih belum terpenuhi, sehingga
peluang pasar masih terbuka lebar
3. Lahan budidaya masih tersedia luas, dapat berupa kolam semen, empang, ataupun
waduk.
4. Data dan informasi tentang budidaya cukup memadai
5. Pakan untuk usaha pembenihan maupun pembesaran gurami tersedia sepanjang tahun.
6. Benih gurami banyak dihasilkan oleh pemerintah melalui Balai Benih Induk (BBI) dan
pembudidaya yang khusus menjual benih.
Salah satu bisnis di sektor perikanan budidaya air tawar yang mempunyai potensi
cukup besar yaitu ikan Gurami dan ikan Patin, keduanya merupakan komoditas perikanan air
tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Faktor yang mendukung pengusahaan ikan
11
Gurami dan ikan Patin adalah harga jual serta permintaan relatif stabil tinggi. Kecamatan
Marpoyan Damai merupakan bagian dari wilayah Kota Pekanbaru, dimana merupakan salah
satu penghasil ikan Gurami dan ikan Patin. Budidaya ikan Gurami dan ikan Patin banyak
dilakukan di wilayah tersebut karena ketersedian lahan yang ada masih sangat cukup untuk
dimanfaatkan sebagai lahan produksi budidaya. Tingginya permintaan ikan Gurami dan ikan
Patin segar di Kota Pekanbaru memberikan peluang kepada setiap pembudidaya untuk terus
melakukan usaha budidaya ikan Gurami dan ikan Patin. Bahkan dapat menambah kolam
untuk meningkatkan produksi kedua jenis ikan tersebut. Selain itu, Kecamatan Marpoyan
Damai juga memiliki daerah yang strategis sebab akses pasar ikan Gurami dan ikan Patin
cukup mudah dan dekat.
12
BAB 1II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
Persiapan kolam dilaksanakan sebelum benih dimasukkan untuk mencegah
penyakit dan apabila terjadi sudah memiliki solusi jangka pendek dan jangka panjang. Selain
itu pakan untuk pembesaran perlu diperhatikan juga karena berpengaruh pada pertumbuhan
ikan dan ketahanan fisik untuk meminimalisir angka kematian.
14
DAFTAR PUSTAKA
15