Anda di halaman 1dari 4

Nama : Deviyanti Arlisa Rahmatin

NIM : 2001577

Kelas : 4A

Kebijakan Keperawatan Paliatif

Kebijakan perawatan paliatif sebenarnya telah diatur dalam Keputusan Menteri


Kesehatan tahun 2007. Sayangnya, pada praktik di lapangan perawatan paliatif tersebut
belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan, terutama
pada stadium lanjut. Yang dibutuhkan pasien dan keluarga bukan hanya penyembuhan
namun juga perawatan optimal yang pada akhirnya jika pasien meninggal pada kondisi
bermartabat.

Perawatan paliatif telah dimulai sejak tahun 1992 dan telah menjadi agenda
pemerintah Indonesia pada tahun 2007 dengan diterbitkannya Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 812/Menkes/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan
Paliatif. Tujuan umum kebijakan palliative sebagai payung hukum dan arahan bagi
perawatan paliatif di Indonesia. Sedangkan tujuan khususnya adalah terlaksananya
perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku di seluruh Indonesia,
tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan/juklak perawatan paliatif, tersedianya tenaga
medis dan non medis yang terlatih, tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif adalah seluruh pasien (dewasa dan anak) dan
anggota keluarga, lingkungan yang memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien
berada di seluruh Indonesia. Untuk pelaksana perawatan paliatif : dokter, perawat, tenaga
kesehatan lainnya dan tenaga terkait lainnya. Sedangkan Institusi-institusi terkait,
misalnya:sDinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota, Rumah Sakit
pemerintah dan swasta, Puskesmas, Rumah perawatan/hospis, Fasilitas kesehatan
pemerintah dan swasta lain.

Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi


terminal yang akan segera meninggal. Namun konsep baru perawatan paliatif menekankan
pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik, psikososial dan
spiritual dapat diatasi dengan baik. Perawatan paliatif adalah pelayanan kesehatan yang
bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi dengan dasar falsafah
bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai akhir hayatnya.
Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan/rawat rumah.
Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi :

- Penatalaksanaan nyeri.

- Penatalaksanaan keluhan fisik lain.

- Asuhan keperawatan

- Dukungan psikologis

- Dukungan sosial

- Dukungan kultural dan spiritual

- Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement).

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah:

a. Rumah sakit : Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang memerlukan
pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus.

b. Puskesmas : Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan.


c. Rumah singgah/panti (hospis) : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat,
tindakan khusus atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih
memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.

d. Rumah pasien : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus
atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak mungkin dilakukan oleh
keluarga.

Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan


kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan
spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan
terhadap keluarga yang kehilangan/berduka. Palliative care ini bertujuan mengurangi rasa
sakit dan gejala tidak nyaman lainnya, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan
pengaruh positif selama sakit, membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai saat
meninggalnya, menjawab kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk dukungan disaat-
saat sedih dan kehilangan, dan membantu keluarga agar tabah selama pasien sakit serta
disaat sedih.

Menkes RI.(2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


812/Menkes/Sk/Vii/2007 Tentang Kebijakan Perawatan Paliatif Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.http://spiritia.or.id/Dok/skmenkes812707.pdf. Diakses tanggal 27
Februari 2022.

Effendy, C. (2014). Pengembangan manajemen pelayanan paliatif. Jurnal Manajemen


Pelayanan Kesehatan, 17(1).
Peranginangin, M. (2020). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT
TENTANG PERAWATAN PALIATIF DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG.
Jurnal Skolastik Keperawatan, 6(1), 1-9.

Anda mungkin juga menyukai