Anda di halaman 1dari 3

Nama : Deviyanti Arlisa Rahmatin

NIM : 2001577

Kelas : 5A

Prodi : S1 Keperawatan

Manajemen Kasus Pada Klien dengan Penyalahgunaan NAPZA

Manajemen kasus merupakan suatu pendekatan dalam pemberian


pelayanan yang ditujukan untuk menjamin agar klien yang mempunyai masalah
ganda dan kompleks dapat memperoleh semua pelayanan yang dibutuhkannya
secara tepat. Manajemen kasus HIV/AIDS adalah suatu layanan yang mengaitkan
dan mengkoordinasikan bantuan dari institusi dan Lembaga yang memberikan
dukungan medis, psikososial dan praktis bagi individu yang membutuhkan.

Penyalahgunaan NAPZA adalah suatu penyimpangan perilaku yang


disebabkan oleh penggunaan yang terus – menerus sampai terjadi masalah.
NAPZA tersebut bekerja di dalam tubuh yang mempengaruhi terjadinya
perubahan perilaku, alam perasaan, memori, proses pikir, kondisi fisik individu
yang menggunakannya. NAPZA bekerja dengan mempengaruhi otak melalui
neurotransmitter kemudian menuju sel reseptor dan berdampak pada pola pikir
psikologis perilaku.

Penyelahgunaan NAPZA terjadi apabila penggunanya bukan untuk tujuan


pengobatan, tetapi agar penggunanya dapat menikmati pengaruhnya, dalam dosis
berlebih, tidak teratur, dan berlangsung cukup lama. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan penyelahgunaan NAPZA diantaranya lingkungan keluarga yang
tidak mendukung, lingkungan sekolah yang kurang mengedukasi, dsb.

Masalah penyelahgunaan NAPZA dan penularan HIV/AIDS merupakan


ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga, dan suatu bangsa pada
umumnya. Pengaruh NAPZA sangatlah buruk, baik untuk kesahatan mental, fisik,
spiritual, dan lingkungan. kasus penyalahgunaan NAPZA yang berujung pada
penularan HIV/AIDS menjadi masalah darurat global. Di seluruh dunia terdapat
lebih dari 20 juta orang meninggal sementara 40 juta orang telah terinfeksi
HIV/AIDS merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap kehidupan di negara
tersebut yang harus segera diatasi keduanya.

Upaya pencegahan dan penyalahgunaan NAPZA harus segera dilakukan


secara dini. Tidak hanya oleh instansi Kesehatan terkait namun harus
berkolaborasi dengan peran tokoh masyarakat dan tokoh agama juga diharapkan
dapat bekerjasama dan berkolaborasi untuk mengajak pihak swasta dan Lembaga
lain turut berperan aktif dalam mencari solusi penangulangan HIV/AIDS dan
penyalahgunaan NAPZA.

Narkoba dan AIDS hanya dapat diatasi melalui program pengawasan dan
pengendalian yang bersifat menyeluruh, Program pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS sudah banyak dilakukan oleh pemerintah namun
belum terlihat maksimal, menurut beberapa sumber yang saya baca masih lemah
nya system pengendalian dan pengawasan NAPZA dan HIV/AIDS hal ini
disebabkan diantaranya institusi-institusi terkait belum seluruhnya mempunyai
system pengawasan dan pengendalian NAPZA dan HIV/AIDS, masih terbatasnya
kapasistas SDM yang dimiliki institusi atau Lembaga terkait, program
pengendalian terus berjalan namun tidak dengan pengawasannya.

Institusi wajib lapor merupakan tempat melapor seperti pusat Kesehatan


masyarakat (PusKesMas), rumah sakit, atau Lembaga rehabilitasi medis dan
Lembaga rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh pemerintah. Beberapa hal penting
yang mesti diperhatikan seperti stigma atau prasangka berlebihan, dapat membuat
masalah baru bagi penderita, perlu adanya perubahan dan pengurangan stigma
terhadap ODHA yang terstruktur dari pemerintah, stigma layanan Kesehatan,
stigma dunia pekerjaan, lingkungan dan komunitas. 3 Zero unruk penangulangan
HIV/AIDS ditujukan pemerintah untuk mengurangi perlakuan diskriminatif
terhadap ODHA dengan memberikan pmahaman dengan benar dan lengkap
mengenai hal terkait HIV/AIDS
Sikap permisif masyarakat menjadi pemicu virus HIVmenyebarr,
mengabikan diri dalam melakukan kehidupan seks, mengajak masyrakat untuk
secara ketat menjaga keaman diri dalam melkukan aktifitas seks. Peran keluarga
dalam pengawasan dan pengendaliann NAPZA dan HIV/AIDS menjadi sangat
penting. Keluarga merupakan unit terdekat dari individu. Keluraga seharusnya
menjadi pelindung terbaik bagi anggota keluarga lainnya, sehingga tidak hanya
pemerintah dan institusi Kesehatan yang bertanggung jawab.

Mekanisme pengawasan dan pengendalian NAPZA dalam aspek produksi


dilakukan bersama pemerintah terutama dalam hal pelaporan masyarakat umum
dilaksanakan dengan jaminan keselamatn dan keamanan pelapor oleh pemerintah.,
selain aspek produksi, distribusi, pemasaran drug, dan penanganan hukum sangat
penting untuk penanggulangan NAPZA dan HIV/AIDS, Program Rehabilitasi
psikososial, budaya, rehabilitasi kejiwaan, rehabilitasi komunitas, dan rehabilitasi
keagamaan bertujuan agar pengguna atau klien dapat menjalankan aktivitas
sebagimana mestinya.

Resosilisasi dan kegiatan sosialisasi terus menerus dilakukan unruk


membangun kesadaran penuh masyarakat. Instansi atau pemangku kepentingan
dalam program pengendalian dan pengawasan NAPZA dan HIV/AIDS memiliki
peran masing masing contohnya sebagai instansi Kesehatan ada beberapa cara
yang sudah dilakukan seperti melakukan skrinning darah, organ, dan produk
lainnya untuk memastikan aman dari infeksi, membuat SOP, dan masih banyak
lagi.

Anda mungkin juga menyukai