Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

A (UMUR 45 TAHUN)

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN AKIBAT GLUKOMA

PRIMER SUDUT TERTUTUP DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT MATA

CICENDO BANDUNG

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Tanggal Lahir/Umur : 5 April 1976 / 45 Tahun
No Rekam Medis : 1320033628
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Komplek Cinta Indah Blok D 17/18 Bandung
No. Hp : 0836-8362-2302
Diagnosa Medis : Glukoma Primer Sudut Tertutup
Tanggal Masuk RS : 07 Januari 2022 pukul 10.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 07 Januari 2022 pukul 14.00 WIB
Rujukan :-
Pemberi jaminan : BPJS Kesehatan
Sumber informasi : Pasien dan Suami

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn.K
Umur : 47 Tahun
Hubungan pasien : Suami
Pekerjaan : Swasta
Agama / suku bangsa : Islam / Sunda
Alamat : Komplek Cinta Indah Blok D 17/18 Bandung
No telpon / Hp : 0896-2336-2097

2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada kedua mata.
2) Keluhan Masuk Rumah Sakit
Sebelum dibawa ke Poliklinik pasien merasa sakit pada kedua
mata yang menjalar ke kepala dengan penglihatan mata yang menyempit
pada kedua mata dan mengalami pembengkakak. Pada awalnya pasien
mengira karena faktor usia yang menyebabkan penglihatan menjadi
kabur dan menyempit akan tetapi semakin kesini timbul adanya rasa
nyeri yang dirasakan pada kedua mata, pasien tidak melakukan
pengobatan apapun dirumah dan langsung pergi ke rumah sakit untuk
dilakukan pemeriksaan. Setelah diperiksa di poliklinik mata pasien di
diagnosa oleh dokter mengalami glaukoma primer karena pasien baru
menyadari bahwa ada anggota keluarga yang memiliki penyakit yang
sama (glaukoma) yaitu ayah pasien, sehingga pasien harus dirawat di
Ruang Zaitun 1 Kamar 10 bed 1 untuk dilakukan perawatan.
3) Keluhan Saat Dikaji
Pada saat di kaji pasien mengatakan nyeri pada kedua mata
P : nyeri diperberat ketika kepala lebih rendah, diperingan Ketika
pasien istirahat dan diberi obat.
Q : nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan pada kedua mata yang menjalar ke kepala
S : skala nyeri 5 (1-10).
T : nyeri dirasa setiap saat

b) Riwayat Kesehatan Dahulu


• Penyakit pada masa kanak-kanak : Tidak ada
• Penyakit akut/kronik yang diderita : Glukoma Primer Sudut Tertutup
• Trauma : Tidak ada
• Riwayat pernah dirawat : Tidak ada
• Riwayat Operasi : Tidak ada
• Allergi : Tidak ada
• Immunisasi : Lengkap
• Pengobatan/transfusi darah : Tidak ada
• Kebiasaan :  merokok minum alcohol
 obat keras

c) Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat penyakit menular : Tidak ada
Riwayat penyakit keturunan : Glukoma

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran : Composmentis
b. Penampilan Secara Umum : Pasien nampak lemah
Berat badan : Sebelum sakit 63 kg, saat sakit 62 kg
Tinggi badan : 175 meter
Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 140/100 mmHg
Frekuensi Nafas : 22 kali/menit
Nadi : 110 kali/menit
Suhu : 36,5 OC.
IMT : BB (kg) / (TB (m))2
62 / (1,75)2
= 20,25 (Normal)
c. Sistem Pernafasan
Bentuk dada simetris, tidak ada obstruksi saluran nafas, tidak ada sesak nafas,
tidak terdapat batuk, bunyi nafas vesikuler, tidak ada retrikasi interkostal, tidak
ada CTT, RR 22x /menit.
d. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva anemis, mukosa bibir lembab, berwarna merah muda, bibir tidak
sianosis, crt <2 detik, turgor kulit kembali <2 detik, tidak terdapat cyanosis,
tempertur hangat, bunyi jantung normal, tidak ada edema, tekanan darah 140/100
mmHg, nadi 110x/menit.
e. Sistem Pencernaan
Warna mukosa mulut merah muda, lembab, tidak ada lesi dan edema. Lidah
berwarna putih, kemampuan menelan baik, refleks mengunyah baik, bising usus :
20 kali permenit, tidak terdapat mual muntah, tidak terdapat ascites pada bagian
abdomen, warna kulit abdomen sama dengan warna kulit lainnya.
f. Sistem Persyarafan
Terdapat edema pada kelopak mata (periorbital).
Saraf Optikus : penglihatan terganggu karena adanya penurunan dan penyempitan
penglihatan serta gangguan lapang pandang (defek lapang pandang).
g. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, dan tidak terdapat
luka gangren.
h. Sistem Genitourinaria
Tidak terpasang kateter, Urine keluar 4-6x/hari dengan warna kuning jernih, tidak
terdapat distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, tidak
terdapat nyeri pada sistem reproduksi, tidak ada pembesaran ginjal.
i. Sistem Musculoskeletal
- Ektremitas Atas : Bentuk tangan kanan dan kiri simetris, jumlah jari 10, tidak ada
lesi, tidak terdapat edema pada tangan kanan dan kiri, kekuatan otot lengan kanan
dan kiri adalah 3/4, kulit teraba hangat dan halus.
- Ektremitas Bawah : Bentuk kaki simetris, jumlah jari 10, tidak ada lesi, tidak
terdapat edema pada kaki kanan dan kiri, kekuatan otot kaki 3/5, kulit teraba
hangat dan halus.
j. Sistem Integumen dan Imunitas
Warna kulit tampak coklat sawo matang, rambut lebat, rambut bersih, kuku bersih,
tidak ada tanda tanda pendarahan. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
Suhu 36,5oC.
k. Wicara dan THT
Pasien tidak ada kesulitan dalam berbicara, daun telinga normal, tidak ada cairan
dari telinga, fungsi pendengaran baik, tidak memakai alat bantu pendengaran.
l. Sistem Penglihatan
Terdapat pembengkan pada mata, alis simetris, konjungtiva pucat, adanya dilatasi
pupil yang gagal bereaksi saat terkena cahaya, ketajaman penglihatan pasien
menurun, tidak dapat membaca koran pada jarak 30 cm, gerakan ekstra okuler
pasien tidak dapat melihat ke berbagai arah karena terdapat bayangan hitam
sekeliling mata (penglihatan menyempit), terdapat gangguan lapang pandang
(defek lapang pandang), mengalami peningkatan TIO (Tekanan Intra Okular)
yang terasa lebih keras dibanding mata normal dengan hasil pemeriksaan TIO :
41 mmHg
B. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


DS: Pasien mengatakan nyeri TIO meningkat Nyeri Akut
pada daerah mata menjalar ke ↓
kepala menjalar ke kepala Glaucoma sudut tertutup
DO: (drainase cairan aqueous
• Pasien tampak humor terganggu)
meringis kesakitan ↓
• Pasien tampak Rusaknya sel jaringan
gelisah ↓
• Skala nyeri yang Nyeri akut
dirasakan 5(1-10)
• Nadi 110x/m
• TD 140/100
• Tampak adanya
bengkak pada kedua
bola mata
• TIO : 41 mmHg
DS: Pasien mengatakan Gangguan lapang pandang Gangguan Presepsi Sensori
bahwa merasakan penurunan ↓
tajam penglihatan dan Tekanan pada sel ganglion
penglihatan semakin dan gangguan saraf optic
menyempit ↓
DO: Perubahan penglihatan
• Pasien tampak perifer
bersikap seolah ↓
melihat dengan Penurunan fungsi
memfokuskan mata penglihatan
• Konsentrasi buruk ↓
Gangguan persepsi sensori
DS: Kurang terpapar informasi Ansietas
• Pasien mengatakan ↓
bingung mengenai Khawatir dengan akibat
penyakit yang dari kondisi yang dihadapi
dialaminya ↓
• Pasien mengatakan Ansietas
khawatir dengan
akibat dari kondisi
yang dihadapi
DO:
• Pasien tampak
gelisah
• Kontak mata buruk
Pencegahan glaucoma

adalah upaya yang dilakukan masyarakat dalam

mencegah terjadinya penyakit glaukoma. Tingkat pencegahan ada tiga antara lain,

primer, sekunder dan tersier (Swanson & Nies, 1997). Pencegahan primer dilakukan

dilakukan sebelum terjadinya penyakit. Pencegahan sekunder berhubungan dengan

skrining untuk mendeteksi penyakit pada tahap awal. Pencegahan tersier dilakukan

untuk mencegah keparahan penyakit, dengan tujuan tidak menimbulkan suatu

ketidakmampuan pada individu (Susanto, 2012).

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer penyakit glaukoma adalah dengan meningkatkan

pengetahuan mengenai penyakit glaukoma, menjaga kesehatan mata dan menjalani

pola hidup sehat.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan tersier penyakit glaukoma dapat dilakukan dengan melakukan

skrining mata, pemeriksaan mata pada usia diatas 40 tahun dan pemeriksaan mata

lebih lanjut pada kelompok berisiko seperti hipertensi, diabetes millitus, penggunaan

kortikosteroid dalam jangka panjang dan riwayat keluarga dengan penyakit

glaukoma.

c. Pencegahan tersier

Pencegahan tersier penyakit glaukoma adalah pencegahan adanya proses

kebutaan yang lebih parah lagi. Hal ini bisa dilakukan dengan memakaikan obat yang

teratur untuk mencegah kebutaan yang lebih parah lagi.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah :

a. Mendapatkan informasi mengenai penyakit glaukoma

Informasi kesehatan yang didapatkan bisa berupa dari media informasi (televisi,

radio dan buku), penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.

Dengan mendapatkan informasi kesehatan maka masyarakat dapat memiliki

pengetahuan tentang glaukoma, faktor risiko, penyebab dan pemeriksaan yang bisa

dilakukan (De-Gaulle & Dako-Gyeke, 2016).

b. Menjaga kesehatan mata


Menjaga kesehatan mata sangat penting dilakukan sebagai upaya pencegahan

penyakit glaukoma. Hal – hal yang perlu dilakukan dalam menjaga kesehatan mata

dengan menjaga jarak pandang mata saat membaca buku, menggunakan obat saat

sakit mata dengan benar sesuai resep dokter, menjaga jarak saat melihat television,

handphone, dan mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kesehatan mata

(Hubley & Gilbert, 2006).

c. Rutin melakukan pemeriksaan pada mata

Rutin memeriksakan mata sangat penting untuk mengetahui kesehatan mata.

Hal ini dapat mengetahui kemungkinan penyakit yang terjadi pada mata. Pemeriksaan

kesehatan mata diharuskan ke dokter spesialis mata agar hasil yang didapat lebih

akurat dan pengobatan yang dilakukan benar – benar sesuai kondisi yang dialami.

Pemeriksaan pada mata dapat memberikan gambaran seberapa luas kerusakan mata

yang terjadi. Hal ini berbanding terbalik dengan jarang melakukan atau bahkan tidak

pernah melakukan pemeriksaan pada mata. Tidak pernahnya melakukan pemeriksaan

pada mata maka tidak akan mengetahui kerusakan mata yang sudah parah sehingga

pengobatan yang dilakukan kurang optimal (Hatt et al, 2006).

d. Melakukan pemeriksaan mata pada usia diatas 40 tahun

Memeriksakan mata pada dokter mata dapat mengetahui kesehatan mata.

Pentingnya pemeriksaan mata pada usia ≥40 tahun dikarenakan pada usia tersebut

terjadi penurunan fungsi mata. Sehingga, pentingnya pemeriksaan mata yang dapat

dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan mata dan pengobatan yang dapat

dilakukan sesuai dengan prognosis dari kondi tersebut (Al-Aswad et al, 2017).

e. Melakukan pemeriksaan mata pada orang yang resiko

Melakukan pemeriksaan pada kelompok berisiko seperti hipertensi, diabetes

militus, usia ≥40 tahun, keluarga yang pernah mengalami penyakit glaukoma dan

konsumsi obat kortikosteroid dalam jangka panjang. Kelompok tersebut dapat

memiliki risiko mengalami glaukoma jadi dibutuhkan pemeriksaan pada mata

(Shakya-Vaidya et al. 2013 ; Jin et al, 2014 ; Surekha et al, 2012 ; Gongcalves et al.

2013; McMonnies, 2016 ).

f. Melakukan pola hidup sehat

Melakukan pola hidup sehat seperti makan makanan yang sehat, rajin
berolahraga dan dapat memenejemen stress. Salah satu melakukan pola hidup sehat

adalah dengan menjaga atau mengontrol tekanan darah dalam batasan yang normal.

Hal ini dikarenakan tekanan darah sangat mempengaruhi kesehatan mata sehingga

perlunya menjaga tekanan darah (Pasquale & Kang, 2009).

Sumber :

Rahayu, S. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Upaya Pencegahan Penyakit Glaukoma
pada Klien Berisiko di Wilayah Kerja Puskesmas Jenggawah Kabupaten Jember.

Anda mungkin juga menyukai