Mikrobiologi memiliki sejarah yang panjang dan kaya, awalnya cabang ilmu ini
hanya berpusat pada penyebab penyakit menular saja tetapi sekarang termasuk kedalam
bagian ilmu pengetahuan yang praktis. Banyak ilmuwan telah memberikan kontribusi
yang signifikan untuk pengembangan mikrobiologi. Salah satu yang menarik unruk
dilakukan sekitar tahun 1673 oleh ahli mikroskop Belanda Anton van Leeuwenhoek
perbesaran yang luar biasa yaitu dari 50 menjadi 300 kali lipat dari yang diamati
pertama kali.1
produk susu fermentasi (krim asam, yogurt, dan buttermilk), serta makanan fermentasi
Dalam mikrobiologi, istilah isolasi mengacu pada pemisahan galur dari populasi
campuran mikroba hidup alami, seperti yang ada di lingkungan, misalnya pada
tumbuhan, hewan, air, udara dan tanah. Mikroba yang berbeda tumbuh secara berbeda
1
Wainwright M, Lederberg J. History of microbiology. Encyclop
Microbiol 1992;2:419–37.
1
Secara historis, teknik laboratorium isolasi pertama kali dikembangkan di
bidang bakteriologi dan parasitologi selama abad ke-19, sebelum disusul oleh bidang
virologi pada abad ke-20.2 Di alam terdapat berjuta juta jenis bakteri. Ada sekitar
10.000 nama dari spesies mikroba. Diperkirakan ada antara 10.000 dan 100.000 lebih
spesies yang belum teridentifikasi untuk setiap spesies yang teridentifikasi. Satu sendok
tanah dapat memiliki 100 juta bakteri individu. Bahkan ketika menggores gusi maka
akan didapati sekitar 1 juta bakteri per cm2 (satu cm2 kira-kira sebesar kuku jari
kelingking). Bakteri yang ada di dalam tubuh membentuk sekitar 10% dari berat badan
kering manusia. Di alam bakteri jarang hidup sendiri tetapi hidup berkelompok dengan
mikroorganisme dipisahkan dari lingkungan dan mikroorganisme lainnya. Hal ini dapat
dilakukan dengan teknik isolasi. Beberapa metode sering digunakan dalam isolasi
mikroba. Metode yang digunakan juga disesuaikan dengan jenis mikroba yang akan
diamati. Isolasi bakteri didefinisikan sebagai teknik pemisahan satu spesies bakteri dari
kultur campuran bakteri dengan metode pelapisan yang berbeda seperti penuangan,
pada media nutrisi padat, dalam media kaldu cair dan beberapa media kultur cair
otomatis. Untuk memvisualisasikan dan mengisolasi bakteri dalam media padat, kita
perlu menambahkan suspensi bakteri ke dalam atau pada media. Pendapat serupa juga
dijelaskan oleh Adde dan Endang (2018)3 bahwa Isolasi mikroba yaitu memisahkan satu
2
rescott LM, Willey JM, Sherwood LM, Woolverton CJ. Microbiologie.
5ème edition. Louvain-la-Neuve: De Boeck Supérieur; 2018.
3
Adde Lolita Octavia Putri dan Endang Kusdiyantini ”Isolasi Bakter Asam Laktat dari Pangan Fermentasi
berbasis ikan (Inasua) yang diperjual belikan dari Maluku-Indonesia”. Jurnal Biologi Tropika, Vol. 1 No. 2
(November, 2018), 6-12
2
jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari berbagai macam campuran mikroba dengan
tujuan untuk mendapatkan biakan murni. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
menumbuhkannya di media buatan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni
Isolasi bakteri merupakan alat yang penting untuk mempelajari sifat morfologi,
fisiokimia dan patogen dari bakteri yang telah diisolasi. Isolasi adalah suatu cara untuk
tidak tercampur dengan jenis atau biakan murni lainnya (Putri, 2017). Karena populasi
bakteri yang terbatas pada metode penggoresan, isolasi kultur murni lebih mudah
dibandingkan dengan metode pour plate dan metode spread plate. Melalui metode
goresan, kita dapat membiakkan, mengisolasi, dan mempelajari koloni individu bakteri.
Biakan murni diperlukan untuk mempelajari sifat-sifat biokimia dan morfologi biakan
berbagai bakteri dapat tumbuh, dan media selektif yang memungkinkan pertumbuhan
genera tertentu. Contoh dari Media umum adalah nutrient agar (NA), tryptic soy agar
(TSA), dan brain heart infus agar (BHIA). Contoh media selektif adalah agar sukrosa
empedu tiosulfat sitrat (TCBS) untuk vibrio, dan glutamat pati phenol red agar (GSP)
untuk aeromonad dan peudomonas. Media dilengkapi dengan 1-2% natrium klorida
(NaCl) jika ingin digunakan untuk spesies laut. Sesuaikan pH media kultur menjadi 7,2-
4
Ruangpan, L., & Tendencia, E. A. (2014). Bacterial isolation, identification and storage. In Laboratory
manual of standardized methods for antimicrobial sensitivity tests for bacteria isolated from aquatic
animals and environment (pp. 3–11). Tigbauan, Iloilo, Philippines: Aquaculture Department, Southeast
Asian Fisheries Development Center
3
Dalam isolasi tidak terlepas dari teknik yang digunakan untuk mendapatkan hasil
berupa isolat murni atau yang dikenal dengan istilah isolat. Teknik kultur untuk
medapatkan isolat murni terbagi menjadi 4 macam, yaitu: Pertama adalah metode pour
plate (penuangan). Penuangan adalah metode paling sederhana untuk isolasi bakteri.
Metode pour plate merupakan metode untuk memperoleh biakan murni dari populasi
dituangkan ke dalam cawan steril dan diikuti dengan menuangkan medium agar yang
telah dicairkan dan didinginkan (pada suhu ± 50 0C). Tujuan dari metode ini adalah
untuk menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam cairan atau spesimen (Irianto,
2012).
Dalam prakteknya dapat dilakukan dengan cara: suspensi bakteri dengan populasi
yang sangat besar diambil. Hasil perhitungan bakteri dinyatakan dalam koloni. Dengan
menggunakan pipet, ambil 1 ml sampel bakteri ke dalam cawan petri steril. Untuk
pertumbuhan bakteri, harus ada beberapa sumber nutrisi seperti karbon dan nitrogen.
Oleh karena itu, media agar nutrien yang paling umum terlebih dahulu disiapkan dan
ditambahkan ke cawan Petri yang berisi sampel bakteri. Untuk distribusi sampel dan
media yang seragam, putar pelat searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam.
Sebelum menyimpan cawan petri dalam inkubator, biarkan cawan kultur memadat.
Untuk pertumbuhan bakteri yang tepat, simpan cawan kultur dalam inkubator pada suhu
35-37 derajat Celcius selama maksimum 48 jam. Setelah inkubasi, pertumbuhan koloni
Metode kedua, metode Steak (cawan gores). Metode steak merupakan suatu cara
4
mungkin pada permukaan medium agar bakteri yang tumbuh pada garis-garis terakhir
berupa koloni yang terpisah-pisah (Irianto, 2012). Metode pengolesan sangat populer
dan metode yang paling banyak digunakan untuk isolasi kultur murni. Untuk melakukan
penggoresan, tuangkan media agar nutrien yang baru disiapkan ke dalam cawan Petri
steril dan biarkan hingga memadat. Setelah itu, ambil loop inokulasi dan sterilkan di
atas api sampai menjadi merah panas. Kemudian, ambil inokulum dengan menggunakan
loop inokulasi yang disterilkan dan gores di atas media nutrisi padat dengan menjaga
pelat dekat dengan api untuk menghindari kontaminasi. Setelah digores, inkubasi cawan
kultur selama 24-48 jam pada suhu 35-37 derajat Celcius di dalam inkubator. Karena
populasi bakteri yang terbatas pada metode penggoresan, isolasi kultur murni lebih
mudah dibandingkan dengan metode pour plate dan metode spread plate. Melalui
metode goresan, kita dapat membiakkan, mengisolasi, dan mempelajari koloni individu
bakteri.
serupa dengan isolasi bakteri pada penuangan. Hal yang membedakan adalah pada saat
sampel pada setiap penuangan. Medium yang telah disiapkan dituang ke dalam cawan
petri steril. Tunggu hingga medium memadat, setelah itu tuangkan suspensi ke dalam
cawan petri yang telah berisi medium yang telah memadat. Penebaran suspensi
dilakukan dengan batang Drugalsky yang telah dipanaskan terlebih dahulu (Waluyo,
2017). Metode penebaran lagi-lagi merupakan metode yang sangat sederhana untuk
melakukan isolasi bakteri. Ini sedikit berbeda dari metode pelat tuang. Di sini, media
nutrisi ditambahkan ke cawan Petri steril kemudian dibiarkan memadat. Setelah media
5
nutrisi menjadi padat, tambahkan 1 ml suspensi bakteri di atas permukaan media. Untuk
penyebaran bakteri yang seragam di atas permukaan media padat, ambil penyebar
berbentuk T atau L untuk menyebarkan suspensi bakteri secara merata. Setelah itu,
inkubasi cawan kultur pada suhu 35-37 derajat Celcius selama 24 hingga 48 jam. Kita
bisa melihat beberapa koloni bakteri setelah inkubasi. Dalam metode penyebaran, kita
dapat memilih koloni yang diisolasi untuk kultur bakteri. Untuk isolasi kultur murni,
Metode keempat adalah metode pengenceran serial. Teknik ini banyak dikenal
untuk isolasi dan kultur bakteri. Pada metode pengenceran serial, ambil suspensi bakteri
dan encerkan secara berurutan dalam tabung reaksi yang berurutan. Dengan mengikuti
dalam seri 10-1, 10-2, 10-3 dan seterusnya. Setelah pengenceran suspensi bakteri yang
berurutan, kita dapat menginokulasi kultur bakteri dengan menggunakan salah satu dari
mengisolasi bakteri dari populasi bakteri yang sedikit. Pada pengenceran serial, sampel
yang lebih pekat (10-1) akan menghasilkan jumlah koloni paling banyak. Sampel yang
lebih encer (10-4) akan menghasilkan jumlah koloni paling sedikit. Jadi harus jelas bagi
kita bahwa sampel yang kurang diencerkan akan mengandung lebih banyak konsentrasi
bakteri daripada air. Dan sampel yang lebih encer akan mengandung konsentrasi air
yang lebih tinggi daripada bakteri. Oleh karena itu, sampel yang mengandung populasi
bakteri rendah akan menghasilkan jumlah koloni yang lebih sedikit dan sebaliknya.
Koloni yang diisolasi harus dipilih untuk pewarnaan dan pemeriksaan mikroskopis
6
. Pada prosedur isolasi mikrob pada sampel Dalam proses pengerjaan isolasi pada
beberapa jenis sampel, terdapat prosedur atau tahapan-tahapan yang harus dilakukan
udara diawali dengan sterilisasi telapak tangan dengan menggunakan alkohol 70%, hal
ini bertujuan untuk menjaga kesterilan tangan dari bakteri lain yang nantinya tidak
PCA (Plate Count Agar) steril yang berada dalam cawan petri kemudian buka cawan
petri dan gunakan untuk mengambil mikrob yang ada di udara selama 5-10 detik, dan
selanjutnya tutup kembali cawan petri serta lakukan inkubasi selama 1-5 hari.
Pada prosedur isolasi mikrob dalam makanan seperti sampel buah apel dan anggur
merah dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Prosedur isolasi diawali dengan
sterilisasi telapan tangan dan meja kerja menggunakan alkohol 70%. Setelah itu meja
kerja di lab menggunakan tissu, kemudian siapkan 2 buah lampu bunsen dan hidupkan
apinya, selanjutnya biarkan api bunsen menyala selama lebih kurang 15 menit, hal ini
bertujuan untuk menjaga daerah sekitar lampu bunsen tetap steril. Selanjutnya
permukaan sampel apel merah diusah dengan menggunakan cotten bud steril dan
usahakan agar tangan tidak menyentuh permukaan buah. Selanjutnya siapkan larutan
garam fisiologis 0,85% sebanyak 9 ml. Larutan garam fisiologis merupakan media
terbaik untuk menjaga ketahanan hidup isolat bakteri asam laktat, karena NaCl (larutan
garam fisiologis yang terbuat dari garam NaCl dengan konsentrasi 0,9% b/v) berfungsi
untuk menjaga keseimbangan ion sel mikroba.5 Fungsi NaCl 0.9% sebagai sumber
mineral mikroba karena salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
yaitu sumber mineral dan ini dapat diperoleh dari NaCl 0.9% yang dimana juga
menjaga sel mikroba dalam keadaan yang isotonis. Karena jika mikroba dalam keadaan
5
Lestari, C., I. Suhaidi, dan Ridwansyah. 2017. Pengaruh Konsentrasi Garam dan Suhu Fermentasi Kimchi
Lobak. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian Vol.5 No.1. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
7
hipotonis atau hipertonis maka sel mikroba akan pecah. Selain itu, larutan NaCl
merupakan larutan yang steril dimana tidak ditumbuhi atau tidak adanya mikroba
sehingga cocok untuk media. Selanjutnya gunting cotten bud yang mengenai
permukaan buah kedalam larutan garam fisiologis dan kemudian lakukan vortex. Tujuan
larutan divortex adalah untuk menghomogenkan larutan atau campuran larutan agar
mikroba yang akan digunakan menyatu dengan larutan tersebut. Selanjutnya lakukan
Setelah dilakukan seri pengenceran pada tahap 1, tahap 2, tahap 3, dan tahap 4,
maka proses selanjutnya adalah inokulasi. Inokulasi mikroba adalah kegiatan untuk
Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium
yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan
bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Proses inokulasi dilakukan dengan metode
pour plate. Dalam tahapan inokulasi media yang digunakan adalah media PCA (Plate
Count Agar). Medium Plate Count Agar (PCA) merupakan medium yang digunakan
dalam metode standar perhitungan jumlah bakteri dalam berbagai sampel uji seperti air,
air limbah, makanan dan produk dairy6. Selanjutnya sampel dimasukkan kedalam
inkubator. Tujuan sampel dimasukkan kedalam inkubator pada suhu 370C adalah untuk
memnatau pertubuhan bakteri dengan menggunakan suhu tertentu. Suhu panas pada
mempunyai tahapan yang hampir sama dengan apel merah, namun pada sampel anggur
6
Wati, Risa Yudi. 2018. Pengaruh Pemanasan Media Plate Count Agar (PCA) Berulang Terhadap Uji
Total Plate Count (TPC) di Laboratorium Mikrobiologi Teknologi Hasil Pertanian Unand . Vol.1 No. 2,
Nov 2018 ISSN 2621-0878 44.
8
merah tidak menggunakan cotten bud, namun langsung menggunakan anggur merah
Pada prosedur isolasi sampel tanah, diawali dengan tahapan sterilisasi telapak
tangan dengan alkohol 70%, kemudian sampel tanah dimasukan kedalam larutan garam
fisiologis 0,85% dan divortex. Larutan ini digunakan sebagai larutan pengenceran
dimasukkan kedalam larutan pengenceran tahap kedua. Hal yang sama dilakukan
media PCA dan dilakukan metode spread plate menggunakan bantang L. Penggunaan
batang L dilakukan untuk meratakan inokulum. Setelah itu dilakukan inkubasi pada
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa isolasi adalah memisahkan atau
media buatan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Isolasi mikroba
mikroskopis (seperti warna, bentuk dan ukuran) dan uji biokimia. Dengan mengetahui
ciri-ciri mikroba tersebut, diagnosis spesimen klinis dan identifikasi mikroba yang
dibedakan atas empat, yaitu Pertama adalah metode pour plate (penuangan), metode
Steak (cawan gores), metode spread plate (penyebaran), dan metode pengenceran serial.
Proses pengerjaan isolasi pada beberapa jenis sampel, terdapat prosedur atau tahapan-
tahapan yang harus dilakukan, secara umum meliputi sterilisasi, kemudian dilanjutkan
denga isolasi, kemudian dilanjutkan dengan inokulasi, dan terakhir adalah inkubasi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Adde Lolita Octavia Putri dan Endang Kusdiyantini ”Isolasi Bakter Asam Laktat dari
Pangan Fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjual belikan dari Maluku-
Indonesia”. Jurnal Biologi Tropika, Vol. 1 No. 2 (November, 2018), 6-12.
Irianto, H. 2012. Karakterisasi Molekuler BAL Dengan Gen 16S rRNA Penghasil
Enzim Protease Yang berpotensi sebagai Probiotik Dari Fermentasi Markisa
Kuning di Sumatera Barat. J. Clin Microbial. 37: 3613-3620.
Rescott LM, Willey JM, Sherwood LM, Woolverton C. J. Microbiologie. 5ème edition.
Louvain-la-Neuve: De Boeck Supérieur; 2018.
Wati, Risa Yudi. 2018. Pengaruh Pemanasan Media Plate Count Agar (PCA) Berulang
Terhadap Uji Total Plate Count (TPC) di Laboratorium Mikrobiologi Teknologi
Hasil Pertanian Unand . Vol.1 No. 2, Nov 2018 ISSN 2621-0878 44.
10