Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL KELAS IBU BALITA

USIA 2-5 TAHUN

Disusun Dalam Memenuhi Tugas Stase VII

Asuhan Kebidanan Bayi, Balita Dan Anak Pra-Sekolah

Disusun Oleh:

Nadya Sari Komala P17312215179


Noor Khofifah P17312215170
Puji Lestari P17312215176
Siti Marowiah P17312215173
Siti Sri Wahyuningsih P17312215182

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KELAS IBU BALITA


USIA 2-5 TAHUN

Proposal ini telah diperiksa dan disahkan pada tanggal

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Pembimbing Institusi


Bidan

Ika Yudianti, SST., M.Keb. Nur Eva Aristina, S.ST., M.Keb.


NIP. 19800727 200312 2 002 NIP. 198403152009122002

Ketua Jurusan Kebidanan


Poltekkes Kemenkes Malang

Herawati Mansur, S.ST., M.Pd, M.Psi


NIP. 19650110198532002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya dengan judul “Proposal Kelas Ibu Balita”
dengan semaksimal mungkin. satuan acara penyuluhan ini disusun dalam rangka untuk
memenuhi tugas Stase Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta
membantu dan mendukung tersusunnya tugas ini. Oleh karena itu kami
mempersembahkan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Herawati Mansur. SST., M.Pd. M.Psi Selaku Ketua Jurusan kebidanan
2. Ika Yudianti, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
3. Nur Eva Aristina, S.ST., M.Keb selaku Pembimbing Institusi
Karena keterbatasan pengetahuan yang saya miliki, saya menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam menyusun Proposal ini. Oleh karena itu, saya mohon
kritik dan saran yang membangun agar saya lebih baik lagi dalam meyusun proposal
untuk menyempurnakan proposal selanjutnya.
.

Malang, Maret 2022

Penyusun
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MALANG

2020 – 2024

VISI PROGRAM STUDI :

Mencetak Lulusan Profesi Bidan yang Beradab, Berdaya Saing Global, Serta Unggul
dalam Pemberdayaan Perempuan dibidang Kesehatan Ibu dan Anak di Keluarga dan
Masyarakat.

MISI PROGRAM STUDI :

1. Menyelenggarakan program pendidikan dan pembelajaran Profesi Bidan yang


berkualitas untuk mengembangkan potensi dan kepribadian persepti pendidikan
profesi bidan yang beradab dan berdaya saing global.
2. Menyelenggarakan penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat
bertema pemberdayaan perempuan dalam bidang kesehatan ibu dan anak yang
berkualitas dan inovatif.
3. Melaksanakan tata kelola organisasi yang baik dan berbasis teknologi informasi.
4. Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dalam maupun luar negeri.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................i


KATA PENGANTAR ..........................................................................ii
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI ....................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................2
1.3 Tujuan Umum ....................................................................2
1.4 Tujuan Khusus ...................................................................2
1.5 Manfaat ..............................................................................2
1.6 Metode Kegiatan ................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................4
2.1 Pembuatan dan Pemberian MPASI ................................4
2.2 Kudapan Sehat .................................................................8
2.3 Stimulasi Tumbuh Kembang...............................................10
2.4 Imnusisasi ..........................................................................14
BAB III METODOLOGI
3.1 Langkah-Langkah Yang Dilakukan ...............................................19
3.2 Pengorganisasian Jadwal Kegiatan .............................................21
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................23
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 2.1 Tanggal Pengorganisasian Jadwal Kegiatan .......................21

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi sehingga perlu dilakukan upaya kesehatan anak secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan. Upaya kesehatan anak dilakukan sejak janin
dalam kandungan hingga anak berusia 18 (delapan belas) tahun. Salah satu tujuan
upaya kesehatan anak adalah menjamin kelangsungan hidup anak melalui upaya
menurunkan angka kematian bayi baru lahir, bayi dan balita. Tren angka kematian
anak dari tahun ke tahun sudah menunjukkan penurunan (Kemenkes, 2020).
Anak bayi merupakan salah satu populasi paling beresiko untuk terkena
berbagai macam gangguan kesehatan (kesakitan) dan kematian. Angka Kematian
Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan salah satu target dalam
Sustainable Development Goals (SDGs) hingga 12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup)
dan angka kematian balita 25 per 1000. Kelompok ibu hamil, bersalin, bayi pada
masa perinatal merupakan kelompok yang paling rentan terhadap kesehatan oleh
karena itu kelompok tersebut menjadi fokus utama pembangunan kesehatan
(Kemenkes, 2017). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000
kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita
telah mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) 2030 yaitu
sebesar 25/1.000 kelahiran hidup dan diharapkan AKN juga dapat mencapai target
yaitu 12/1.000 kelahiran (Kemenkes, 2018).
Upaya menurunkan AKB dan AKABA di Indonesia perlu didukung oleh seluruh
lapisan masyarakat. Pemerintah dengan segala kebijakannya hingga kepekaan dan
kesadaran tiap orang tua akan kondisi bayi dan balita itu sendiri. Pemerintah perlu
menggencarkan upaya promotif dan preventif, dengan tujuan adanya peningkatan
pengetahuan, sikap, ketrampilan ibu beserta keluarga dalam memberikan asuhan
kepada bayi dan balita. Upaya promotif sangat erat kaitannya dengan fungsi
pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas. Program pemerintah yang menjadi
cakupan dan dilaksanakan oleh puskesmas untuk menjalakan fungsi tersebut terdiri
dari berbagai macam contohnya adalah buku KIA, Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS), pengendalian penyakit menular maupun tidak menular, program kelas ibu
balita. Program buku KIA merupakan suatu hal dasar yang wajib dimanfaatkan Ibu,
karena dalam buku ini berisi berbagai macam informasi dimulai dari kehamilan
hingga kebutuhan akhir balita nantinya, serta terdokumentasi secara rinci riwayat
balita tersebut sejak didalam kandungan. Namun, tidak semua ibu dapat
memanfaatkan buku KIA dengan berbagai sebab yaitu malas membaca, tidak ada
waktu untuk membaca, kurang mengerti, bahkan ada yang mengalami buta aksara.
Berdasarkan hal tersebut perlu adanya andil petugas kesehatan secara langsung
dalam memberikan informasi yaitu dengan diadakannya program kelas balita.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana penerapan-penerapan peran ibu dalam mengoptimalkan
kesehatan balita sehingga perkembangan dan pertumbuhannya maksimal.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran penerapan peran ibu dalam mengoptimalkan
kesehatan balita.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Ibu dapat membuat dan memberikan MPASI sesuai usia
2. Ibu dapat membuat kudapan sehat untuk anak
3. Ibu dapat menstimulasi tumbuh kembang anak
4. Ibu dapat memberikan imunisasi secara rutin pada anak
1.4 Manfaat
Memberikan asah asih dan asuh sehingga balita tumbuh dan berkembang menjadi
anak yang sehat dan bahagia.

2
1.5 Metode Kegiatan
Metode kegiatan yang digunakan antara lain ceramah, tanya jawab, curah
pendapat, demonstrasi serta simulasi
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI)


A. Pengertian makanan pendamping ASI
Makanan pendamping adalah makanan yang diberikan kepada bayi
setelah cukup bulan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan bagi
bayi karena produksi ASI mulai berkurang dimana bayi secara perlahan-lahan
dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Makanan pendamping air susu ibu
(MP-ASI) adalah makanan dan minuman yang mengandung zat gizi, yang
diberikan pada bayi atau anak yang berusia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi selain dari ASI.
Pemberian makanan padat harus diberikan secara bertahap dimulai pada
bayi berusia 6 bulan sampai usia 24 bulan. Karena pada usia ini, kebutuhan bayi
akan zat gizi menjadi semakin bertambah dengan pertumbuhan dan
perkembangan bayi, sedangkan produksi ASI mulai menurun. Oleh karena itu,
bayi sangat memerlukan makanan tambahan sebagai pendamping ASI (MPASI).
Disamping itu juga bayi telah memiliki reflek mengunyah, sehingga harus mulai
diperkenalkan dan diberi makanan lumat. Untuk menyesuaikan kemampuan bayi
terhadap makanan tersebut maka pemberian makanan pendamping harus
dilakukan secara bertahap baik bentuk, jumlah dan macamnya.
B. Tujuan makanan pendamping ASI
Dengan memperhatikan tujuan pemberian makanan tambahan terhadap anak,
orang tua dapat memahami dari tujuan tersebut, diantaranya adalah:
1. Sebagai komplemen terhadap ASI agar anak memperoleh cukup energi,
protein dan zat-zat gizi lain (vitamin dan mineral), untuk tumbuh dan
berkembang secara normal.
2. Sebagai pelengkap makanan tambahan untuk melatih dan membiasakan
anak terhadap makanan yang akan dimakannya dikemudian hari, disamping
sebagai tambahan atas kebutuhan yang meningkat sesuai dengan

4
pertumbuhan dan perkembangan anak. Jadi makanan tambahan diharapkan
dapat menambah energi, protein, vitamin, mineral serta menambah serat
makanan.
C. Manfaat makanan pendamping ASI    
1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam 
makanan dengan berbagai macam rasa dan bentuk
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan    menelan
4. Mencoba adaptasi terhadap makanan  yang mengandung kadar energi tinggi
D. Syarat-syarat makanan pendamping ASI
Makanan tambahan untuk anak sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Nilai energi dan kandungannya yang tinggi
2. Proteinnya tinggi
3. Memiliki nilai suplementasi yang baik, vitamin dan mineral
4. Dapat diterima oleh alat pencernaan anak dengan baik
5. Harganya relatif murah
6. Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersediasecara local
7. Bersifat padat gizi
E. Cara pemberian makanan pendamping ASI
1. Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dalam bentuk encer kemudian
lebih kental secara berangsur-angsur.
2. Makanan diperkenalkan secara satu persatu sampai bayi benar-benar dapat
menerimanya.
3. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan
harus dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur. Cara pemberiannya yaitu
kuning telurnya terlebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi maka pada
hari berikutnya dapat diberikutnya boleh diberikan putih telurnya.
4. Pada pemberian makanan jangan dipaksa sebaiknya diberikan pada saat
bayi lapar.
F. Cara pemberian makanan pada bayi 0-24 bulan yang baik dan benar
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan
bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi
menjadi 4 tahap :
1. Makanan Bayi Umur 0 – 6 Bulan
a) Hanya ASI saja (ASI Eksklusif)
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama
pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah
makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu.
Dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan
anak. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah
ke payudara lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali setiap hari.
b) Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan
berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan
zat kekebalan yang tinggi.
INGAT!
• Beri ASI saja sampai umur 6 bulan, berikan kolostrum
2. Makanan Bayi Umur 6 – 9 Bulan
a) Pemberian ASI diteruskan
b) Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena
itu, bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari.
c) Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit
demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak
kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan
bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan
vit A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
d) Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit
sbb:
Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan
Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan

6
Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan
“ Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya”
3. Makanan Bayi Umur 9 – 12 Bulan
a) Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
keluarga secara bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke
makanan keluarga, bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur
secara berangsur, lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan
makanan keluarga.
b) Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang
bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar
makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
c) Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.
Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan
sayuran secara berganti-ganti. Pengenalan berbagai bahan makanan
sejak usia dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang
sehat dikemudian hari.
INGAT!
1) Teruskan pemberian ASI
2) Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup
3) Berikan makanan selingan 1 kali sehari
4) Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan
4. Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan
a) Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah
berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
b) Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali
sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan.
Disamping itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.
c) Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan
Makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll.
Hati ayam diganti dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam
diganti dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu diganti
dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.
d) Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba.
Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.
INGAT!
1) Teruskan pemberian ASI
2) Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
3) Berikan makanan selingan 2 kali sehari
4) Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.

Resep Bubur Nasi Ayam Brokoli


Bahan:
1. 50 gr ayam kampung (ambil bagian dada)
2. 1 kotak kecil tahu
3. 1 kuntum brokoli
4. jagung pipil secukupnya
5. 1 sdm nasi lembek
6. 50 ml kaldu ayam
7. 2 lembar dauk jeruk
Cara Pembuatan:
1. Kukus ayam, tambahkan daun jeruk dan sisihkan
2. Kukus tahu, brokoli, dan jagung
3. Siapkan wadah, masukkan semua bahan kecuali daun jeruk. Blender atau
tumbuk hingga halus
4. Tuang ke mangkok saji

2.2 KUDAPAN SEHAT UNTUK ANAK


A. Pengertian
Kudapan/ jajanan adalah makanan yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang
kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung
dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Istilah

8
makanan jajanan tidak jauh dari istilah junk food, fast food, dan street food karena
istilah tersebut merupakan bagian dari istilah makanan jajanan (Adriani dan
Wirjatmadi, 2012). Jajanan anak sekolah sedang mendapat sorotan khusus, karena
selain banyak dikonsumsi anak sekolah yang merupakan generasi muda juga
banyak bahaya yang mengancam dari konsumsi pangan jajanan. Keamanan
pangan jajanan sekolah perlu lebih diperhatikan karena berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah. Makanan yang sering menjadi
sumber keracunan adalah makanan ringan dan jajanan, karena biasanya makanan
ini merupakan hasil produksi industri makanan rumahan yang kurang dapat
menjamin kualitas produk olahannya (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
Makanan jajanan sering kali lebih banyak mengandung unsur karbohidrat dan
hanya sedikit mengandung protein, vitamin, atau mineral. Karena ketidaklengkapan
gizi dalam makanan jajanan, maka pada dasarnya makanan jajanan tidak dapat
mengganti sarapan pagi atau makan siang. Anak-anak yang banyak mengkonsumsi
makanan jajanan perutnya akan merasa kenyang karena padatnya kalori yang
masuk dalam tubuh. Sementara gizi seperti protein, vitamin, dan mineral masih
sangat kurang. Dampak positif dari makanan jajanan itu sendiri dapat
menggatinkan energi yang hilang saat beraktifitas disekolah, adapun dampak
negatif dari makanan jajanan yaitu timbulnya diare dan keracunan akibat
kebersihan kurang terjamin. Salah satu contoh kudapan/ jajanan yang sehat untuk
anak adalah olahan Puding Buah. Berikut ini adalah resep olahan puding buah
tersebut:
Alat
1. Kompor
2. Panci
3. Cetakan
4. Sendok pengaduk
Bahan
1) Susu Kental Manis (SKM)
2) Agar-agar plain
3) Air
4) Buah-buahan
Cara Pembuatan
1) Masukan air ke dalam panci
2) Masukan susu kental manis dan agar –agar plain, masak sampai mendidih
sambil diaduk
3) Tunggu beberapa saat, lalu tuang agar-agar layer pertama ke cetakan
4) Diamkan beberapa saat hingga agar-agar mengeras dan tambahkan potongan
buah
5) lalu tambahkan agar-agar layer kedua diatas buah.
6) Diamkan agar-agar hingga mengeras sepenuhnya.
Kemudian simpan kedalam kulkas agar adonan menjadi dingin

3.1 STIMULASI TUMBUH KEMBANG


A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh
yang secara kuantitatif dapat di ukur. Pertumbuhan adalah adanya perubahan
dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan protein baru sehngga
meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh. Perkembangan
adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat di capai melalui
proses belajar dan pematangan. Perkembangan adalah pertumbuhan dan
perluasan secara peningkatan sederhana menjadi kompleks dan meluasnya
kemampuan indifidu untuk berfungsi dengan baik.
B. Prinsip prinsip tumbuh kembang
Pertumbuhan adalah proses yang terus menerus yang di tentukan oleh beberapa
faktor
1. Semua tumbuh kembang manusia mengikuti pola yang sama
2. Belajar merupakan salah satu  bantuan atau gangguan proses kedewasaan
3. Perkembangan bagian lain mempunyai karakteristik sendiri
4. Tumbang semakin bertambah dengan berbagai perbedaan
C. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
1. Faktor herediter

10
2. Jenis kelamin
3. Ras
4. Kebangsaan
5. Faktor lingkungan
a. Lingkungan prenatal
b. Pengaru budaya
c. Status sosial dan kehidupan ekonomi keluarga
d. Nutrisi
e. Iklim atau cuaca
f. Olahraga atau latihan fisik
6. Faktor internal
a. Kecerdasan
b. Pengaruh hormone
c. Pengaruh emosi
7. Ciri Perkembangan Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.
a. Perkembangkan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setia
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. 
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu:
(1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah anggota tubuh
(2) Perkembangan terjadi lebih dahulu pada kemampuan gerak kasar
diikuti kemampuan gerak halus.
(3) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
8. Tahapan perkembangan anak menurut umur
a. Usia 0 – 3 bulan
1) Mampu menggerakkan kedua tungkai
2) Memberi reaksi dengan melihat
3) Mengeluarkan suara
4) Membalas senyuman
b. Usia 2-6 bulan
1) Mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup
2) Dapat menggenggam bendah yang di sentuhkan pada
punggung/ujung jari
3) Mencapai sumber suara yang keras
4)  Membalas senyuman
c. Usia 6-9 bulan
1) Mampu duduk bila didudukkan dapat mempertahankan posisi duduk
dengan kepala tegak
2) Merai benda yang menarik
3) Tertawa atau berteriak bila melihat benda yang menarik
4) Takut pada orang yang belum di kenal
d. Usia 9-12 bulan
1) Mampu berdiri dengan berpegangan
2) Dapat mengambil benda kecil
3) Dapat mengatakan “PAPA, MAMA”
4) Bermain cilup ,Ba
e. Usia 12 – 18 bulan
1) Berjalan sendiri tanpa jatuh
2) Dapat mengambil benda kecil sebesar biji jagung, dengan ibu jari dan
telunjuk
3) Dapat mencupkan keinginan secara sederhana
4) Minum dari  gelas sendiri tanpa jatuh atau tumpah
f. Usia 18 – 24 bulan

12
1) Dapat menendang bola
2) Mencoret coret dengan alat tulis
3) Menunjuk bagian tubuh dengan benar
4) Meniru pekerjaan rumah tangga
g. Usia 2-3 tahun
1) Berjalan baik turun tangga
2) Mempu melepas pakaian sendiri
3) Menyebut nama sendiri
4) Makan dan minum sendiri
h. Usia 3-4 tahun
1) Berdiri diatas satu kaki
2) Menggambar bentuk lingkaran
3) Menyebut nama orang lain
4) BAB dan BAK sendiri pada tempatnya
i. Usia 4-5 tahun
1) Melompat dengan satu kaki
2) Bermain sendiri
3) Bisa bercerita
9. Usaha peningkatan kualitas tumbang anak
Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan tumbang anak
Pemberian gizi yang sesuai untuk anak usia 3 tahun adalah
a. Makanan tidak terlalu keras, tidak terlalu pedas
b. Jenis makanan yang tidak disukai jangan di paksakan, tapi diusahakan
dengan cara lain yang menarik perhatian anak
c. Jadwal pemberian makan adalah 3 kali sehari dan makanan selingan
d. Makanan berupa nasi, lauk , sayur dan buah buahan
e. Beri tambahan susu 2 gelas sehari
10. Pemberian stimulasi
Stimulasi tumbuh kembang pada anak balita merupakan kegiatan
merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh kembang secara
optimal. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh orang tua, yang
merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak,
anggota keluarga lain dan orang dewasa lainnya. Kurangnya stimulasi dapat
menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang
menetap. Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah
adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak motorik halus,
kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan
kemandirian.
a. Personal sosial : latih anak menyebutkan nama temanya, memakai
baju,menggosok gigi dan menggambar makanan
b. Adaptif, motorik halus : latih anak menggaris garis vertikal, membuat
menara dari kubus, menggoyangkan ibu jari, menggambar lingkaran
c. Bahasa : berilkan latihan pada anak tentang arti kata sifat, warna,
kegunaan benda, menghitung
d. Motorik kasar : berikan latihan berdiri , berjalan dan melompat

2.4 PEMBERIAN IMUNISASI


A. Pengertian imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan
anak serta ibu hamil terhadap penyakit tertentu.
B. Tujuan..Imunisasi
Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi/anak terhndar dari penyakit
tertentu dan kalau terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau
kematian.
C. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
1. Penyakit..TBC
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri tuberculosis. Penyakit ini sangat
menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat pada masyarakat
dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada daerah perumahan padat.
Ditandai dengan :
a. Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah
b. Nafsu makan menurun, BB menurun

14
c. Berkeringat malam tanpa aktifitas.
2. Penyakit..Difteri
Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil.
Ditandai dengan :
a. Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan
hidung sehingga menyumbat jalan napas
b. Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat
c. Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.
3. Penyakit Batuk Rejan / Batuk Seratus Hari
Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak.
Ditandai..dengan..:
a. Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 - 14 hari. Kemudian
diikuti batuk hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 - 30 kali
disertai tarikan napas dan berbunyi, kemudian muntah, muka merah
sampai biru dan mata berair.
b. Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang.
Penyakit ini dapat menyebabkan radang apru-paru dan terjadi kerusakan
otak sehingga dapat menyebabkan kejang, pingsan
sampai..terjadi..kematian.
4. Penyakit..Tetanus
Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah
yang cukup besar di Indonesia karena banayk bai yang baru lahir mati akibat
penyakit tersebut. Ditandai dengan :
a. Kejang/kaku..seluruh..tubuh.
b. Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung.
c. Kejang..dirasakan..sangat..sakit.
d. Pada bayi yang baru lahir (5 - 28 hari) mendadak tidak dapat menetek
karena mulutnya kaku dan mencucu seperti mulut ikan.
e. Penyakit..Polimielitis
Polimielitis sangat cepat menular di daerah perumahan padat dan
lingkungan..kumuh...Ditandai..dengan..:
f. Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit
kepala,..otot..badan..dan..kaki..terasa..kaku.
g. Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi.
Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang
dapat menyebabkan kematian.
5. Penyakit..Campak
Penyakit ini sangat menular dan menyerang hampir semua bayi.
Tanda-tanda..campak..:
a. Badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair.
b. Mulut dan bibir kering serta merah
c. Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak di kulit dimulai di belakang
telinga, leher muka, dahi dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini
adalah radang telinga sampai tuli,radang mata sampai terjadi kebutaan,
diare dan menyebabkan radang paru-paru serta radang otak yang dapat
menyebabkan kematian.
6. Hepatitis..Virus..B
Penyakit ini adalah penyakit menular yang menyerang semua umur.
Tanda-tanda..:
a. Mual, muntah serta nafsu makan menurun.
b. Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas.
D. Jenis-jenis imunisasi
1. BCG : memberi kekebalan pada penyakit TBC
2. DPT : memberi kekbalan pada penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.
3. Polio : memberi kekebalan pada penyakit poliomielitis.
4. Campak: memberi kekebalan pada penyakit campak.
5. H B : memberi kekbalan pada penyakit hapatitis B
6. TT : memberi kekebalan pada penyakit tetanus
7. DT : memberi kekebalan pada penyakit difteri dan tetanus.
E. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan
Keadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan..:

16
1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang
sakit..TBC..dan..panas..tinggi.
2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.
3. Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.
4. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.
F. Sasaran imunisasi
1. Bayi 0 - 24 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, campak, dan
imunisasi booster
2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.
3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.
G. Reaksi yang timbul setelah imunisasi
Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing
imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini.
1. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah
di tempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut /
luka yang membekas.
2. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan
imunisasi, tetapi akan turun dalam 1 - 2 hari. Di tempat suntikan merah dan
bengkak serta sakit, walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh
sendiri.
3. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 - 10 hari
setelah penyuntikan.
H. Cara mengatasi reaksi yang timbul setelah imunisasi
1. Orang tua dilarang panik
2. Membuat anak cukup beristirahat
3. Memberi obat penurun panas jika diperlukan sesuai anjuran tenaga
kesehatan
4. Mengupayakan agar anak mengkonsumsi air putih yang cukup
5. Jika terdapat rasa nyeri di tempat bekas suntikan, usahakan tetap gerakan
dan gunakan lengan anak.
6. Apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi
dengan air dingin setelah melakukan penanganan dini.
7. Jika demam, dapat dikompres dengan air hangat dibagian leher, ketiak,
atau selangkangan
8. Apabila demam tidak turun selama 3 hari, dapat dibawa ke fasilitas
kesehatan terdekat
I. Tempat pelayanan imunisasi
Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :
1. Posyandu
2. Puskesmas
3. Bidan / dokter praktek
4. Rumah bersalin
5. Rumah sakit

18
BAB III
METODOLOGI

3.1 Langkah-langkah Yang Dilakukan.


3.1.1 Analisa Situasi (Karakter Peserta)
Mengumpulkan semua data sekunder di tingkat desa yang akan
dilaksanakan Kelas Ibu Balita dan memanfaatkan data yang ada sebagai
data dasar kebutuhan untuk menganalisa situasi dan karakter peserta. Data
yang dikumpulkan meliputi antara lain ibu balita dan bayi/balita usia 2-5
tahun sebagai sasaran peserta. Data yang dikumpulkan ini selain digunakan
untuk menganalisa situasi dan karakteristik peserta hal ini juga digunakan
sebagai dasar persiapan kegiatan untuk menyusun materi, metode
pelaksanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi. Data
tersebut di analisis untuk menentukan pelaksana penerapan di tingkat
Dusun/Posyandu, Desa/Poskesdes/Polindes, Puskesmas.

3.1.2 Penentuan Masalah Sesuai Tema


Penentuan masalah sebelum pelaksanaan kegiatan kelas ibu balita
yaitu disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah setempat atau yang
akan siadakan kelas ibu balita. Dari data yang sudah di analisa pada tahap
pertama/persiapan didapatkan masalah yang muncul pada derah wilayah
setempat yang akan dilaksanakan kelas ibu balita sesuai dengan kelompok
usia 2-5 tahun. Masalah yang terjadi pada balita usia 2-5 tahun antara lain
mulai dari tumbuh kembang yang terhambat, masalah pada gizi, pemberian
dan pembuatan MPASI yang tidak sesuai umur, serta kurangnya cakupan
imunisasi.

3.1.3 Rencana Penatalaksanaan Masalah


Pada rencana penatalaksanaan masalah, maka pelaksana kegiatan akan
melakukan antara lain sebagai berikut :
1. Melakukan pertemuan pada kelas ibu balita sesuai dengan masalah
yang ada
2. Memberikan penyuluhan mengenai MPASI, Kudapan Sehat, Stimulasi
Tumbuh Kembang dan Imunisasi
3. Pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
4. Promosi mengenai kelas ibu balita.

20
3.2 Pengorganisasian Jadwal Kegiatan (PoA/Planing of Action).

No. Rencana Tujuan Sasaran Meotode Materi Waktu dan Pembicara Penanggung
Kegiatan Kegiatan Tempat Jawab
1. Melakukan Memberikan Ibu Balita Luring Memberikan 17 Maret Mahasiswa Mahasiswa
pertemuan gambaran gambaran 2022 Profesi Profesi Bidan
persiapan mengenai mengenai Bidan
pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu (Posyandu)
Kelas Ibu program Kelas Balita
Balita. Ibu Balita

2. Pelaksanaan Untuk Ibu balita Luring Pertemuan 1 : 17 Maret Mahasiswa Mahasiswa


Kelas Ibu meningkatkan  Pembukaan 2022 Profesi Profesi Bidan
Balita Usia peran ibu  Pengenalan Bidan
2-5 tahun. dalam mengenai (Posyandu)
memberikan Kelas Ibu
dan membuat Balita.
MPASI,  Memberikan
kudapan konsep
sehat, pemberian
stimulasi dan
tumbuh pembuatan
kembang, dan MPASI
memberikan  Pembuatan
imunisasi. kudapan
sehat
 Stimulasi
tumbuh
kembang
 Edukasi
Pemberian
imunisasi
3. Monitoring Dengan Ibu Balita Luring/ Pemantauan 17 Maret Mahasiswa Mahasiswa
dan Evaluasi harapan Kelas Daring dan evaluasi 2022 Profesi Profesi Bidan
Ibu Balita tetap (kondisional) pelaksanaan Bidan
berjalan Kelas Ibu (Posyandu)
sehingga Balita
peran ibu
dalam
memberikan
kesehatan
pada
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak bisa
maksimal
hingga masa
kanak-kanak.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adriani dan Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:
Kencana
Kementrian Kesehatan. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi .
Savitri A. 2018. Buku Pintar 365 Hari MPASI Terlengkap. Yogyakarta : Ide Segar.
Suririnah. 2009. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 bulan. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Utami F A. 2018. Best of The Best MP ASI Gizi Tepat. Yogyakarta : Penerbit
Oxygen.
WHO. 2017. Modul 1 Introduksi Keamanan Vaksin

Anda mungkin juga menyukai