Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN.J DENGAN DIAOGNOSA MEDIS TB PARU


RUANG INTERNA LOG
RSU PROF. DR. H.ALOEI SABOE KOTA GORNTALO

DISUSUN OLEH : KALOMPOK 2


ABDANSYAKUR TAKULOE
APRILIYANI YASIN
TISA MAGFIRA PATILIMA
REGINA USMAN
WINDA ASTUTI DG. JUFRI
GILANG AGUSTIANO HIOLA
MOH SODIQIN R. PUASA
SITI RAHMAWATI KONIO
KASMA ABDULAH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN GORONTALO


TAHUN 2022
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR TB PARU

A. IDENTAS PASIEN
a. Nama : Tn.J
b. Jenis Kelamin : Laki- laki
c. Umur : 20 tahun
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : belum menikah
f. Pekerjaan : Mahasiswa
g. Pendidikan terakhir : SMA
h. Alamat : Jln Usman Kel lekobalo
i. No.RM : 184395
j. DiagnostikMedis : TB

PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Yanto
b. Umur : 45 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Petani
e. Alamat : Jln Usman Kel lekobalo

B. RIWAYATKEPERAWATAN
1. RIWAYAT KESEHATANPASIEN
a. Keluhan utama : Batuk berdahak selama 1 bulan terakhir, sesak nafas
b. Riwayat keluhan utama : pasien mengeluh batu berdahak kurang lebih sudah 12 hari yang
lalu, selama batuk dari tanggal 13 februari 2021 -22 februari 2021 pasien tidak pernah
memeriksa penyakitnya ke fasilitas Kesehatan yang ada.
c. Pemeriksaan Data
 Data subjektif : pasien mengatakan batuk berdahak sejak 1 bulan terakhir, dahak
susah untuk keluar, pasien mengatakan sesak nafas, saat batuk susah untuk
bernafas karna dahak susah untuk di keluarkan, pasien mengatakan tidak nafsu
makan sejak seminggu terakhir (jika makan terasa pahit), merasa ingin muntah,
pasien mengatakan berat badannya menurun.
 Data objektif : pasien tampak sesak dan demam, porsi makan yang diberikan
tampak tidak di makan, pasien juga tampak kurus.
Ttv : - TD : 100/80 mmHg
- S : 39,2 derajat
- Nadi : 90 x/m
- R : 28 x/m
- Berat badan sebelumnya : 52 kg
- Berat badan sekarang : 46 kg
- Hasil pemeriksaan LAB :
 Hb : 10 mg/Dl (nilai normal 12,0 – 16,0)
 Hematokrit : 42%, (nilai normal 37,0-47,0)
 Leukosit : 14.000 mm3
 BTA : P/S/S (-/+/+)
- Sebelumnya mendapat therapy :
 IVFD : NaCl 20 tpm
 Ranitidine : inj.25 mg/ml : 2x1 (amp) IV
 Injeksi ceftriaxone 1x1 gr IV
 AOT kategori 1 paket (obat tb merah) (rifampicin 150 mg,
isoniazid 75 mg, pyrazinamide 400 mg, ethambutole 275 mg):
1x1 pagi hari sebelum makan, pada saat perut kosong.
 Mucohexyine syr : 3x3 mg
 Vitamin B6 : 2x1 tab
2. Diagnosa Keperawatan :
- Bersihan jalan napas tidak efektik b/d sekresi yang tertahan
- Defisit nutrisi b/d faktor psikologis

Analisis Data
Data Penyebab Masalah
DS : - pasien mengatakan Sekresi yang tertahan Bersihan Jalan Nafas
batuk berdahak, sesak nafas Tidak Efektif
DO : - pasien tampak sesak
dan demam dengan TTV
pasien TD : 100/80 mmHg
S : 39,2 derajat,
R : 28 x/m, N: 90 x/m
-Hasil LAB : Hb : 10
mg/Dl (nilai normal 12,0-
16,0), Hematokrit : 42%
(nilai normal 37,0-47,0),
Leukosit 14000 mm3
BTA : P/S/S (-/+/+)
DS : - Pasien mengatakan Faktor Psikologis Defisit Nutrisi
tidak nafsu makan sejak (keengaan untuk makan)
seminggu terakhir (jika
makan terasa pahit dan juga
pasien mengatakan berat
badannya menurun).
DO : - Porsi makan yang
diberikan tampak tidak
dimakan, pasien juga
tampak kurus,
BB sekarang 46 kg, BB
sebelum sakit 52 kg

3. Intervensi
SDKI SLKI SIKI
Bersihan jalan Setelah dilakukan 1. Observasi
napas tidak asuhan  Identifikasi
efektif keperawatan kemampuan batuk
 Monitor adanya
selama 3x24 jam
retensi sputum
bersihan jalan  Monitor tanda dan
napas meningkat gejala infeksi saluran
dengan kriteria napas
hasil : - batuk  Monitor input dan
efektik meningkat output cairan ( mis.
(5) jumlah dan
karakteristik)
-Dispnea 2. Terapeutik
meningkat (5)  Atur posisi semi-
Fowler atau Fowler
 Pasang perlak dan
bengkok di pangkuan
pasien
 Buang sekret pada
tempat sputum
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
 Anjurkan tarik napas
dalam melalui hidung
selama 4 detik,
ditahan selama 2
detik, kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8
detik
 Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam
hingga 3 kali
 Anjurkan batuk
dengan kuat langsung
setelah tarik napas
dalam yang ke-3
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika
perlu

Defisit Nutrisi Setelah dilakukan 1. Observasi


asuhan  Identifikasi status
keperawatan nutrisi
 Identifikasi alergi dan
selama 3x24 jam
intoleransi makanan
defisit Nutrisi  Identifikasi makanan
membaik dengan yang disukai
kriteria hasil : -  Identifikasi kebutuhan
Porsi makan yang kalori dan jenis
dihabiskan nutrient
membaik (5)  Identifikasi perlunya
penggunaan selang
-Nafsu makan nasogastrik
membaik (5)  Monitor asupan
makanan
-Berat Badan  Monitor berat badan
membaik (5)  Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
2. Terapeutik
 Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
 Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasigastrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
3. Edukasi
 Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik),
jika perlu
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu.

4.Implementasi

Hari Pertama

Implementasi Evaluasi
 Identifikasi kemampuan S : - Pasien mengatakan batuk berdahak dan
batuk sesak nafas
 Atur posisi semi-Fowler O : - Pasien tampak sesak
atau Fowler
-Pasien demam
 Jelaskan tujuan dan
A : Bersihan jalan nafas tidak efektif tidak
prosedur batuk efektif teratasi
 Anjurkan tarik napas P : Lanjutkan Intervensi
dalam melalui hidung  Identifikasi kemampuan batuk
selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik,  Atur posisi semi flower atau fowler
kemudian keluarkan dari  Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
mulut dengan bibir  Anjurkan Tarik napas dalam melalui
mencucu (dibulatkan) hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
selama 8 detik detik, kemudian keluarkan dari mulut
 Anjurkan mengulangi
dengan bibir mencucu (dibulatkan)
tarik napas dalam hingga
3 kali selama 8 detik
 Anjurkan batuk dengan  Anjurkan mengulangi Tarik napas dalam
kuat langsung setelah hingga 3 kali
tarik napas dalam yang  Anjurkan batuk dengan kuat langsung
ke-3 setelah Tarik napas dalam yang ke-3
 Kolaborasi pemberian
 Kolaborasi pemberian mukolitik atau
mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu ekspektoran jika perlu.

 Identifikasi status nutrisi S : -Pasien mengatakan tidak nafsu makan


 Identifikasi makanan -pasien mengatakan berat badannya menurun)
yang disukai O : -Porsi makan yang diberikan tampak tidak
 Identifikasi kebutuhan
dimakan,
kalori dan jenis nutrient
 Monitor asupan -pasien juga tampak kurus,
makanan
 Monitor berat badan -BB sekarang 46 kg,
 Lakukan oral hygiene -BB sebelum sakit 52 kg
sebelum makan, jika A : defisit nutrisi tidak teratasi
perlu P : lanjutkan intervensi
 Fasilitasi menentukan  Identifikasi status nutrisi
pedoman diet (mis.
 Indentifikasi makanan yang di sukai
Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara  Identifikasi kebutuhanakalori dan jenis
menarik dan suhu yang nutriet
sesuai  Monitor asupan makanan
 Berikan makan tinggi  Monitor berat badan
serat untuk mencegah  Lakukan oral hygiene sebelum makan,
konstipasi jika perlu
 Berikan makanan tinggi
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
kalori dan tinggi protein
Piramida makanan)
 Berikan suplemen
 Sajikan makanan secara menarik dan
makanan, jika perlu
suhu yang sesuai
 Anjurkan posisi duduk,
jika mampu  Berikan makan tinggi serat untuk
 Ajarkan diet yang mencegah konstipasi
diprogramkan  Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
 Kolaborasi dengan ahli protein
gizi untuk menentukan  Berikan suplemen makanan, jika perlu
jumlah kalori dan jenis  jurkan posisi duduk, jika mampu
nutrient yang  Ajarkan diet yang diprogramkan
dibutuhkan, jika perlu.  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.
Hari Kedua
Implementasi Evaluasi
 Identifikasi S : - Pasien mengatakan batuk berdahak dan
kemampuan batuk sesak nafas
 Atur posisi semi- O : - Pasien tampak sesak
Fowler atau Fowler
-Pasien demam
 Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif A : Bersihan jalan nafas tidak efektif belum
 Anjurkan tarik napas teratasi
dalam melalui hidung P : Lanjutkan Intervensi
selama 4 detik,
ditahan selama 2  Identifikasi kemampuan batuk
detik, kemudian  Atur posisi semi-Fowler atau
keluarkan dari mulut
Fowler
dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8  Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
detik efektif
 Anjurkan mengulangi  Anjurkan tarik napas dalam melalui
tarik napas dalam hidung selama 4 detik, ditahan
hingga 3 kali selama 2 detik, kemudian keluarkan
 Anjurkan batuk
dari mulut dengan bibir mencucu
dengan kuat langsung
setelah tarik napas (dibulatkan) selama 8 detik
dalam yang ke-3  Anjurkan mengulangi tarik napas
 Kolaborasi pemberian dalam hingga 3 kali
mukolitik atau  Anjurkan batuk dengan kuat
ekspektoran, jika langsung setelah tarik napas dalam
perlu yang ke-3
 Kolaborasi pemberian mukolitik
atau ekspektoran, jika perlu

 Identifikasi status S : -Pasien mengatakan tidak nafsu makan


nutrisi -pasien mengatakan berat badannya
 Identifikasi makanan menurun)
yang disukai
O : -Porsi makan yang diberikan tampak
 Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis tidak dimakan,
nutrient -pasien juga tampak kurus,
 Monitor asupan
makanan -BB sekarang 49 kg,
 Monitor berat badan -BB sebelum sakit 52 kg
 Lakukan oral hygiene A : defisit nutrisi belum teratasi
sebelum makan, jika P : Intervensi dilanjutkan
perlu
 Fasilitasi menentukan  Identifikasi status nutrisi
pedoman diet (mis.  Identifikasi makanan yang disukai
Piramida makanan)  Identifikasi kebutuhan kalori dan
 Sajikan makanan jenis nutrient
secara menarik dan
 Monitor asupan makanan
suhu yang sesuai  Monitor berat badan
 Berikan makan tinggi  Lakukan oral hygiene sebelum
serat untuk mencegah makan, jika perlu
konstipasi  Fasilitasi menentukan pedoman diet
 Berikan makanan (mis. Piramida makanan)
tinggi kalori dan  Sajikan makanan secara menarik
tinggi protein dan suhu yang sesuai
 Berikan suplemen  Berikan makan tinggi serat untuk
makanan, jika perlu mencegah konstipasi
 Anjurkan posisi  Berikan makanan tinggi kalori dan
duduk, jika mampu tinggi protein
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu.

Hari Ketiga
Implementasi Evaluasi
 Identifikasi S : Pasien sudah tidak mengeluh batuk dan
kemampuan batuk sesak nafas
 Atur posisi semi- O : -Pasien tidak sesak
Fowler atau Fowler -pasien tidak demam
 Jelaskan tujuan dan A : Bersihan jalan napas teratasi
prosedur batuk efektif P : Intervensi dihentikan.
 Anjurkan tarik napas
dalam melalui hidung
selama 4 detik,
ditahan selama 2
detik, kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8
detik
 Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam
hingga 3 kali
 Anjurkan batuk
dengan kuat langsung
setelah tarik napas
dalam yang ke-3
 Kolaborasi pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika
perlu
 Identifikasi status S : -Pasien mengatakan nafsu makan
nutrisi membaik
 Identifikasi makanan -pasien mengatakan berat badan membaik
yang disukai O : -Porsi makan yang diberikan tampak
 Identifikasi kebutuhan dimakan,
kalori dan jenis
nutrient -Berat badan pasien membaik
 Monitor asupan -BB sekarang 53 kg,
makanan
-BB sebelum sakit 52 kg
 Monitor berat badan
 Lakukan oral hygiene A : Defisit nutrisi teratasi
sebelum makan, jika P : Intervensi dihentikan.
perlu
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
 Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan, jika perlu
 Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai