KDM Rasa Aman Dan Nyaman - Windy-20631919 - S1kepb
KDM Rasa Aman Dan Nyaman - Windy-20631919 - S1kepb
Disusun Oleh :
2021
A. Definisi
Kebutuhan rasa aman adalah suatu keadaan yang membuat
seseorang merasa nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari
rasa sakit terutama nyeri. Perubahan rasa aman akan menimbulkan rasa
yang tidak enak atau tidak nyaman dalam berespon terhadap stimulus yang
berbahaya (Linda, 2016).
Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan.
Konsep kenyamanan memiliki subjektifitas yang sama dengan nyeri.
Setiap individu memiliki karakteristik fisiologi, sosial, spiritual,
psikologis, kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka
menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Kenyamanan/rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia akan
ketentraman, kelegaan, transenden (keadaaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah atau nyeri) (Kasiati & Rosmalawati, 2016).
Dalam meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat
lebih memberikan kekuatan, harapan, dorongan, hiburan, dukungan dan
bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa
nyama adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri. Hal ini
disebabkan karena kondiis nyeri merupakan kondisi yang mempengaruhi
perasaan tidak nyaman yang ditunjukkan dengan timbulnya gejala dan
tanda pada pasien (Wahyudi & Abd.Wahid, 2016).
B. Etiologi
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017)
penyebab/etiologi dari ganguan rasa aman dan nyaman, yaitu:
1. Gejala penyakit
2. Kurang pengendalian situsional/lingkungan
3. Ketidakadekuatan sumber daya (mis. dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan)
4. Kurangnya privasi
5. Gangguan stimulus lingkungan
6. Efek samping terapi (mis. medikasi, radiasi, kemoterapi)
7. Gangguan adaptasi kehamilan
C. Manifestasi Klinis
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017)
manifestasi klinis dari gangguan rasa aman dan nyaman, yaitu:
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh tidak nyaman 1. Gelisah
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh sulit tidur 1. Menunjukkan gejala distress
2. Tidak mampu rileks 2. Tampak merintih/menangis
3. Mengeluh 3. Pola eliminasi berubah
kedinginan/kepanasan 4. Postur tubuh berubah
4. Merasa gatal 5. Iritabilitas
5. Mengeluh mual
6. Mengeluh lelah
D. Pathways
Gangguan Ketidaknyam
Nyeri Nyeri
Rasa anan Pasca Nausea Nyeri Akut
Kronis Melahirkan
Nyaman Partum
E. Asuhan Keperawatan Menurut Teori
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
- Nama, umur, jenis kelamin, agama, tgl MRS, No. Reg, Dx
medis.
- Penanggung jawab (nama, alamat, pekerjaan, umur, pendidikan,
agama).
b. Riwayat Keperawatan
- Gangguan rasa nyaman
- Rasa ketidaknyamanan pasca partum
- Nausea
- Rasa nyeri akut
- Rasa nyeri kronis
- Rasa nyeri melahirkan
d. Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas/istirahat
a. Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup
b. Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama
jantung, takipnea
2. Sirkulasi
a. Gejala :
1) Riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner dan
penyakit serebrovaskular
2) Episode palpitasi
b. Tanda :
1) Peningkatan tekanan darah
2) Denyutan nadi jelas dari karotis, jugularis, radialis,
takikardia
3) Murmur stenosis vulvular
4) Distensi vena jugularis
5) Kulit pucat, sianosis, suhu dingin
6) Pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda
3. Integritas ego
a. Gejala :
Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor tress
multiple (hubungan, keuangan, berkaitan dengan pekerjaan)
b. Tanda :
Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian,
tangisan, otot muka tegang, menghela napas, peningkatan
pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan saat ini atau riwayat penyakit pada masa lalu
5. Makanan/cairan
a. Gejala :
1) Makanan yang disukai yang mencakup tinggi garam,
lemak serta kolestrol
2) Mual, muntah dan perubahan BB saat ini
(meningkat/menurun)
b. Tanda :
1) BB normal atau obesitas
2) Adanya edema
3) Glikosuria
6. Neurosensory
a. Gejala :
1) Keluhan pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital
(terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan
setelah beberapa jam)
2) Gangguan penglihatan
b. Tanda : status mental, perubahan keterjagaan, orientasi,
pola/isi bicara, proses pikir.
7. Nyeri
Gejala : angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung),
sakit kepala
8. Pernapasan
a. Gejala :
1) Dyspnea yang berkaitan dari aktivitas, takipnea,
ortopnea
2) Batuk dengan/tanpa pembentukan spuntum
3) Riwayat merokok
b. Tanda :
1) Distress pernapasan atau penggunaan otot alseosori
pernapasan
2) Bunyi napas tambahan (cracles/mengi)
3) Sianosis
9. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
10. Pembelajaran penyuluhan
a. Gejala :
1) Fakto risiko keluarga : hipertensi, aterosklrosis, penyakit
jantung DM
2) Fakto lain seperti gangguan penggunaan pil Kb atau
hormone lain, penggunaan alkohol atau obat
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
abdomen
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang
abnormal
3. Pemeriksaan lab sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
4. CT-Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh
darah yang pecah di otak
f. Penatalaksanaan
- Penatalaksanaan keperawatan
a. Monitor TTV
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
c. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif
untuk nyeri ringan sampai sedang)
d. Kompres hangat
e. Mengajarkan teknik relaksasi
- Penatalaksanaan medis
a. Pemberian analgesic
Analgesic akan lebih efektif diberikan sebelum pasien
merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah
mengeluh nyeri
b. Plasbo
Placebo merupakan obat yang mengandung komponen
obat analgesic seperti gula, larutan garam/normal saline,
atau air. Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini
karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman b.d kurang pengendalian
situasional/lingkungan
2. Ketidaknyamanan pasca partum b.d involusi uterus, proses
pengembalian ukuran rahim ke ukuran semula
3. Nausea b.d iritasi lambung
4. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia,
neoplasma)
5. Nyeri kronis b.d kondisi mukuloskeletas krinis
6. Nyeri melahirkan b.d pengeluaran janin
3. RENCANA KEPERAWATAN
1.01019
Pengaturan Posisi
Definisi:
Menempatkan
bagian tubuh untuk
meningkatkan
kesehatan fisiologis
dan/atau psikologis
Tindakan :
Observasi
- Monitor status
oksigenasi sebelum
dan sesudah
mengubah posisi
- Monitor alat traksi
agar selalu tepat
Terapeutik
- Tempatkan pada
matras/tempat tidur
terapeutik yang tepat
- Tempatkan pada
posisi terapeutik
- Tempatkan obek
yang sering
digunakan dalam
jangkauan
- Tempatkan bel atau
lampu panggilan
dalam jangkauan
- Sediakan matras
yang kokoh/padat
- Atur posisi tidur
yang disukai, jika
tidak kontraindikasi
- Atur posisi untuk
mengurangi sesak
(mis. semi-Fowler)
- Atur posisi yang
meningkatkan
drainage
- Posisikan pada
kesejajaran tubuh
yang tepat
- Imobilisasi dan
topang bagian tubuh
yang cedera denga
tepat
- Tinggikan bagian
tubuh yang sakit
dengan tepat
- Tinggikan anggota
gerak 20˚ atau lebih
di atas level jantung
- Tinggikan tempat
tidur bagian kepala
- Berikan bantal
yang tepat pada leher
- erikan topangan
pada area edema
(mis. bantal dibawah
lengan dan skrotum)
- Posisikan untuk
mempermudah
ventilasi/perfusi
(mis.
tenngkurap/good
lung down)
- Motivasi
melakukan ROM
aktif atau pasif
- Motivasi terlibat
dalam perubahan
posisi, sesuai
kebutuhan
- Hindari
menempatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
- Hindari
menempatkan stump
amputasi pada posisi
fleksi
- Hindari posisi yang
menimbulkan
ketegangan pada
luka
- Minimalkan
gesekan dan tarikan
saat mengubah posisi
- Ubah posisi setiap
2 jam
- Ubah posisi dengan
teknik log roll
- Pertahankan posisi
dan ntegritas traksi
- Jadwalkan secara
tertulis untuk
perubahan posisi
Edukasi
- Informasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi
- Ajarkan cara
menggunakan postur
yang baik dan
mekanika tubuh
yang baik selama
melakukan
perubahan posisi
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi,
jika perlu
1.09326
Terapi Relaksasi
Definisi:
Menggunakan teknik
pregangan untuk
mengurangi tanda
dan gejala
ketidaknyamanan
seperti nyeri,
ketegangan otot, atau
kecemasan.
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi
penurunan tingkat
energy,
ketidakmampuan
berkonsentraasi,
atauu gejala lain
yang mengganggu
kemampuan kognitif
- Identifikasi teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
- Identifikas
kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
- Monitor respons
terhadap terai
relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan
lingkungan tenang
dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan
dan suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
- Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan nada
suara lembut dengan
irama lambat dan
berirama
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dnegan
analgetik atau
tindakan medis lain,
jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedua (mis.
music, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
- Jelasakan secara
rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
- Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
- Demontrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing)
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik
norfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
1.09326
Terapi Relaksasi
Definisi:
Menggunakan teknik
pregangan untuk
mengurangi tanda
dan gejala
ketidaknyamanan
seperti nyeri,
ketegangan otot, atau
kecemasan.
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi
penurunan tingkat
energy,
ketidakmampuan
berkonsentraasi,
atauu gejala lain
yang mengganggu
kemampuan kognitif
- Identifikasi teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
- Identifikas
kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
- Monitor respons
terhadap terai
relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan
lingkungan tenang
dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan
dan suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
- Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan nada
suara lembut dengan
irama lambat dan
berirama
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dnegan
analgetik atau
tindakan medis lain,
jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedua (mis.
music, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
- Jelasakan secara
rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
- Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
- Demontrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing)
Edukasi
- Anjurkan
membawa kantong
plastic untuk
menampung muntah
- Anjurkan
memperbanyak
istirahat
- Ajarkan
penggunaan teknik
nonfarmakologis
untuk mengelola
muntah (mis.
biofeedback,
hypnosis, relaksasim
terapi music,
akrupresur)
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
antiemetic, jika
perlu
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi
karakteristik nyeri
(mis. pencetus,
pereda, kualitas,
lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
- Identifikasi riwayat
alergi obat
- Identifikasi
kesesuaian jenis
analgesic (mis.
narkotika, non-
narkotika, atau
NSAIO) dengan
tingkat keparahan
nyeri
- Monitor tanda –
tanda vital sebelum
dan sesudah
pemberian analgesic
- Monitor efektfitias
analgesic
Terapeutik
- Diskusikan jenis
analgesic yang
disukai utuk
mencapai analgesia
optimal, jika perlu
- Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan
kadar dalam serum
- Tetapkan target
efektifitas analgesic
untuk
mengoptimalkan
respons pasien
- Dokumentasikan
respons terhadap
efek analgesic dan
efek yang tidak
diinginkan
Edukasi
- Jelaskan efek terapi
dan efek samping
obat
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian dosis dan
jenis analgesic, jika
pelru
Definisi:
Mengidentifikasi dan
merawat pasien
untuk meningkatkan
rasa nyaman
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi gejala
yang tidak
menyenangkan (mis.
mual, nyeri, gatal,
sesak)
- Identifikasi
pemahaman tentang
konidis, situasi dan
perasaannya
- Identifikasi
masalah emosional
dan spiritual
Terapeutik
- Berikan posisi yang
nyaman
- Berikan kompres
dingin atau hangat
- Ciptakan
lingkungan yang
nyaman
- Berikan pemijatan
- Berikan terapi
akupresur
- Berikan terapi
hypnosis
- Dukungan keluarga
dan pengasuh terlihat
dalam
terapi/pengobatan
- Dsikusikan
mengenai situasi dan
pilihan
terapi/pengobatan
yang diinginkan
Edukasi
- Jelaskan mengenai
kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
- Ajarkan terapi
relaksasi
- Ajarkan latihan
pernapasan
- Ajarkan teknik
distraksi dan
imajinasi terbimbing
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian analgesic,
antripruritus,
antihistamin, jika
perlu
1.09326
Terapi Relaksasi
Definisi:
Menggunakan teknik
pregangan untuk
mengurangi tanda
dan gejala
ketidaknyamanan
seperti nyeri,
ketegangan otot, atau
kecemasan.
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi
penurunan tingkat
energy,
ketidakmampuan
berkonsentraasi,
atauu gejala lain
yang mengganggu
kemampuan kognitif
- Identifikasi teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
- Identifikas
kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
- Monitor respons
terhadap terai
relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan
lingkungan tenang
dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan
dan suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
- Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan nada
suara lembut dengan
irama lambat dan
berirama
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dnegan
analgetik atau
tindakan medis lain,
jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedua (mis.
music, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
- Jelasakan secara
rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
- Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
- Demontrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing)
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
1.01019
Pengaturan Posisi
Definisi:
Menempatkan
bagian tubuh untuk
meningkatkan
kesehatan fisiologis
dan/atau psikologis
Tindakan :
Observasi
- Monitor status
oksigenasi sebelum
dan sesudah
mengubah posisi
- Monitor alat traksi
agar selalu tepat
Terapeutik
- Tempatkan pada
matras/tempat tidur
terapeutik yang tepat
- Tempatkan pada
posisi terapeutik
- Tempatkan obek
yang sering
digunakan dalam
jangkauan
- Tempatkan bel atau
lampu panggilan
dalam jangkauan
- Sediakan matras
yang kokoh/padat
- Atur posisi tidur
yang disukai, jika
tidak kontraindikasi
- Atur posisi untuk
mengurangi sesak
(mis. semi-Fowler)
- Atur posisi yang
meningkatkan
drainage
- Posisikan pada
kesejajaran tubuh
yang tepat
- Imobilisasi dan
topang bagian tubuh
yang cedera denga
tepat
- Tinggikan bagian
tubuh yang sakit
dengan tepat
- Tinggikan anggota
gerak 20˚ atau lebih
di atas level jantung
- Tinggikan tempat
tidur bagian kepala
- Berikan bantal
yang tepat pada leher
- erikan topangan
pada area edema
(mis. bantal dibawah
lengan dan skrotum)
- Posisikan untuk
mempermudah
ventilasi/perfusi
(mis.
tenngkurap/good
lung down)
- Motivasi
melakukan ROM
aktif atau pasif
- Motivasi terlibat
dalam perubahan
posisi, sesuai
kebutuhan
- Hindari
menempatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
- Hindari
menempatkan stump
amputasi pada posisi
fleksi
- Hindari posisi yang
menimbulkan
ketegangan pada
luka
- Minimalkan
gesekan dan tarikan
saat mengubah posisi
- Ubah posisi setiap
2 jam
- Ubah posisi dengan
teknik log roll
- Pertahankan posisi
dan ntegritas traksi
- Jadwalkan secara
tertulis untuk
perubahan posisi
Edukasi
- Informasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi
- Ajarkan cara
menggunakan postur
yang baik dan
mekanika tubuh
yang baik selama
melakukan
perubahan posisi
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi,
jika perlu
1.09326
Terapi Relaksasi
Definisi:
Menggunakan teknik
pregangan untuk
mengurangi tanda
dan gejala
ketidaknyamanan
seperti nyeri,
ketegangan otot, atau
kecemasan.
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi
penurunan tingkat
energy,
ketidakmampuan
berkonsentraasi,
atauu gejala lain
yang mengganggu
kemampuan kognitif
- Identifikasi teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
- Identifikas
kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
- Monitor respons
terhadap terai
relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan
lingkungan tenang
dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan
dan suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
- Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan nada
suara lembut dengan
irama lambat dan
berirama
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dnegan
analgetik atau
tindakan medis lain,
jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedua (mis.
music, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
- Jelasakan secara
rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
- Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
- Demontrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing)
4. IMPLEMENTASI
Evaluasi
1. Respon pasien 15 menit setelah dilakukan
tindakan
Dokumentasikan :
a. Waktu pelaksanaan
b. Respon pasien
DAFTAR PUSTAKA