Anda di halaman 1dari 22

Karakteristik Perawat Dalam

Hubungan Terapeutik
Siti Munawaroh, M.Kep
Ciri Komunikasi terapeutik (Liliweri, 2007)

1. Ikhlas (Genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki pasien harus bisa diterima dengan
pendekatan verbal dan non verbal
2. Empati
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif dalam
memberikan penilaian terhadap kondisi pasien
3. Hangat (warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan kepada pasien diharapkan
pasien dapat mengemukakan ide-idenya tanpa rasa takut
4. Autentik
Perawat dan pasien saling memberi dan menerima dengan keunikan masing-
masing
5. Kesungguhan
Kesungguhan adalah keikhasan dalam bertindak setiap hari seolah-olah
pasien adalah kita
6. Komitmen
Kesadaran kepedulian yang dinamis
7. Kehadiran
Baik verbal maupun non verbal
Bahasa tubuh (Body Language):
1. Gerak tubuh
2. Ekspresi wajah
3. Pandangan terfokus
4. Postur tubuh
5. Jarak tubuh dan keterdekatan
- 50 cm  intim
- 50-150 cm  hubungan kurang intim
- 150 – 350 cm  hubungan sosial
- 350 cm  dihadapan orang banyak.
6. Sentuhan--. Interaksi  kontak fisik. (maakna sentuhan)
7. Pakaian  cara dan jenis pakaian, rambut perhiasan dan rias wajah  berbicara
banyak tentang kepribadian, peran, pekerjaan, status dan suasana hati, dan
identitas diri.
Lima sikap /cara untuk menghadirkan diri secara fisik
yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik

 Berhadapan. Maksud dari posisi ini adalah kita sudah siap melakukan sesuatu
untuk klien.
 Mempertahankan kontak mata. Kontak mata berarti menghargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
 Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengar sesuatu.
 Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan
keterbukaan untuk berkomunikasi, sebuah sikap menerima kehadiran orang
lain dalam komunikasi.
 Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberi respon kepada klien.
TAHAP HUBUNGAN TERAPEUTIK
Empat tahap dalam membina Hubungan terapiutik
meliputi :

 Tahap Prainteraksi
 Tahap Orientasi
 Tahap Kerja
 Tahap Terminasi

Setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus


diselesaikan oleh perawat
1. TAHAP PRAINTERAKSI
 Merupakan tahap dimana perawat blm bertemu
klien
Tugas perawat :
1. Mendapatkan informasi tentang klien {dari medical
record,status pasien/sumber lainnya}
2. Mencari literatur yang berkaitan dengan masalah
yg dialami klien
3. Mengeksplorasi perasaan,fantasi & ketakutan sendiri
4. Menganalisis kekuatan & kelemahan profesional diri
5. Membuat rencana pertemuan dengan klien

Jenis Komunikasi???
Hal yang harus diperhatikan :
 Tipe spesifik data yang akan dicari
 Metode yang tepat untuk wawancara
 Setting ruangan/waktu yang tepat
2. TAHAP ORIENTASI atau PERKENALAN

 Merupakan tahap dimana perawat pertama kali ketemu dengan klien


Tugas perawat :
1. Menentukan alasan klien minta pertolongan
2. Membina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka
3. Merumuskan kontrak pertama
4. Mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien
5. Identifikasi masalah klien
6. Merumuskan tujuan dengan klien
Elemen kontrak perawat- klien:

1. Nama individu (perawat-klien)


2. Peran perawat-klien
3. Tanggung jawab perawat-klien
4. Harapan perawat – klien
5. Tujuan hubungan
6. Tempat pertemuan
7. Waktu pertemuan

Membangun kontrak berarti proses timbal


balik dimana klien berpartisipasi sebisa yang
dilakukan
Kontrak dimulai dengan :
 Pengenalan klien-perawat
 Pertukaran nama
 Penjelasan peran

Pada fase ini perawat dan klien mungkin


akan
mengalami perasaan tidak nyaman,
bimbang
karena memulai hubungan baru.
3. TAHAP KERJA

 Merupakan tahap dimana


klien memulai kegiatan
 Tugas perawat :
melaksanakan kegiatan
yang telah direncanakan
pada tahap prainteraksi
Tugas perawat :

1. Mengeksplorasi stressor yang tepat


2. Mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian
koping konstruktif
3. Menolong klien untuk mengatasi cemas, meningkatkan
kemandirian dan tanggung jawab terhadap diri
4. Mengembangkan mekanisme koping konstruktif
5. Mengatasi penolakan perilaku adaptif

Fokus pada fase ini adalah perubahan


tingkah laku maladaptif menjadi adaptif
4. TAHAP TERMINASI

 Perawat akan menghentikan interaksinya dengan klien


 Tahap ini bisa merupakan terminasi sementara maupun terminasi akhir
 Terminasi sementara adalah terminasi yang dilakukan untuk berhenti
berinteraksi {dalam waktu yang sebentar}.Contoh : pergantian jaga
 Terminasi akhir adalah terminasi yang dilakukan biasanya saat klien akan
pulang kembali kerumahnya setelah dirawat di RS/institusi tempat
dirawat
 Merupakan fase persiapan mental untuk membuat
perencanaan tentang kesimpulan pengobatan yang
telah didapatkan dan mempertahankan batas hubungan
yang sudah ditentukan
 Mengantisipasi masalah yang akan timbul pada fase ini,
karena pasien mungkin menjadi tergantung pada
perawat
 Mengingatkan pasien pada pengalaman perpisahan
sebelumnya sehingga pasien merasa sunyi, menolak dan
depresi { diskusikan tentang perasaan-perasaan
tersebut}
Tugas perawat :
1. Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan
2. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
3. Mengakhiri terminasi dengan cara yang baik
4. Saling mengeksplorasi perasaan penolakan dan kehilangan, sedih,
marah dan prilaku lain
Kriteria klien yang telah siap untuk
terminasi
 Pengalaman klien terlepas dari masalah
 Fungsi sosial klien meningkat dan isolasi menurun
 Klien bekerja lebih efektif dan produktif serta kaya dalam hal mekanisme
pertahanan diri
 Klien telah mencapai tujuan dari rencana penanganan
 Kebuntuan dalam hubungan perawat klien telah terselesaikan
Reaksi klien terhadap terminasi :
 Mungkin mengingkari perpisahan
 Mengingkari pentingnya hubungan perawat-klien
 Mengekspresikan marah dan bermusuhan terhadap perawat. Hal ini tampak
terlambat memenuh janji untuk
pada tingkah laku klien :

bertemu, tidak mau bertemu, berbicara yang


dangkal, berprilaku kembali pada tingkah laku
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai