Anda di halaman 1dari 15

EVIDENCE BASED PRACTICE GAWAT DARURAT

DENGAN PASIEN TRAUMA TULANG BELAKANG

Nama Dosen Pembimbing : Hamdana S.Kep, Ns, M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
JUSRIANI (A.19.11.057)
OKTAPIANI SILPANI PUTRI (A.19.11.059)
SYAHRA TAQIAH (A.19.11.065)

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBAA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KELAS DOMISILI SELAYAR
T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mah Kuasa,berkat limpahan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “EVIDENCE BASED
PRACTICE GAWAT DARURAT DENGAN PASIEN TRAUMA TULANG BELAKANG”
Dalam penilisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan dan
kesulitan baik dalam pembuatan EBP ini. Namun berkat bimbingan dan arahan serta bantuan
berbagai pihak EBP ini dapat diselesaikan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1. Ibu Dr. Muriyati, S.Kep.,M.Kes Selaku KetuaStikesPanritaHusadaBulukumba


2. Ibu Hamdana S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat
3. Orang tua dan keluarga yangtelah memberikan dorongan moral maupun material, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penusunan makalah ini
4. Rekan – rekan mahasiswa/i yang telah memberikan bantuan dalam rangka penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulis EBP ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan tenaga keperawatan pada khususnya
dalam meningkatkan perawatan pada pasien.

Selayar,19 Maret 2022

Kelompok 4
ANALISA PI(C)OT

ANALISIS JURNAL PERTAMA


“PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP PEMULIHAN
KEKUATAN OTOT DAN SENDI PASIEN PASCA OP FRAKTUR EXTREMITAS
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA KUMPEH”
POPULATION/PATIEN
Seluruh pasien post op fraktur ekstremitas wilayah kerja puskesmas Muara Kumpeh
dengan populasi 84 jumlah 15 sampel
INTERVENSI
Tindakan yang diberikan yaitu fasilitasi melakukan pergerakan yaitu dengan Range of
Motion (ROM). ROM adalah salah satu indikator fisik yang berhubungan dengan fungsi
pergerakan. ROM adalah kegiatan penting dalam pemulihan kekuatan otot dan sendi post
operasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Latihan ROM adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan mengerakkan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot
COMPARISON INTERVENSION
Dalam jurnal ini tidak ada pembanding antara jurnal satu dengan jurnal yang lain hanya
ada satu jurnal saja tetapi ada tindakan pembanding yaitu menggunakan pengujian otot dan
sendi secara manual disebut dengan MMT (Manual Muscle Testing). Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mengetahui kemapuan otot dan sendi menkontraksikan kelompok otot sendi
secara volunter. Metode MMT menggunakan skala 0-5 (Kozier et al, 1995 dalam ananda
usyaira 2016). Dan perbedaan antara rentang gerak kekuatan otot dan sendi pada ROM pasif
dan ROM aktif diwilayah kerja puskesma tanggul kabupaten jember.
OUTCOME
Dilakukan latihan ROM secara runtin dapat mepertahankan mobilitas sendi dan jaringan
ikat, meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur, mempertahankan elastisitas mekanis
dari otot, membantu kelancaran sirkulasi, meningkatkan pergerakan sinonfial untuk nutrisi
tulang rawang serta difusi persendian, menurunkan atau mencegah rasa nyeri, membantu
proses penyembuhan pasca cedera dan operasi dan membantu mepertahankan kesadaran akan
gerah dari pasien.
TIME
Diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 3 hari berturut-turut dan dapat dilakukan hari
ke 2 setelah operasi. Penelitian ini dilakukan pada januari 2020.
SOP ROM
Pengetian : Range of motion (ROM) adalah segenap gerakan yang dalam keadaan normal
dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan

Tujuan : Untuk memelihara fungsi dan mencegah kemunduran, untuk memelihara dan
meningkatkan pergerakan sendi, untuk merangsang sirkulasi darah, Untuk
mencegah kelainan bentuk (defornitas).

Persiapan Pasien :
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri dan mengidentifikasi pasien dengan
memeriksa identitas pasien secara cermat
2. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, memberikan
kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan memjawab seluruh pertanyaan pasien.
3. Meminta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, meberi privasi pasien.
4. mengatur posisi pasien sehingga merasa aman dan nyaman
Persiapan alat : handuk kecil, lotion/beby oil, minyak penghangat bila perlu (mis. minyak
telon)

Cara kerja

1. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segerah dimulai


2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman
3. Periksa alat-alat yang akan digunakan
4. Dekatkan alat-alat kesisi tempat tidur
5. Posisikan pasien senyaman mungkin
6. Cuci tangan
7. Kenakan sarung tangan
a. Fleksi bahu
1. Tempatkan tangan kiri perawat diaras siku pasien, kemuadian tangan kanan
memengang tangan pasien
2. Angkat tangan keatas dari sisi tubuh
3. Gerakkan tangan perlahan-lahan, lemah lembut kearah kepala sejauh mungkin
4. Letakkan tangan dibawah kepala dan tahan untuk mencegah dorongan fleksi,
tek tangan dan siku
5. Angkat kembali lengan keatas kembali keposisi semula
6. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali
ANALISA PI(C)OT

ANALISISIS JURNAL KEDUA

“PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP POST ORIF FRAKTUR


MAL UNION TIBIA PLATEU DENGAN PEMASANGAN PLATE AND
SCREW”

POPULATION/PATIEN
Pada jurnal ini adalah Pasien penderita post orif fraktur mal union tibia plateu dengan
pemasangan plate and screw.
INTERVENSI
Tindakan yang diberikan yaitu fasilitasi aktifitas dengan alat bantu yaitu pemasangan
plate dan screw dan diberikan terapi latihan. Terapi latihan adalah suatu modalitas fisioterapi
dengan menggunakan latihan gerak tubuh secara aktif maupun pasif. pemasangan plate dan
screw adalah kata plate yang berarti lempengan baja dan screw yang berarti sekrup yang
berfungsi sebagai alat fiksasi tulang yang mengalami fraktur.
COMPARISON INTERVENSION
Dalam jurnal ini tidak ada pembanding antara jurnal satu dengan jurnal yang lain hanya
ada satu jurnal saja.
OUTCOME
Dilakukan terapi latihan bertujuan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi dan dapat
memperkuat otot-otot, meningkatkan aktivitas penderita, meningkatkan kemampuan
penderita yang telah ada untuk dapat melakukan gerakan-gerakan yang berfungsi serta
memiliki tujuan tertentu sehingga dapat beraktifitas dengan normal. (Priatna, 1985)
TIME
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Pengertian : Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan gerak tubuh
baik secara aktif maupun pasief untuk pemeliharaan dan perbaikan kekuatan, ketahanan
dan kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas, stabilitas, rileksasi,
koordinasi, kesimbangan dan kemampuan fungsional

Tujuan : Sebagai acuan penerapan tindakan modalitas fisioterapi yang efektif dan efesien yaitu
terapi latihan bagi fisioterapis di puskesmas sidamulih
Prosedur/lankah-langkah :

1. Petugas memposiskan pasien pada posisi yang memudahkan terapi latihan dilakukan
2. Terapi latihan dibeikan sesuai dengan kebutuhan pasien
3. Terapi latihan pasif diberikan pada pasien yang tidak mampu menggerakan ta geraknya
anggota geraknya sendiri sehingga digerakkan oleh terapis
4. Terapi latihan aktif diberikan pada pasien yang mampu menggerakan anggota geraknya
sendiri
5. Setelah terapi latihan selesai, lakukan evaluasi kepada pasien.

ANALISA PI(C)OT

ANALISISIS JURNAL KETIGA

“PENGARUH PEMBERIAN TERAPI LATIHAN METODE SCHROTH


TERHADAP SKOLIOSIS PADA USIA 10-12 TAHUN DISEKOLAH DASAR
NEGERI 01 KOTA JAMBI”

POPULATION/PATIEN
Pada jurnal ini 12 orang yang merupakan murid dari SD Negeri 01 Jambi yang berumur
10-12 tahun.
INTERVENSI
Tindakan yang diberikan yaitu fasilitasi melakukan pergerakan yaitu diberikan terapi
latihan dengan metode Schroth. Terapi latihan merupakan salah satu modalitas yang
digunakan fisioterapis untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien dengan
kondisi muskuloskeletal atau kordiopulmonari dengan sasaran akhir memperbaiki gerak dan
fungsi (Kisner,1990). Metode schroth salah satu bentuk fisioterapi untuk skolosis bentuk
penanganan ini merupakan penanganan konservatif, dimana berbasis pada prinsips pecific
postural correction, correction of breathing pattern dan corretion of postural perception.
COMPARISON INTERVENSION
Dalam jurnal ini tidak ada pembanding antara jurnal satu dengan jurnal yang lain hanya
ada satu jurnal saja.
OUTCOME
Dilakukan terapi latihan bertujuan untuk mencegah disfungsi seperti mengembangkan,
meningkatkan, memperbaiki dan memelihara : Kekuatan, daya tahan dan kesegaran
kordiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas, stabilitas, koordinasi, keseimbangan dan
keterampilan fungsional (Kisner, 1990). Metode schroth bertujuan untuk skoliosis yaitu
bidang sagital, frontal dan transversal. Dengan schroth, pasien belajar untuk meperpendek
otot pada sisi otot yang terulur dan mengulur otot-otot pada sisi otot yang mengalami
pemendekan , serta belajar untuk memperkuat otot-otot sekirat tulang belakang. Latihan ini
untuk menghentikan perkembangan kelengkungan tulang belakang yang abnormal, dan
dalam kasus ini membalikkan kurva. Hal ini untuk keseimbangan dan stabilitas tulang
belakang. secara konsisten bekerja untuk memperbaiki tulang belakang (weiss, 2011).
TIME
Perlakuan intervensi diberikan terapi latihan metode schroth selama 4 minggu dengan
frekuensi latihan dilakukan setiap 3 kali dalam seminggu.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Pengertian : Skoliosis adalah pembengkokan kesamping lateral tulang fertebra, yang terjadi pada
thorakal dan lumba, yang kadang disertai rotasi yang bersifat progresif

Tujuan : Untuk mencegah progresifitas dan koreksi terhadap devornitas

Prosedur :

1. Lakukan anamnesia
2. Lakukan pemeriksaan fisik
3. Lakukan pemeriksaan spesifik ( lingkup gerak sendi (LGS) dan MMT, ekspansi
thorak dan deraja deformitas)
4. lakukan terapi latihan breathing exercise, stretching : passive stretching movement 10
X gerakan masing masing diberi tahanan 10 hitungan, mobilisasi trunk, free active
movement 10 X, masing-masing gerak, side fleksi, ekstensi dan flexi trunk.
Latar belakang

Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena salah satu
sebab. Penyebab utama trauma adalah kecelakaan lalulintas, industri, olahraga dan rumah
tangga.

Fraktur adalah ancaman potensional atau aktual pada integritas individu yang dapat
menyebabkan gangguan biologis maupun psikologis sehingga dapat menimbulkan respon
berupa nyeri. Skoliosis adalah deformitas tulang belakang yang menggambarkan defiasi
vertebra kearah lateral dan rotasional.

Pada trauma tulang belakang kami mengambil fraktur dan skoliosis dengan
memberikan terapi latihan dan terapi ROM. Adapun pada jurnal yang kami ambil bahwa pada
jurnal pertama pada pasien pasca op frektur extremitas,pada jurnal kedua pada pasien post
orif fraktur mal union tibia plateu, dan pada jurnal ketiga pasien skoliosis pada usia 10-12
tahun.

Pada EBP gawat darurat trauma tulang belakang kami mengambil masalah
keperawatan yaitu mobilitas fisik dengan intervensi fasilitasi melakukan pergerakan yaitu
dengan meberikan terapi latihan dan latihan ROM.

Metode penulisan laporan ini menggunakan metode analisis yang di dapatkan dari 3
jurnal yang berkaitan dengan trauma tulang belakang (fraktur dan skoliosis) dengan
pendekatan evidence baset practice. Adapun jurnal-jurnal tersebut adalah :

1. Pengaruh range of motion (ROM) aktif terhadap pemulihan kekuatan otot dan sendi
pasien pasca op frektur extremitas di wilayah kerja puskesmas Muara Kumpeh. (Rino
M, Jufri Al Fajri, 2021),
2. Pengaruh terapi latihan terhadap post orif fraktur mal union tibia plateu dengan
pemasangan plate and screw. (Kuswardani, Suci Amanati, Zainal Abidin, 2017).
3. Pengaruh pemberian terapi latihan metode schroth terhadap skoliosis pada usia 10-12
tahun disekolah dasar negeri 01 kota jambi . (Renni Hidayati Zein, SSt.FT, 2017)

Dari hasil analisis yang bersumber dari jurnal yang berjudul Pengaruh range of motion
(ROM) aktif terhadap pemulihan kekuatan otot dan sendi pasien pasca op frektur extremitas
di wilayah kerja puskesmas muara kumpeh. (Rino M, Jufri Al Fajri, 2021). Bahwa nilai rata-
rata pemulihan kekuatan otot dan sendi pasien post op fraktur sebelum diberikan terapi
adalah 30,020 mean, sedangkan nilai rata-rata pemulihan kekuatan otot dan sendi pasien post
op fraktur ekstremitas sesudah diberikan terapi adalah 35,80 dan hasil penelitian
menunjukkan ada pengaruh pemulihan kekuatan otot dan sendi pasien pasca op frektur
extremitas di wilayah kerja puskesmas muara kumpeh
Dari hasi analisis yang bersumber dari jurnal yang berjudul Pengaruh terapi latihan
terhadap post orif fraktur mal union tibia plateu dengan pemasangan plate and screw.
(Kuswardani, Suci Amanati, Zainal Abidin, 2017). Bahwa nilai kekuatan otot sebelum dan
sesduah tindakan terapi latihan Static contraction, pumping action, passive exercise tidak
sama. Berdasarkan hasil penelitian adanya pengaruh terapi latihan Static contraction,
pumping action, passive exerciseterhadap nilai kekuatan otot kasus post orif fraktur mal
union tibia plateu.

Dari hasil analisis jurnal Pengaruh pemberian terapi latihan metode schroth terhadap
skoliosis pada usia 10-12 tahun disekolah dasar negeri 01 kota jambi . (Renni Hidayati Zein,
SSt.FT, 2017). Bahwa hasil terapi latihan metode schroth dalam memperkecil derajat dapat
memperkecil derajat skoliosis pretest dan postest latihan di dapat perbedaan yang signifikan
nilai derajat skoliosis pretest latihan lebih besar dari pada nilai derajat skoliosis posttest
latihan, yang berarti bahwa terapi latihan schroth dapat memperkecil derajat skoliosis.

Jika intervensi fasilitasi melakukan pergerakan tidak dilakukan maka dapat terjadi
kompliksi seperti infeksi tulang, infeksi pada jaringan disekitarnya dan pembengkokan pada
tulang belakang, sehingga diberikan terapi latihan dan terapi ROM
RANGKUMAN RESEARCH

NO. Judul Desain Intervensi Hasil Kesimpulan


1. Pengaruh range of Penelitian ini Metode ROM Bahwa nilai rata-rata Menurut hasil
merupakan 1. Tempatkan tangan kiri perawat pemulihan kekuatan otot dan penelitian yaitu
motion (ROM) aktif
penelitian kuantitatif diaras siku pasien, kemuadian sendi post op fraktur pentingnya terapi
terhadap pemulihan dengan rancangan tangan kanan memengang ekstremitas sebelum diberikan ROM pada pasien
desain penelitian tangan pasien terapi adalah 30. 20 mean post op frektur
kekuatan otot dan
quasi 2. Angkat tangan keatas dari sisi sedangkan nilai rata-rata ekstremitas
sendi pasien pasca eksperimentone tubuh pemulihan kekuatan otot dan diharapkan dapat
group pre tets post 3. Gerakkan tangan perlahan- sendi pasien post op fraktur digunakan bagi
op frektur extremitas
test. lahan, lemah lembut kearah ekstremitas sesudah diberikan pasien meningkat
di wilayah kerja kepala sejauh mungkin terapi adalah 30.80 dan hasil sistem kekuatan
4. Letakkan tangan dibawah penelitian menunjukkan ada otot dan pemulihan
puskesmas Muara
kepala dan tahan untuk pengaruh pemulihan kekuatan aktifitas mobilisasi
Kumpeh. (Rino M, mencegah dorongan fleksi, tek otot dan sendi pasien post op lebih baik.
tangan dan siku fraktur ekstremitas di wilayah
Jufri Al Fajri, 2021)
5. Angkat kembali lengan keatas kerja puskesma muara kumpeh
kembali keposisi semula dengan p-value (0.000) < ἀ
6. Ulangi latihan kurang lebih =0,05.
sampai 3 kali
2. Pengaruh terapi Penelitian ini Terapi Latihan : Berdasarkan rata-rata skala Berdasarkan
latihan terhadap post merupakan deskriptif 1. Lakukan anamnese nyeri pada VAS, yaitu nyeri kesimpulan bahwa
orif fraktur mal kuantitatif, yaitu 2. periksa adanya nyeri, lingkup diam, sebelum terapi sebesar terapi latihan dapat
union tibia plateu menjelaskan yang gerak sendi (LGS), manual 1,88 menjadi 0,00 sesudah meningkatkan
dengan pemasangan menggunakan uji T muscle testing (MMT), terapi; nyeri tekan, sebelum kekuatan otot, pada
plate and screw. untuk membuktikan antrophometri terapi sebesar 3,50 menajdi penderita post orif
(Kuswardani, Suci adanya pengaruh 3. perika adanya keterbatasan 1,13 sesusah terapi ; dan nyeri frakture mal union
Amanati, Zainal tiap-tiap variabel. LGS, adanya kelemahan otot, gerak, sebelum terapi sebesar tibia plateum
Abidin, 2017). adanya penurunan koordinasi 5,43 menjadi 2,43 sesudah dengan pemasangan
4. lakukan terapi latiahan yaitu terapi. Perbedaan yang plate screw.
Static contraction, pumping siknifikan juga ditunjukan Berdasarkan
action, passive movement, free dengan hasil uji T yang simpulan
active movement, dan assisted menunjukkan ἀ hitung (0,00) < penelitian,
active movement. dari ἀ (0,05), maka Ho ditolak disarankan
Pemberian terapi latihan dan Ha diterima. Hal ini berarti melakukan
disesuaikan dengan kondisi terapi latihan (Holrelax, pasive penelitian lanjutan
pasien, otot mana yang akan move ment) dan massa G untuk mengetahui
diterapi, dosis 1-8 dengan pemasangan skin. pengaruh terapi
hitungan/repetisi. sekali Traction berpengaruh terhadap latihan maupun
gerakan 5x repetisi, jangan rasa nyeri pada kasus close dengan modalitas
lupa posisi pasien dan terapis fraktur humeri dextra 1/3 lain.
senyaman mungkin distal.
3. Pengaruh pemberian Penelitian ini Terapi latihan metode schroth Dari data hasil terapi latihan Berdasarkan hasil
terapi latihan metode merupakan skoliosis metode schroth terdapat penelitian denagn
schroth terhadap pengambilan data 1. Lakukan anamnesia menurunan kurva spoliosis teori pada
skoliosis pada usia yang dilakukan 2. Lakukan pemeriksaan fisik pada kelompok pretest dan pembahasan dapat
10-12 tahun dengan test adam 3. Lakukan pemeriksaan spesifik kelompok test. Hasil diambil
disekolah dasar forward bending dan ( lingkup gerak sendi (LGS) pengukuran derajat kurva kesimpulaan bahwa
negeri 01 kota diukur dengan dan MMT, ekspansi thorak dan spoliosis dari kelompok pretest ada pengaruh
jambi . (Renni menggunakan alat deraja deformitas) yang diambil sebelum pemberian terapi
Hidayati Zein, skolio meter 4. Lakukan terapi latihan dilakukannya perlakuan latihan metode
SSt.FT, 2017) breathing exercise, stretching : dengan subyek yang terdiri dari schroth terhadap
passive stretching movement 12 0rang, di peroleh nilai skoliosis pada usia
10 X gerakan masing masing minimum 5 dan nilai rata-rata 10-12 tahun di
diberi tahanan 10 hitungan, derajat kurva spoliosis 5,833. Sekolah Dasar
mobilisasi trunk, free active Sedangkan pada kelompok Negeri 1 Jambi
movement 10 X, masing- post test yang diambil setelah
masing gerak, side fleksi, dilakukan perlakuan dengan
ekstensi dan flexi trunk. terapi latihan dengan metode
schroth selama 4 minggu di
dapatkan hasil pengukuran
derajat kurva spoliosis dengan
subyek yang terdiri dari 12
orang, diperoleh nilai
minimum 2,5 dan nilai
maximum 5 dengan nilai rata-
rata 3,333.

CRITICAL ANALYSIS

Judul karya ilmia, Metode (Desain, Sampel,


No. Tujuan Hasil Komentar
penulis dan tahun Variabel, Instrumen, Analisi)
1. Pengaruh range of Penelitian ini Desain : Quasi eksperimentone ROM berpengaruh Ada pengaruh latihan
motion (ROM) dilakukan untuk group pre tets post test. terhadap pemulihan ROM sebelum dan
aktif terhadap mengetahui pengaruh Sampel : Terdapat 15 orang dalam kekuatan otot dan sendi setelah pada pemulihan
pemulihan pemulihan kekuatan penelitian ini post op fraktur kekuatan otot dan sendi
kekuatan otot dan otot dan sendi pasien Variabel independen : Range of ekstremitas diwilayah pasien post op fraktur
sendi pasien pasca post op fraktur motion (ROM) aktif puskesmas muara ekxtremitas.
op frektur ekstremitas diwilayah Variabel dependen : Pemulihan kumpeh. Pasien post
extremitas di kerja puskesmas kekuatan otot dan sendi opfraktur diberikan
wilayah kerja muara kumpeh Instrumen : Pengambilan sampel latihan ROM sebanyak 8
puskesmas muara menggunakan purposive sampling. kali dan dikerjakan
kumpeh. (Rino M, Analisis : Analisis data uji statistik minimal 12 kali sehari
Jufri Al Fajri, yang digunakan dengan uji paired selama minimal 3 hari
2021) sample T test (T dependen) dan berturut-turut dan dapat
menggunakan uji wilcokson jika dilakukan di hari kedua
data tidak normal setelah operasi

2. Pengaruh terapi Penelitian ini Desain : Data kualitatif dan data Terapi latihan Ada efek dari terapi
latihan terhadap dilakukan untuk kuantitatif. berpengaruh terhadap latihan yang dapat
post orif fraktur membuktikan bahwa Sampel : Terdapat 9 respoden peningkatan kekuatan meningkatkan kekuatan
mal union tibia pengaruh terapi dalam penelitian ini otot pada kasus post orif otot dan dengan
plateu dengan latihan terhadap post Variabel independen : Terapi fraktur mal union tibia modalitas lainnya.
pemasangan plate orif fraktur mal union latihan (Static contraction, pumping plateu dengan
and screw. tibia plateu dengan action, passive movement, free pemasangan plate and
(Kuswardani, Suci pemasangan plate and active movement, dan assisted screw.
Amanati, Zainal screw. active movement)
Abidin, 2017). Variabel dependen : Pemeriksaan
kekuatan otot.
Instrumen : Pengambilan sampel
menggunakan Non probality
sampling
Analisis : Analisis data
menggunakan uji T untuk
membuktikakan adanya pengaruh
tiap-tiap variabel.
3. Pengaruh Penelitian ini Desain : test adam forward bending Pemberian terapi latihan Ada efek pengaruh
pemberian terapi bertujuan untuk Sampel : Yaitu terdapat respoden metode schroth terhadap pemberian terapi latihan
latihan metode membuktikan dalam penelitian ini. skoliosis dengan metode schroth terhadap
schroth terhadap pengaruh pemberian Variabel independen : pemberian menggunkan alat ukur skoliosis pada usia 10-
skoliosis pada usia terapi latihan metode terapi latihan metode schroth skoliometer yang 12 tahun
10-12 tahun schroth terhadap Variabel dependen : skoliosis pada dilakukan sebelum dan
disekolah dasar skoliosis pada usia 10- usia 10-12 tahun. setelah perlakuan selama
negeri 01 kota 12 tahun Instrumen : Pengambilan sampel 4 minggu dengan
jambi . (Renni menggunakan pretest dan postest frekuensi latihan
Hidayati Zein, dengan test adam forward bending dilakukan setiap 3 kali
SSt.FT, 2017) Analisis : Analisis data ini dalam seminggu.
menggunakan uji wilcoxson untuk
mengetahui pre dan postest.
Daftar Pustaka

M Rino, Fajri Jufri Al . 2021; “ Pengaruh Range Of Motion Aktif Terhadap Pemulihan
Kekuatan Otot Dan Sendi Pasien Post Op Faktur Eksremitas Di Wilayah Kerja Puskesmas
MuaraKumpeh”
https://www.researchgate.net/publication/354682906_Pengaruh_Range_Of_Motion_Aktif_te
rhadap_Pemulihan_Kekuatan_Otot_dan_Sendi_Pasien_Post_Op_Fraktur_Ekstremitas_di_Wi
layah_Kerja_Puskemas_Muara_Kumpeh. Senin, 21 Januari 2022.

Kuswardani, Amanati Suci, Abidin Zainal. 2017 ; “Pengaruh terapi latihan terhadap post
orif fraktur mal union tibia plateu dengan pemasangan plate and screw”http://jurnal.akfis-
whs.ac.id/index.php/akfis/article/view/3. Senin, 21 Januari 2022.

Zain Renni Hidayati. 2017 ; “ Pengaruh pemberian terapi latihan metode schroth terhadap
skoliosis pada usia 10-12 tahun disekolah dasar negeri 01 kota jambi”
http://stikba.ac.id/journal/detail/131/pengaruh-pemberian-terapi-latihan-metode-schroth-
terhadap-skoliosis-pada-usia-10-12-tahun-di-sekolah-dasar-negeri-01-kota-jambi. Senin, 21
Januari 2022.

Anda mungkin juga menyukai