Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

A DENGAN B
RONKOPNEUMONIA + SVT DIRUANG ICU
DI RSDUSTIRA KOTA CIMAHI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada stase Keperawatan Gawat
Darurat/Kritis

Koordinator : M. Budi Santoso


Dosen Pembimbing : Asep Badru

OLEH :
INDAH SRI MULYANI
214120057

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
TAHUN
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERNAFASAN a.i BRONKOPNEUMONIA

1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas klien :
Nama : Tn. A
Umur : 46 Tahun, 11 Bulan, 2 Hari
Alamat : Kp. Palasari RT 003/011 Cirawamekar Cipatat
Bandung Barat
Tanggal Masuk Rawat : 04 Februari 2021
Tanggal dikaji : 09 Februari 2021
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan :
Ruang Rawat : ICU RS TNI AD Dustira Cimahi
No. RM : 00629197
2) Identitas Penanggung Jawab :
Nama : Ny. A
Alamat : Kp. Palasari RT 003/011 Cirawamekar Cipatat
Bandung Barat
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 Tahun
Hubungan : Istri
b. Diagnosa Medis : Bronkopneumoni + SVT

c. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Klien mengeluh sesak nafas
2) Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien mengeluh sesak nafas, sesak nafas dirasakan semakin buruk
terutama jika pasien melakukan aktivitas sedang, keluhan disertai dengan
dada berdebar-debar dan hilang timbul, klien juga mengeluh mual, batuk
sejak 5 hari yang lalu, demam sejak 2 hari yang lalu, klien mengakui
berada dalam 1 ruangan dengan pasien terkonfirmasi covid-19.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh sesak nafas, sesak nafas dirasakan seperti dadanya hanya
ada sedikit ruang untuk bernafas, sesak dirasakan bertambah ketika klien
beraktivitas.
4) Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit jantung (SVT, OMI
Anterior)
5) Riwayat alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi obat ataupun makanan.
6) Riwayat keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit serupa.
7) Riwayat psikososial dan spiritual
Ketika klien memiliki masalah ia akan meluapkan dengan cara bercerita
kepada suaminya. Keluarga mengatakan sangat mendukung klien untuk
cepat sembuh dari penyakit yang diderita. Klien percaya akan agama yang
dianutnya, sehingga klien percaya bahwa ia akan segera sembuh kembali
dan dapat beraktifitas seperti biasa
8) Pola aktivitas sehari-hari
Pola sehari-
No Sebelum sakit Setelah sakit Ket
hari
1. Pola nutrisi
Makan
Frekuensi 3x 2x
Jenis Nasi, sayur, lauk Bubur, sayur, lauk
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Minum
Jenis minum Air putih Air putih
Frekuensi ± 6 gelas ± 4 gelas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Pola eliminasi
BAK Klien menggunakan
Frekuensi ± 5 x/hari pampers
Warna Kuning jernih Tidak terkaji
Keluhan Tidak ada Tidak terkaji
Jumlah Tidak terkaji
BAB 1 x/hari Belum BAB
Frekuensi Lembek -
Konsistensi Kuning -
Warna Tidak ada Tidak ada
Keluhan
3. Pola istirahat
dan tidur
Siang 1 jam 1 jam
Malam 5-6 jam 4-5 jam
Keluhan Tidak ada Tidak ada
4. Personal
hygiene
Mandi 2 x/hari 1x/hari
Gosok gigi 2 x/hari 1x/hari
Keramas 2 x/hari Belum keramas
Gunting kuku Kuku besih dan Kuku bersih dan pendek
pendek
5. Pola aktivitas
a. Olah Raga Olah raga Klien terbaring lemah
b. Rekreasi/ 2x/bulan
refreshing
9) Terapi obat-obatan
No Nama Obat Dosis
1. IVFD NacL 0,9%
3x800 mg
2. Cefotaxime
1x2 gr
3. Omeprazol
1x40 mg
4. Ketorolac
2x30 mg
5. Kalnex
3x1
6. Vit K
3x1
7. Manitol
4x150 cc
8. Dexamethasone
4x1 amp

d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Lemah
2) Tingkat Kesadaran
Compos Mentis. GCS 15 (E4 V5 M6)
3) Pemeriksaan tanda – tanda vital
a) TD 110/70 mmHg
b) Nadi : 80 /menit
c) RR : 20 x/menit
d) Suhu 36,7 °C
4) Pemeriksaan fisik head to toe
a) Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada rambut, terdapat luka post op
craniotomy ± 15 cm, luka tampak bersih dan kering.
b) Wajah
Bentuk wajah simetris, wajah tampak sedkit pucat, tidak ada oedem.
c) Mata
Tidak ada oedema, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, ketajaman
penglihatan normal, ada reflek pupil terhadap cahaya dan mengedip,
lapang pandang normal, tidak ada nyeri tekan.
d) Telinga
Bentuk telinga kiri dan kanan simetris, telinga bersih, tidak ada
kotoran, tidak ada benjolan.
e) Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung
(PCH), tidak terdapat otot bantu pernafasan, tidak terpasang oksigen.
f) Mulut dan gigi
Bibir pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada caries
g) Leher
Tidak terdapat benjolan pada leher, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid dan tidak ada peningkatan vena jugularis.
h) Dada
Bentuk dada simetris, tidak terdapat otot bantu pernafasan, RR
20x/menit, suara nafas vesikuler.
i) Abdomen
Bising usus 9x/menit, perkusi lambung timpani, hati pekak, palpasi
abdomen sedikit keras
j) Ekstremitas atas dan bawah
(a) Ekstremitas atas
Tangan kanan dan kiri simetris, turgor kulit, tidak terdapat oedem
ada ekstermitas atas, CRT < 3 detik, terpasang infus NacL 0,9% 20
GTT
(b) Ekstremitas bawah
Kaki kiri dan kanan simetris, kulit tampak lengket, terdapat odema
pada kaki kanan dan kiri, CRT < 3 detik.
k) Genetalia
Tidak ada luka, tidak ada lesi dan kebersihan baik, daerah inguinal
tidak ada benjolan, tidak ada peradangan, terpasang urine kateter.

l) Anus
Tidak ada hemoroid.
e. Pemeriksaan penunjang/laboratorium/diagnostic
1) Pemeriksaan laboratorium
09 Januari 2021
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan Keterangan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,5 g/dl 13,0-18,0 Menurun
Eritrosit 4,5 10^6/uL 4,0-5,5 Normal
Leukosit 12,6 10^6/uL 4,0-10,0 Meningkat
Hematokrit 37,0 % 38,0-51,0 Menurun
Trombosit 395 10^3/uL 150-450 Meningkat
MCV, MCH,
MCHC
MCV 82,8 fL 75,0-100,0 Normal
MCH 28,0 Pq 25,0-32,0 Normal
MCHC 33,8 g/dL 32,0-36,0 Normal
RDW 16,0 % 10,0-16,0 Normal

HITUNG JENIS
Basofil 0,2 % 0,0-1,0 Normal
Eosinofil 0,8 % 1,0-4,0 Menurun
Neutrofil Segmen 75,3 % 50,0-80,0 Normal
Limfosit 16,1 % 25,0-50,0 Menurun
Monosit 7,6 % 4,0-8,0 Normal
NLR 4,68 %
KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT
Natrium 130 mmol/L 136-145 Menurun
Kalium 4,4 mmol/L 3,6-5,2 Normal
Klorida 97 mmol/L 98-106 Menurun
Calsium (ion) 0,58 Mmol/L 1,09-1,30 Menurun
Magnesium (ion) 0,29 mmol/L 0,45-0,60 Menurun
FUNGSI HATI
SGOT 34 u/l <38 Normal
SGPT 70 u/l <41 Meningkat
Protein Total 6,1 g/dl 6,6-8,8 Menurun

09 Januari 2021
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan Keterangan
Albumin 3,6 g/dl <32 Normal
Globulin 2,5 g/dl <31 Normal

2. Analisa data
N MASALAH
DATA ETIOLOGI
O KEPERAWATAN

1 DS : Tumor otal/SOL Nyeri Akut


Klien mengeluh nyeri pada
area post op craniotomy.
Prosedur craniotomy
DO:
1) Klien tampak meringis
kesakitan
2) Skala nyeri 2 dari skala Luka insisi post op craniotomy
1-10
3) Terdapat luka post op
craniotomy sepanjang Mengaktivasi reseptor nyeri
± 15 cm
4) Luka tampak kering
dan bersih Melalui system saraf ascenden

Merangsang thalamus dan koteks


serebri

Muncul sensasi nyeri


Nyeri akut

2 DS : Prosedur post op craniotomy Konstipasi


Klien mengatakan belum
BAB setelah tindakan
operasi. Kelemahan
DO :
1) Post op craniotomy
hari ke 5 Bed rest total
2) Abdomen teraba sedkit
keras
Aktiftas fisik menurun
3) Bising usus 9x/menit
4) Klien tampak lemah
5) Klien tampak bedrest Otot-otot polos usus besar
mengalami penurunan

Peristaltik usus menurun

Proses pembentukan feses


didalam usus besar dan rectum
terhambat

Konstipasi

3. DS: Prosedur post op craniotomy Intoleransi aktivitas


Klien mengatakan
badannya terasa lemah,
dan sulit untuk beraktivitas Kelemahan
secara mandiri
DO:
1. Klien tampak lemah Bed rest total
2. Wajah tampak pucat
3. Post op hari ke 5 Intoleransi aktivitas
craniotomy
4. Klien tampak bed rest
4. DS: Tidak ada 1. Terdapat luka post op Resiko infeksi
DO: Tidak ada craniotomy sepanjang ±
15 cm
2. Luka tampak bersih
3. Luka jahitan tampak
mulai mengering

3. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisik (post op craniotomy)
ditandai dengan:
DS: Klien mengeluh nyeri pada area post op craniotomy
DO:
1) Klien tampak meringis kesakitan
2) Skala nyeri 2 dari skala 1-10
3) Terdapat luka post op craniotomy sepanjang ± 15 cm
4) Luka tampak kering dan bersih

b. Konstipasi berhubungan dengan aktifitas fisik harian kurang (bed rest) ysng
ditandai dengan
DS: Klien mengatakan belum BAB setelah tindakan operasi
DO:
1) Post op craniotomy hari ke 5
2) Abdomen teraba sedkit keras
3) Bising usus 9x/menit
4) Klien tampak lemah
5) Klien tampak bedrest
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dnegan kelemahan ditandai dengan:
DS: Klien mengatakan badannya terasa lemah, dan sulit untuk beraktivitas
secara mandiri
DO:
1) Klien tampak lemah
2) Wajah tampak pucat
3) Post op hari ke 5 craniotomy
4) Klien tampak bed rest
d. Resiko infeksi dibuktikan dengan adanya luka post op craniotomy.

4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri 1. Observasi
berhubungan tindakan 2x24 jam Pengkajian
dengan agen diharapkan tingkat 1. Observasi merupakan dasar
pencendera nyeri menurun. a. Identifikasi lokasi, berkelanjutan untuk
fisik (post op Dengan kriteria karakteristik, durasi, memantau
craniotomy) hasil: frekuensi, kualitas dan perubahan dan
mengevaluasi
1. Keluhan nyeri intensitas nyeri intervensi
menurun atau b. Identifikasi skala nyeri
hilang (5) c. Identifikasi respon nyeri 1. Kolaborasi
2. Meringis non verbal Analgesik adalah
menurun (5) d. Identifikasi factor yang golongan obat
3. Skala nyeri memperberat dan pereda nyeri
menurun memperingan nyeri

2. Terapeutik
a. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
( ex. Terapi relaksasi,
kompres hangat/ dingin)
b. Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (
suhu, ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat dan
tidur
3. Edukasi
a. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Konstipasi Setelah dilakukan Manajemen Konstipasi


berhubungan tindakan 2x24 jam
dengan diharapkan elimnasi 1. Observasi 1. Observasi
aktifitas fisik fekal membaik. a. Periksa tanda dan gejala Pengkajian
konstipasi merupakan dasar
harian kurang Dengan kriteria
berkelanjutan untuk
(bed rest) hasil: b. Periksa pergerakan usus,
memantau
1. Frekuensi karateristik feses perubahan dan
defekasi (konsistensi, bentuk, mengevaluasi
membaik (5) volume, dan warna) intervensi
2. Peristaltik usus c. Identifikasi factor risiko
membaik (5) konstipasi (mis. Obat-
obatan, tirah baring, dan
diet rendah serat)
d. Monitor tanda dan gejala
ruptur usus dan atau
peritonitis

2. Terapeutik 2. Terapeutik
a. Anjurkan diet tinggi a. Diet tinggi
serat serat
b. Lakukan masase memudahkan
abdomen, jika perlu proses
c. Lakukan evakuasi feses pencernaan
secara manual, jika dalam
perlu memproses
d. Berikan enema atau defekasi
irigasi, jika perlu
3. Edukasi
b. Peningkatan
3. Edukasi asupan cairan
a. Jelaskan etiologi berfungsi agar
masalah dan alasan feses tidak
tindakan menjadi keras
b. Anjurkan peningkatan
asupan cairan, jika tidak
ada kontraindikasi
c. Latih buang air besar
secara teratur
d. Ajarkan cara mengatasi
konstipasi/impaksi

4. Kolaborasi
a. Konsultasi dengan tim
medis tentang
penurunan/peningkatan
frekuensi suara usus
b. Kolaborasi penggunaan
obat pencahar, jika perlu
3. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi
aktivitas tindakan 2x24 jam
berhubungan diharapkan 1. Observasi 1. Observasi
dengan a. Identifikasi gangguan Pengkajian
kelemahan fungsi tubuh yang merupakan dasar
berkelanjutan untuk
mengakibatkan
memantau
kelelahan perubahan dan
b. Monitor kelelahan fisik mengevaluasi
dan emosional intervensi
c. Monitor pola dan jam
tidur
d. Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas

2. Terapeutik
a. Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
b. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan atau
pasif
c. Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan

3. Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan melakukan
aktivitas fisik secara
bertahap
c. Ajarkan strateginkoping
untuk mengurangi
kelelahan

4. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupkan makanan

4. Resiko Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi 2. Observasi


infeksi tindakan 2x24 jam Pengkajian
dibuktikan diharapkan control 1. Observasi merupakan dasar
dengan resiko meningkat. a. Monitor tanda dan gejala berkelanjutan untuk
infeksi local dan sistemik memantau
adanya luka Dengan kriteria
perubahan dan
post op hasil: mengevaluasi
craniotomy. 1. Kemampuan 2. Terapeutik intervensi
mengidentifikas a. Batasi jumlah pengunjung
i factor resiko b. Ajarkan cara mencuci 2. Terapeutik
meningkat (5) tangan dengan benar Menghindari
2. Kemampuan c. Cuci tangan sebelum dan terjadinya
melakukan sesudah kontak dengan penyebaran dan
strategi control pasien dan lingkungan munculnya factor
resiko pasien infeksi
meningkat (5) d. Pertahankan tehnik aseptic
pada pasien beresiko tinggi
3. Kemampuan
e. Ganti balutan/perban luka
menghindari secara rutin
factor resiko
meningkat (5) 3. Edukasi
4. Kemampuan a. Jelaskan tanda dan gejala 3. Edukasi
mengenali infeksi Agar klien atau
perubahan b. Ajarkan mencuci tangan keluarga dapat
status kesehatan dengan benar segera menyadari
meningkat (5) c. Ajarkan cara memeriksa dan melakukan
5. Kemampuan kondisi luka atau luka perawatan ketika
berpartisipasi operasi terjadinya tanda-
dalam skrining d. Anjurkan meningkatkan tanda infeksi
risiko asupan nutrisi
meningkat (5) e. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan

1. Implementasi dan evaluasi


No Hari/ Dx Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
tanggal
1 Sabtu/ 1 1. Observasi S: Indah
30 13.00 a. Mengidentifikasi Klien mengeluh nyeri SM
Januari WIB lokasi, karakteristik, pada luka post op
2021 durasi, frekuensi, craniotomy saat
kualitas dan beraktitas dan
intensitas nyeri mengangkat kepalanya
R/ Terdapat luka post op
craniotomy selebar ± 15 O:
cm, nyeri dirasakan 1) Adanya luka post op
ketika klien beraktifitas. craniotomy sebesar ±
15 cm
13.15 b. Mengidentifikasi 2) Luka tampak bersih
WIB skala nyeri 3) Klien tampak sesekali
R/ Skala nyeri 2 dari 1- meringis kesakitan
10 4) Skala nyeri 2 (1-10)
13.20
WIB c. Mengidentifikasi A:
respon nyeri non Masalah teratasi sebagian
verbal
R/ Klien tampak sesekali P:
meringis kesakitan Lanjutkan intervensi
13.40
WIB d. Mengidentifikasi 1. Observasi
factor yang a. Identifikasi lokasi,
memperberat dan karakteristik, durasi,
memperingan nyeri frekuensi, kualitas
R/ Klien mengatakan dan intensitas nyeri
ketika beraktivitas luka b. Identifikasi skala
dikepalanya kadang nyeri
masih terasa nyeri. c. Identifikasi respon
nyeri non verbal
d. Identifikasi factor
14.00 2. Terapeutik yang memperberat
WIB a. Memberikan teknik dan memperingan
non farmakologis nyeri
untuk mengurangi
rasa nyeri 2. Terapeutik
R/ Tehnik yang diberikan a. Berikan teknik non
adalah relaksasi tarik farmakologis untuk
nafas dalam, klien mengurangi rasa nyeri
mengikuti intrusi perawat b. Control lingkungan
yang memperberat
14.20 3. Edukasi rasa nyeri
WIB a. Mengajarkan teknik c. Fasilitasi istirahat dan
non farmakologis tidur
untuk mengurangi
rasa nyeri 3. Edukasi
R/ Klien mengikuti a. Jelaskan penyebab,
intruksi perawat periode dan pemicu
nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri

4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2 Sabtu/ 2 1. Observasi S: Indah


30 13.00 a. Memeriksa tanda dan Klien mengatakan belum SM
Januari WIB gejala konstipasi BAB sejak 5 hari yang
R/ Klien mengatakan lalu.
belum BAB sejak 5 hari O:
yang lalu, abdomen 1) Perut teraba sedit
sedikit keras keras
2) Bising usus 8x/menit
14.10 b. Memeriksa 3) Klien tampak lemah
WIB pergerakan usus 4) Klien tampak bedrest
R/ Bising usus 8x/menit
A:
Masalah belum teratasi

P:
c. Mengidentifikasi Lanjutkan intervensi
13.25 factor risiko 1. Observasi
WIB konstipasi a. Periksa tanda dan
R/ Tirah baring atau gejala konstipasi
bedrest b. Periksa pergerakan
usus, karateristik
feses
c. Identifikasi factor
risiko konstipasi
d. Monitor tanda dan
gejala ruptur usus dan
atau peritonitis

2. Terapeutik
a. Anjurkan diet tinggi
serat
b. Lakukan masase
abdomen, jika perlu

3. Edukasi
a. Anjurkan peningkatan
asupan cairan, jika
tidak ada
kontraindikasi
b. Latih buang air besar
secara teratur
c. Ajarkan cara
mengatasi
konstipasi/impaksi

3. Sabtu/ 3 1. Terapeutik S: Indah


30 14.15 a. Melakukan latihan O: SM
Januari WIB rentang gerak aktif 1) Klien tampak lemah
2021 dan atau pasif 2) Hari ke 5 post op
R/ Klien mengikuti craniotomy
gerakan ROM sederhana 3) Klien tampak bedrest

2. Edukasi A:
14.30 a. Menganjurkan Masalah belum teratasi
WIB melakukan aktivitas
fisik secara bertahap
R/ Klien mengikuti
anjuran perawat

P:
Lanjutkan intervensi
1. Observasi
a. Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas

2. Terapeutik
a. Lakukan latihan
rentang gerak pasif
dan atau pasif

3. Edukasi
a. Anjurkan melakukan
aktivitas fisik secara
bertahap
b. Ajarkan
strateginkoping untuk
mengurangi kelelahan

4. Sabtu/ 4 1. Observasi S: Indah


30 14.45 a. Memonitor tanda dan O: SM
Januari WIB gejala infeksi local 1) Terdapat luka post op
2021 dan sistemik craniotomy sebesar ±
R/ Tidak ada tanda-tanda 15 cm
infeksi (rubor, kalor, 2) Luka tampak bersih
dolor, tumor, fungsio 3) Jahitan mulai
laesa) mongering
4) Tidak ada tanda-tanda
2. Terapeutik infeksi
15.00 a. Mengajarkan cara A:
WIB mencuci tangan Masalah teratasi sebagian
dengan benar
R/ Klien mampu P:
mengulangi cara mencuci Lanjutkan intervensi
tangan dengan benar 1. Observasi
a. Monitor tanda dan
15.10 b. Mencuci tangan gejala infeksi local dan
WIB sebelum dan sesudah sistemik
kontak dengan pasien
2. Terapeutik
dan lingkungan pasien a. Cuci tangan sebelum
R/ Perawat mencuci dan sesudah kontak
tangan sebelum dan dengan pasien dan
sesudah kontak dengan lingkungan pasien
pasien dan lingkungan b. Pertahankan tehnik
aseptic pada pasien
beresiko tinggi
15.20 c. Mengganti
c. Ganti balutan/perban
WIB balutan/perban luka luka secara rutin
secara rutin
R/ Luka tampak bersih,
jahitan mulai mengering

3. Edukasi
15.45 a. Menjelaskan tanda dan
WIB gejala infeksi
R/ Klien tampak
memahami tanda dan
gejala infeksi

16.00 b. Mengajarkan cara


WIB memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
R/ Klien dan keluarga
mengerti cara memeriksa
kondisi luka

16.10 c. Anjurkan
WIB meningkatkan asupan
nutrisi
R/ Klien mengikuti
anjuran perawat

DAFTAR PUSTAKA
PPNI, T. P. (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, T. P. (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:


Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, T. P. (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan


Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai