PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“NEGARA Dan KONSTITUSI”
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam yang atas karunia dan nikmat- Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Sholawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang selalu penulis harapkan
syafaatnya kelak di yaumil kiyamah.
Makalah ini bertemakan “Hak dan Kewajiaban Warganegara” pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan rujukan dari berbagai sumber dan bantuan dari teman-
teman lain makalah ini berhasil disusun oleh penulis meskipun jauh dari kata sempurna.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis berharap kritikan dan saran dari
pembaca dan semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi semua khususnya penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
1. Rakyat...............................................................................................................................3
2. Wilayah.............................................................................................................................3
1. Memaksa...........................................................................................................................5
2. Monopoli...........................................................................................................................5
3. Mencakup semua...............................................................................................................5
1. Konstitusi tertulis,.............................................................................................................8
iii
3.5. Sifat Konstitusi.......................................................................................................................8
4.1. Kesimpulan............................................................................................................................10
4.2. Saran.......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Perletakan dasar konstitusional bagi pembentukan DPD sebagai bagian dari MPR dan
berdampingan dengan DPR dalam parlemen Indonesia. Amandemen UUD 1945 merupakan
bagian dari pergeseran starategi konstitusionalisasi kehidupan bernegara dan berpemerintahan
sekaligus merupakan salah satu dimensi dari konstitusional yang mecuat dalam rangka reformasi
Konstitusi di Indonesia, dimana MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui
pemilihan umum.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini pendapat beberapa pakar kenegaraan berikut ini tentang negara.
1. Aristoteles
Menurut Aristoteles, negara (polis) adalah suatu persekutuan dari keluarga dan desa untuk
mencapai kehidupan yang sebaikbaiknya.
2. Mac Iver
Negara adalah persembatanan (penarikan) yang bertindak lewat hukum yang
direalisasikan oleh pemerintah yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk memaksa dalam satu
kehidupan yang dibatasi secara teritorial mempertegak syaratsyarat lahir yang umum dari
ketertiban sosial.
1 Attamimi, A. Hamid S. Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Negara; Suatu Studi Analisa Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I
– Pelita IV. Disertasi, Fakultas Pascasarjana UI, 1990.
2 Arent. negara hukum, Kumpulan essai Prof. DR. R Sri Sumantri, M. S.H, hlm. 58.Liyphard, dalam bagir manan dan
kuntana magnar, Kedaulatan Rakyat , Hak asasi Manusia. Jakarta Gaya Media, 1996
2
3. Logeman
Negara adalah organisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya bertujuan untuk
mengatur dan mengurus masyarakat tertentu.
1. Rakyat
Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap. Rakyat merupakan unsur terpenting dari
terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung utama keberadaan sebuah negara. Hal ini
karena rakyatlah yang merencanakan, mengendalikan, dan menyelenggarakan sebuah negara.
Dalam hal ini rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah suatu negara serta tunduk pada
kekuasaan negara tersebut.
2. Wilayah
Adanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi negara. Wilayah adalah tempat bangsa
atau rakyat suatu negara tinggal dan menetap. Wilayah yang dimaksud dalam hal ini meliputi
daratan, lautan, udara, ekstrateritorial, dan batas wilayah negara.Wilayah merupakan unsur kedua
setelah rakyat. Dengan adanya wilayah yang didiami oleh manusia, negara akan terbentuk. Jika
wilayah tersebut tidak ditempati secara permanen oleh manusia, mustahil untuk membentuk
suatu negara. Wilayah memiliki batas wilayah tempat kekuasaan negara itu berlaku. Wilayah
suatu negara sebagai berikut.
Wilayah daratan, meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas-batas tertentu dengan
negara lain.
Wilayah lautan, meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-batas yang
ditentukan menurut hukum internasional.
3
Wilayah udara atau dirgantara, meliputi wilayah di atas daratan dan lautan negara yang
bersangkutan.
Permanen. Artinya, kedaulatan itu tetap ada pada negara selama negara itu tetap ada
(berdiri) sekalipun mungkin negara itu mengalami perubahan organisasinya.
Asli. Artinya, kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi, tetapi
asli dari negara itu sendiri.
Bulat/tidak terbagi-bagi. Artinya, kedaulatan itu merupakan satusatunya kekuasaan yang
tertinggi dalam negara dan tidak dapat dibagi-bagi. Jadi, dalam negara hanya ada satu
kedaulatan.
Tidak terbatas/absolut. Artinya, kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun sebab apabila
bisa dibatasi berarti ciri kedaulatan yang merupakan kekuasaan tertinggi akan hilang.
Pengakuan de facto, artinya pengakuan menurut kenyataan. Suatu negara diakui karena
memang secara nyata telah memenuhi unsur-unsurnya sebagai negara.
3 Asshiddiqie, Jimly. Hukum Acara Pengujian Undang-Undang. Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah
konstitusi RI.,Jakarta, 2006.
4
Pengakuan de jure, artinya pengakuan berdasarkan hukum. Dalam hal ini, suatu negara
diakui secara formal memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh hukum internasional
untuk dapat berpartisipasi aktif dalam tata pergaulan internasional.
1. Memaksa
Sifat memaksa artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa kekerasan fisik
secara sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundang-undangan ditaati, ketertiban dalam
masyarakat tercapai, serta anarki (kekacauan) alam masyarakat dapat dicegah. Alat pemaksanya
bermacam-macam, seperti polisi, tentara, dan berbagai persenjataan lainnya. Contohnya, setiap
warga negara harus membayar pajak. Orang yang menghindari kewajiban ini dapat dikenakan
denda atau harta miliknya disita, bahkan dapat dikenakan hukuman kurungan.
2. Monopoli
Sifat monopoli yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai dengan tujuan
bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan hukuman kepada setiap warga negara yang
melanggar peraturan, menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga negaranya untuk
mengangkat senjata jika negaranya diserang musuh, memungut pajak, menentukan mata uang
yang berlaku dalam wilayahnya, serta melarang aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu
yang dinilai bertentangan dengan tujuan masyarakat.
3. Mencakup semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan (misalnya keharusan
membayar pajak) barlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Hal ini memang diperlukan
karena kalau sesorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha
negara kearah tercapainya cita-cita negara.
5
dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat, mendirikan atau menyusun.
Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang berarti undang-
undang dasar.4
Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu
negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang
dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan negara.
Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan
ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut.
1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan pemerintahan
suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
2. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan
peraturan yang membentuk an mengatur pemerintahan negara.
3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan
kehidupan politik masyarakat.
Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang hidup di
dalam mayarakat.
Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai
undang-undang.
4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara keduanya yang
diatur
5. Sri Soemantri
6
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi
sistem pemerintahan negara.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua pengertian
konstitusi, yaitu
Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar (hukum dasar
yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis yang mengatur
mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu negara;
Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen yang berisi
aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari ketatanegaran suatu
negara.
7
1.Konstitusi tertulis,
yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan tugas-tugas pokok dari
badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan pemerintahan tersebut.
Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang dasar.
6. Syahuri, Taufiqurrohman. Hukum Konstitusi: Proses dan Prosedur Perubahan UUD di Indonesia 1945- 2002 serta
Perbandingannya dengan Konstitusi Negara Lain Di Dunia. Bogor : Ghalia Indonesia, 2004.
8
3.6. Tujuan Konstitusi
Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan penyelenggara
negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin hak-hak warga negara.
Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan yang dinamakan dengan konstitusionalisme.
Maksud dari konstitusionalisme adalah suatu gagasan yang memandang pemerintah
(penyelenggara pemerintahan) sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan
atas nama rakyat.
9
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Negara adalah oraganisasi tertinggi di antara suatu kelompok masyarakat yang mempunyai
cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang
berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari sebuah negara yang menyaratkan
adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah, kedaulatan dan pengakuan dari negara
lain.
Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu
negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang
dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan negara
4.2. Saran
Kepada para pembaca penulis menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang
berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut.
Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan
para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti dan dipahami, tentunya banyak kekurang dan
kelemahan karena terbatasnya materi dan referensi yang penulis peroleh. Penulis juga sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
diterima dengan baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11