TENTANG ANIMALIA
“COELENTERATA ATAU CNIDARIA”
OLEH
ATIKA MAI HESYA
DAN
DHITA SAFITRI
KELAS X IPS1 SMAN1 KOTA SOLOK
A. PEMBAHASAN TENTANG COELENTERATA
Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus,
bila diartikan menjadi hewan yang berongga. Coelenterata termasuk hewan invertebrata.
Coelenterata ini mempunyai rongga usus atau rongga gastrovaskuler yang terdapat dilapisan
gastroderma. Coelenterata merupakan hewan diploblastik (tersusun dari 2 lapis sel) yaitu:
ektoderma dan endoderma.
B. KLASIFIKASI COELENTERATA
Filum Coelenterata / Cnidaria dibagi atas 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan
Anthozoa. Berikut Penjelasannya:
1. Kelas Hydrozoa
Sebagian besar anggota hydrozoa hidup di laut, beberapa diantaranya hidup di air tawar.
Anggota kelas hydrozoa ada yang hidup berkoloni dan ada pula yang soliter. Anggota hydrozoa
yang hidup berkoloni mempunyai bentuk tubuh polip dan medusa, contoh Obelia.Obelia hidup
di laut secara berkoloni. Pada siklus hidupnya, tubuh obelia berbentuk polip dan
medusa.Sementara itu, anggota hydrozoa yang hidup soliter hanya mempunyai bentuk polip,
contoh Hydra. Pada kelas hydrozoa, fase polip lebih dominan dari pada fase medusa.
Hydra hidup di air tawar. Hewan ini hidup soliter dan berbentuk polip. Hydra menempelkan
pangkal tubuhnya yang berbentuk cakram pada tumbuhan air atau batu. Hydra dapat
mennghasilkan tunas melalui penonjolan keluar bagian tubuhnya. Pada ujung tunas terdapat
mulut yang dikelilingi tentakel. Tentakel untuk menangkap makanan.
Selanjutnya, makanan dicerna di rongga gastrovaskular. Ketika tunas lepas dari tubuh
induk, tunas akan tumbuh menjadi individu baru. Sebagai kelas yang paling primitif dari
Coelenterata, Hydrozoa dianggap oleh beberapa ahli evolusi telah melahirkan kedua kelas lain.
Mereka menunjukkan berikut fitur karakteristik:
Mereka terutama makhluk laut, tetapi beberapa adalah spesies air tawar
Banyak spesies memiliki kedua polip dan medusa
Contoh:
Hydra, Obelia dan Physali. Hydrozoa (Yunani, hydro = air, zoon = hewan) sebagian besar
hidup di laut, hanya sebagian spesies yang hidup di air tawar. Hydrozoa hidup sebagai polip,
medusa, atau keduanya. Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung nematosista.
Polip hidup secara soliter atau berkoloni. Pada saat polip soliter Hydra membentuk tunas,
tunas yang telah memiliki mulut dan tentakel akan lepas dari induknya. Namun pada polip koloni
seperti Obelia, tunas-tunas tetap menempel pada induknya dan saling berhubungan, disebut
koloni hidroid. Koloni hidroid menetap di suatu tempat dengan hidroriza, yaitu percabangan
horisontal (mirip akar) yang tertanam di dalam substrat.
Hydrozoa memiliki dua macam alat indra, yaitu oseli sebagai pengindra cahaya dan
statosista sebagai alat keseimbangan. Beberapa medusa menunjukkan gerak fototaksis negatif
(menjauhi sinar), namun ada pula yang fototaksis positif (mendekati sinar). Contoh Hydrozoa,
antara lain Physalia, Obelia, dan Hydra.
2. Kelas Scyphozoa
Scypozoa berasal dari kata scyphos = mangkuk, dan zoon = hewan. Bentuk tubuh
Sycphozoa seperti mangkuk, transparan, dan melayang-layang di laut. Hewan ini memiliki
lapisan mesoglea yang tebal sebagai sumber nutrisi. Pada siklus hidupnya, bentuk tubuh medusa
merupakan fase dominan. Contohnya ubur-ubur (Aurelia aurita). Sama seperti Obelia, Aurelia
juga mengalami pergiliran keturunan. Aurelia memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu
jantan dan betina pembuahan ovum oleh sperma terjadi secara eksternal.
Ciri-cirinya:
Scyphozoa (Yunani, skyphos = mangkuk, zoon hewan) hidup di laut dan merupakan
ubur-ubur sejati, karena medusa merupakan bentuk dominan dalam siklus hidupnya. Pada
umumnya medusa berenang bebas, berbentuk seperti payung dengan diameter 2 – 40 cm, bahkan
ada yang mencapai 2 m. Medusa berwarna menarik, seperti jingga, kesumba, atau kecoklatan.
Ordo Stauromedusae (Lucernariida) memiliki medusa yang bertangkai pada bagian aboral dan
sesil atau menempel pada ganggang dan benda lainnya. Ada Scyphozoa yang tidak memiliki
bentuk polip, misalnya Pelagia dan Atolla. Namun ada pula yang memiliki bentuk polip, tetapi
berukuran kecil berupa skifistoma, contohnya Aurelia. Scyphozoa pada umumnya diesis dan
gonad terdapat di gastrodermis. Sel telur atau sperma masuk ke dalam rongga gastrovaskuler dan
dikeluarkan melalui mulut. Fertilisasi dapat terjadi secara eksternal di air atau di koral. Contoh
Schyphozoa, antara lain Perphylla Chrysaora, Aurelia, Cyanea, dan Rhizostoma.
3. Kelas Anthozoa
Anthozoa berasal dari kata: anthos = bunga, dan zoon = binatang
Ciri-cirinya:
Bentuk tubuh Anthozoa menyerupai bunga. Anggota kelas ini hidup di laut sebagai polip
soliter maupun koloni. Hewan kelompok ini tidak memiliki bentuk medusa. Tubuh Anthozoa
tersusun dari kalsium karbonat (CaCO3), misalnya Acrodora dan Diploria. Kerangka hewan
Anthozoa yang telah mati akan membentuk pulau karang (reef). Rongga gastrovaskular
Anthozoa mempunyai sekat yang mengandung nematokis. Tentakelnya juga mengandung
nematokis.
Contoh:
Anemon laut dan karang, dll.
Ada Anthozoa yang membentuk rangka dalam atau rangka luar dari zat kapur, namun ada
pula yang tidak membentuk rangka. Rongga gastrovaskuler pada Anthozoa bersekat-sekat dan
mengandung nematosista. Gonad terdapat di gastrodermis. Terdapat sekitar 6.100 spesies
Anthozoa antara lain sebagai berikut.
1) Metridium dan Edwardsia, dapat merayap dengan pedal semacam kaki.
2) Acropora, Fungia, Astrangia, memiliki rangka luar dari zat kapur yang disebut karang
batu.
3) Antipathes, koral hitam, rangka tersusun dari zat tanduk, dan berbentuk seperti ranting
tumbuhan yang bercabang-cabang berwarna hitam.
4) Cerianthus, polip berbentuk seperti anemon panjang, bertentakel banyak, dan terbungkus
selubung dari lendir dan pasir yang mengeras. Corallium (red coral), digunakan untuk perhiasan.
4. CUBOZOA
C. PERANAN COELENTERATA
1. Cnidaria dari kelas Anthozoa merupakan pembentuk ekosistem terumbu karang yang
menjadi habitat ikan dan hewan laut lainnya. Ekosistem terumbu karang dapat dijadikan
sebagai objek wisata maritim dan berfungsi mencegah terjadinya erosi pantai.
2. Beberapa jenis ubur-ubur (jellyfish) yang tidak beracun dapat dikonsumsi dan
diperdagangkan sebagai ubur ubur asin. Ubur-ubur asin di Jepang disebut “kurage”, yang
dimakan sebagai teman minum teh. Ubur-ubur asin juga dapat dimakan sebagai
campuran asinan, salad, mie, acar, dan gulai.
3. Kerangka luar beberapa jenis Cnidaria dapat digunakan sebagai hiasan akuarium,
misalnya Corallium rubrum (koral merah), karang piring (Fungia actiniformis), akar
bahar (Paramuricea), karang otak (Favia speciosa), dan karang kuku (Euphyllia
fimbriata).
4. Untuk melindungi pantai dari hantaman gelombang laut
5. Tempat berkembangbiak berbagai jenis ikan
6. Ada yang dipakai sebagai perhiasan, misalnya akar bahar dan koral
7. Ada yang dipakai sebagai bahan kapur, misalnya batu karang
8. Sebagai taman laut untuk rekreasi
D. CIRI-CIRI COELENTERATA
1. Hewan bersel banyak (multiseluler)
2. Tubuh radial simetris (2 lapis sel), ektoderm dan endoderm. Diantaranya ada rongga
(mesoglea)
3. Bentuk seperti tabung (polip) dan seperti mangkok (medusa)
4. Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak.
Tentakel punya sel racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)
5. Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan
6. Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan
Sifonoglia
7. Sistem saraf difus (baur)
8. Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), vegetatif pada fase polip dan generatif
pada fase medusa
9. Umumnya hidup di daerah perairan laut.
10. Memiliki system saraf tersebar atau diffus.
11. Tidak mempunyai sistem pernapasan, eksresi, dan sistem peredaran darah.
12. Dalam kehidupannya atau dalam daur hidupnya memiliki atau mengalami dua bentuk
tubuh (dimorfisme), yaitu polip dan medusa.
13. Tipe nutrisi holozoik dan saprozoik.
14. Reproduksi dengan cara seksual dan aseksual.
15. Tubuh diorganisasi dalam tingkat jaringan.
E. REPRODUKSI COELENTERATA
1. ASEKSUAL (VEGETATIF)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin
besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya
membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni
2. SEKSUAL (GENERATIF)
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase
medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan
lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula
zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan
induk dan membentuk polip di dasar perairan.