Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH SEJARAH PEMINATAN

TENTANG
PERANG PADRI

DISUSUN OLEH

DHITA SAFITRI
HERIFAL IKHSAN
RAHMIATUL YUSRA

XI IPS 1
SEJARAH PEMINATAN
SMAN 1 KOTA SOLOK
TP 2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami anugrah
kesehatan, ketabahan, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami
yang berjudul perang padri ini.
Dalam membuat makalah ini kami mendapat kendala tapi berkat
bantuan dari Ibu selaku guru pembimbing sejarah peminatan dan teman
teman sekalian kami akhirnya pun bisa menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karena itu kami mohon maaf dan diperlukan kritik dan saran guna
untuk memperbaiki makalah kami di masa yang akan datang.
Semoga makalah kami bisa bermanfaat untuk kita semua.
Amiin
PERANG PADRI

Perang padri terjadi di Sumatra Barat pada abad ke 19. Perang ini
dilatarbelakangi karena adanya konflik antara Kaum Adat dan Kaum
Padri.
Kaum Adat adalah mereka yang masih memegang teguh adat dan
menjalankan kebiasaan lama.
sedangkan Kaum Padri adalah mereka yang ingin memurnikan ajaran
agama islam.
Kedudukan Kaum Adat semakin terdesak setelah Kaum Padri
memperkuat eksistensinya di Minangkabau. Akhirnya dibawah
pimpinan Tuanku Suruaso Kaum Adat melakukan perlawanan. Akan
tetapi, perlawanan mereka dapat dikalahkan oleh Kaum Padri dibawah
pimpinan Tuanku Imam Bonjol. Setelah kekalahan itu, Kaum Adat
meminta bantuan kepada Belanda dan Belanda pun berpihak pada
Kaum Adat. Dan pada tanggal 10 februari Residen de Puy dan Tuanku
Suruaso beserta 14 penghulu adat lainnya mengadakan perjanjian. Dari
perjanjian tersebut pasukan Belanda menduduki beberapa daerah di
Sumatra Barat. Selanjutnya pada tanggal 18 februari 1821 Belanda
mengirim pasukan dibawah pimpinan Kolonel Raff. Pasukan Belanda
ini berhasil memukul mundur Kaum Padri dan mendirikan Benteng Fort
van Der Capellen di Batu Sangkar dan Fort de Kock di Bukittinggi.

Perang Padri ini terbagi menjadi 2 bagian:

1) Perang Padri I (tahun 1821-1825)


Terjadinya Perang Padri I ditandai dengan serangan Kaum Padri ke pos
Belanda di Sumawang, Sulit Air, Enam Kota, Rau, dan Tanjung Alam.
Pusat kekuatan Kaum Padri di Bonjol dan Alahan Panjang. Di Bonjol
pada tanggal 22 januari 1824 disepakati perjanjian perdamaian, tetapi
pasukan Belanda melakukan perlanggaran perjanjian. Hal tersebut
menimbulkan perlawanan yang lebih dahsyat lagi dari Kaum Padri.
Dalam perkembangannya, pada tanggal 15 november 1825 di Padang
disepakatilah perjanjian perdamaian. Belanda melakukan perjanjian
perdamaian karena pasukan Belanda ditarik ke Jawa untuk menghadapi
perlawanan Pangeran Diponegoro. adanya perjanjian perdamaian
dipadang tersebut menandai berakhrinya perang padri I.

2) Perang Padri II (tahun 1830-1837)


Terjadinya Perang Padri II diawali dengan pasukan Belanda mendirikan
pos di wilayah kekuasaan Kaum Padri (hal tersebut terjadi seusai Perang
Diponegoro). Pasukan Padri diperkuat pasukan dari Jawa yang dipimpin
oleh Sentot Alibasya Prawirodirjo (yang membelot dari kontrol
belanda). Belanda kemudian mengepung Benteng Bonjol yang menjadi
kekuatan pasukan padri. Benteng Bonjol pun jatuh ketangan Belanda
pada tanggal 21 september 1837. Dalam peristiwa tersebut Tuanku
Imam Bonjol tertangkap dan diasingkan. Walaupun Tuanku Imam
Bonjol tertangkap dan diasingkan, perlawanan masih tetap dilanjutkan
dipimpin oleh Tuanku Tambusai, Tuanku Nan Cerdik, Tuanku Nan
Alahan. Setelah Tuanku Alahan menyerah perang padri II pun berakhir.

Anda mungkin juga menyukai