Anda di halaman 1dari 3

PENGUBAHAN MASA JABATAN PRESIDEN MENJADI TIGA PERIODE DINILAI

PANTAS UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM KERJA YANG BELUM


TERSELESAIKAN
PRO
Wacana jabatan presiden tiga periode terus menjadi perbincangan publik.
Beragam tokoh menyuarakan pendapatnya masing-masing, baik yang pro maupun
yang kontra dengan wacana presiden tiga periode.
Perubahan masa jabatan presiden selama tiga tahun dinilai pantas untuk
menyelesaikan program kerjanya. Sekjen Jokpro 2024, Timothy Ivan Triyono,
mengungkapkan Pemerintahan Presiden Jokowi saat ini perlu dilanjutkan hingga tiga
periode. "Pak Jokowi harus dilanjutkan ke periode ketiga. Karena, pembangunan ini
kalau sampai dipotong bahaya nanti, kita akan mulai dari nol lagi," kata Timothy. 
Prestasi Joko Widodo memang pantas membuat beliau menjabat tiga periode,
dimata pendukungnya antara lain, pertama, mampu merealisasikan cita cita Pancasila
sila ke-5 ‘keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia’.”melalui pemerataan
pembangunan dan kebijakan. contohnya di Papua. Yang kedua, Pak Jokowi jauh dari
kondisi nepotisme atau kekuasaan dinasti yang lazim dibangun oleh paran pemimpin
lainnya. Adapun anak dan menantu saat ini jadi walikota itu pilihan rakyat, bukan
penempatan”. kata gus ipul. Dikutip dari www.gatra.com
Dengan adanya masa jabatan tiga periode ini dapat membawa dampak postif
terhadap program kerja yang nantinya akan bisa dilihat dengan jelas. Berbeda yang
hanya 1 periode, belum ada kemajuan, semua sistem diubah oleh presiden yang baru,
ngulang lagi. selain itu, Perkembangan Negara bisa dilihat dengan jelas dan mungkin
signifikan, karena tidak tersandung-sandung.
Sekedar kita ketahui, masa jabatan presiden diatur dengan jelas pada pasal 7
UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan
selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama,
hanya untuk satu kali masa jabatan”.
Hal tersebut merupakan hasil dari amandemen pertama UUD 1945 melalui
sidang MPR pada Oktober 1999, yang sebelumnya berbunyi: pada perubahan pertama
UUD 1945 merubah ketentuan pasal 7 yang awalnya berbunyi “Presiden dan Wakil
Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali”.
  Komunitas Jokowi-Prabowo 2024 alias Jokpro 2024 terus mendorong agar
Presiden Joko Widodo dapat kembali maju di Pilpres 2024 berpasangan dengan
Prabowo Subianto. Penasihat Jokpro 2024, M. Qodari optimis Amandemen UUD 1945
mengenai masa jabatan presiden menjadi 3 periode sangat mungkin dilakukan apabila
syarat-syarat yang ditentukan dalam UUD RI 1945 terpenuhi.
"Memang UUD 45 sudah mengatur pada pasal 37 bahwa UUD 45 bisa diubah sejauh
syarat-syaratnya dipenuhi, diusulkan sepertiga anggota MPR, kemudian dihadiri 2/3
anggota MPR dan juga disetujui 50% plus 1 kalau nggak salah nanti bisa dicek
konstitusinya tapi intinya sejauh syarat-syarat itu terpenuhi, maka kemudian
amandemen bisa dilakukan," kata Qodari dalam keterangannya, Sabtu (13/8/2021).
Qodari menambahkan, pada kenyataannya amandemen UUD 1945 sudah
pernah dilakukan beberapa kali yakni 1999, 2000, 2001, dan 2002. Ia mengatakan,
amandemen itu dilakukan secara faktual bukan prank atau tipuan. Untuk itu, Qodari
berpandangan dengan besarnya koalisi pemerintahan di parlemen sudah memenuhi
syarat untuk melakukan amandemen UUD 1945.
Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil
menjelaskan, jika ingin merelisasikan wacana tersebut harus melalui proses
amandemen konstitusi UUD 1945 Pasal 7. Jika DPR menghendaki hal ini di siding
DPR. Maka MPR bisa mengubahnya dan dengan ini masa jabatan presiden akan
bertambah. Tapi hal ini cukup sulit dikarenakan untuk mengubah UUD tanpa dukungan
yang banyak sangatlah susah. Karena bukan mayoritas itu sendiri yang menginginkan
perubahan masa jabatan itu. Jadi dengan ini Presiden dapat meminta bantuan kepada
partai yang menaungi mereka. Jika partai itu menyetujui maka akan banyak dewan dpr,
politisi, dll. Yang akan mendukung perubahan itu.

Positifnya;
program kerjanya bisa dilihat dengan jelas. Berbeda yang hanya 1 periode, belum ada
kemajuan, semua sistem diubah oleh presiden yang baru, ngulang lagi.
Perkembangan Negara bisa dilihat dengan jelas dan mungkin signifikan, karena tidak
tersandung-sandung.

Anda mungkin juga menyukai