Disusun oleh :
Nurhafizah (12110324086)
T.A.2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "sholat jum’at dan Sholat Berjamaah"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas . Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
ilmu, memahami dalil-dalil yang terkandung dalam sholat juma’at dan sholat berjamaah,
serta bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pengerjaan hingga selesainya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kedudukan shalat dalam agama islam sangat tinggi dibanding dengan
ibadah yang lainya. Dan shalat merupakan pondasi utama bagi tegaknya agama
islam atau keislaman seseorang. Dengan demikian tidaklah dapat di katakan
seseorang beragama islam jika yang bersangkutan tidak melakukan shalt,
sebelum melakukan shalat kita harus mengetahui pengertian, hukum-hukum
dan syarat-syarat shalat yang akan kita kerjakan. Berjamaah sangat di anjurkan,
karena dengan berjamaah, apabila shalat kita ada yang kurang sempurna, maka
akan tertutupi dengan berjamaah itu. Shalat berjamaah termasuk salah satu
keistimewaan yang diberikan dan di syariatkan secara khusus bagi umat islam.
Ia mengandung nilai-nilai pembiasaan diri untuk bersabar, berani, dan tertib
aturan, di samping nilai sosial untuk menyatukan hati dan menguatkan ikatan
Shalat berjamaah merupakan kewajiban bagi tiap-tiap mukmin laki-laki, tidak ada
keringanan untuk meninggalkannya terkecuali ada udzur (yang dibenarkan dalam
agama).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan shalat jum'at?
2. Apa hukum shalat Jum’at?
3. Apa yang dimaksud sholat berjamaah?
4. Apa hukum dan dalil dari shalat berjamaah?
C.TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian shalat Jum’at.
2. Untuk mengetahui hukum shalat Jum’at
3. Untuk mengetahui pengertian sholat berjamaah
4. Untuk mengetahui hukum dan dalil shalat jamaah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Shalat Jum’at adalah shalat wajib dua raka’at yang dilaksanakan dengan berjama’ah
diwaktu Zuhur dengan didahului oleh dua khutbah.1Khutbah jum'at dan shalat jum'at
mempunyai hubungan yang tak terpisahkan. Keduanya saling melengkapi. Oleh karena itu,
Sebelum khotib naik mimbar sering di bacakan peraturan, bahwa pada saat khatib naik
mimbar (mulai khutbah) jamaah dilarang berbicara, berisyarat dan sejenisnya.
Barang siapa melakukanya maka sia-sialah jumatanya. Shalat jum'at dapat dilakukan di
dalam kota maupun diluar kota, seperti di masjid, di kantor, atau di lapangan yang
sekelilingnya ada penduduknya. Hal ini Rasullalah SAW. Bersabda yg artinva: “Jum'at yanq
pertama kali di lakukan nabi SAW. yaitu ketika beliau hampir sampai di madinah seraya
bertempat dan mendirikan jumatan di Qua, lalu beliau masuk madinah dan salat jumat di
rumah Bani Salim bin Auf.” (HR. Bukhari dan Abu Daud) .
5
4) Harus di dahului dua khutbah sebelum shalat dengan memenuhi syarat dan rukunnya.
D.Syarat-syarat Khutbah
Adapun syarat-syarat khutbah adalah:
1) Dilakuan pada waktu dzuhur, 2) Dilakukan sebelum shalt jum'at,
3) Berdiri bagi khotib, jika mampu, 4) Duduk di antara dua khutbah.
5) Suci dari hadas dan najis, 6) Menutup aurat.
1)Shalat jumat diadakan di tempat yang memang diperuntukkan untuk shalat jumat. Tidak
perlu mengadakan pelaksanaan shalat jum'at di tempat sementara seperti tanah kosong,
ladang, kebun, dll.
2)Minimal jumlah jamaah peserta shalat jum'at adalah 40 orang,
3Shalat Jum'at dilaksanakan pada waktu shalat dzuhur dan setelah dua khutbah dari khatib.
7
4) Fardhu ‘ain dan syarat sahnya shalat. Itulah pendapat satu kelompok dari sahabat
lama Ahmad dan sekelompok ulama salaf. Dan ini pula yang menjadi pilihan Ibnu
Hazm dan lainnya.
۲۹۳- سلَّ َم َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ ضى هللاُ َع ْنهُ اَنَّ ا لنَّبِ َّىِ ج عَنْ اَبى ُه َر ْي َرةَ َر ِ اَ ْخبَ َرنَا َمالِ ٌك عَنْ اَبِى ال ّزنَا ِد َع ِن ا اْل َ ْع َر
ش ِر يْنَ ُج ْز ًءا
ْ س َو ِع ٍ صاَل ِة اَ َح ِد ُك ْم َو ْح َدهُ بِ َخ ْم
َ ْض ُل ِمنَ ْلج َما َع ِة َأ ْف َ : قَا َل
َ ا ُصاَل ة
Artinya : Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abi Zinad dari A’raj dari Abi
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi SAW telah bersabda : “Shalat
berjamaah yang dilakukan salah seorang diantara kamu lebih utama dari pada
shalat sendirian, pahalanya berlipat dua puluh lima kali”.
8
Shalat-shalat yang beleh dilakukan secara berjamaah adalah semua shalat wajib. Sedangkan
shalat-shalat sunnah hanya beberapa saja, diantaranya :
Adapun shalat sunnah yang lainnya terdapat perbedaan dari para ulama.
9
Niat menjadi makmum
Lafazh niat untuk menjadi imam adalah sebagai berikut
10
2. Wanita tidak boleh menjadi imam
o Laki-laki makmum kepada wanita.
o Laki-laki makmum kepada banci.
o Banci makmum kepada banci.
o Banci makmum kepada banci.
o Orang fasih dalam Al-Qur’an makmum kepada yang belum fasih.
H. Makmum Masbuq
Dalam sholat berjamaah ada dua istilah yang penting kita ketahui, yaitu
Makmum Muafiq dan Makmum Masbuq.
Makmum Muafiq adalah makmum yang mengikuti berjamaah sejak pertama iqamah,
atau makmum yang menyaksikan takbiratul ihram imam.
Sedangkan makmum Masbuq adalah makmum yang tidak menyaksikan takbiratul ihram
imam.
1) Ketentuan-ketentuan makmum masbuq.
Dibanding dengan makmum muafiq, makmum masbuq memiliki ketentuan
sendiri, di antaranya sebagai berikut:
a) Tidak wajib menyelesaikan bacaan surat al-fatihah jika imam sudah rukuk. Karena
jika dia menyelesaikan bacaannya, hingga imam bangun dari rukuk, maka dia
tertinggal rakaat tersebut. Begitu pula jika makmum masbuq tiba ketika imam rukuk,
maka dia hanya wajib takbiratul ihram kemudian langsung rukuk.
b) Jika posisi makmum masbuq saling berseberangan, yaitu posisi dimana makmum
masbuq turun akan rukuk, sedangkan imam naik akan i’tidal, maka makmum masbuq
tidak mendapatkan rakaat tersebut.
c) Walaupun makmum masbuq bisa langsung mengikuti gerakan imam yang mana pun,
namun lebih utama jika menunggu hingga imam menyelesaikan rakaat tersebut
(tentunya jika bukan rakaat terakhir).
d) Jika makmum masbuq hanya menemui imam ketika tasyahud akhir, maka dia tidak
mendapatkan rakaat sama sekali, selain mendapatkan keutamaan berjamaah.
e) Selama imam belum selesai mengucapkan salam maka masih boleh untuk menjadi
makmum.
11
Kita tentu pernah mengalami kasus, misalnya tertinggal 1 rakaat sholat dzuhur.
Artinya kita (sebagai makmum masbuq) akan mendapati rakaat pertama langsung
melakukan tasyahud awal, mengikuti imam.
Pada rakaat kedua, (yang seharusnya melakukan tasyahud awal), adalah rakaat
ketiga bagi imam. Dan pada rakaat terakhir imam, kita mendapati tasyahud juga,
sedangkan ketika kita menambah satu rakaat setelah salam imam, kita akan melakukan
tasyahud yang ketiga.
Dalam kasus seperti ini, tasyahud pertama yang kita lakukan bersama imam
bukanlah tasyahud awal, melainkan tasyahud untuk menghormati jamaah. Sedangkan
tasyahud pertama kita adalah pada saat tasyahud terakhir imam.
12
h) Di dalam salat berjamaah, suara kaum muslimin terhimpun menjadi satu, hati-hati
merekaa berpadu saling mengidentifikasi satu dengan lainnya sehingga tergalang rasa
solidaritas diantara mereka.
i) Salat berjamaah melahirkan rasa kelembutan dan kasih sayang sesama muslim,
menghilangkan sifat kesombongan dan besar diri serta dapat mempererat ikatan
persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyah) maka terjadilah interaksi langsung antara
kalangan tua dengan yang muda dan antara orang kaya dan yang miskin.
j) Kita dapat memetik banyak pelajaran keimanan dari salat berjamaah ini, kita dapat
mendengar langsung alunan ayat-ayat Al-Qur’an yang menggetarkan hati.
k) Di dalam salat berjamaah juga, mencerminkan di dalamnya syiar-syiar Islam dan
mampu menggentarkan musuh-musuh Islam, serta menggaukan zikrullah di masjid-
masjid yang didirikan atas dasar ketakwaan untuk meninggalkan dan menyebutkan
nama-nya.
l) Dengan masuknya seorang muslim ke dalam masjid untuk memenuhi panggilan azan,
juga secara tidak langsung ia telah mengajak kaum muslimin lainnya untuk ikut
bergabung bersama-sama dalam mendirikan salat berjamaah.
m) Dapat melaksanakan salat tahiyatul masjid ketika masuk masjid.
n) Setan menjauh darinya dikarenakan lari ketika mendengar suara azan.
o) Terbebas dari sifat nafik dan dari kesalahpahaman orang lain terhadap dirinya yaang
mengira bahwa ia telaah meninggalkan salat yang pokok.
p) Berharap agar “amin” yang diucapkan dapat berbarengan dengan “aminnya” imam
dan “aminnya” para malaikat.
q) Menjawab perkataan imam ketika imam mengucapakan : “sami’allahu liman
hamidah”.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat jum'at adalah shalat dua rakaat yang di dahului oleh dua khutbah dan dilakukan
pada waktu zuhur dengan berjamaah, shalat jum'at hukumnya fardu'ain, artinya wajub
dilaksanakan bagi setiap muslim yang sudah balig, berakal sehat, merdeka, dan orang yang
mukim.
1) Sholat berjamaah adalah, sholat yang dilakukan secara bersama-sama, baik dua prang
atau lebih dengan memilih seorang imam untuk memimpin.
2) Banyak sekali hikmah dan manfaat sholat berjamaah, diantaranya adalah:
o Setan menjauh darinya dikarenakan mendengar suara adzan.
o Merespon panggilan muadzin dengan berniat sholat berjamaah.
o Berharap agar amiin yang diucapkan bebarengan dengan amiinnya imam
dan amiinnya para malaikat.
o Terhitung di sisi Allah sebagai pahala dan ganjaran baginya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15