Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BESAR 1

METEDOLOGI PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU : Nurul Hidayah ,Dr.M.Si,Ak

DISUSUN OLEH

FEBRI RANI ( 43219010138)

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MERCUBUANA (WARUNG BUNCIT)

JAKARTA 2022/2023
JURNAL NASIONAL

1. JUDUL : REPUTASI AUDITOR SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH


FINANCIAL DISTRESS DAN AUDIT FEE PADA AUDITOR SWITCHING
 Matrik Latar Belakang
Pendidikan Laporan keuangan merupakan salah satu alat untuk mempertanggungjawabkan
aktivitas manajemen. Laporan keuangan digunakan sebagai dasar dalam menilai posisi dan
kegiatan operasional perusahaan serta dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam
suatu perusahaan. Untuk mengurangi potensi kecurangan dalam laporan keuangan yang
disebabkan oleh kepentingan manajemen, maka perusahaan memerlukan peran auditor
independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan relevan dan reliabel. Untuk
dapat meningkatkan kepercayaan pihak yang berkaitan dengan perusahaan, maka seorang
auditor independen harus mampu menjamin bahwa laporan keuangan relevan dan reliabel
(Muliana dan Icuk, 2010). Independensi auditor merupakan kunci utama dalam menilai
kewajaran laporan keuangan, karena apabila seorang auditor yang mampu mempertahankan
independensinya maka kemungkinan kualitas audit menjadi lebih tinggi dan auditor juga tidak
mudah terpengaruh oleh kepentingan kliennya.

 Matrik Fenomena
Fenomena pergantian auditor atau pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor switching)
sering terjadi di Indonesia khususnya di Bursa Efek Indonesia. Pergantian auditor ini
merupakan bentuk dari suatu konflik yang terjadi antara klien dan auditornya.

fenomena kasus Enron dengan KAP Arthur Anderson yang mana Enron merupakan
perusahaan besar yang bergerak dalam industri energi telah melakukan kecurangan dengan
memanipulasi data laporan keuangan perusahaan. Untuk menjaga independensi auditor,
Pemerintah Indonesia telah mengatur kewajiban rotasi auditor dengan mengeluarkan surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa
Akuntan Publik”, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atau laporan keuangan
dari suatu entitas dapat dilakukan paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut oleh
KAP dan 3 (tiga) tahun buku berturut-turut oleh seorang akuntan publik kepada satu klien
yang sama (pasal 3 ayat 1). Kemudian, KAP dan Akuntan Publik boleh menerima kembali
penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan
kepada klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan 3).
 MAtrik Penelitian Sebelumnya

Hasilnya menunjukkan bahwa kesulitan keuangan dan biaya audit tidak berpengaruh
pada pergantian auditor. Reputasi auditor tidak dapat memoderasi pengaruh kesulitan
keuangan dan biaya audit pada pergantian auditor

2. JUDUL : PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, AUDITOR


SWITCHING DAN AUDIT TENURE PADA KUALITAS AUDIT

 Matrik Latar Belakang


Hasil audit yang berkualitas dapat mempengaruhi citra dari kantor akuntan publik sendiri,
dimana kualitas audit yang mengandung kejelasan informasi dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor atas laporan keuangan yang diaudit sesuai dengan standar audit
yang berlaku. Kualitas audit digunakan untuk meningkatkan kredibilitas laporan
keuangan pengguna informasi akuntansi sehingga dapat mengurangi risiko informasi
yang tidak kredibel dalam laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan khususnya
investor. Kualitas audit sangat penting agar nantinya informasi dalam laporan keuangan
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang andal oleh stakeholders,
yaitu pemangku kepentingan dalam bisnis, diantaranya stockholders (pemegang saham),
pemasok, kreditur, para pekerja, pelanggan dan pemerintah. Tujuan menyeluruh dari audit
laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah keuangan klien tersaji
secara wajar dalam semua hal yang material sesuai prinsip-prinsip yang berlaku wajar
sesuai prinsip akuntansi. Untuk menghasilkan keyakinan klien terhadap auditor, maka
kualitas yang dihasilkan harus baik. Dari sudut pandang auditor, audit dianggap
berkualitas apabila auditor memperhatikan standar umum audit yang tercantum dalam
pernyataan standar auditing meliputi mutu profesional (profesional qualities) auditor
independen, pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporan keuangan auditan.

 Matrik Fenomena

Selain fenomena - fenomena skandal akuntansi keuangan tersebut, kualitas audit yang
dihasilkan oleh Akuntan Publik juga tengah menjadi sorotan dari masyarakat umum
seperti kasus yang menimpa Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta pada tahun 2006
yang diindikasikan melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great
River International Tbk. Pada kasus tersebut Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta
melakukan konspirasi dengan kliennya untuk menggelembungkan akun penjualan,
piutang, dan aset lainnya hingga ratusan milyar rupiah. Oleh karenanya Menteri
Keuangan Republik Indonesia telah membekukan izin praktek bagi Akuntan Publik
Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun karena telah melanggar Standar Profesi
Akuntan Publik (SPAP). Fenomena ini hanya satu dari beberapa Akuntan Publik yang
terbukti melanggar SPAP, masih banyak lagi kasus pelanggaran pada akhir-akhir ini yang
dilakukan oleh Akuntan Publik.

 MAtrik Penelitian Sebelumnya

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Novita (2009), indikator fee auditor
dan reputasi kantor akuntan publik digunakan sebagai variabel ukuran KAP dalam
penelitian tersebut. Sedangkan, proksi opini auditor digunakan untuk mengukur
kualitas audit. Hasil penelitian ialah kedua variabel tersebut tidak memengaruhi opini
audit. Pardede (2010) juga menyatakan bahwa ukuran KAP tidak memengaruhi
kualitas audit.

3.JUDUL : PENGARUH MANAGEMENT CHANGE, FINANCIAL DISTRESS,


UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, DAN OPINI AUDIT TERHADAP AUDITOR
SWITCHING

 Matrik Latar Belakang


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk
meneliti permasalahan tersebut dengan judul “Pengaruh Management Change, Financial
Distress, Ukuran Perusahaan Klien, dan Opini Audit terhadap Auditor Switching pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesa Tahun 2010-2015”.

 Matrik Fenomena

Pemerintah.Auditor switching di Indonesia sering dilakukan secara mandatory tetapi


fakta yang terjadi fenomena pergantian auditor menunjukkan adanya perusahaan-
perusahaan yang melakukan pergantian auditor secara voluntary (Pratitis, 2012).
Perusahaan yang melakukan pergantian KAP secara voluntary disebabkan karena
KAP yang terdahulu bertindak konservatif dan tidak sejalan dengan kepentingan
manajemen perusahaan, sehingga perusahaan melakukan pergantian KAP secara
voluntary.

 MAtrik Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan penelitian terdahulu, ukuran perusahaan klien juga diindikasikan sebagai


salah satu faktor terjadinya auditor switching. Ukuran perusahaan klien menunjukkan
seberapa besar aset yang dimiliki oleh perusahaan, semakin besar total aset sebuah
perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar, begitu juga
sebaliknya (Kurniyati, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Pradhana dan Suputra
(2015) menunjukkan variabel ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap
auditor switching.

Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten dari
variabel mangement change, financial distress, ukuran perusahaan klien dan opini
audit terhadap auditor switching. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini
adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Tujuan penelitian ini dilakukan
pada perusahaan perbankan dikarenakan pergantian auditor (KAP) secara voluntary
banyak dilakukan oleh perusahaan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya
data yang menunjukkan bahwa sebanyak 23 dari 37 perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI selama tahun 2004-2011 tercatat melakukan pergantian auditor secara
voluntary. Hal ini berarti bahwa lebih dari 50% perusahaan perbankan yang terdaftar
di BEI tahun 2004-2011 melakukan pergantian auditor (KAP) di luar ketentuan
Peraturan Pemerintah yang berlaku (Aprilia, 2013).

4.JUDUL : PENGARUH OPINI AUDIT GOING CONCERN, KEPEMILIKAN


INSTITUSIONAL DAN AUDIT DELAY PADA VOLUNTARY AUDITOR SWITCHING

 Matrik Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan salah satu media yang berisi informasi mengenai posisi
dan kegiatan operasional perusahaan yang disajikan oleh pihak manajemen
perusahaan. Manajemen (agen) dan pemegang saham (prinsipal) memiliki suatu
hubungan keagenan diantara keduanya yang digambarkan dalam teori keagenan.
Jasa audit yang diberikan auditor adalah berupa opini. Hal ini menyebabkan jasa
akuntan publik menjadi sangat dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga terjadi
persaingan diantara Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam hal mendapatkan dan
mempertahankan klien dengan memberikan sebaik mungkin jasa audit atas laporan
keuangan. Barton (2005) menyatakan bahwa manajemen perusahaan akan mencari
KAP yang berkualitas tinggi karena investor dan pemakai laporan keuangan
cenderung mengandalkan reputasi auditor sebagai indikator kredibilitas laporan
keuangan

 Matrik Fenomena

Adanya rotasi audit ini merupakan awal dari munculnya fenomena pergantian auditor
(auditor switching). Auditor switching adalah pergantian auditor maupun pergantian
kantor akuntan publik (KAP) yang dilakukan pihak klien. Auditor switching dapat
bersifat mandatory (wajib) maupun voluntary (sukarela). Apabila pergantian yang
terjadi bersifat mandatory, hal ini dikarenakan adanya peraturan yang mewajibkan
perusahaan melakukan hal tersebut. Namun, sebaliknya apabila pergantian terjadi
bersifat voluntary, maka hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor penyebab yang
berasal dari sisi klien itu sendiri maupun dari KAP yang bersangkutan. Pertanyaan
bahkan kecurigaan dari investor timbul apabila terjadi pergantian auditor atau akuntan
publik oleh perusahaan dilakukan diluar aturan, sehingga faktor penyebabnya penting
untuk diketahui (Sinarwati, 2010).

 MAtrik Penelitian Sebelumnya

penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya memiliki hasil penelitian empiris yang


berbeda-beda. Opini audit going concern merupakan mengenai kepastian perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya yang dikeluarkan oleh auditor. Hudaib dan Cooke
(2005) mengemukakan bahwa perusahaan yang mendapat tekanan finansial dan mengalami
perubahan manajemen mungkin mendapatkan opini qualified dan melakukan auditor
switching. Hasil penelitian membuktikan bahwa opini audit going concern berpengaruh
signifikan pada auditor switching. Namun, hasil penelitian ini bertolakbelakang dengan hasil
penelitian Damayanti dan Sudarma (2008); Sinarwati (2010) yang menemukan bahwa tidak
adanya pengaruh antara opini audit going concern pada auditor switching.
5. JUDUL : PENGARUH PERGANTIAN MANAJEMEN, KEPEMILIKAN PUBLIK
DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP AUDITOR SWITCHING

 Matrik Latar Belakang


Penelitian tentang auditor switching ini dilakukan karena dilatarbelakangi oleh runtuhnya
KAP Arthur Anderson di Amerika Serikat pada tahun 2001, sebagai salah satu KAP besar
yang masuk dalam jajaran lima KAP terbesar di dunia atau Big 5 (Suparlan dan Andayani,
2010). KAP Arthur Anderson terlibat kecurangan dengan kliennya Enron sehingga hilangnya
tingkat independensinya. Di Indonesia, kasus atas PT. Inovisi Infracom Tbk (INVS)
mengganti KAP dimana sebelumnya KAP Jamaludin, Ardi, Sukimto dan rekan atas
pelaksanaan audit laporan keuangan 2013 diganti dengan KAP Kreston International.
(Hendrawinata, Eddy Siddharta, Tanzil dan rekan) merupakan fenomena lain yang menjadi
pertimbangan dalam penelitian ini. Pergantian KAP yang dilakukan oleh PT. Inovisi
Infracom Tbk dikarenakan terdapat banyaknya kesalahan yang ditemukan dalam laporan
keuangan perusahaan kuartal III-2014 yang berakibat pada dibekukannya perdagangan saham
dari PT. Inovisi Infracom. Hal ini membuat PT. Inovisi Infracom Tbk mengambil keputusan
untuk mengganti KAP yang telah mengaudit perusahaannya sebelumnya dengan KAP yang
baru (Augustyvena, 2017).

 Matrik Fenomena

Adapun rumusan masalah yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah apakah pergantian
manajemen, kepemilikan publik, dan financial distress berpengaruh terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2013-2017. Dan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pergantian manajemen, kepemilikan publik,
dan financial distress terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang listing di
BEI tahun 2013-2017. Wijayani (2011) menjelaskan bahwa adanya manajemen yang baru
mungkin juga diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan
pemilihan KAP. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sulistriarini dan Sudarno (2012),
serta penelitian yang dilakukan oleh Anisa (2016) menunjukkan bahwa pergantian
manajemen berpengaruh terhadap auditor switching. Namun, dalam penelitian Kurniasari
(2014), begitu pula dalam penelitian Eriansyah dan Diniwahyu (2016) menunjukkan bahwa
pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Kepemilikan saham
menyebar mempunyai pengaruh penting untuk memperoleh laporan keuangan yang
berkualitas tinggi yang diwujudkan dalam pemilihan auditor dari KAP (Guedhami et al.,
2009). Kepemilikan publik memiliki pengaruh terhadap auditor switching pada penelitian
yang dilakukan oleh Suparlan dan Andayani (2010) maupun pada penelitian yang dilakukan
oleh Mahindrayogi dan Suputra (2016). Sedangkan kepemilikan publik tidak berpengaruh di
dalam penelitian Aprillia (2013) dan Suryanti (2014). Auditor pada distressed clients
memiliki masa audit yang lebih pendek dibandingkan dengan rekanrekan audit mereka pada
klien yang lebih sehat dan pada gilirannya akan cenderung diganti (Pradhana dan Suputra,
2015). Nurcahyani (2013) serta Pratini dan Astika (2013) memberikan bukti empiris bahwa
financial distress berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini berbanding terbalik dengan
hasil empiris dari penelitian yang dilakukan oleh Suryanti (2014), Pradhana dan Suputra
(2015) yang menyatakan bahwa auditor switching tidak berhasil dipengaruhi oleh faktor
financial distress.

 MAtrik Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil uji hipotesis 1 (satu) dengan menggunakan regresi
logistik menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap auditor switching. Hasil uji hipotesis 2 (dua) dengan menggunakan regresi logistik
menunjukkan bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap auditor
switching
JURNAL INTERNASIONAL

 JUDUL : Pengaruh Financial Distress, Opini Audit,dan audit


tenure terhadap audit switching

 Matrik Latar Belakang

Bab 1 dalam penelitian ini menjelaskan mengenai latar belakang terjadinya auditor
switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2015-2018. Penelitian ini menggunakan financial distress, opini audit, dan audit tenure
sebagai variabel independen yang menjadi faktor adanya pergantian auditor. Pembahasan
selanjutnya pada bab ini menjabarkan penelitian terdahulu yang serupa dengan topik
penelitian penulis, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tujuan penelitian, ringkasan
mengenai metode dan hasil penelitian, dan sistematika penulisan

 Matrik Fenomena

Fenomena pergantian auditor kerap terjadi pada perusahaan yang ada di Indonesia, hal ini
dapat diamati melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Pergantian auditor merupakan wujud
konflik yang terjadi antara agen dengan prinsipalnya (Pratini dan Astika, 2013). Sumber
berita Tempo mengungkapkan adanya penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
dilakukan oleh beberapa bank diantaranya yaitu Bank BNI, BRI, dan Mandiri melalui RUPS
yang diselenggarakan pada pertengahan Februari 2020. Sementara sumber berita Kontan
menyampaikan adanya suspend perdagangan efek pada PT Nipress Tbk (NIPS) sejak 1 Juli
2019 karena entitas tersebut belum menyampaikan laporan keuangan per Desember 2018
dikarenakan adanya pergantian KAP pada entitas anak PT NIPS. Pergantian auditor juga
harus dialami PT Garuda Indonesia karena adanya arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Kementerian Keuangan, dan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengganti auditor
independen periode 2019. Pergantian terkait dilakukan karena adanya sanksi yang harus
diberikan kepada auditor laporan keuangan Garuda Indonesia dan Entitas Anak Tahun Buku
2018.
 MAtrik Penelitian Sebelumnya

informasi keuangan terdahulu terhadap suatu entitas (industri di sektor Pasar Modal, bank
umum, dana pensiun, perusahaan asuransi/reasuransi, dan BUMN) oleh seorang akuntan
publik dibatasi paling lama 5 tahun buku berturut - turut. Pada ayat 4 diutarakan bahwa
pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap suatu perusahaan dapat
diberikan kembali setelah akuntan publik tidak memberikan jasa tersebut selama 2 tahun
buku berturut - turut.

2.JUDUL : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR


SWITCHING (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2015-2016).

 Matrik Latar Belakang


Pertumbuhan perusahaan menjadi go public mengalami peningkatan dalam kurun waktu
2013-2016 seperti yang tercatat dalam situs Bursa Efek Indonesia. Peningkatan tersebut
didasari atas banyaknya manfaat yang dapat diraih oleh perusahaan dalam membantu
memenuhi tujuannya, terutama dalam pencapaian divestasi (keuntungan). Peran
Pemerintah pun turut mendorong perusahaan untuk menjadi go public dengan
dilatarbelakangi oleh cita-cita untuk mendorong perkembangan pasar modal di Indonesia
serta kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Seiring dengan petumbuhan perusahaan menjadi go public, hadirnya akuntansi sebagai


bahasa komunikasi keuangan diperlukan (Mulyadi, 2002). Pengetahuan audit dalam
akuntansi membantu terwujudnya informasi andal dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi melalui kesesuaian temuan laporan keuangan yang telah disiapkan oleh
manajemen dengan yang sesungguhnya terjadi. Laporan keuangan meliputi neraca
keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang
andal memuat informasi yang dibutuhkan oleh manjaer, investor, kreditor, dan
pemerintah (Chadegani et al., 2011).
 Matrik Fenomena

Penelitian fenomena auditor switching di Indonesia menarik sehubungan dengan


dihapuskannya peraturan rotasi auditor untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) semenjak PP
No.20 tahun 2015 diberlakukan. Dengan diberikannya keleluasaan bagi perusahaan untuk
memiliki perikatan dengan KAP yang sesuai tidak menjamin bahwa perusahaan akan selalu
menggunakan jasa KAP tersebut dimasa mendatang. Keputusan auditor switching dilakukan
merujuk pada situasi dan kondisi yang dialami perusahaan. Hal tersebut menjadi menarik
untuk diteliti, terutama kaitan faktor perubahan dari dalam perusahaan sebagai salah satu
pemicu auditor switching.

 MAtrik Penelitian Sebelumnya

Literatur ataupun konsep akuntansi terdahulu menekankan pentingnya independensi


auditor saat menjalankan tugasnya. Cohen, Kbrishnamoorhy dan Wright (2002) (dikutip
dari Chadegani et al., 2011) menjelaskan independensi yang membuktikan kebenaran
(truthfulness) dan kelengkapan (completeness) dari laporan keuangan sehingga
menyediakan ketepatan dan efisiensi dalam pengambilan keputusan. Pernyataan yang
sama juga ditekankan dalam Konsep Pernyataan Nomor 2 (dievaluasi pada Konsep
Nomor 8) oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) menyatakan dalam upaya
mewujudkan informasi keuangan yang berguna haruslah relevan dan mewakili yang
sebenarnya (relevant and reliable).

3.JUDUL : PENGARUH CLIENT CONTRACTING ENVIRONMENT,


REPUTASI KLIEN, UKURAN KAP, DAN MANIPULASI INCOME TERHADAP
AUDITOR SWITCHINGPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI

 Matrik Latar Belakang


Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang terus berkembang oleh persaingan yang
semakin pesat membuat perusahan mengambil sumber-sumber pendanaan dari pihak luar
perusahaan. Perubahan kepemilikan dan struktur permodalan membuat pihak manajemen
perusahaan memerlukan adanya jasa pihak ketiga agar laporan keuangan yang disajikan
dapat dipercaya oleh pihak luar terkhusus pihak kreditur dan pemegang saham. Pemegang
saham dan kreditur sangat membutuhkan laporan keuangan yang terpercaya untuk
pengambilan keputusan. Pihak ketiga ini merupakan auditor independen yang merupakan
akuntan publik bersertifikat. Audit yang dilakukan auditor independen adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan akuntansi keuangan
Indonesia.

 Matrik Fenomena

Fenomena pergantian auditor di Indonesia juga menunjukkan adanya perusahaan yang


melakukan pergantian auditor secara voluntary. Sudah barang tentu apabila perusahaan
mengganti KAP yang telah mengaudit selama masa yang ditentukan (6 tahun) tidak ada
pertanyaan atas hal itu, karena bersifat memaksa, dan perusahaan melakukan hal tersebut
dikarenakan hanya ingin mematuhi aturan yang berlaku di negara dimana perusahaan
tersebut beroperasional. Lain halnya dengan apabila perusahaan belum melampaui batas
audit tenure yang ditentukan, namun perusahaan tersebut melakukan perpindahan KAP.
Keputusan ini hanya berdasarkan keinginan dari perusahaan sendiri, ini diluar peraturan
yang ada, dan bersifat voluntary.

Fenomena voluntary auditor switching sudah banyak terjadi didukung dari hasil
penelitian yang dilakukan di Iran pada tahun 2003 sampai 2007 dimana terdapat 91
perusahaan yang melakukan auditor switching dari 182 perusahaan yang terdaftar di
Tehran Stock Exchange (Chadegani et al., 2011). Sedangkan di Indonesia penelitian yang
dilakukan oleh Astrini dan Muid (2013) pada tahun 2009 sampai 2012 menemukan
sebanyak 32 perusahaan dari 148 perusahaan manufaktur yang melakukan voluntary
auditor switching.

 MAtrik Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, terdapat berbagai macam indikasi yang


menyebabkan perusahaan melakukan voluntary auditor switching. Dalam penelitian ini,
penulis mencoba untuk menggunakan client contracting environment, reputasi klien, ukuran
KAP dan manipulasi income sebagai variabel independen untuk menguji pengaruhnya
terhadap auditor switching. Variabelvariabel tersebut penulis pilih karena menarik untuk diuji
kembali mengingat terdapat hasil yang kontradiktif pada penelitian terdahulu.

4.JUDUL : PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN UKURAN PERUSAHAAN


TERHADAP AUDITOR SWITCHINGDIMODERASI PERGANTIAN MANAJEMEN

 Matrik Latar Belakang


Pertambahan jumlah KAP yang beroperasi menimbulkan persaingan antara KAP yang
satu dengan yang lain semakin memungkinkan perusahaan berpindah dari satu KAP ke KAP
lain secara mudah dan melakukan penggantian KAP secara sukarela atau
voluntary.Umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi penggantian KAP secara
voluntaryberasal dari faktor klien meskipun penggantian kantor akuntan publik secara
voluntarydapat terjadi karena dua hal yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor
dipecat oleh klien (Feb
rianto, 2009).

 Matrik Fenomena

Munculnya kasus-kasus negatif yang terjadi di Indonesia yang melibatkan KAP dan
perusahaan klien serta fenomena pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP)
secara voluntary
seringkali menimbulkan pertanyaan bahkan prasangka oleh investor.

 MAtrik Penelitian Sebelumnya

Banyaknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan


pergantian kantor akuntan publik dan ragam hasil penelitian sebelumnya memberikan
indikasi menarik untuk mengkaji kembali relevansi faktor-faktor terjadinya auditor switching.
5. JUDUL : PENGARUH OPINI AUDITOR DAN FINANCIAL DISTRESS
TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN AUDITOR SWITCHING SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN ANEKA
INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2017-2019).

 Matrik Latar Belakang


Latar Belakang Setiap perusahaan atau lembaga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
setiap tahun di wajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang beriisi catatan
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang digunakan untuk
menggambarkan kinerja atau hasil perusahaan. Laporan keuangan harus memiliki kualitas
yang tinggi sebelum diserahkan kepada pengguna laporan keuangan karena pengguna
informasi laporan keuangan membutuhkan laporan yang lengkap, transparan, dan informasi
yang sajikan tepat waktu. Untuk meningkatkan kualitas yang tinggi, guna mendapatkan
kepercayaan atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan di mata investor, calon
investor, kreditor, pelanggan, mitra bisnis dan para pengguna lainnya diperlukan opini dari
auditor. Opini dari auditor didapat setelah dilakukan proses audit

 Matrik Fenomena

Fenomena terjadinya audit delay yang berhubungan dengan pergantian auditor (auditor
switching) yaitu terjadi pada perusahaan PT Nipress Tbk (NIPS). Yang merupakan salah
satu diantara 10 perusahaan yang belum mempublikasikan laporan keuangan auditan yang
berakhir per 31 Desember 2018 dan belum melakukan pembayaran denda. Berdasarkan
informasi yang dikutip Kontan.co.id, hasil pemantauan BEI hingga 29 Juni 2019 PT
Nipress Tbk (NIPS) belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir per
31 Desember 2018. Sehingga Bursa melakukan penghentian sementara perdagangan efek
di pasar reguler dan pasar tunai sejak sesi I perdagangan efek tanggal 1 Juli 2019. Hal ini
menyebabkan saham NIPS berada di level Rp 282 dan tidak menunjukkan pergerakan
 MAtrik Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) opini auditor berpengaruh negatif terhadap audit
delay, (2) financial distress tidak pengaruh terhadap audit delay, (3) auditor switching
pengaruh terhadap audit delay, (4) opini auditor yang dimediasi oleh auditor switching tidak
berpengaruh terhadap audit delay, (5) financial distress yang dimediasi oleh auditor switching
tidak berpengaruh terhadap audit delay

Anda mungkin juga menyukai