METEDOLOGI PENELITIAN
DISUSUN OLEH
AKUNTANSI
JAKARTA 2022/2023
JURNAL NASIONAL
Matrik Fenomena
Fenomena pergantian auditor atau pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor switching)
sering terjadi di Indonesia khususnya di Bursa Efek Indonesia. Pergantian auditor ini
merupakan bentuk dari suatu konflik yang terjadi antara klien dan auditornya.
fenomena kasus Enron dengan KAP Arthur Anderson yang mana Enron merupakan
perusahaan besar yang bergerak dalam industri energi telah melakukan kecurangan dengan
memanipulasi data laporan keuangan perusahaan. Untuk menjaga independensi auditor,
Pemerintah Indonesia telah mengatur kewajiban rotasi auditor dengan mengeluarkan surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa
Akuntan Publik”, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atau laporan keuangan
dari suatu entitas dapat dilakukan paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut oleh
KAP dan 3 (tiga) tahun buku berturut-turut oleh seorang akuntan publik kepada satu klien
yang sama (pasal 3 ayat 1). Kemudian, KAP dan Akuntan Publik boleh menerima kembali
penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan
kepada klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan 3).
MAtrik Penelitian Sebelumnya
Hasilnya menunjukkan bahwa kesulitan keuangan dan biaya audit tidak berpengaruh
pada pergantian auditor. Reputasi auditor tidak dapat memoderasi pengaruh kesulitan
keuangan dan biaya audit pada pergantian auditor
Matrik Fenomena
Selain fenomena - fenomena skandal akuntansi keuangan tersebut, kualitas audit yang
dihasilkan oleh Akuntan Publik juga tengah menjadi sorotan dari masyarakat umum
seperti kasus yang menimpa Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta pada tahun 2006
yang diindikasikan melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great
River International Tbk. Pada kasus tersebut Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta
melakukan konspirasi dengan kliennya untuk menggelembungkan akun penjualan,
piutang, dan aset lainnya hingga ratusan milyar rupiah. Oleh karenanya Menteri
Keuangan Republik Indonesia telah membekukan izin praktek bagi Akuntan Publik
Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun karena telah melanggar Standar Profesi
Akuntan Publik (SPAP). Fenomena ini hanya satu dari beberapa Akuntan Publik yang
terbukti melanggar SPAP, masih banyak lagi kasus pelanggaran pada akhir-akhir ini yang
dilakukan oleh Akuntan Publik.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Novita (2009), indikator fee auditor
dan reputasi kantor akuntan publik digunakan sebagai variabel ukuran KAP dalam
penelitian tersebut. Sedangkan, proksi opini auditor digunakan untuk mengukur
kualitas audit. Hasil penelitian ialah kedua variabel tersebut tidak memengaruhi opini
audit. Pardede (2010) juga menyatakan bahwa ukuran KAP tidak memengaruhi
kualitas audit.
Matrik Fenomena
Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten dari
variabel mangement change, financial distress, ukuran perusahaan klien dan opini
audit terhadap auditor switching. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini
adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Tujuan penelitian ini dilakukan
pada perusahaan perbankan dikarenakan pergantian auditor (KAP) secara voluntary
banyak dilakukan oleh perusahaan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya
data yang menunjukkan bahwa sebanyak 23 dari 37 perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI selama tahun 2004-2011 tercatat melakukan pergantian auditor secara
voluntary. Hal ini berarti bahwa lebih dari 50% perusahaan perbankan yang terdaftar
di BEI tahun 2004-2011 melakukan pergantian auditor (KAP) di luar ketentuan
Peraturan Pemerintah yang berlaku (Aprilia, 2013).
Matrik Fenomena
Adanya rotasi audit ini merupakan awal dari munculnya fenomena pergantian auditor
(auditor switching). Auditor switching adalah pergantian auditor maupun pergantian
kantor akuntan publik (KAP) yang dilakukan pihak klien. Auditor switching dapat
bersifat mandatory (wajib) maupun voluntary (sukarela). Apabila pergantian yang
terjadi bersifat mandatory, hal ini dikarenakan adanya peraturan yang mewajibkan
perusahaan melakukan hal tersebut. Namun, sebaliknya apabila pergantian terjadi
bersifat voluntary, maka hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor penyebab yang
berasal dari sisi klien itu sendiri maupun dari KAP yang bersangkutan. Pertanyaan
bahkan kecurigaan dari investor timbul apabila terjadi pergantian auditor atau akuntan
publik oleh perusahaan dilakukan diluar aturan, sehingga faktor penyebabnya penting
untuk diketahui (Sinarwati, 2010).
Matrik Fenomena
Adapun rumusan masalah yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah apakah pergantian
manajemen, kepemilikan publik, dan financial distress berpengaruh terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2013-2017. Dan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pergantian manajemen, kepemilikan publik,
dan financial distress terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang listing di
BEI tahun 2013-2017. Wijayani (2011) menjelaskan bahwa adanya manajemen yang baru
mungkin juga diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan
pemilihan KAP. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sulistriarini dan Sudarno (2012),
serta penelitian yang dilakukan oleh Anisa (2016) menunjukkan bahwa pergantian
manajemen berpengaruh terhadap auditor switching. Namun, dalam penelitian Kurniasari
(2014), begitu pula dalam penelitian Eriansyah dan Diniwahyu (2016) menunjukkan bahwa
pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Kepemilikan saham
menyebar mempunyai pengaruh penting untuk memperoleh laporan keuangan yang
berkualitas tinggi yang diwujudkan dalam pemilihan auditor dari KAP (Guedhami et al.,
2009). Kepemilikan publik memiliki pengaruh terhadap auditor switching pada penelitian
yang dilakukan oleh Suparlan dan Andayani (2010) maupun pada penelitian yang dilakukan
oleh Mahindrayogi dan Suputra (2016). Sedangkan kepemilikan publik tidak berpengaruh di
dalam penelitian Aprillia (2013) dan Suryanti (2014). Auditor pada distressed clients
memiliki masa audit yang lebih pendek dibandingkan dengan rekanrekan audit mereka pada
klien yang lebih sehat dan pada gilirannya akan cenderung diganti (Pradhana dan Suputra,
2015). Nurcahyani (2013) serta Pratini dan Astika (2013) memberikan bukti empiris bahwa
financial distress berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini berbanding terbalik dengan
hasil empiris dari penelitian yang dilakukan oleh Suryanti (2014), Pradhana dan Suputra
(2015) yang menyatakan bahwa auditor switching tidak berhasil dipengaruhi oleh faktor
financial distress.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil uji hipotesis 1 (satu) dengan menggunakan regresi
logistik menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap auditor switching. Hasil uji hipotesis 2 (dua) dengan menggunakan regresi logistik
menunjukkan bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap auditor
switching
JURNAL INTERNASIONAL
Bab 1 dalam penelitian ini menjelaskan mengenai latar belakang terjadinya auditor
switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2015-2018. Penelitian ini menggunakan financial distress, opini audit, dan audit tenure
sebagai variabel independen yang menjadi faktor adanya pergantian auditor. Pembahasan
selanjutnya pada bab ini menjabarkan penelitian terdahulu yang serupa dengan topik
penelitian penulis, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tujuan penelitian, ringkasan
mengenai metode dan hasil penelitian, dan sistematika penulisan
Matrik Fenomena
Fenomena pergantian auditor kerap terjadi pada perusahaan yang ada di Indonesia, hal ini
dapat diamati melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Pergantian auditor merupakan wujud
konflik yang terjadi antara agen dengan prinsipalnya (Pratini dan Astika, 2013). Sumber
berita Tempo mengungkapkan adanya penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
dilakukan oleh beberapa bank diantaranya yaitu Bank BNI, BRI, dan Mandiri melalui RUPS
yang diselenggarakan pada pertengahan Februari 2020. Sementara sumber berita Kontan
menyampaikan adanya suspend perdagangan efek pada PT Nipress Tbk (NIPS) sejak 1 Juli
2019 karena entitas tersebut belum menyampaikan laporan keuangan per Desember 2018
dikarenakan adanya pergantian KAP pada entitas anak PT NIPS. Pergantian auditor juga
harus dialami PT Garuda Indonesia karena adanya arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Kementerian Keuangan, dan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengganti auditor
independen periode 2019. Pergantian terkait dilakukan karena adanya sanksi yang harus
diberikan kepada auditor laporan keuangan Garuda Indonesia dan Entitas Anak Tahun Buku
2018.
MAtrik Penelitian Sebelumnya
informasi keuangan terdahulu terhadap suatu entitas (industri di sektor Pasar Modal, bank
umum, dana pensiun, perusahaan asuransi/reasuransi, dan BUMN) oleh seorang akuntan
publik dibatasi paling lama 5 tahun buku berturut - turut. Pada ayat 4 diutarakan bahwa
pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap suatu perusahaan dapat
diberikan kembali setelah akuntan publik tidak memberikan jasa tersebut selama 2 tahun
buku berturut - turut.
Matrik Fenomena
Fenomena voluntary auditor switching sudah banyak terjadi didukung dari hasil
penelitian yang dilakukan di Iran pada tahun 2003 sampai 2007 dimana terdapat 91
perusahaan yang melakukan auditor switching dari 182 perusahaan yang terdaftar di
Tehran Stock Exchange (Chadegani et al., 2011). Sedangkan di Indonesia penelitian yang
dilakukan oleh Astrini dan Muid (2013) pada tahun 2009 sampai 2012 menemukan
sebanyak 32 perusahaan dari 148 perusahaan manufaktur yang melakukan voluntary
auditor switching.
Matrik Fenomena
Munculnya kasus-kasus negatif yang terjadi di Indonesia yang melibatkan KAP dan
perusahaan klien serta fenomena pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP)
secara voluntary
seringkali menimbulkan pertanyaan bahkan prasangka oleh investor.
Matrik Fenomena
Fenomena terjadinya audit delay yang berhubungan dengan pergantian auditor (auditor
switching) yaitu terjadi pada perusahaan PT Nipress Tbk (NIPS). Yang merupakan salah
satu diantara 10 perusahaan yang belum mempublikasikan laporan keuangan auditan yang
berakhir per 31 Desember 2018 dan belum melakukan pembayaran denda. Berdasarkan
informasi yang dikutip Kontan.co.id, hasil pemantauan BEI hingga 29 Juni 2019 PT
Nipress Tbk (NIPS) belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir per
31 Desember 2018. Sehingga Bursa melakukan penghentian sementara perdagangan efek
di pasar reguler dan pasar tunai sejak sesi I perdagangan efek tanggal 1 Juli 2019. Hal ini
menyebabkan saham NIPS berada di level Rp 282 dan tidak menunjukkan pergerakan
MAtrik Penelitian Sebelumnya
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) opini auditor berpengaruh negatif terhadap audit
delay, (2) financial distress tidak pengaruh terhadap audit delay, (3) auditor switching
pengaruh terhadap audit delay, (4) opini auditor yang dimediasi oleh auditor switching tidak
berpengaruh terhadap audit delay, (5) financial distress yang dimediasi oleh auditor switching
tidak berpengaruh terhadap audit delay